3
Metode & Desain
Survey
Anggota
Anggota kelompok:
kelompok:
Ainul
Ainul Yadin
Yadin Abror
Abror Haf
Haf
Alfadeo
Alfadeo V.
V. Siantori
Siantori
Chusnul
Chusnul Fuad
Fuad
Inge
Inge Larisa
Larisa Ramadhani
Ramadhani
Muhammad
Muhammad Hasbi
Hasbi
Ashidiqi
Ashidiqi
Jonathan
Jonathan Achmad
Achmad H.
H.
Asti
Asti Putri
Putri Siswanti
Siswanti
Qoriul
Qoriul Denis
Denis T.F
T.F
Outline:
Outline:
1. Flow
Flow Chart
Chart Survey
Survey Gravity
Gravity
1.
2. Metode
Metode Pengukuran
Pengukuran
2.
Absolut
Absolut
3. Metode
Metode Pengukuran
Pengukuran
3.
Relatif
Relatif
4. Luas
Luas Daerah
Daerah Survey
Survey
4.
5. Desain
Desain Survey
Survey Target
Target
5.
Anomaly
Anomaly
6. Penentuan
Penentuan Lokasi
Lokasi
6.
Pengukuran
Pengukuran
7. Tahap
Tahap Persiapan
Persiapan
7.
8. Tahap
Tahap Pengambilan
Pengambilan Data
Data
8.
9. Penentuan
Penentuan Base
Base Station
Station
9.
10. Format
Format Data
Data Lapangan
Lapangan
10.
11. Survei
Survei Gravity
Gravity di
di Laut
Laut
11.
12. Survei
Survei Gravity
Gravity di
di Udara
Udara
12.
Metode Gravity
Dosen Pengampu:
Dr. Sunaryo, S.Si, M.Si
Pengukuran Nilai
Gravitasi
Pengukuran Nilai
Gravitasi Absolute
Absolute
Nilai gravitasi lokal dalam satuan
absolut, gals yang diukur pada suatu
titik pada suatu saat
Absolute
Akurasinya buruk karena kesulitannya
mengukur Dalam interval waktu yang
singkat
A10 Micro-G
Absolute
Absolute
Pengukuran Nilai
Gravitasi Relative
Pengukuran Nilai
Gravitasi Relatif
Digunakan dalam dunia eksplorasi
Pengukuran nilai gravitasi relatif membutuhkan
sebuah stasiun utama (IGSN 71) dan sebuah
jaringan sekunder stasiun gravitasi. Semua data
gravitasi yang didapatkan selama survei
dikurangi relatif terhadap stasiun utama.
Reynolds, M. John.
2011.
Spasi Stasiun
Survei regional
2 3 per km
Eksplorasi hidrokarbon
8-10 per km
Survei Lokal
5-50 m
Micro-gravity
0.5 m
Akurasi 5Gal
Reynolds, M. John.
2011.
Absolute + Relative
Hybrid Gravity
Penentuan Lokasi
Pengukuran
Peta topografi dan peta geologi. Untuk keperluan orientasi medan digunakan peta topografi
skala kecil.
Menentukan lintasan yang ingin diakuisisi seperti base station (lebih baik tidak terlalu jauh
dan tidak terlalu dekat dari lokasi pengukuran).
Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta baik peta topografi atau geologi daerah
survei.
Lokasi titik pengukuran harus bebas dari gangguan kendaraan bermotor, mesin, dll (dapat
menimbulkan noise).
Gunakan GPS untuk tracking mengetahui titik lokasi pengukuran. Pada umumnya lokasi titik
pengukuran harus terbuka dan hindari penghalang agar sinyal GPS tidak terpantul (multipath).
Referensi :
Kirbani, SB. 2004. Teori dan Aplikasi Metode Gravitasi halaman 20-21 didalam buku EXSPAN.
Workshop Geofisika 2004 Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. MIPA UGM Yogyakarta.
Tahap Persiapan
Oleh : Hasbi
Survei Laut
Penentuan
lokasi
di
laut
menggunakan sistem radionavigasi,
seperti Shoran, Raydist, atau RPS.
Akurasi pengukuran di laut umumnya
lebih kecil daripada di daratan.
Gravimeter dapat digunakan pada
survei laut dengan kedalaman 200 m.
Dengan:
= kecepatan (knots)
= latitude
= sudut yg dibentuk dari utara
pada mGal
Dimana,
V dan Dv dalam kilometer/jam
d dalam degree
Sistem:
1. Gyro-stabilized platform
including the gravity sensor
2. Data handling & control
system.
Manufacturer
Shipboard Gravimeter
LaCoste &
Romberg
Model
Measuring
range
S-116
Accuracy
1.0 mGal
Drift rate
<
3.0mGal/month
Installation
Gravity meter
room
12,000 mGal
Airborne Gravity
Airborne gravimetry adalah
alat
untuk
memetakan
gayaberat local memakai
kombinasi
sensor
yang
dipasang pada airborne,
wahana
pesawat
dan
system penentuan posisi.
Sistem ini cocok untuk
pengukuran gravity pada
terrain yang sulit dan area
yang terdiri dari air dan
tanah (rawa). (Hwang et.
al., 2006).
Karakteristik Airborne
Gravity
a. Sensor (alat) pengukur
gaya berat diletakkan pada
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
wahana terbang
Wahana terbang bisa berupa pesawat dengan awak
atau tanpa awak
Sistem penentuan posisi pesawatnya dengan GNSS
realtime kinematic
Instrumen pengukur gayaberat adalah gravimeter
khusus wahana udara seperti LaCosta&Romberg type
AirSystem III (zero-length spring)
Pada airborne gravity pesawat dilengkapi dengan
sensor pencatat sikap (attitude) pesawat yakni dengan
IMU (Inertial Moment Unit)
Pengukuran gayaberat bisa memiliki luasan area yang
cukup dengan waktu pengukuran yang cukup singkat
Survei dilakukan dengan sebelumnya direncanakan
jalur terbang pesawat dan sebisa mungkin membentuk
loop (titik awal dan akhir sama)
Ketinggian pesawat menjadi faktor kunci dalam
kesensitifan sensor gravimeter dalam mengakuisisi
data gayaberat
Diperlukan inisialisasi awal untuk GPS agar
mendapatkan posisi yang teliti saat terbang
Strategi Survey
Persiapan
Kalibrasi alat
Penentuan jalur terbang
Mencari informasi terkait cuaca, arah dan
kecepatan angin
Penentuan lokasi titik ikat GPS
Penentuan ktelitian minimal GPS
Akuisisi Data
Penggunaan wahana pesawat
Ketinggian terbang
Kecepatan ideal
Jarak antar jalur
Desain
Survey