Anda di halaman 1dari 31

0

Practicum Module
Facility Layout Design

MODUL PRAKTIKUM TATA LETAK PABRIK

INDUSTRIAL ENGINEERING DEPARTMENT


FACULTY OF ENGINEERING AND COMPUTER
SCIENCE
UNIVERSITAS BAKRIE
Faculty of Engineering and Computer Science
UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

Practicum Module
Facility Layout Design

2014
MODUL 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan
pemahaman

kepada

mahasiswa

dalam

menganalisis

proses

perancangan tata letak pada industri


1.2

Tujuan
Analisis Perancangan layout menggunakan Systematic Layout Plant
(SLP) untuk menyelesaikan permasalahan yang menyangkut berbagai
macam problem antara lain produksi, transportasi, pergudangan, dan
supporting.
Tahap-tahap/prosedur pembentukan Metode Systematic Layout Plant
(SLP):

1. Pengumpulan data (gambar kerja atau flow process chart), daftar


komponen, bills of material), pembuatan peta proses operasi dan
rancangan jadwal produksi.
2. Menganalisis aliran material (flow of material), untuk menganalisis
pengukuran kuantitatif untuk setiap gerakan perpindahan material
diantara departemen atau aktivitas-aktivitas operasional. Biasanya sering
digunakan peta-peta atau diagram-diagram sebagai berikut:
a. Peta aliran proses.
b. Diagram alir.
c. Peta proses produk banyak. (Multi Product Proces Chart)
d. From to chart.
e. Peta hubungan aktivitas.
f. Peta perakitan.
3. Menganalisis hubungan aktivitas, untuk mendapatkan atau mengetahui
biaya pemindahan dari material dan bersifat kuantitatif sedang analisis
lebih bersifat kualitatif dalam perancangan layout disebut Activity
Relationship Chart (ARC).
4. Pembuatan diagram hubunganruangan.
5. Menghitung kebutuhan luasan daerah.
6. Pembentukan block layout alternatif.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

Practicum Module
Facility Layout Design

Gambar 1.1. Systematic Layout Planning

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

Practicum Module
Facility Layout Design

MODUL 2
PERENCANAAN AWAL
2.1

2.2

Materi

Flow Process Chart

Assembly Chart

Operation Process Chart (OPC)

Routing Sheet

Multi Product Process Chart (MPPC)

Tujuan

Pada pembuatan Assembly Chart, praktikan diharapkan dapat memahami


gambaran menyeluruh dari sebuah proses perakitan produk.

Pada pembuatan Operation Process Chart (OPC), praktikan diharapkan


dapat memahami gambaran menyeluruh dari proses pembuatan produk
berdasarkan setiap perlakuan yang diterima dalam proses produksi.

Pada pembuatan Routing Sheet, praktikan diharapkan dapat menentukan


jumlah produksi dan jumlah mesin teoritis yang dibutuhkan dalam
memenuhi kapasitas produksi.

Pada

pembuatan

Multi

Product

Process

Chart

(MPPC),

praktikan

diharapkan dapat memahami aliran proses produksi suatu produk secara


keseluruhan beserta waktu total pengoperasian mesin yang digunakan.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

Practicum Module
Facility Layout Design

2.3

Assembly Chart
Assembly Chart adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran
komponen dan rakitan-rakitan ke dalam rakitan suatu produk (M.Apple, 1990;
Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).

Gambar 2.1 Assembly Chart


Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan bagian tidak selalu
harus menunjukkan lintasan stasiun kerja, lintasan rakitan, atau bahkan
lintasan orang, tetapi benar-benar hanya menunjukkan urutan operasi yang
harus dikerjakan. Tujuan utama Assembly Chart adalah untuk menunjukkan
keterkaitan antar komponen. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mengajar
pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit
(M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

Practicum Module
Facility Layout Design

2.4

Operation Process Chart (OPC)


Operation Process Chart (OPC) atau yang dikenal dengan peta proses
operasi akan menunjukkan langkahlangkah secara kronologis dari semua
operasi inspeksi, waktu longgar dan bahan baku yang digunakan di dalam
suatu proses manufakturing yaitu mulai datangnya bahan baku sampai ke
proses pengepakan (packaging). Peta ini melukiskan peta operasi dari seluruh
komponen dan sub assembly sampai ke main assembly (M.Apple, 1990;
Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).
Pembuatan OPC merupakan langkah awal dalam urutan langkah untuk
merencanakan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan.

Gambar 2.2 Operation Process Chart (Sutalaksana, 1979)

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

Practicum Module
Facility Layout Design

Beberapa simbol yang digunakan pada OPC :

Operasi

Pemeriksaa
n

Penyimpana
n
Gambar 2.3 Simbol-simbol OPC (Sutalaksana, 1979)
2.5

Routing Sheet
Routing Sheet merupakan tabulasi langkah-langkah yang dicakup
dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu diketahui dari
hal-hal

yang

saling

berkaitan.

(M.Apple,

1990;

Sutalaksana,

1979;

Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).


Routing

Sheet

berguna

untuk

menghitung

jumlah

mesin

yang

dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan


dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan (M.Apple,
1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004).
Langkah selanjutnya dalam merencanakan tata letak pabrik adalah
pembuatan routing sheet. Routing sheet ini digunakan untuk :
a. Menghitung jumlah mesin yang diperlukan
b. Menghitung

jumlah

part

yang

harus

dipersiapkan

dalam

usaha

memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan.


Format Tabel Routing Sheet :

No.

Deskripsi

Op.
1

Msn

Produk

Bahan

Bahan

Effisiensi

(alat)

Msn /

Scrap

Diminta

Dipersiapk

Msn

jam
4

an
7

Kebutuhan mesin
Teori
Aktual
9

Keterangan:
Kolom 1 5

: Diisi dari OPC

Kolom 6

: Produk akhir per jam

Kolom 7

kolom (6)
1 % Scrap

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

10

Practicum Module
Facility Layout Design

Kolom 8

kolom (7)
% Effisiensi Msn

Kolom 9

kolom (8)
kolom (4)

2.6

Multi Product Process Chart (MPPC)


Multi Product Process Chart (MPPC) merupakan suatu peta yang
digunakan untuk menganalisis aliran barang dalam pabrik yang sudah ada
maupun untuk perencanaan pabrik baru dan mempunyai keterkaitan dengan
Peta Proses Operasi. Peta ini berfungsi untuk menunjukkan keterkaitan
produksi antar komponen produk atau antar produk mandiri, bahan, bagian,
pekerjaan atau kegiatan. Peta ini digunakan untuk membantu operasi job
shop (M.Apple, 1990; Sutalaksana, 1979; Wignjosoebroto, 2003; Purnomo,
2004).

Deskripsi

Nomor Komponen

Peralatan
Penerimaan

Jumlah mesin
Teoritis
Aktual

Meja Pabrikasi

Contoh MPPC:

Gambar 2.4 Multi Product Process Chart


2.7

Perhitungan Jumlah Mesin Sebenarnya

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

Practicum Module
Facility Layout Design

Perhitungan
menghitung

jumlah

jumlah
mesin

mesin
yang

sebenarnya
diperlukan

dipergunakan

dalam

proses

untuk

produksi.

Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah mesin teoritis pada tabel Routing


Sheet dengan ketentuan perhitungan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2003):
1. Angka desimal dibelakang koma dibagi dengan angka didepan koma,
apabila hasil pembagian tersebut menghasilkan angka 0.1, maka jumlah
mesin teoritis harus dibulatkan ke atas.
2. Apabila hasil pembagian tersebut menghasilkan angka < 0.1, maka
jumlah mesin teoritis harus dibulatkan ke bawah.
3. Apabila jumlah mesin teoritis < 1, maka jumlah mesin sebenarnya = 1.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

Practicum Module
Facility Layout Design

Tugas Pendahuluan
1.

Jelaskan definisi dari: Assembly Chart dan peta proses operasi, dan
informasi apa saja yang didapat dari kedua peta tersebut? (15%)

2. Jelaskan mengenai rute produksi (production routing) dan informasi apa saja
yang harus disertai dalam pembuatan rute produksi? (20%)
3. Sebutkan, jelaskan, dan gambarkan operasi yang digunakan dalam peta
proses. (15%)
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dasar perancangan proses. (20%)
5. Sebutkan langkahlangkah dalam pembuatan MPPC. (15%)
6. Jelaskan prinsip dasar dalam pembuatan peta proses operasi. (15%)

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

10

Practicum Module
Facility Layout Design

MODUL 3
PERHITUNGAN JUMLAH MESIN, USULAN LUAS, ALOKASI SDM
LANTAI PRODUKSI DAN GUDANG
3.1

3.2

Materi

Perhitungan jumlah mesin sebenarnya

Perhitungan luas lantai produksi

Perhitungan luas lantai Gudang Bahan Baku (Storage Receiver)

Perhitungan luas lantai Gudang Barang Jadi (Warehouse)

Perhitungan luas area Receiving dan area Shipping

Perhitungan alokasi SDM Lantai Produksi

Tujuan

Pada perhitungan jumlah kebutuhan mesin, dapat diketahui jumlah mesin


sebenarnya untuk setiap jenis mesin yang digunakan dan diketahui pula
jumlah seluruh mesin yang diperlukan.

Pada pembuatan usulan luas lantai produksi & gudang, dapat diperkirakan
alokasi luas yang dibutuhkan oleh lantai produksi dan gudang yang ada
untuk dijadikan dasar pembuatan Area Allocation Diagram / AAD.

Pada pembuatan usulan luas receiving & shipping area, dapat diketahui
alokasi luas yang dibutuhkan sebagai tempat bongkar-muat barang dari
dan ke gudang yang ada.

Usulan Luas Lantai Produksi


Usulan luas lantai produksi ini berguna dalam memperkirakan alokasi
ruang

yang

dibutuhkan

dalam

menempatkan

berbagai

fasilitas

yang

digunakan pada lantai produksi. Jumlah dan ukuran setiap jenis merupakan
variabel utama yang harus diperhatikan. Selain itu, perlu diperhatikan pula
allowance (kelonggaran) yang digunakan untuk memberikan ruang bebas
antar fasilitas yang ada sebagai tempat bergeraknya operator pergerakan
material dan alat-alat material handling yang lalu-lalang. Lantai produksi
dilengkapi dengan sebuah ruang kantor produksi sebagai tempat kerja para
pegawai produksi (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

11

Practicum Module
Facility Layout Design

Usulan Luas Lantai Gudang Bahan Baku (Storage Receiver)


Usulan

luas

lantai

gudang

bahan

baku

digunakan

untuk

memperkirakan alokasi ruang yang dibutuhkan dalam menempatkan berbagai


jenis bahan baku yang digunakan. Ukuran dan bentuk bahan baku yang
diterima, jumlah tumpukan bahan baku, jumlah dan ukuran peralatan yang
digunakan serta waktu penerimaan dan pemakaian bahan baku merupakan
faktor penting yang harus diperhatikan. Tinggi ruangan dibatasi hanya 10
meter dan sama halnya dengan lantai produksi, gudang bahan baku harus
diberikan allowance (kelonggaran) yang mencukupi sebagai ruang gerak
manusia dan material yang ada. Gudang bahan baku dilengkapi juga dengan
sebuah kantor gudang dan tempat menyimpan peralatan material yang
dibutuhkan (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).
Usulan Luas Lantai Gudang Barang Jadi (Warehouse)
Usulan luas lantai gudang barang jadi digunakan untuk memperkirakan
alokasi ruang yang dibutuhkan untuk menyimpan packing box. Ukuran dan
jumlah packing box tersebut menjadi faktor utama yang harus diperhatikan
dalam perhitungan luasnya serta kelonggaran yang memadai pun harus
diikutsertakan. Sebuah kantor gudang dan tempat penyimpanan peralatan
material handling pun dibutuhkan pada gudang barang jadi ini dengan tinggi
ruangan yang juga 10 meter (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple,
1990).
Usulan Luas Receiving & Shipping Area
Receiving Area digunakan sebagai area penerimaan material yang
datang dari pemasok untuk digunakan pada proses produksi. Area ini
mencakup luas area bagi transportasi dan area parkir sementara bagi
kendaraan pengangkut, serta area untuk membongkar raw material tersebut.
Luas minimum area ini adalah 100% dari luas storage (Wignjosoebroto, 2003;
Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).
Shipping Area digunakan sebagai area kegiatan shipment. Area ini
mencakup luas area bagi transportasi dan area parkir sementara bagi
kendaraan pengangkut, serta untuk memuat barang jadi tersebut. Luas
minimum area ini adalah 100% dari luas area warehouse (Wignjosoebroto,
2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990).
Alokasi SDM

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

12

Practicum Module
Facility Layout Design

Tenaga Kerja pada perusahaan ini terbagi atas karyawan lantai


produksi, plant service dan kantor. Terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam alokasi SDM yaitu (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004;
M.Apple, 1990):
1. Setiap mesin dioperasikan oleh seorang operator kecuali buffer
2. Setiap 20 orang operator diawasi oleh seorang supervisor.

Tugas Pendahuluan !
1.

Sebutkan dan jelaskan metode penentuan kebutuhan luas area di


pabrik. (20%)

2.

Permasalahan

apa

saja

yang

terjadi

dalam

mengelola

sebuah

penyimpanan? (20%)
3.

Jelaskan pengertian departemen penerimaan bahan dan departemen


pengiriman produk jadi. (20%)

4.

Jelaskan misi pergudangan, manfaat pergudangan dan fungsi dasar


pergudangan. (20%)

5.

Jelaskan macammacam gudang. (20%)

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

13

Practicum Module
Facility Layout Design

MODUL 4
PERHITUNGAN LUAS FASILITAS KANTOR
DAN PLANT SERVICE
4.1

4.2

Materi

Perhitungan Luas Fasilitas Plant Service dan Kantor

Perhitungan Alokasi SDM Plant Service

Gambar Layout Kantor

Tujuan

Pada pembuatan luas fasilitas plant service, dapat diketahui apa-apa


saja

yang

dibutuhkan

untuk

mendukung

terciptanya

kondisi

dan

lingkungan kerja yang baik

Alokasi Sumber Daya Manusia pada plant service berguna sebagai


dasar dalam memperkirakan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk
menjaga kelangsungan kegiatan di plant service

Pada pembuatan luas fasilitas kantor, dapat diperkirakan keseluruhan


luas yang dibutuhkan untuk tempat sejumlah departemen dan para
karyawan kantor.

4.3

Usulan Luas Fasilitas Plant Service


Plant service merupakan berbagai fasilitas pendukung yang disediakan
untuk mendukung jalannya kegiatan produksi dan kemudahan para karyawan

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

14

Practicum Module
Facility Layout Design

maupun tamu. Fasilitas-fasilitas tersebut dapat berupa ruangan maupun


hanya berupa suatu area (Wignjosoebroto, 2003; Purnomo, 2004; M.Apple,
1990; Amril, 1995).
4.4

Usulan Luas Fasilitas Kantor


Sebagai fasilitas pelayanan pendukung operasional perusahaan, ruang
kantor sangat diperlukan banyak orang dengan berbagai macam tujuan.
Kantor dapat dikatakan sebagai fasilitas yang tidak terkait secara langsung
dengan proses produksi, namun mempunyai peranan yang cukup berarti
dalam proses operasi perusahaan. Pada perusahaan berskala besar terdapat
pemisahan secara rinci tergantung jenis aktifitas didalamnya. Seperti kantor
untuk kegiatan administrasi secara umum, kantor pelayanan pegawai, kantor
pelayanan konsumen, kantor pemasaran, dan sebagainya (Wignjosoebroto,
2003; Purnomo, 2004; M.Apple, 1990; Amril, 1995).

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

15

Practicum Module
Facility Layout Design

Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan secara umum mengenai kantor. (20%)
2. Apa yang dimaksud dengan pertamanan kantor? Apakah keuntungannya? (20%)
3. Jelaskan saran-saran yang diperlukan dalam tata letak parkir. (10%)
4. Sebutkan jenis-jenis tempat makan terpisah. (20%)
5. Sebutkan alasan-alasan mengapa lokasi kantin biasanya terpusat dan terpisah
dari ruang kerja. (10%)
6. Sebutkan dan jelaskan saran-saran yang yang diperlukan untuk tata letak fasilitas
makan. (20%)

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

16

Practicum Module
Facility Layout Design

MODUL 5
FTC dan SKALA PRIORITAS
5.1. Tujuan

Pada pembuatan From to Chart (FTC) dapat diketahui hubungan perjalanan


material dari satu fasilitas ke fasilitas lainnya.

Pada pembuatan skala prioritas, dapat diketahui berbagai kepentingan


hubungan yang terjadi di antara fasilitas yang ada.

5.2.

From to Chart Frekuensi


From to Chart (FTC) biasanya sangat berguna apabila barang yang
mengalir pada suatu wilayah berjumlah banyak. Hal ini juga berguna jika
terjadi keterkaitan antara beberapa kegiatan dan jika diinginkan adanya
penyusunan kegiatan yang optimum (Stephens & Meyers, 2010) (Purnomo,
2004; Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).
FTC menggambarkan besarnya kedekatan hubungan aliran antar mesin
yang terjadi. Melalui FTC frekuensi ini kita dapat melakukan perhitungan untuk
langkah selanjutnya, yaitu perhitungan untuk FTC Inflow dan FTC (Stephens &
Meyers, 2010; Purnomo, 2004; Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).

5.3. Skala Prioritas


Skala prioritas menunjukkan hubungan antar mesin (skala prioritas
Inflow dan skala prioritas Outflow) merupakan skala yang digunakan untuk
mengetahui derajat kepentingan hubungan antara mesin-mesin produksi, di
mana derajat kedekatan hubungannya dapat dilihat pada FTC Inflow dan
Outflow. Di sini angka yang paling besar yang terdapat pada kedua peta
tersebut menunjukkan hubungan yang paling dekat (Stephens & Meyers,
2010; Purnomo, 2004; Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).
Adapun tanda dari derajat kedekatan adalah sebagai berikut (Stephens
& Meyers, 2010; Purnomo, 2004; Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990)
A

= Hubungan mutlak diperlukan (untuk aktivitas yang dipertimbangkan

saling berkelanjutan)
E = Hubungan sangat penting (untuk aktivitas yang saling berhubungan)
I = Hubungan penting (untuk aktivitas berdampingan)
O = Hubungan biasa/umum (untuk aktivitas yang mempunyai hubungan
U
X

biasa)
= Hubungan tidak penting (untuk hubungan geografis)
= Hubungan tidak diinginkan (untuk hubungan yang tidak diharapkan

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

17

Practicum Module
Facility Layout Design

terjadi)

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

18

Practicum Module
Facility Layout Design

Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan definisi Material Handling dan tujuan pokok kegiatan Material Handling.
(20%)
2. Pertimbangan apa saja yang harus dilakukan dalam merancang sistem material
handling? (20%)
3. Jelaskan macammacam biaya material handling beserta faktorfaktor yang
mempengaruhi biaya material handling itu sendiri. (15%)
4. Jelaskan hubungan antara Material Handling dalam sistem manufaktur dengan
tata letak suatu pabrik. (15%)
5. Jelaskan macammacam jalan lintasan beserta tujuan dari jalan lintasan itu
sendiri. (15%)
6. Jelaskan

berbagai

kategori

sistem

yang

berorientasi

pada

fungsi

yang

mengelompokkan peralatan dan kegiatan menurut. (15%)

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

19

Practicum Module
Facility Layout Design

MODUL 6
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART
DAN ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM
LANTAI PRODUKSI DAN AREA PABRIK
6.1

Tujuan

Pada pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) untuk area pabrik,


praktikan diharapkan dapat menyusun dan memahami hubungan antara
fasilitas-fasilitas yang ada pada area pabrik.

Pada pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD) untuk area pabrik,


praktikan diharapkan dapat menggambarkan keterkaitan kegiatan antara
berbagai fasilitas yang ada pada area pabrik untuk mendukung jalannya
kegiatan produksi.

Pada pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) untuk area lantai


produksi,

praktikan

diharapkan

dapat

menyusun

dan

memahami

hubungan antara fasilitas-fasilitas yang ada pada lantai produksi.

Pada pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD) untuk lantai


produksi,

praktikan

diharapkan

dapat

menggambarkan

keterkaitan

kegiatan yang berhubungan dengan pola aliran material antara mesinmesin produksi dengan gudang bahan baku dan juga gudang barang jadi.
6.2

Activity Relationship Chart (ARC) Lantai Produksi


ARC merupakan suatu teknik yang digunakan untuk merencanakan
keterkaitan antara setiap kegiatan yang saling berhubungan satu sama
lainnya. ARC menggunakan beberapa simbol huruf seperti skala prioritas yang
telah dijelaskan pada Modul 5 sebagai penanda derajat kedekatannya dan
beberapa simbol angka berurutan sebagai wakil alasan penggunaan simbol
huruf derajat kedekatan tersebut. Format dan teknis pembuatan ARC dapat
dilihat pada buku referensi (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).
Keterangan:
-

ARC lantai produksi dibuat pada kertas putih berukuran minimal A3.

Jarak antar garis disetiap barisnya minimal 2 cm dengan ukuran font yang
disesuaikan dengan ukuran kertas.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

20

Practicum Module
Facility Layout Design

6.3

Activity Relationship Chart (ARC) Area Pabrik


ARC untuk area pabrik terdiri atas seluruh elemen yang ada seperti
lantai produksi, gudang bahan baku, gudang barang jadi, kantor dan plant
service (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).

Gambar 6.1 Activity Relationship Chart


6.4

Activity Relationship Diagram (ARD) Lantai Produksi


ARD merupakan dasar perencanaan keterkaitan antara pola aliran
material dan lokasi kegiatan pelayanan yang dihubungkan dengan kegiatan
produksi yang dibuat berdasarkan skala prioritas sebagai data derajat
hubungan yang harus ada dan harus dipenuhi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan

dalam

pembuatan

ARD

lantai

produksi

antara

lain

(Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990):


1. ARD terdiri atas beberapa buah kotak berbentuk bujur sangkar yang
disusun sedemikian rupa sesuai dengan derajat kedekatannya membentuk
suatu susunan yang baik.
2. Derajat kedekatan yang telah ditentukan harus diperhatikan dalam hal
peletakan berbagai fasilitas yang ada, misal:
-

Derajat kedekatan A, berarti antar fasilitas harus tepat bersebelahan.

Derajat kedekatan E, berarti antar fasilitas maksimal berjarak 1 kotak.

Derajat kedekatan I, berarti antar fasilitas maksimal berjarak 2 kotak,

dst.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

21

Practicum Module
Facility Layout Design

Berikut adalah format pembuatan ARD:

No. mesin dari Skala Prioritas Inflow


A-4,5,7

E-1

No. Mesin

4 8 6
5 1
7 9 2

X-3

Mesin X

Nama Mesin
I

Gambar 6.2 Format ARD


Keterangan:

Setiap kotak bujur sangkar memiliki warna yang berbeda sesuai dengan
fasilitas yang diwakilinya, yaitu:

6.5

Mesin-mesin produksi berwarna HIJAU MUDA.

Gudang-gudang berwarna ABU-ABU.

Kotak bujur sangkar memiliki ukuran sisi masing-masing 6 cm.

Activity Relationship Diagram (ARD) Area Pabrik


ARD untuk area pabrik terdiri atas elemen-elemen yang ada pada ARC
area pabrik (Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990).

Lantai produksi, gudang bahan baku, gudang barang jadi, dan kantor
masing-masing diwakili oleh 1 kotak bujur sangkar.

Masing-masing plant service diwakili oleh 1 kotak bujur sangkar.

Aturan warna untuk setiap kotak adalah:

Lantai produksi berwarna HIJAU MUDA.

Gudang bahan baku berwarna ABUABU MUDA.

Gudang barang jadi berwarna ABUABU TUA.

Kantor berwarna UNGU.

Plant service berwarna BIRU MUDA.

Aturan penggambaran garis pada ARD:

Derajat A

: 4 garis berwarna merah

Derajat E

: 3 garis berwarna jingga

Derajat I

: 2 garis berwarna hijau tua

Derajat O

: 1 garis berwarna biru tua

Derajat U

: tidak ada tanda

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

22

Practicum Module
Facility Layout Design

Derajat X

: 1 garis bergerigi berwarna cokelat


Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan jenis-jenis keterkaitan. (5%)


2. Apakah yang dimaksud dengan ARC dan ARD? Apakah kegunaannya? Apakah
kegunaannya? Apakah hubungan antara ARC dan ARD? (15%)

3. Apakah perbedaan dasar ARC dengan FTC? (10%)


4. Sebutkan macam-macam ARD lantai produksi dan berasal darimana saja sumber
data masing-masing ARD lantai produksi tersebut? (10%)

5. Bagaimana cara membuat ARC? (10%)


6. Sebutkan 3 macam alasan yang menjadi pertimbangan dalam mengukur derajat
kedekatan antar departemen pada ARC. (10%)

7. Pada ARC terdapat perubah atau variabel untuk menggantikan angkaangka yang
bersifat kuantitatif, apa saja variabel tersebut dan apa kegunaannya? (10%)

8. Sebutkan dan gambarkan 2 jenis ARD yang Anda ketahui. (10%)


9. Buatlah ARC dan ARD (ATBD) dari data seperti di bawah ini. (20%)
Nama
Departemen
A
B
C
D
E
F
G
H

C1
A0.8
D0.8
H0.4
F1
G0.2
H0.2

B0.4
C0.6
E0.7
E0.2
H0.3
H0.1

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Relationship
I
O
D0.2
H0.4
F0.5

E0.1

D0.02

Versi : 1

Revisi : 0

23

Practicum Module
Facility Layout Design

MODUL 7
AAD (Area Allocation Diagram)
LANTAI PRODUKSI dan GUDANG
7.1

Materi

Pengembangan ARD dan kaitannya dengan ARC.

Aturan-aturan khusus dalam peletakan bagian-bagian lantai produksi dan


gudang.

7.2

Tujuan

Merancang pengaturan ruang produksi untuk setiap mesin agar dapat


beroperasi secara efisien.

Merancang peletakan gudang sehingga setiap bahan baku dan barang jadi
dapat dialirkan dengan mudah dan cepat.

Memahami pentingnya AAD lantai produksi dan gudang yang dapat


meminimumkan transportasi bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi antar gudang dan mesin.

Mewujudkan hasil pengaturan fasilitas produksi dan gudang yang efisien


dengan memperhatikan hubungan kedekatan antara lantai produksi dan
gudang yang telah tercermin dalam ARD.

7.3

Teori Dasar
Gudang-gudang (storage-warehouse) merupakan bangunan yang akan
digunakan untuk penyimpanan bahan baku dan barang jadi. Lantai produksi
berfungsi sebagai jantung dari pabrik, dimana bahan baku melewati
berbagai proses untuk menjadi produk yang siap untuk didistribusikan
(Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990; Purnomo, 2004).
AAD

lantai

produksi

dan

gudang

merupakan

diagram

yang

menggambarkan tata letak fasilitas produksi dan gudang-gudang yang


sebenarnya. Adanya penggambaran fasilitas produksi dan gudang yang
terperinci

dapat

memperlihatkan

luas

tanah

yang

dibutuhkan

(Wignjosoebroto, 2003; M.Apple, 1990; Purnomo, 2004).

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

24

Practicum Module
Facility Layout Design

7.4

Ketentuan Pembuatan

AAD dikembangkan dari ARD lantai produksi dan gudang, dengan


memberikan penyesuaian bentuk kelompok mesin dan gudang sebanding
dengan ukuran sebenarnya.

Berdasarkan ARD lantai produksi in-flow yang digabung dengan kedua


gudang.

Bentuk AAD lantai produksi dan gudang tidak perlu merupakan persegi
panjang, namun memiliki bentuk yang disesuaikan dengan lahan yang
tersedia.

Gudang-gudang

tidak

berada

di

dalam

lantai

produksi,

melainkan

menempel pada bangunan lantai produksi.

Dalam lantai produksi disediakan perlengkapan berupa tempat bahan


baku, barang jadi dan bak sampah untuk setiap kelompok mesin. Semua
harus digambar dengan skala ukuran yang sebenarnya.

Pada tiap kelompok mesin terdapat tempat masuknya material (buffer)


yang akan diproses (WIP-in) dan tempat keluarnya material (buffer) dari
area tersebut (WIP-out).

Buffer berwarna pink dengan tebal 1 cm dan panjang yang disesuaikan.

Lihat pada aturan umum untuk penulisan judul.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

25

Practicum Module
Facility Layout Design

Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan prosedur perencanaan lantai produksi yang efisien. (20%)
2. Jelaskan 3 hal

yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan luas area yang

dibutuhkan. (10%)
3. Sebutkan faktor-faktor pertimbangan dalam meletakkan buffer. (20%)
4. Apa yang dimaksud dengan scrap dan buangan? (10%)
5. Sebutkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyimpanan barang
setengah jadi. (20%)
6. Apakah yang dimaksud dengan gang? Sebutkan jenis gang dan kegunaannya.
(15%)
7. Jelaskan prosedur perancangan galangan. (20%)

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

26

Practicum Module
Facility Layout Design

MODUL 8
MATERIAL HANDLING PLANNING SHEET (MHPS)

8.1

Tujuan

Pada pembuatan Material Handling Planning Sheet (MHPS), praktikan


dapat mengetahui dan memperkirakan total biaya yang diperlukan dalam
melakukan penanganan material.

8.2

Material Handling Planning Sheet (MHPS)


Masalah utama dalam produksi ditijau dari segi kegiatan/proses
produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses
produksi berikutnya. Hal ini terlihat sejak material diterima ditempat
penerimaan, kemudian dipindahkan ketempat pemeriksaan dan selanjutnya
disimpan di gudang. Pada bagian proses produksi juga terjadi perpindahan
material yang diawali dengan mengambil material dari gudang, kemudian
diproses pada proses pertama dan berpindah pada proses berikutnya sampai
akhirnya dipindah ke gudang barang jadi (Purnomo, 2004).
Material Handling Planning Sheet (MHPS) merupakan sebuah tabel
yang digunakan untuk menghitung biaya dari tiap-tiap penanganan atau
perpindahan bahan/material berdasarkan peralatan material handling yang
digunakan. Terdapat 1 macam MHPS, yaitu MHPS produksi yang merupakan
suatu tabel yang digunakan untuk menghitung biaya penanganan bahan pada
lantai produksi (Purnomo, 2004; M.Apple, 1990; Wignjosoebroto, 2003;
Stephens & Meyers, 2010; Freivalds, 2009).

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi : 0

27

Practicum Module
Facility Layout Design

LAMPIRAN
ATURAN PENGGAMBARAN
1.

Umum

Skala gambar 1:100.

Truk dan mobil diwakili dengan gambar tampak atas dan sesuai skala.

Jarak antar tiang penguat maksimal 5 meter. Tiang penguat berukuran


50 x 50 cm.

Susunan judul plant layout adalah sebagai berikut:


PLANT LAYOUT
PT. XXX

USULAN DARI

KAPASITAS PRODUKSI

LUAS TANAH

LUAS BANGUNAN

SKALA

EFISIENSI

Tulisan PLANT LAYOUT berukuran 5 cm, selain itu semua huruf pada
judul berukuran 3 cm. Spasi antar tulisan berjarak 2 cm.

Legenda dilengkapi dengan kode warna yang digunakan dan dengan


jelas mengacu kepada fasilitas atau peralatan tertentu.

Arah mata angin dan logo perusahaan konsultan harus dicantumkan di


pojok kiri atas area gambar.

Warna untuk tembok, sekat ruangan, jendela, pintu, kolom penguat


adalah hitam.

Tebal tembok terluar untuk area pabrik 20 cm

Tebal tembok lainnya pada keseluruhan area pabrik sebesar 15 cm.

Seluruh ruangan dilengkapi dengan nama dan luas.

Simulasi alur transportasi diwakilkan dengan tanda panah.

Tambahkan pintu darurat pada semua aspek penting dan beri warna
merah.

Jarak antar gedung bangunan terluar dengan tembok terluar pabrik


minimum 5 meter.

Jalan raya yang menunjukkan arah masuk dan keluar dari pabrik
digambarkan.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi :

28

Practicum Module
Facility Layout Design

2.

Storage dan warehouse

Lemari, Palet, dan trolley diwakilkan dengan warna cokelat tua.

Untuk setiap kelompok barang, diberi garis putus-putus sebagai


penanda wilayah.

3.

Receiving dan Shipping

Gambar truk ditempatkan pada shipping dan receiving dan di jalan.

Luas minimum area receiving adalah 100% dari luas storage.

Luas minimum area shipping adalah 100% dari luas area warehouse.

Alur transportasi truk digambarkan dengan tanda panah, ukurannya


disesuaikan.

4.

Plant Service

Meja dan bangku yang digunakan pada kantin kantor dan kantin
produksi terdiri dari meja panjang yang diapit oleh 2 buah kursi
panjang dengan kapasitas 6 orang untuk setiap mejanya.

Area parkir kendaraan terdiri atas tempat parkir mobil, motor, dan
sepeda dengan kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jenis
parkir ada 2, yaitu Perpendicular dan Angular. Biasanya memiliki rasio
1:1,25; artinya 1 tempat parkir untuk 1,25 pekerja.

Toilet yang diperuntukkan bagi karyawan lantai produksi dan plant


service ditentukan jumlahnya sebagai berikut:
Tabel Kebutuhan Jumlah Toilet

Jumlah Maksimum Pekerja


1 10
11 25
26 50
51 80
81 125
> 125
5.

Jumlah Minimum Toilet yang dbutuhkan


masing-masing untuk Pria dan Wanita
1
2
3
4
5
Tambahan 1 toilet untuk tambahan 45 pekerja

Lantai Produksi

Gunakan kode warna yang berbeda untuk setiap kelompok mesin dari
untuk membedakan dapat diberi motif.

Kode warna untuk operator adalah hitam, untuk supervisor adalah


merah.

Pengaliran bahan baku dapat menggunakan garis dengan kode warna


yang berbeda untuk setiap komponen.

Setiap ujung aliran material ditandai dengan ujung yang lancip/anak


panah.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi :

29

Practicum Module
Facility Layout Design

Pada setiap kelompok mesin dicantumkan nama mesin dan luasnya


dengan ukuran penulisan yang disesuaikan.

WIP-in dan WIP-out digambarkan dengan kotak berwarna pink (merah


muda). Di dalam kotak tersebut tuliskan huruf I untuk WIP-in atau O
untuk WIP-out.

Jarak antara kelompok mesin yang satu dengan yang lain dan dengan
tembok minimal 2 m untuk ruang gerak.

6.

Saluran Air (got) dan Trotoar

Penempatan saluran air bersih harus logis dan digambarkan dengan


garis berwarna biru muda selebar 20 cm.

Sedangkan untuk saluran air kotor digambarkan dengan garis berwarna


biru tua selebar 20 cm.

Penggambaran trotoar dengan warna abu-abu.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi :

30

Practicum Module
Facility Layout Design

DAFTAR PUSTAKA
Amril, S. (1995). Data Arsitek. Jakarta: Erlangga.
Freivalds, A. (2009). Nieble's Methods, Standards, and Work Design. New York:
mcGraw Hill.
M.Apple, J. (1990). Tataletak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB
Bandung.
Purnomo, H. (2004). Perencanaan Dan Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Stephens, M. P., & Meyers, F. E. (2010). Manufacturing Facilities Design & Material
Handling. New Jersey: Pearson.
Sutalaksana, I. Z. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri
ITB.
Taylor, B. W. (2004). Introduction to Management Science. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Wignjosoebroto, S. (2003). Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Surabaya:
Guna Widya.

Faculty of Engineering and Computer Science


UNIVERSITAS BAKRIE

Versi : 1

Revisi :

Anda mungkin juga menyukai