Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Trauma Lahir adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi karena trauma
kelainan akibat tindakan, cara persalinan / gangguan yang diakibatkan oleh kelainan
fisiologik persalinan (Sarwono Prawirohardjo, 2001 :229)
Trauma persalinan adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma
lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan
kelainan fisiologis persalinan.
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses
kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan
anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang
didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat
ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama
sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang
terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau
sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma
akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena kulit kepala
atau resusitasi.
JENIS TRAUMA LAHIR
-

Trauma pada Kepala


a. Ekstrakanial
1. Kaput suksedaneum
Lesi kulit yang paling sering ditemukan adalah kaput suksedaneum,
suatu daerah jaringan edema dengan batas tidak jelas yang terletak di
daerah kulit kepala yang merupakan bagian terbawah pada kelahiran
puncak kepala. (Wong, 2009)
Caput suksedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala
yang dapat melampaui sutura garis tengah.Kelainan ini sebagai akibat
sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi

sebatas caput.Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan


dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Banyak hal
yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi baru
lahir(Obstetri fisiologi,UNPAD, 1985, hal 254), yaitu :
a. Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan
pada jalan lahir yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah
vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan
masuk kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan
pada tempat yang terendah.
b. Persalinan dengan ekstraksi vakum
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering
terlihat adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas
dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan.
c. His cukup kuat, makin kuat his, makin besar caput suksedaneum.
tanda dan gejala yang dapat ditemui pada anak dengan caput
succedaneum adalah sebagi berikut :
- Adanya edema dikepala berwarna kemerahan
- Pada perabaan teraba lembut dan lunak
- Edema melampaui sela-sela tengkorak
- Batas yang tidak jelas
- Menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan
2. Sefalhematoma
Cephal Haematome adalah perdarahan sub periosteal akibat kerusakan
jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir, dan tidak
pernah melampaui batas sutura garis tengah.
3. Perdarahan Subgaleal
Perdarahan subgaleal adalah perdarahan ke dalam kompartemen
subgaleal.Kompartemen subgaleal adalah ruang potensial yang berisi
jaringan ikat tersusun longgar, terletak di bawah galea aponerosis,

suatu selubung tendo yang menghubungkan otot frontal dan oksipital


dan membentuk permukaan dalam kulit kepala.
b. Kranial
Tidak umum terjadi karena tulang tengkorak yang masih lunak & sutura
masih terbuka. Namun hal ini bisa terjadi karena penggunaan forsep atau
karena proses partus yang lama. Karena adanya tekanan yang besar terjadi
pada tulang tengkorak. Kejadian trauma di bagian cranial ini juga
biasanya tanpa gejala yang khas.
1. Fraktur tengkurak linear
2. Fraktur karena tekanan.
c. Intrakranial
1. Epidural.
Kejadian ini jarang ditemukan, sekita 2,2% dai semua perdaahan
intracranial.
2. Subdural
Kelainan terjadi 73% dari semua kejadian pedarahan intakranial.
Terjadi akibat tekanan mekanik pada tengkorak yang dapat
menimbulkan robekan falks cerebri atau tentorium cerebelli, sehingga
terjadi perdarahan. Hal ini biasanya ditemukan pada persalinan dengan
disproporsi sefalopelvik dengan dipaksakan untuk lahir pervaginam
dan lebih sering ditemukan pada bayi aterm dari pada bayi prematur.
Namun begantung lagi pada derah yang terkena.
3. Subarachnoid.
Kejadian truma subarachnoid sangat jarang tejadi, hingga angka
insidensnya hanya sekitar 0,1 per 1000 kelahiran.
d. Wajah
Kejadian yang diakibatkan adanya kompresi saraf tepi karena adanya
intimidasi dari alat yang digunakan baik itu forsep, ataupun karena proses
partus yang lama.

e. Saraf
Trauma yang terjadi karena adanya hiperekstensi, traksi, dan peregangan
berlebihan yang terjadi pada saat partus.
Trauma Pada Tulang
Kejadian yang sangat jaran terjadi. Trauma pada tulang paling sering terjadi
akibat trauma mekanik yang didapat saat proses kelahiran ataupun pasca
kelahiran. Kejadian 0,1 per 1000 kelahiran hidup.
Trauma pada Intrabdomen

Tidak umum terjadi. Hal ini walaupun terjadi maka terjadi pada kelahiran
yang disertau berbagai faktor resiko yang mempersulit kelahiran. Hati
merupakan organ yang palin sering mengalami kerusakan.
ETIOLOGI
Jejas dapat merupakan akibat dari ketrampilan atau perhatian medis yang tidak tepat
atau kurang, atau jejas dapat terjadi walaupun terdapat ketrampilan dan kemampuan
untuk melakukan perawatan obstetrik, tidak bergantung pada suatu tindakan atau
kelalaian.
Faktor predisposisi :
a.

Faktor Ibu :

b.

Primigravida
Disproporsi sefalopelvik
Distosia
Kelahiran yang lama
Presentasi bokong
Oligohidramnion
Faktor Bayi :

Presentasi muka atau bokong


BBLSR atau prematur
Bayi besar (Macrosomia)
Bayi dengan kepala yang besar
Bayi dengan kelainan bawaan

c. Intervensi Obstetrik.

Forseps atau vacuum ekstraksi


Versi dan ekstraksi

Anda mungkin juga menyukai