Anda di halaman 1dari 5

Presentasi audit 2

SIFAT AKTIVA TETAP:


1. Sifat ini lah yang membedakannya dari persediaan barang ( inventory ). Contoh : mobil
yang diperdagangkan oleh dealer mobil merupakan persediaan barang sedangkan mobil
yang dipakainya untuk antar jemput pegawai merupakan aktiva tetap.
2. Karena sifat inilah maka kita mengenal unsur penyusutan dalam aktiva tetap. Penyusutan
tidak lain dari pada alokasi biaya tetap tersebut dalam masa umur aktiva tetap yang
bersangkutan.
3. perusahaan harus mempunyai kebijakan kapitalisasi untuk menetapkan capital
expenditure atau revenue expenditure. Capital expenditure aadalah pengeluaran modal
yang jumlahnya material dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Revenue
expenditure adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak material, tapi bisa saja
manfaatnya lebih dari satu tahun. Jadi setiap perushaan berbeda kbijakan kapitalisasinya.
CONTOH: PEMBELIAN MESIN TIK 500rb,
JENIS-JENIS AKTIVA TETAP:
1. Tanggible asset : asset tetap yang memilki wujud/bentuk, bisa dilihat maupun diraba
Contoh : Tanah yang diatsnya dibangun gedung. Gedung termasuk pagar, lapangan
parker, taman mesin dll. Sumberalam seperti pertambangan minyak, abut bara, emas dll
2. Intanggible asset : asset yang tidak memilki wujud/bentuk, sehingga tidak dapat dilihat

atau diraba. Contohnya hak paten, hak cipta, franchise dan goodwill.
TUJUAN AUDIT ASET TETAP:
1. Memeriksa IC Yang baik atas Aset tetap:
1) Digunakannya anggaran untuk penambahan asset tetap. Aset tetap yang belum
dimasukkan dalam anggaran tidak boleh dibeli.
2) Setiap penambahan dan penarikan asset tetap harus terlebih dahulu diotorisasi
oleh pejabat perushaan yang berwenang. Persetujuan ini biasanya dilakukan
dalam berbagai tingkat tergantung dari jenis dan harga aktiva tetap yang
bersangkutan. Contoh : pembelian mesin pabrik yang baru harus mendapat
persetujuan dari dewan komisaris terlebih dahulu sedangkan pembelian mesin tik
atau mesin hitung cukup dengan persetujuan kepala bagian yang membutuhkan
perlengkapan tersebut dan direktur keuangan,

3) Adanya kebijaksanaan kapitalisasi secara tertulis, yakni yang membedakan antara


pengeluaran yang dianggap sebagai aktiva tetap dan pengeluaran bukan aktiva
tetap.
4) Diadakannya kartu asset tetap atau sub buku besar asset tetap yang
mencantumkan tgl pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan
presentasi penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku
asset tetap.
5) Minimal 1 tahun sekali perlu dilakukan inventasrisasi, untuk mengetahui kondisi
asset tetap
6) Menyimpan bukti-bukti kepemilikan asset tetap dengan aman
7) Kalau bisa asset tetap diasuransikan
2. Memastikan asset tetap yang tercantum di LPK betul-betul ada dan dimiliki oleh
perushaan. Dengan cara
Lakukan inspeksi fisik atas aktiva tetap yang tercatat
Lakukan inspeksi atau pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen kepemilikan
3. memeriksa apakah penambahan asset tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan
suatu Capital Expenditure, telah diotorisasi oelh pejabat yang berwenang, dan dikung
oleh bukti yang lengkap. Dengan cara :
Dapatkan daftar dari aktiva tetap, penambahan, penghapusan dan pergerakan

aktiva tetap selama tahun berjalan


Dapatkan daftar dari aktiva tetap, penambahan, penghapusan dan pergerakan

aktiva tetap selama tahun berjalan


4. memeriksa apakah disposal (penarikan) asset tetap sudah dicatat dengan benar di buku
perusahaan dan telah diotorisasi.
Disposal dari asset tetap bisa saja dalam bentuk dijual (sales ), ditukar (exchange ),
dihapus karena tidak terpakai lagi, dan rusak karena kecelakaan.

Sales ( penjualan )
Apabila aktiva tetap yang dimiliki dijual, maka semua rekening yang
berhubungan dengan aktiva tersebut harus dihapuskan. Langkah-langkah yang
harus diperhatikan :
1. Tentukan nilai buku dari aktiva yang dijual tersebut ( Harga Perolehan
Akumulasi Penyusutan )
2. Bandingkan nilai buku dengan harga jualnya
- Jika harga jual > nilai buku = laba
- Jika harga jual < nilai buku = rugi

Harga Perolehan Aktiva

xx

Akumulasi Penyusutan

xx

Nilai Buku

xx

Harga Jual Aktiva

xx

Laba/Rugi Penjualan

xx

Exchange (Pertukaran)
Dalam pertukaran Aktiva Tetap, jenis pertukarannya ada beberapa kemungkinan :
1. Pertukaran Aktiva Tetap yang tidak sejenis
Yaitu pertukaran yang fungsi dan sifat aktiva tetapnya tidak sama. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
a. Tentukan nilai buku dari aktiva lama, yaitu ( Harga Perolehan aktiva lama
Akumulasipenyusutan )
b. Bandingkan nilai buku aktiva lama dengan harga pasarnya jika:
Nilai Buku < Harga Pasar = Laba Pertukaran ( Gain on exchange of Plant Assets)
Nilai Buku > Harga Pasar = Rugi Pertukaran ( Loss on exchange of Plant Asses )
c. Harga perolehan aktiva baru = harga pasar aktiva lama + tambahan uang
yang dibayarkan (boot)
d. Laba/rugi dari pertukaran aktiva yang sejenis harus diakui

2. Pertukaran aktiva tetap sejenis


Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva yang sejenis adalah pertukaran
aktiva tetap yang jenis dan fungsinya sama. Dalam PSAK No. 16 dinyatakan
bahwa :
Karena
proses
perolehan
penghasilan/
keuntungan
belum
selesai/lengkap
maka keuntungan dari pertukaran tersebut
harus ditangguhkan, semua kerugian harus diakui. Dalam kasus tertentu
apabila ada penerimaan kas, maka ada bagian keuntungan yang harus diakui.
Pertukaran aktiva tetap sejenis, tidak melibatkan kas
Hal Yang perlu diperhatikan:
- Harga perolehan aktiva baru dicatat sebesar nilai buku aktiva lama, Jika
harga pasar aktiva lama > nilai buku aktiva lama
- Harga perolehan aktiva baru dicatat sebesar harga pasar aktiva baru, jika
harga pasar aktiva lama < nilai buku aktiva lama
- Laba tidak diakui, rugi diakui
Pertukaran aktiva tetap sejenis, dengan melibatkan kas (boot)
Hal Yang perlu diperhatikan:
- Harga Perolehan Aktiva Baru = Nilai Buku Aktiva Lama + Boot

Atau
Harga pasar aktiva baru keuntungan yang diakui
Atau
Nilai buku aktiva lama boot + keuntungan yang diakui
- Pengakuan keuntungan dari sejumlah kas yang diterima:
Kas yang diterima (boot) x total kas yang diterima (boot) + Harga pasar
aktiva baru Laba yang diindikasikan
Penghapusan Aktiva Karena Tidak Digunakan Lagi ( Disposal )
Penghapusan aktiva dimaksudkan apabila aktiva tersebut sudah tidak digunakan
lagi. Hal yang perlu diperhatikan pada penghapusan aktiva tetap pada prinsipnya
sama dengan penjualan aktiva tetap, hanya didalam penghapusan aktiva tetap nilai
buku dari aktiva tersebut merupakan kerugian ( loss on disposal of Plant Assets )
Contoh :
Sebuah mesin dihapuskan dari catatan perusahaan karena tidak dapat digunakan lagi, harga
perolehan mesin tersebut Rp. 25.000.000,00 sampai dengan saat ini nilai penyusutan mesin
tersebut adalah Rp. 15.000.000,00
Perhitungan :
Harga perolehan mesin.Rp. 25.000.000,00
Akumulasi Penyusutan(Rp. 15.000.000,00)
Nilai Buku/ KerugianRp. 10.000.000,00
Jurnal :
Accumulated Depreciation MachineRp. 15.000.000,00
Loss on disposal of Plant AssetRp. 10.000.000,00
MachineRp. 25.000.000,00
Penghapusan Aktiva Tetap Karena Kecelakaan (Destruction)
Jika aktiva tetap yang dimiliki rusak karena kecelakaan , maka kerugian dari
kecelakaan tersebut dicatat dalam rekening Loss on destruction of Plant Assets,
sedangkan uang yang diterima dari penggantian atau penjualan barang bekasnya
dicatat dalam rekening kerugian tersebut dikredit.
Contoh :
Sebuah kendaraan milik PT. Wicaksono mengalami kecelakaan dan rusak berat sehingga
dihapuskan dari catatan perusahaan. Harga perolehan kendaraan tersebut Rp. 45.000.000,
akumulasi penyusutan Rp. 20.000.000, Selanjutnya rongsokan dari kendaraan tersebut laku
dijual dengan harga Rp. 5.000.000,00 maka :
Jurnal :
1. Penghapusan Kendaraan tersebut

Accumulated Depreciation AutomobileRp. 20.000.000,00


Loss on Destruction of plant asset.Rp. 25.000.000,00
Automobile..Rp. 45.000.000,00
2. Penjualan rongsokan Aktiva Tetap
Cash.Rp. 5.000.000,00
Loss on destruction of plant assets.Rp. 5.000.000,00

5. memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa


dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK. Caranya
Analisa kewajaran biaya penyusutan berdasarkan nilai perolehan aktiva dan tarif
depresiasi yang berlaku
Lakukan test penghitungan kembali biaya penyusutan.
6. Periksa apakah terdapat asset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
7. memeriksa apakah penyajian asset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar

akuntansi keuangan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai