Evaluasi Variation Order Pembangunan Pump House Caison (FIX)
Evaluasi Variation Order Pembangunan Pump House Caison (FIX)
Kontrak Nomor
Tanggal
: 30 Oktober 2007
Sumber Dana
: APLN
Kontraktor
OLEH
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN XI
TAHUN 2014
I.
DATA UMUM
Nama Proyek
: PLTU 2 NTB
Kapasitas
: 2 X 25 MW
Nomor Kontrak
Tanggal Kontrak
: 30 Oktober 2007
Lokasi Proyek
Kontraktor
Sumber Pendanaan
: APLN
Engineering Design
Ketenagalistrikan
: KSO Rekadaya Elektrika Indra Karya - Hasfarm
II. KRONOLOGIS
Kontrak telah efektif tanggal 30 Oktober 2007 dengan durasi Unit I 24 bulan dan Unit II
26 bulan, namun karena adanya permasalahan dalam pembebasan lahan yang
dilakukan oleh Tim IX dan PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat, maka lokasi proyek
yang semula di Dusun Endok dipindahkan ke Dusun Jeranjang, Desa Taman Ayu dan
penyerahan lahan 100% baru dapat dilaksanakan pada tanggal 1 April 2009 dan
menjadi tanggal efektif kontrak sesuai Side Letter Agreement ke-2 tanggal 12 Agustus
2010.
Perpindahan lokasi tersebut menyebabkan permasalahan pada layout dan desain dari
peralatan yang ada di PLTU 2 NTB (2x25 MW) terutama peralatan pendingin utama
yang membutuhkan suplai air pendingin dari pompa pendingin utama atau CWP
(Circulating Water Pump), permasalahan tersebut diantaranya adalah :
1. Desain awal Pump pit hanya untuk mensuplai air pendingin ke 2 unit PLTU
2. Permasalahan kekurangan suplai air pendingin untuk 3 unit PLTU (PLTU 3 NTB
1x25 MW & PLTU 2 NTB 2X25 MW) karena sedimentasi yang terjadi di Water
Intake Channel karena posisinya berada tepat di mulut muara sungai Babak
3. Permasalahan sampah rumah tangga dari sungai Babak yang terbawa masuk
ke
Jeranjang.
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 2
Berdasarkan CDA No. M 001 Kontrak pekerjaan pembangunan PLTU 3 NTB (1x25
MW) Kontrak No. 220.PJ/121/PIKITRING JBN/2007, PLN menjelaskan bahwa
berdasarkan dokumen kontrak fasilitas Open canal cooling water system structures
(dari intake mouth sampai dengan pump house dan discharge dari seal pit ke laut) akan
disuplai oleh Kontraktor PLTU 2 NTB 2x25 MW, dengan demikian Desain Pump pit
yang dikerjakan oleh Kontraktor PLTU 2 NTB seharusnya dapat memenuhi kebutuhan
suplai air pendingin ke 3 unit PLTU. Namun berdasarkan kontrak pembangunan PLTU
2 NTB 2x25 MW No. 243.PJ/041/DIR /2007 Scope pekerjaan intake mouth sampai
hanya untuk mensuplai kebutuhan air pendingin ke PLTU NTB 2x25 MW saja. Hal ini
menjadi permasalahan karena pada pelaksanaannya Kontraktor PLTU 3 NTB dapat
lebih cepat melaksanakan test & commissioning namun belum ada keputusan terkait
penggunaan intake mouth sampai dengan pump house untuk keperluan operasional
PLTU 3 NTB. Maka berdasarkan risalah rapat tanggal 2 Agustus 2010 antara konsultan
enjiniring PLTU 3 NTB 1x25 MW (PLN Enjiniring) dengan konsultan enjiniring PLTU 2
NTB 2x25 MW (PLN PUSENLIS) perihal Scope of Work CW Pump, disepakati bahwa
untuk fasilitas Circulating Water System dari Circulating Water Pump house sampai
dengan discharge seal pit bukan merupakan common facilities, sehingga untuk intake
dan PLTU 3 NTB menggunakan desain intake dan yang dikerjakan oleh Kontraktor
PLTU 2 NTB (PT BARATA Indonesia) atau menjadikan intake dan pump house yang
dikerjakan oleh Kontraktor PLTU 2 NTB sebagai common facilities untuk 3 unit PLTU
(3x25 MW).
Permasalahan muncul pada saat dilakukan trial run test 1 unit CWP PLTU 3 NTB pada
tanggal 27 Maret 2012, terjadi penyusutan level air di pump pit dan intake canal
sehingga menyebabkan pompa berhenti beroperasi atau trip karena batas level trip
yang di setting oleh pabrikan CWP berada pada level 2,7 meter dari dasar pump pit,
sedangkan desain pump pit yang digunakan tidak dapat mengakomodir kebutuhan
tersebut, sehingga setting trip level air CWP harus menyesuaikan dengan desain pump
pit existing. Penyusutan level air di pump pit dan intake canal disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya :
1. Terjadinya pendangkalan akibat sedimentasi yang terjadi di mulut dan sepanjang
intake canal sehingga suplai air yang sampai ke pump pit tidak maksimal.
2. Kapasitas debit air yang masuk ke pump pit tidak seimbang dengan kecepatan
suction pompa, karena desain yang dikerjakan oleh Kontraktor PLTU 2 NTB
adalah untuk operasional PLTU 2 NTB (2x25 MW) saja. Kondisi ini akan lebih
parah jika ke-6 (enam) unit CWP di lokasi pump house existing telah beroperasi.
3. Terdapat tumpukan sampah rumah tangga di jaring yang berada di depan pump
pit yang mengkibatkan pasokan air ke pump pit semakin berkurang.
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 3
Karena kebutuhan test & commissioning PLTU 3 NTB yang mendesak, maka dilakukan
beberapa upaya jangka pendek untuk mengatasi permasalahan kekurangan suplai air
pendingin tersebut, yaitu :
1. Menurunkan level trip CWP PLTU 3 NTB menjadi 1,7 meter
2. Melakukan pengerukan sedimentasi pasir di mulut intake
Solusi tersebut hanya bersifat sementara, karena sedimentasi gosong pasir di mulut
intake akan terus bertambah selama muara sungai Babak tetap berada disana dan
secara desain penurunan level trip CWP sebesar 1 meter akan berpengaruh pada umur
pakai pompa itu sendiri, karena pompa beroperasi tidak sesuai dengan rekomendasi
dari pihak pabrikan.
Untuk mencari solusi permanen dari permasalahan kekurangan suplai air pendingin ini,
pada tanggal 13-15 September 2012 dilakukan diskusi antara pihak PLN UPK NUSRA
2, PLN PUSENLIS, PT BARATA, dan Jiang Xi Jiang Lian di Wuxi China, dari diskusi
tersebut semua pihak berpendapat bahwa permasalahan yang terjadi pada saat CWP
PLTU 3 beroperasi akan menjadi lebih parah pada saat CWP PLTU 2 NTB nanti
beroperasi, sehingga disarankan untuk mempelajari kembali desain yang telah
diterapkan dan melakukan modifikasi desain tersebut.
Berdasarkan risalah rapat tanggal 5 April 2013, PLN UIP XI, PLN PUSENLIS, PT.
Barata, dan KSK sepakat untuk dilakukan perhitungan ulang dan modifikasi pada main
gate pump pit, karena desain pond dan pump pit yang dikerjakan oleh PT Barata hanya
untuk keperluan 2 (dua) unit pembangkit.
Detail korespondensi usulan kerja tambah kurang dengan kronologis sebagai berikut:
No.
Tanggal
Deskripsi
Keterangan
1.
2.
30 Oktober
2007
18 Maret 2008
Dokumen
Kontrak
Surat
Keputusan
3.
11 Juni 2008
4.
18 Juni 2008
5.
27 Agustus
2008
Risalah Rapat
Surat
Agreement
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 4
No.
Tanggal
Deskripsi
Keterangan
6.
3-5 Desember
2008
CDA
7.
1 April 2009
8.
14 April 2010
9.
3 Mei 2010
10.
4 Mei 2010
11.
21 Juli 2010
12.
29 Juli 2010
13.
2 Agustus
2010
11 Agustus
2010
1 November
2010
14.
15.
16.
16 Maret 2011
17.
18.
5 Maret 2012
30 Maret 2012
19.
25 Juli 2012
20.
21.
31 Juli 2012
13-15 Sept
2012
25 Sept 2012
5 April 2013
17 Oktober
2013
18 Oktober
2013
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29 November
2013
27 Januari
2014
29 Januari
2014
Agreement
Surat
Risalah Rapat
Approval design
Risalah Rapat
Risalah Rapat
Surat
Risalah Rapat
Risalah Rapat
Risalah Rapat
Surat
Risalah Rapat
Risalah Rapat
Risalah Rapat
Risalah Rapat
Risalah rapat
Risalah rapat
Surat
Dokumen kajian
Surat
Dokumen teknis
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 5
Berdasarkan kronologis diatas maka PLN UIP XI mengajukan usulan Variation Order
kepada PLN Pusat perihal Pekerjaan Pembangunan Pump House metode Caison
dengan dasar bahwa desain pump pit yang ada sekarang hanya di desain untuk
keperluan 2 unit pembangkit sehingga lebar main gate terlalu kecil dan kapasitas pump
pit tidak akan mampu untuk mensuplai air ke 3 unit pembangkit.
2.
Demikian
menyampaikan
pula
secara
selama
tertulis
pelaksanaan
untuk
kontrak,
mengubah,
Owner
mengurangi
akan
maupun
menambah pekerjan.
Selanjutnya dalam Dokumen Kontrak Book 1, Part 2, Clause 2.47, Paragraph 3
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 6
The difference in cost to the Owner, if any, occasioned by any such variations
shall be added to or deducted from the Contract Price as the case may injure.
The amount of such difference shall be ascertained and mutually agreed to by
negotiations between the Owner and the Contractor.
Bahwa penambahan atau pengurangan biaya yang terjadi sebagai akibat dari
perubahan pekerjaan (Variations), yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak, harus ditambahkan atau dikurangkan terhadap Nilai Kontrak yang
dituangkan dalam bentuk Amandemen Kontrak.
2.
Media pendingin dari Closed Cooling Water System yang berfungsi sebagai
pendingin peralatan utama seperti ID Fan, PA Fan, Boiler Feed Pump, Lube
Oil System, dan peralatan lainnya.
3.
Karena sangat vitalnya fungsi CWP untuk pengoperasian PLTU, maka suplai air laut
dari Water Intake Channel sampai ke pump pit tidak boleh berkurang atau terganggu,
karena jika CWP berhenti beroperasi/trip maka PLTU juga akan mengalami trip atau
keluar sistem sehingga akan menyebabkan gangguan di sistem kelistrikan Lombok
karena suplai daya yang dihasilkan PLTU merupakan yang terbesar di sistem
kelistrikan Lombok.
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 7
Pada pelaksanaannya, pekerjaan Proyek PLTU 3 NTB terlebih dahulu siap untuk
dilaksanakan Test & Commissioning sehingga membutuhkan dukungan suplai air
pendingin yang berdasarkan CDA No. M-001 (open canal cooling water system)
dikerjakan oleh Kontraktor PLTU 2 NTB atau menjadi common facility, namun dalam
kontrak pekerjaan PLTU 2 NTB tidak disebutkan bahwa item pekerjaan open canal
cooling water system merupakan common facility, sehingga dilakukan pembahasan
antara PLN PUSENLIS dengan PLN Enjiniring pada tanggal 2 Agustus 2010 terkait
Scope of Work CW Pump dan disepakati bahwa Fasilitas Circulating Water System
dari Circulating Water Pump house sampai dengan Condenser dan dari discharge seal
pit bukan merupakan common facility. Sehingga menurut risalah rapat tersebut dapat
diartikan bahwa pekerjaan dari intake mouth sampai dengan pump house menjadi
scope pekerjaan proyek PLTU 2 NTB. Karena kebutuhan yang mendesak berdasarkan
risalah rapat tanggal 1 Nopember 2010 diputuskan Intake dan pump house
(menggunakan design Barata), posisi dan dudukan pompa mengikuti penentuan lokasi
WTC (perubahan hanya di posisi angkur, dimensi dan volume relative sama).
Gambar 1.1 Desain Awal Layout Water Intake & Pump pit PLTU 2 NTB tanggal 4 Mei 2010 (Approval B)
Penambahan fungsi dan perubahan desain ini tidak disertai dengan perhitungan ulang
dan analisa yang mendalam terhadap pengaruh operasional seluruh pompa yang ada
di sana, karena status approval drawing pump pit & intake channel telah di approve B
pada tanggal 4 Mei 2010, sehingga Kontraktor sudah mulai dapat mengerjakan item
pekerjaan
mendesak terkait test & commissioning PLTU 3 NTB, maka sesuai kesepakatan rapat
tanggal 1 Nopember 2010 Kontraktor PLTU 2 NTB memperlebar dimensi pump pit yang
telah dikerjakan untuk mendukung persiapan operasinal PLTU 3 NTB tanpa adanya
perhitungan ulang desain dan perubahan lebar main gate.
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 8
Gambar 1.2 Desain Water Intake & Pump pit PLTU 2 NTB Existing tanggal 27 Desember 2013 (Approval A)
Penambahan fungsi pemakaian pump pit dan intake canal ini akan berpengaruh
terhadap operasional PLTU diantaranya :
umur
pakai
CWP
karena
pihak
pabrikan
pasti
telah
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 9
Gambar 1.3 record penurunan level air di pada saat operasi CWP PLTU 3 NTB (diukur dari posisi MSL)
Berdasarkan data diatas, terlihat adanya penurunan level air 300mm di dalam
pump pit, dari data teknis CWP yang terpasang kebutuhan air unutk operasional 3
unit PLTU adalah sebesar :
PLTU 3 NTB
= 2 x 3.204 m3/jam
= 6.408 m3/jam
PLTU 2 NTB
= 4 x 2800 m3/jam
= 11.200 m3/jam
Total debit maksimal yang diperlukan untuk operasional 3 unit PLTU adalah sebesar
17.608 m3/jam, sedangkan pada saat operasional 2 unit CWP PLTU 3 NTB dengan
kebutuhan debit air 6.408 m3/jam sudah terjadi penurunan air 300mm di dalam
pump pit. Dengan setting trip CWP saat ini yang di setting pada level 1700 mm dan
rata-rata level air di pump pit sebesar 3000mm dari dasar pump pit, maka kondisi 6
unit CWP beroperasi secara bersama-sama akan sulit dicapai, karena akan terjadi
penurunan level air >900mm saat semua CWP beroperasi, serta kondisi pasang
surut air laut/hari yang selisihnya bisa mencapai 1000mm (data pasanglaut.com).
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 10
Dari keadaan diatas, diperkirakan debit air yang di pompa tidak akan mampu di
imbangi oleh suplai air ke pump pit karena dimensi main gate yang dipasang secara
desain hanya mengakomodir kebutuhan air pendingin untuk 2 unit PLTU serta
penambahan fungsi pump pit yang telah dilakukan untuk mendukung operasional
PLTU 3 NTB tidak disertai dengan kajian dan perhitungan ulang dari desain awal
pump pit.
Kondisi kekurangan suplai air pendingin ini diperparah oleh kondisi alam,
sedimentasi pasir di intake, dan sampah rumah tangga, karena pada saat level air
laut berada pada posisi LLWL (Lowest Low Water Level) tidak ada aliran air laut
yang masuk ke pump pit, karena kondisi laut yang berada pada puncak surutnya
(pada saat bulan purnama atau bulan mati) dan sedimentasi di intake mouth,
banyaknya sampah yang terjaring di depan main gate pump pit juga mungurangi
suplai air yang masuk ke pump pit, sehingga dapat dipastikan bahwa yang telah
dibangun oleh Kontraktor PLTU 2 NTB secara desain tidak akan mampu mensuplai
air ke 3 unit PLTU yang ada di area PLTU Jeranjang (3x25 MW) jika tidak terdapat
modifikasi.
Untuk membahas permasalahan kekurangan suplai air pendingin di area pump pit
ini, telah dilakukan pembahasan dan design review antara PT. Barata, Jiang Xi
Jiang Lian, Handan Design Institue, PLN PUSENLIS dan PLN UIP NUSRA di Wuxi
China tanggal 13 15 September 2012. Dari pembahasan tersebut, semua pihak
sepakat bahwa untuk mendukung operasional 3 unit PLTU, harus dilakukan kajian
ulang dan modifikasi terhadap desain pump pit yang digunakan saat ini dan
mengusulkan beberapa alternatif, diantaranya :
1. - Men-chipping bottom slab dari sebesar 250 mm,
- Menambah panjang shaft pompa sebesar 570 mm.
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 11
MUARA SUNGAI
BABAK
WATER
INTAKE
CHANNEL
POSISI PUMP
HOUSE
EXISTING
Gambar 1.5 Posisi Pump House Existing dan Muara Sunga Babak
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 12
Setelah dilakukan studi banding ke PLTU Tonasa (2x25 MW) dan berdasarkan kajian
teknis dari PLN PUSENLIS, pembuatan Pump house baru dengan metode Caison
menjadi alternatif paling memungkinkan untuk diterapkan di PLTU Jeranjang (3x25
MW), karena dalam proses pengerjaannya tidak perlu menghentikan operasional PLTU
PLTU 3 NTB (1x25 MW), dan meminimalisir waktu stop operasi PLTU 2 NTB (2x25
MW) yang saat ini sedang dalam tahap Test and Commisioning pada saat
penyambungan pipa dengan pipa eksisting dan pemasangan pompa.
Dari Gambaran diatas direncanakan posisi Pump House baru dengan metode Caison
berada di sisi barat PLTU 2 NTB (tepat di belakang Jetty) dengan jalur pipa intake baru
berada di sisi utara Water Intake Channel existing.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan evaluasi tersebut diatas, dengan ini disimpulkan bahwa penambahan
fungsi pump pit PLTU 2 NTB (2x25 MW) untuk operasional PLTU 3 NTB (1x25 MW)
tidak disertai dengan kajian ulang dan perhitungan ulang dari desain awal pump pit,
karena mendesaknya kebutuhan operasional PLTU 3 NTB untuk mensuplai listrik ke
sistem kelistrikan Lombok. Untuk menyelesaikan permasalahan kekurangan suplai air
pendingin, kami mengusulkan agar diberikan Variation Order untuk Pembangunan
Pump House baru dengan metode Caison di Proyek PLTU 2 NTB untuk menunjang
kelancaran Operasional 3 unit PLTU (3x25 MW), serta menjaga kehandalan sistem
kelistrikan di Pulau Lombok.
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 13
VI. LAMPIRAN
- Copy bagian Kontrak yang Relevan
- Korespondensi
- Kajian Teknis Penerapan Metoda Caison dari PLN PUSENLIS
Mengetahui,
PLT. DM PENGENDALIAN PROYEK & K2
ZAKY ADIKTA
Evaluasi Usulan VO Pembangunan Pump House dengan Metode Caison PLTU 2 NTB (2x25 MW)
Page 14