DISUSUN OLEH:
1. FEDRIK PANCA
2. ANANG DWI WICAKSONO
3. MOH. AFNAN H
4. M. BAEHAQI
5. RYAN ARGO
6. RENI KUSUMA W
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
kepada penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul Keperawatan Sebagai Profesi.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa Internet dan media
cetak. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok delapan yang telah memberikan
partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belumlah
sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini menjadi sempurna.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini telah terjadi perubahan yang mendasar tentang kenyakinan dan pandangan perawat
terhadap peran keperawatan tindakan keperawatan yang dulu bersifat vokasional, berorientasi
pada tindakan medis dan peran sebagai penunjuang pelanyaanan medis sekarang mulai berubah
ke arah pelayanan yang profesional mempunyai bidang gerap yang jelas dan mempunyai
otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
perawat profesional yang berdaya dan berhasil guna, maka perawat tidak luput untuk mampu dan
iklas mempersembahkan pelayanan yang bermutu , dengan memelihara dan meningkatkan
intregitas sifat-sifat pribadi yang luhur, dengan ilmu dan ketrampilan yang memadai serta dengan
kesadaran bahwa pekerjaan yang di lakukan merupakan bagian dari peran perawat profesional
yang mengupayakan kesehatan secara penuh dan menyeluruh.
Di eraglobalisasi dan ditengah-tengah persaingan yang begitu ketat, seiring dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat maka perawat profesional di tuntut mampu memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarak. Perawat profesional tidak hanya di lihat dari kemampuan
menjaga dan merawat klien tetapi bagaimana dia
menyeluruh baik dari aspek biologis fisikologis sosial maupun spritual dengan penuh semangat
serta senyuman yang iklas dan tulus dalam memberikan pelayanan perawat merupakan sumber
daya manusia terbesar dalam keperawatan dalam rumah sakit dan puskesmas.
Oleh karena itu, di harapkan perawat mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai
seorang perawat yang profesional . saat ini , jumlah perawat dari berbagai jenjang pendidikan
sudah cukup banyak, baik perawat S-1 ,S-2 keperawatan atau kesehatan maupun S-2 non
kesehatan. Di harapkan semakin tinggi jenjang pendidikannya perawat memiliki ilmu
pengetahuan dan ketrampilan lebih baik. Sehingga dapat menunjang kemampuan ilmu
keperawatan.akhirnya, perawat di harapkan dapat hidup sejajar. Dengan dokter, bidan , dan
tenaga kesehatan lain saat bekerja di rumah sakit atau puskesmas, karena perawat memiliki
tindakan yang mandiri.
penyimpangan dan tidak terpenuhnya kebutuhan dasar manusia dari tingkat sistem organ
fungsional sampai molekuler.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3.2
1.3.3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL
Menurut Undang-undang Kesehatan No.23 tahun 1992 bahwa:
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan atau pelayanan keperawatan,
praktek keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidikan klien (individu, keluarga
dan masyarakat) serta kegiatan penelitian dibidang keperawatan (Gaffar, 1999).Dalam hal ini
klien dianggap sebagai tokohutama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada
pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak
mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai
muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada dasarnya tanggung jawab
seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien dalam menjalankan pekerjaanpekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.Perawat dapat melakukan beberapa hal yang
dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien, diantaranya :
a. Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien,
b. berusaha mengerti maksud klien,
c. berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal,
d. berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya,
e. berusaha mengenal dan menghargai klien.
Mengingat perawat merupakan orang pertama dan secara konsisten selama 24 jam sehari
menjalin kontak dengan pasien,sehingga dia sangat berperan dalam membantu memenuhi
kebutuhan spiritual pasien.
Menurut Andrew dan Boyle (2002) pemenuhan kebutuhan spiritual memerlukan hubungan
interpersonal, oleh karena itu perawat sebagai satu-satunya petugas kesehatan yang berinteraksi
dengan pasien selama 24 jam maka perawat adalah orang yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
spiritual pasien. Kebutuhan spiritual klien sering ditemui oleh perawat dalam menjalankan
perannya sebagai pemberi pelayanan atau asuahn keperawatan. Hal ini perawat menjadi contoh
peran spiritual bagi klienya. Perawat harus mempunyai pegangan tentang keyakianan spiritual
yang memenuhi kebutuhanya untuk mendapatkan arti dan tujuan hidup, mencintai, dan
berhubungan serta pengampunan (Hamid, 2000).
2.2. PERAN PERAWAT SEBAGAI PEMBAHARUAN
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai
pemberi asuhan keperawatan, advokad pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan, dan
peneliti yang dapat digambarkan sebagai berikut (Hidayat, 2008):
a.
b.
c.
Peran Edukator.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah mendapatkan pendidikan kesehatan.
d.
Peran Koordinator.
Peran ini dilaksakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
e.
Peran Kolaborator.
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalaui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fiisoterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi, atau bertukar pendapat dalam
bentuk pelayanan selanjutnya.
f.
Peran Konsultan.
Peran perawat sebagai konsultan adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
g.
Peran Pembaharu.
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja
sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan melalui berdoa dan
beribadah secara rutin
2.
3.
4.
5.
6.
contoh
Peran yang cukup mendasar tentang peran keagamaan terhadap perubahan fisikbiologik,
sebagaimana dituntut oleh para pakar yang berorientasi fisikalistik yang mendapatkan bukti
bahwa dengan perkataan yang baik dan halus sebagaimana perkataan orang yang sedang berdoa
dapat mengubah partikel air menjadi kristal heksagonal yang indah, dan selanjutnya bermanfaat
dalam upaya kesehatan secara umum.
Penelitian yang mencari kaitan antara sholat tahajud dengan kesehatan telah dilakukan oleh
Sholeh (2000), dan mendapatkan bahwa mereka yang melaksanakan sholat tahajud secara rutin,
setelah 4 minggu akan menunjukkan peningkatan kadar limfosit dan kadar imunoglobulin,
danterus meningkat sampai minggu ke delapan. Meningkatnya kadar limfosit dan imunoglobulin
menggambarkan makin tingginya daya tahan tubuh secara imunologik.
Pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesehatan telah diteliti pula oleh Zainullah (2005),
dengan sampel para santri suatu pondok pesantren. Penelitian dilakukan 3 minggu sebelum
Ramadhan sampai denganpuasa hari ke-26.
Penilaian terhadap substansi imunologik. Dari ketigahal diatas maka peran perawat dengan
memberikan bimbingan secara koprehensip yaitu melalui keagamaan akan pengaruh terhadap
kondisi bio, psiko,sosio dan spiritual.
Contoh lain : minuman beralkohol sesuatu yang dilarang agama dan akan berdampak pada
kesehatan bila dikonsumsi manusia.
1. Spiritualitas meliputi aspek : Berhubungan. Dengan sesuatu yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam kehidupan. Menemukan arti dan tujuan hidup. Menyadari kemampuan
untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri. Mempunyai perasaan keterikatan
dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi. Pernyataan tersebut adalah menurut :
A. Burkhardt (1993)
C. Mickley (1992)
B. Stoll (1989)
D. Carson, 1989
2. Hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang disebut
:
A. Dimensi Horizontal
B. Dimensi Tinggi
D. Dimensi Vertikal
3. Hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan disebut :
A. Dimensi Horizontal
B. Dimensi Tinggi
D. Dimensi Vertikal
C. Kebutuhan Spiritual
B. Kebutuhan Mencintai
D. Kebutuhan Seksual
5. Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar atau tidak sadar termasuk persepsi dan
perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu
adalah pengertian dari:
A. Percaya Diri
C. Halusinasi
B. Gambaran diri
D. Spiritual
6. Suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan
atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal merupakan definisi dari:
A. Kecemasan
C. Ketakutan
B. Bahagia
D. Sedih
7. Dibawah ini yang merupakan perkembangan seksual pada Tahap anal (1-3 th) adalah
A. Kepuasan pd saat pengeluaran feses
B. Kenikmatan dpt dicapai dgn carmenghisap, menggigit, mengunyah / bersuara
C. Kepuasan dgn meraba, merasakan nikmat dari daerah erogen
D. Suka pada hub kelompoknya atau teman sebaya, dorongan libido mulai mereda.
8. Dibawah ini yang merupakan perkembangan seksual pada Tahap laten (5-15 th) adalah
A. Kepuasan pd saat pengeluaran feses
B. Kenikmatan dpt dicapai dgn carmenghisap, menggigit, mengunyah / bersuara
C. Kepuasan dgn meraba, merasakan nikmat dari daerah erogen
D. Suka pada hubungan kelompoknya atau teman sebaya, dorongan libido mulai mereda.
15. Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban
agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin,
hubungan rasa percaya dengan Tuhan. Ialah pengertian..
A. Kebutuhan agama
B. Kebutuhan spiritual
C. Kebutuhan keyakinan
D. Kebutuhan sehari-hari
16. Berikut ini ialah pengaruh keyakinan spiritual dalam kesehatan dan sakit menurut Tylor C :
1) Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari
2) Sumber dukungan
3) Sumber kekuatan dan penyembuhan
4) Sumber konflik
Jawab : D. semua benar
17. Berikut ini ialah factor yang mempengaruhi spritualitas
1) Pertimbangan factor perkembangan dan isu moral terkait dengan terapi
2) Keluarga dan latar belakang etik dan budaya
3) Pengalaman hidup sebelumnya dan terpisah dari ikatan spiritual
4) Krisis dan perubahan krisis, serta asuhan keperawatan yang kurang sesuai
Jawab : D. semua benar
18. Berikut ini ialah isu nilai yang timbul antara perawat dank lien :
1) Prularisme
2) Cemas
DAFTAR PUSTAKA
http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-karakteristik.html
Hidayat,A. Aziz Alimul Hidayat .2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika
Kusnanto.2004.Pengantar Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar Dan
Teori. Jakarta : Salemba Medika