Manual
Manual
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
Nomer salinan
Diberikan kepada
Tanggal Pemberian
DISUSUN OLEH
Nama
MANAGEMENT
REPRESENTATIVE
Tanggal :
DISAHKAN OLEH
Nama
DIREKTUR. PPNS
Tanggal :
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
. PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
Nama
Alamat
No. Telepon
: 085649101243
Fax
: 085649101243
: soekartogagas@gmail.com
Bidang Usaha
Direktur
Sekretaris
Bendahara
Manager Represntative
KABAG ISO
KABAG Las
KABAG Konstruksi
KABAG CNC
KABAG SG
KABAG
:
1.3 Ruang Lingkup
Manual Sistem Manajemen Jurusan Desain Manufaktur ini dibuat untuk memenuhi semua
persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 : 2007 yang terkait
dengan kegiatan utama yang dilakukan di Jurusan Desain Manufaktur.
1.4 Standar dan Peraturan Sistem Manajemen PT. Sehat Farmasi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001: 2007
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
e. Meninjau sebab dan akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi dan gangguan serta penilaian
sebelumnya yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Menilai efisiensi dan efektifitas sumberdaya yang disediakan.
Hasil peninjauan awal keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bahan masukan dalam perencanaan dan
pengembangan Sistem Manajemen K3 untuk Jurusan Teknik Desain Manufaktur.
2.3 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh senat
atau pengurus jurusan Teknik Desain Manufaktur yang memuat keseluruhan visi dan tujuan jurusan,
komitmen dan tekad melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan jurusan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional. Kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja,
teknisi dan mahasiswa yang kemudian harus dijelaskan, disosialisasikan serta disebarluaskan kepada semua
mahasiswa, teknisi, pemasok dan pelanggan khususnya yang berada di lingkup jurusan Teknik Desain
Manufaktur. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja bersifat dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam
rangka peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
3. PERENCANAAN
Program studi Design Manufacture PPNS harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai
keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.
Perencanaan
harus
memuat
kinerja yang
ditetapkan
dengan
mempertimbangkan identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko sesuai dengan
persyaratan perundangan yang berlaku serta hasil pelaksanaan tinjauan awal terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.
3.1 Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
Seluruh bahaya potensial dari aktivitas pekerja secara rutin dan non rutin pada area kerja
yang dilihat dari tingkah laku, kemampuan dan faktor pekerja yang lain serta bahaya potensial
dari infrastruktur, peralatan dan bahan di tempat kerja pada
program studi Design Manufacture PPNS diidentifikasi dan dievaluasi oleh Kabag ISO dan Legal,
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
untuk memastikan tujuan dan sasaran K3 sesuai dengan bahaya potensial dan resiko di PPNS.
Tinjauan bahaya potensial dan resiko akan dilaksanakan bila terjadi perubahan proses dan atau
perubahan perundangan yang berarti atau muncul perkembangan unit usaha yang baru. Kabag
ISO dan Legal bersama Kabag K3 bertanggung jawab untuk membuat, menyusun dan memeriksa
daftar identifikasi bahaya potensial dan evaluasi resiko serta daftar resiko penting K3.
Manajemen Representatif K3 mengesahkan daftar identifikasi bahaya potensial dan evaluasi resiko
serta daftar resiko penting K3. Setelah melakukan identifikasi dan penilaian resiko, maka Kabag ISO
dan Legal bersama Kabag K3 melakukan pengendalian resiko.
Prosedur terkait :
1. Prosedur Identifikasi Bahaya.
2. Prosedur Penilaian Resiko, dan
3. Prosedur Pengendalian Resiko
3.2 Peraturan Perundangan dan Persyaratan lainnya
Perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang dapat diterapkan di PPNS terutama
pada progam studi Design Manufacture akan diidentifikasi dan ditinjau ulang pemenuhannya oleh
Kabag ISO dan Legal untuk memastikan komitmen dalam kebijakan K3 terpenuhi. Direktur
PPNS menentukan persyaratan K3 lainnya yang secara umum akan diterjemahkan sebagai standar
atau kode perusahaan serta persyaratan K3 dari konsumen untuk diterapkan dalam Sistem
Manajemen K3 PPNS. Persyaratan perundang-undangan akan ditinjau ulang oleh Kabag ISO dan
Legal dalam rangka tinjauan ulang identifikasi bahaya potensial dan evaluasi resiko dalam
menanggapi adanya perubahan perundang-undangan atau perubahan proses atau perubahan
perundang-undangan dan pekerjaan atau proyek dengan bidang yang baru. Kabag ISO dan
Legal akan mengakses serta memelihara hubungan
terkait dan sumber informasi lainnya dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh manajemen puncak
atau Kabag ISO dan Legal itu sendiri.
Prosedur terkait :
Prosedur Identifikasi Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Lainnya.
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
4.1.2 Integrasi.
Design Manufactur dapat mengintegrasikan Sistem Manajemen K3 ke dalam sistem
manajemen perusahaan yang ada. Dalam hal pengintegrasian tersebut terdapat pertentangan dengan
tujuan dan prioritas perusahaan, maka:
a. Tujuan dan prioritas Sistem Manajemen K3 harus diutamakan.
b. Penyatuan Sistem Manajemen K3 dengan sistem manajemen perusahaan dilakukan secara
selaras dan seimbang.
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
Tenaga kerja harus memahami serta mendukung tujuan dan sarana Sistem Manajemen
K3, dan perlu disadarkan terhadap bahaya fisik, kimia, ergonomik, radiasi, biologis, dan
psikologis yang mungkin dapat menciderai dan melukai tenaga kerja pada saat bekerja
maupun selesai bekerja serta harus memahami sumber bahaya tersebut sehingga dapat
mengenali dan mencegah tindakan yang mengarah terjadinya insiden.
4.1.5 Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Penerapan dan pengembangan Sistem Manajemen K3 yang efektif ditentukan oleh
kompetensi kerja dan pelatihan dari setiap tenaga kerja di Design Manufactur. Pelatihan
merupakan salah satu alat penting dalam menjamin kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja. Prosedur untuk melakukan identifikasi
standar kompetensi kerja dan penerapannya melalui program pelatihan harus tersedia. Standar
kompetensi kerja keselamatan dan kesehatan kerja dapat dikembangkan dengan:
a. Menggunakan standar kompetensi kerja yang ada.
b. Memeriksa uraian tugas dan jabatan.
c. Menganalisis tugas kerja.
d. Menganalisa hasil inspeksi dan audit.
e. Meninjau ulang laporan insiden.
Setelah penilaian kemampuan gambaran kompetensi kerja yang dibutuhkan
dilaksanakan, program pelatihan harus dikembangkan sesuai dengan hasil penilaiannya.
Prosedur pendokumentasian pelatihan yang telah dilaksanakan dan dievaluasi efektivitasnya
harus ditetapkan. Kompetensi kerja harus diintegrasikan ke dalam rangkaian kegiatan
perusahaan mulai dari penerimaan, seleksi dan penilaian kinerja tenaga kerja serta pelatihan.
4.2 Kegiatan Pendukung
4.2.1 Komunikasi
Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber penting dalam
penerapan Sistem Manajemen K3. Penyediaan informasi yang sesuai bagi tenaga kerja dan semua
pihak yang terkait dapat digunakan untuk memotivasi dan mendorong penerimaan serta
pemahaman umum dalam upaya Design Manufactur untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja.
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
Design Manufactur harus mempunyai prosedur yang menjamin bahwa informasi keselamatan
dan kesehatan kerja terbaru dikomunikasikan ke semua pihak dalam perusahaan. Ketentuan dalam
prosedur tersebut harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan untuk:
a. Mengkomunikasikan hasil dari sistem manajemen, pemantauan, audit dan tinjauan ulang
manajemen pada semua pihak yang bertanggungjawab dan memiliki andil dalam kinerja Design
Manufactur.
b. Melakukan identifikasi dan menerima informasi keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait
dari luar perusahaan.
c. Menjamin bahwa informasi yang terkait dikomunikasikan kepada orang-orang di luar perusahaan
yang membutuhkannya.
4.2.2 Pelaporan Prosedur
Prosedur pelaporan informasi yang terkait dan tepat waktu harus ditetapkan untuk
menjamin bahwa Sistem Manajemen K3 dipantau dan kinerjanya telah ditingkatkan. Prosedur
pelaporan internal pada Design Manufactur perlu ditetapkan untuk menangani hal-hal sebagai
berikut:
a. Pelaporan terjadinya insiden
b. Pelaporan ketidaksesuaian
c. Pelaporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
d. Pelaporan identifikasi sumber bahaya
Prosedur pelaporan eksternal perlu ditetapkan untuk menangani:
a. Pelaporan yang dipersyaratkan peraturan perundangan-undangan.
b. Pelaporan kepada pemegang saham.
4.2.3 Pendokumentasian
Pendokumentasian merupakan unsur utama dari setiap sistem manajemen dan harus dibuat
sesuai dengan kebutuhan Design Manufactur. Proses dan prosedur kegiatan perusahaan harus
ditentukan dan didokumentasikan serta diperbaharui apabila diperlukan. Perusahaan harus dengan
jelas menentukan jenis dokumen dan pengendaliannya yang efektif.
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
4.3.7
Pembelian
Sistem pembelian barang dan jasa termasuk di dalamnya prosedur pemeliharaan
barang dan jasa harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan risiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa
serta mitra kerja perusahaan dan harus memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Pada saat barang dan jasa diterima di tempat kerja, Design Manufactur harus
menjelaskan kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai
identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
4.3.8
4.3.9
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
PPNS memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi penerapan peraturan
yang ada. Sistem Manajemen K3 dan hasilnya dianalisa untuk menentukan tingkat keberhasilan dan
unruk melakukan tindakan perbaikan.
5.1 Inspeksi dan Pengujian
PPNS menetapkan dan menerapkan prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan sesuai
tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja. Frukuensi inspeksi dan pengujian sesuai dengan
obyeknya. Prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan secara umum meliputi:
a. Harus dilakukan oleh Kabag atau teknisi yang mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup.
b. Peralatan dan metode pengujian yang memadai digunakan untuk menjamin telah dipenuhinya
standar keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Hasil inspeksi, pengujian dan pemantauan yang telah dilakukan disimpan oleh pihak-pihak yang
terkait.
d. Tindakan perbaikan dilakukan segera pada saat ditemukan ketidaksesuaian dengan peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja dari hasil inspeksi, pengujian dan pemantauan.
e. Penyelidikan yang memadai dilaksanakan untuk menemukan inti permasalahan dari suatu
insiden.
f. Hasil temuan dianalisa dan dilakukan tinjuan ulang.
5.2 Audit Sistem Manajemen K3
Audit Sistem Manajemen K3 dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan
penerapan Sistem Manajemen K3. Audit dilaksanakan secara sistematik dan pihak yang independen
yang memiliki kompetensi kerja. Frekuensi audit ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit
sebelumnya dan bukti sumber bahaya yang didapatkan ditempat kerja. Hasil audit tersebut digunakan
dalam proses tinjauan ulang manajemen.
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
01
10 September
2014
Halaman
Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit dan tinjauan ulang Sistem
Manajemen K3 didokumentasikan dan digunakan untuk identifikasi tindakan perbaikan dan
pencegahan serta untuk menjamin sistem pelaksanaanya berjalan efektif.
6. Tinjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Pihak Manajemen
Kabag Iso dan Legal melaksanakan tinjauan ulang Sistem Manajemen K3 secara berkala untuk
menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan keselamatan dan kesehatan
kerja. Ruang lingkup tinjauan ulang Sistem Manajemen K3 dapat mengatasi masalah serta dampak yang
akan ditimbulkan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada seluruh kegiatan praktikum. Tinjauan
ulang Sistem Manajemen K3 meliputi:
a. Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Hasil temuan audit Sistem Manajemen K3.
d. Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen K3 dan kebutuhan untuk memperbaiki sistem
Manajemen K3 sesuai dengan:
1. Perubahan peraturan perundangan.
2. Tuntutan dari Dinas Pendidikan atau Instansi yang terkait.
3. Perubahan struktur organisasi PPNS.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta budaya masyarakat.
5. Pengalaman yang didapat dari kecelakaan yang telah terjadi.
6. Umpan balik khususnya dari mahasiswa Design Manufaktur.
02
No.Dokumen
No. Revisi
MANUAL
Tgl. Berlaku
Halaman
01
10 September
2014