11724842
11724842
Abstrak:
Dalam setiap sistem tenaga listrik selalu digunakan
sistem proteksi atau pengaman untuk mengantisipasi apabila
terjadi gangguan. Sistem proteksi dan pengaman ini
diperlukan untuk memisahkan bagian yang mengalami
gangguan dengan yang tidak mengami gangguan sehingga
sistem dapat menjalankan operasinya.
Apabila peralatan proteksi atau pengaman memberikan
respon yang salah terhadap gangguan maka terjadi
Symphathetic Tripping. Symphathetic tripping atau pada
umumnya disebut tripping ikutan/palsu yaitu peristiwa yang
menggambarkan kejadian ketika suatu peralatan proteksi
pengaman merespon/menanggapi secara salah atau tidak
diharapkan pada suatu kondisi atau keadaan sistem tenaga
listrik yang sedang mengalami gangguan.
Symphathetic Tripping ini dapat terjadi pada peralatan
pengaman atau proteksi yang dihubungkan seri pada
penyulang yang sama, sehingga apabila terjadi gangguan
pada penyulang tersebut maka dua atau lebih peralatan
pengaman pada penyulang itu akan mengalami tripping.
Symphathetic Tripping juga dapat terjadi pada penyulangpenyulang lainnya pada bus yang sama.
Hasil penulisan Tugas Akhir ini yaitu dapat
meminimalkan gangguan yang terjadi pada Jaringan
Tegangan Menengah distribusi yang disebabkan oleh
gangguan Symphathetic Tripping dengan menggunakan rele
gangguan tanah inverse time pada gangguan satu saluran ke
tanah.
II. TUJUAN
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah bagaimana cara
untuk meminimalkan gangguan yang terjadi pada Jaringan
Tegangan Menengah distribusi yang disebabkan oleh
gangguan Symphathetic Tripping, serta perhitungan dan
penganalisaan rele gangguan tanah inverse time sebagai
cara untuk mengatasi Symphathetic Tripping pada gangguan
satu saluran ke tanah.
III. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dalam Tugas Akhir ini ditekankan
pada penganalisaan dan pengevaluasian gangguan
Symphathetic Tripping:
akibat gangguan satu saluran ke tanah dengan studi
kasus Gardu Induk Pulomas 1 di Jakarta.
Perhitungan setelan waktu kerja rele gangguan tanah
dengan karakteristik waktu terbalik (inverse time)
untuk mengatasi arus yang terjadi pada titik gangguan
dengan program bantu Delphi.
I. PENDAHULUAN
Dalam Sistem Tenaga diperlukan suatu sistem distribusi
Jaringan Tegangan Menengah yang dapat menjamin
keandalan dan kesinambungan penyaluran, keserasian
penyaluran dan penyediaan tenaga listrik antara konsumen
dan produsen. Jumlah gangguan pelayanan merupakan
indikator untuk mengetahui keandalan suatu sistem Jaringan
Tegangan Menengah. Semakin besar jumlah gangguan berarti
keandalan sistem semakin rendah, begitu pula sebaliknya
apabila semakin kecil jumlah gangguan berarti keandalan
sistem semakin tinggi pula.
Salah satu gangguan yang sering terjadi pada sistem
Jaringan Tegangan Menengah adalah gangguan yang dikenal
sebagai gangguan Symphathetic Tripping, dimana suatu
proteksi atau pengaman dapat merespon secara salah atau
tidak diharapkan pada suatu kondisi atau keadaan sistem
tenaga listrik yang sedang mengalami gangguan . Peristiwa
ini pada umumnya disebut dengan tripping ikutan atau palsu.
1.
2.
2
3.
4.
1.
B ULK P OW ER SOURCE
SUBTRANSM ISSIO N
DISTRIBUT ION
SUBSTAT ION
P RIMARY
FE EDER
t
A
GD
SECO NDARIES
GD
SECONDARIE S
2.
Is
3
(pengaman) merespon tidak diharapkan atau salah pada
saat sistem tenaga dalam keadaan gangguan[16].
1. Tripping Seri
Gambar 5.1 menggambar rangkaian yang mengalami
gangguan Symphathetic Tripping.
W aktu
Long inve rse
Normal inver se
Very inverse
Extremely inverse
Arus (A)
Very inverse
Extremely inverse
Long inverse
(I
0 ,02
1)
(2)
13,5
I 1
80
1
(3)
120
( I 1)
(4)
Dimana:
3.
I : perbandingan arus
t : waktu kerja rele
Rele arus lebih waktu seketika (Instantaneous Relay)
Rele arus lebih waktu seketika yaitu rele yang
jangka waktu mulai pick up sampai selesainya kerja rele
sangat singkat (20-40 ms) tanpa penundaan waktu. Kerja
dari rele ini tidak tergantung dari besarnya arus
gangguan / arus yang menggerakkannya. Jadi releini
akan memberikan perintah kepada pemutus beban (PMT)
pada saat terjadi gangguan bila besar arus gangguannya
melampaui penyetelannya (Im) dan jangka waktu
kerjanya singkat.
t
I
A
4.
Is
17]
SLG F
Gambar5.2
SLG F
4
kembali ke sumber melalui konduktor fasa yang terhubung
pada bus yang sama di Gardu Induk (dalam hal ini arus
kapasitif penyulang 2 mengalir ke sumber melalui
penyulang 1), maka ketidakseimbangan arus kapasitif dari
penyulang yang lain juga akan kembali ke sumber melalui
konduktor fasa di penyulang yang terganggu.
BU S
1 50 kV
PM T
ZCT
T rafo D aya
P en yu la ng 1
R
S
Penyulang 1
P en yu la ng 2
T
Ce S1
GFR
[21]
Ce T1
Ce R1
Ice f
PM T
PMT
ZCT
S
Penyulang 1
C eR1
Ce S1
C e T1
GFR
PMT
ZCT
R
Penyulang 2
C eR2
Ce S2
C e T2
GFR
Keterangan gambar:
CeR1, CeS1, CeT1 : kapasitansi ke tanah masing-masing fasa penyulang 1
CeR1, CeS2, CeT2 : kapasitansi ke tanah masing-masing fasa penyulang 2
ZCT
: Zero Current Transformator = trafo arus
ZCT
R
Penyulang 2
Ice 2
T
Ce R2
Ce S2
Ce T2
GFR
5
I fault ( I R ( penyulangterganggu) ) ( Ice( penyulang sehat ) ) (11)
2
Keterangan:
Eph = Tegangan fasa-netral
RN = tahanan NGR
IR = arus resistif dari titik netral trafo ke tanah
melalui NGR
IceR= arus kapasitif fasa R penyulang 1 saat
gangguan fasa T ke tanah
IceR2= arus kapasitif fasa R penyulang 2 saat
gangguan fasa T ke tanah
IceS2= arus kapasitif fasa S penyulang 2 saat
gangguan fasa T ke tanah
Ce = kapasitansi jaringan per fasa ke tanah
If
Zn
If = 3 Io
Gambar 5.6 Arus hubung singkat satu fasa ke tanah pada saluran
Xg1
Xt1
Xk1
Xg2
Xt2
Xk2
Xg0
Xt0
Xk0
3Zn
(6)
MVAhs
3
Z1 Z 2 Z 0
I R I f I hs ( hubung sin gkat )
(7)
3.E ph
Z1 Z 2 Z 0
ph
(9)
(10)
Aluminium
Almenec
Aluminium Iron
30
S (mm2 )
(14)
33
S (mm 2 )
(15)
36
S (mm 2 )
(16)
E ph
Z1
0,6
1
2fC
6
IC
3E ph
(19)
XC
t
t
tA
tB
tC
I f
I set
0, 02
I set
c
1
I set
1.
Data Penelitian
Data Trafo Tenaga
Sebagai studi kasus untuk dievaluasi diambil Gardu
Induk Pulomas..Data yang harus diketahui yaitu:
Kapasitas
= 60 MVA
2.
Volt primer
Volt sekunder
Belitan delta
CT ratio
Impedansi trafo
Tahanan pentanahan
= 150 kV
= 20 kV
= 2,568
= 400/5
= 12,835%
= 12
Data Penyulang 20 kV
Data penyulang dapat dilihat pada table 5.1:
Tabel 5.1 Data penyulang 20 kV
No
Penyulang
Panjang
Tms
Merpati
10,65
0,75
0,1
Nandi
6,41
0,75
0,1
Tekukur
11,32
0,75
0,1
Parkit
13,4
0,75
0,1
Kasuari
11,35
0,75
0,1
Kutilang
30,12
0,75
0,1
Bangau#
10,11
0,75
0,1
1
7077,141 / km
2 . f .C
10392,305
0,038
20kV 2
60MVA
12,835 20000
.
0,856
100 60000000
2
60.103
1732,051A
20. 3
Dengan cara yang sama didapatkan hasil seperti pada tabel 5.2.
M erpati (10,65 km)
Nandi (6,41 km)
Tekukur (11,32 km)
150/20kV
Parkit (13,4 km)
X = 12,835
20kV 2
In20kV
S hs=10392,305MV A
30
30
0,125 / km
S ( mm 2 ) 240
XC
MVAhs
X t 12,835%.
mm2 maka:
R
kV 2
Day a = 60 M VA
GH
8
Tabel 5.2 Impedansi urutan
No
Peny
Merpati
Nandi
Tekukur
Parkit
Kasuari
Kutilang
50%
Z1=Z2
Z0
0,666+j0,469 1,998+j1,407
100%
Z1=Z2
Z0
1,332+j0,937 3,996+j2,881
50%
Z1=Z2
Z0
0,401+j0,282 1,203+j1,846
100%
Z1=Z2
Z0
0,801+j0,564 2,403+j1,692
50%
Z1=Z2
Z0
0,708+j0,498 2,124+j1,494
100%
Z1=Z2
Z0
1,415+j0,996 4,245+j2,988
50%
Z1=Z2
Z0
0,838+j0,59
2,514+j1,77
100%
Z1=Z2
Z0
1,675+j1,179 5,025+j3,537
50%
Z1=Z2
Z0
0,709+j0,499 2,127+1,497
100%
Z1=Z2
Z0
1,419+j0,999 4,257+j2,997
50%
Z1=Z2
Z0
1,883+j0,12
5,649+j0,36
75%
100%
Z1=Z2
Z0
Z1=Z2
Z0
2,824+j0,181 8,472+j0,543 3,765+j0,241 11,295+j0,723
25%
50%
Z1=Z2
Z0
Z1=Z2
Z0
0,316+j0,02 0,948+j0,06 0,632+j0,04
1,896+j0,12
Bangau #
75%
100%
Z1=Z2
Z0
Z1=Z2
Z0
0,948+j0,061 2,844+j0,183 1,264+j0,081 3,792+j0,243
3. Kapasitansi
Reaktansi kapasitif dapat dicari dengan menggunakan
kapasitansi.
Ce 0,45.10 6
XC
1
1
7077,141
2fCe 2.3,14.50.(0,45.10 6 )
j0,856
0,333+j0,234
j0,038
j0,856
0,333+j0,234
j2,568
0,999+j0,702
3(12)
(5,526) 2 38,068
3E ph
Z 0 Z1 Z 2
3.20.1000
909,977 A
3 (38,068)
Penyulang
Merpati
25%
909,977
50%
868,261
75%
829,844
100%
794,373
Nandi
927,594
901,171
876,145
852,303
3
4
Tekukur
Parkit
907,189
927,47
863,263
848,026
805,418
802,228
785,956
760,605
Kasuari
907,094
863,134
822,69
785,546
Kutilang
836,356
741,397
664,652
601,417
Bangau#
912,206
872,372
835,779
813,418
Jika dilihat pada tabel 5.3, arus hubung singkat semakin kecil
untuk letak yang semakin jauh (persentase panjang penyulang
semakin besar), hal ini dikarenakan arus hubung singkat yang
berbanding terbalik dengan Z0. Z1 dan Z2. Besanya Z0,Z1 dan
Z2 secara langsung tergantung pada resistansi dan reaktansi
kabel yang berbanding lurus dengan panjang konduktor.
Oleh karena itu semakin jauh letak gangguan (persentase
semakin besar) semakin kecil pula arus hubung singkat,
begitu pula sebaliknya.
Perhitungan Arus Di titik Gangguan
Pada gambar 5.11, gangguan terjadi di penyulang 1, arus di
titik gangguan merupakan jumlah resultante dari arus
hubung singkat dan jumlah arus kapasitif dari penyulangpenyulang yang sehat. Sebagai contoh gangguan terjadi
pada 25% panjang penyulang maka besarnya arus di titik
gangguan dapat dicari dengan persamaan 11:
9
2
Ifault25%
995,973A
Nandi
Tekukur
404,851A
Icelain
I fault 0,02
1
t set
I set .CT ratio
tms
0,14
31,376A
Ice2
150/20kV
Parkit
Shs=10392,305MVA
X = 12,835
55,409A
Ice3
65,59A
Kasuari
Ice4
Kutilang
Ice5
55,56A
Bangau#
147,43A
Ice6
Daya = 60 MVA
49,486A
Ice7
GH
Penyulang
Merpati
Nandi
Tekukur
Parkit
Kasuari
Kutilang
Bangau
25%
995,973
1020,573
992,095
1006,672
991,947
900,405
1001,992
Ifault (A)
50%
75%
958,009
923,334
996,619
974,048
952,094
899,977
933,989
892,612
951,913
915,4
819,01
753,875
968,57
937,925
(25)
100%
891,59
952,659
882,602
855,399
882,169
700,708
909,781
I f
I set
0 , 02
tms
I f
t set
I set
0 , 02
0,14
tms
0,1
0,14
Pengujian Selektivitas
Untuk pengujian selektivitas harus ada perbedaan waktu
kerja penyulang yang sehat dengan penyulang yang
terganggu sehingga tidak terjadi Symphathetic Tripping.
Pemeriksaan selektivitas ini dilakukan setelah selesai
menghitung nilai setelan arus dan setelan waktu (tms) dari
rele gangguan tanah pada masing-masing penyulang.
Untuk contoh perhitungan diambil penyulang Merpati
(25% panjang penyulang)
Waktu kerja pada penyulang 1 yang terjadi gangguan:
t
0,14 tms
I fault 0, 02
25%
1
I set
0,14 0,1
0,3
995,973 0, 02
79,437
10
0,14 tms
I 0 ,02
C1
1
I set
0,14 0,2
52,13 0, 02
1
79,437
Peny.3
P.3 P
3
0,3 0,3
0,3
0,3
%p
Peny.4
P.4 P
4
0,3 0,3
0,3
0,3
Peny.5
P.5 P
5
0,3 0,3
0,3
0,3
Peny.1
Peny.2
Peny.6
Peny.7
P.1 P
P.2 P
P.3 P P.4 P
P.5 P P.6 P
P.7 P
lain
Lain
lain
lain
lain
lain
lain
%p
1,7
Peny.1
P.1 P
1
25% 0,3 50% 0,3
75% 0,3
100% 0,3
Peny.6
P.6 P
6
0,3 0,3
0,3
0,3
Peny.7
P.7 P
7
0,3 0,3
0,3
0,3
Dapat dilihat pada tabel 5.6 bahwa rele gangguan tanah pada
penyulang terganggu bekerja pada saat terjadi gangguan
sedangkan pada penyulang lain yang sehat rele tidak bekerja.
Misalkan saja gangguan terjadi penyulang 1, maka rele
ganguan tanah pada penyulang 1 bekerja sedangkan rele
ganguan tanah pada penyulang 2, 3, 4, 5, 6, dan penyulang 7
tidak bekerja, sehingga tidak terjadi gangguan Symphathetic
Tripping. Karena hal inilah maka dapat dikatakan bahwa
selektivitas terpenuhi.
Perbandingan dengan Data PLN
Untuk perbandingan dipakai data yang diterapkan PLN
seperti pada tabel dalam lampiran. Untuk contoh diambil
penyulang 1 pada 25% panjang penyulang.
25%
50%
75%
100%
0,24
0,25
0,25
0,25
t = 0,22
0,14 tms
0,14 0,1
0,21
I fault 0,02 995,973 0, 02
1
1
I set
40
0,14 tms
0,14 0,2
5,27
I 0,02 52,13 0,02
C1
1
1
I set
40
6.
11
3.
Mengetahui,
Pembimbing 1
Ir. Juningtyastuti
Pembimbing 2