Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Teknik Tegangan Tinggi II


Devia Rafika Putri 333 2 090934

1. SUTT
SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) biasanya memiliki tegangan
kerja 30kV hingga 150kV sedangkan SUTET (Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi) memiliki tegangan kerja 200kV hingga 500 kV. Konfigurasi
jaringan SUTT pada umumnya single atau double sirkuit, 1 sirkuit terdiri dari
3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar
netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya
yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri
dari dua atau empat kawat (double atau quadrapole) dan berkas konduktor
disebut bundle conductor.
Saluran transmisi tegangan tinggi jarak antara menara atau tiang
berjauhan, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, oleh karena itu
digunakan kawat penghantar ACSR. Kawat penghantar alumunium terdiri
dari berbagai jenis dengan lambangsebagai berikut:
a. AAC (All Alumunium Conductor) yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari alumunium.
b. AAAC (All Alumunium Alloy Conductor) yaitu kawat penghantar
yang seluruhnya terbuat dari campuran alumunium.
c. ACSR (Alumunium Conductor Steel Reinforced) yaitu kawat
penghantar alumunium berinti kawat baja.
d. ACAR (Alumunium Conductor Alloy Reinforced) yaitu kawat
penghantar alumunium yang diperkuat dengan logam campuran.

2. SKTT
SKTT (Saluran Kabel Tegangan Tinggi) biasanya memiliki tegangan
operasi 30kV hingga 150kV. Saluran kabel bawah tanah atau underground
cable adalah saluran transmisi yang menyalurkan listrik melalui kabel yang
dipendam didalam tanah. Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk
pemasangan dalam kota, karena berada didalam tanah maka tidak menganggu
keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca
atau kondisi alam, namun tetap memiliki kekurangan antara lain mahal dalam
instalasi dan investasi serta sulitnya menentukan titik gangguan dan
perbaikkannya. Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah dengan
alasan beberapa pertimbangan:
a. Ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena
sangat sulit mendapatkan tanah untuk lapak tower.
b. Ruang bebas juga sangat sulit karena padat bangunan dan banyak
gedung-gedung tinggi.
c. Pertimbangan keamanan dan estetika.
d. Adanya permintaan dan pertumbuhan beban sangat tinggi.

3. PMT
Saklar pemutus tenaga atau PMT adalah suatu peralatan pemutus
tenaga rangkaian listrik yang mampu membuka dan menutup rangkaian listrik
pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat sesuai dengan ratingnya
juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas
adalah sebagai berikut.
a. Mampu menyalurkan arus maksimum secara terus menerus.
b. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban
maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada
pemutus tenaga itu sendiri.

Setiap PMT dirancang sesuia dengan tugas yang akan dipikulnya, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:
a. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana
pemutus daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis
pentanahan titik netral sistem.
b. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya.
Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus
nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang.
c. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya
tersebut terpasang.
d. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung.
Hal ini berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang
dibutuhkan.
e. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain
disekitarnya.
f. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
g. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
h. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.

Proses Terjadinya Busur Api

Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem tenaga


listrik maka pada PMT akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi karena pada
saat kontak PMT dipisahkan, beda potensial diantara kontak akan
menimbulkan medan elektrik diantara kontak tersebut, seperti ditunjukkan
pada gambar 1.

Gambar 1 Pembentukan Busur Api

Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan memanaskan


kontak dan menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak.
Sedangkan medan elektrik menimbulkan emisi medan tinggi pada kontak
katoda (K). Kedua emisi ini menghasilkan elektron bebas yang sangat
banyak dan bergerak menuju kontak anoda (A). Elektron-elektron ini
membentur molekul netral media isolasi dikawasan positif, benturanbenturan ini akan menimbulkan proses ionisasi. Dengan demikian, jumlah
elektron bebas yang menuju anoda akan semakin bertambah dan muncul
ion positif hasil ionisasi yang bergerak menuju katoda, perpindahan
elektron bebas ke anoda menimbulkan arus dan memanaskan kontak
anoda.
Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek
yang berbeda. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya tinggi,
misalnya tungsten atau karbon, maka ion positif akan akan menimbulkan
pemanasan di katoda. Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika
kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya rendah, misal tembaga, ion
positif akan menimbulkan emisi medan tinggi. Hasil emisi thermis ini dan
emisi medan tinggi akan melanggengkan proses ionisasi, sehingga

perpindahan muatan antar kontak terus berlangsung dan inilah yang


disebut busur api.
Untuk memadamkan busur api tersebut perlu dilakukan usahausaha yang dapat menimbulkan proses deionisasi, antara lain dengan cara
sebagai berikut:
a. Meniupkan udara ke sela kontak, sehingga partikel-partikel hasil
ionisai dijauhkan dari sela kontak.
b. Menyemburkan minyak isolasi kebusur api untuk memberi peluang
yang lebih besar bagi proses rekombinasi.
c. Memotong busur api dengan tabir isolasi atau tabir logam, sehingga
memberi peluang yang lebih besar bagi proses rekombinasi.
d. Membuat medium pemisah kontak dari gas elektronegatif, sehingga
elektron-elektron bebas tertangkap oleh molekul netral gas tersebut.
Jika pengurangan partikel bermuatan karena proses deionisasi lebih
banyak daripada penambahan muatan karena proses ionisasi, maka
busur api akan padam. Ketika busur api padam, di sela kontak akan
tetap ada terpaan medan elektrik. Jika suatu saat terjadi terpaan medan
elektrik yang lebih besar daripada kekuatan dielektrik media isolasi
kontak, maka busur api akan terjadi lagi.

4. PMS
Pemisah (PMS) berfungsi sebagai alat untuk memisahkan peralatan
dari tegangan. Terdiri dari pemisah tegangan (PMS REL dan PMS Line) dan
pemisah pentanahan.
PMS hanya boleh dioperasikan tanpa arus. Posisi pisau-pisau PMS
harus dapat dilihat secara nyata kedudukannya, baik dalam kondisi tertutup
atau terbuka untuk keperluan keselamatan kerja.

5. Gardu Induk Sistem Ring Busbar


Rel (Busbar) merupakan titik hubung pertemuan (connecting) antara
Transformator Daya, SUTT/SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk
menerima dan menyalurkan tenaga listrik.
Gardu Induk Sistem Ring Busbar
Gardu induk sistem ring busbar adalah gardu induk yang busbarnya
berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini semua rel atau busbar yang ada,
tersambung (terhubung) satu dengan yang lainnya dan membentuk ring
(Cincin).

Gardu Induk Sistem Ring (Cincin)

Anda mungkin juga menyukai