KARENA PARASIT
Dr. Salia Lakswinar, SpKK
I.
II.
III.
IV.
V.
Scabies
Pediculosis
Gigitan Serangga
Creeping Eruption
Filariasis
I. Scabies
Etiologi :
Sarcoptes scabiei
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Acari
Superfamili : Sarcoptidae
Genus : Sarcoptes
Sinonim :
Gejala Klinis
- rasa gatal malam hari (pruritus nokturna) , udara panas,
berkeringat.
rasa gatal sensitisasi kulit thdp sekret dan ekskret tungau
selain itu tungau mengeluarkan sekret melisiskan stratu
korneum.
- Lesi kulit : papul, vesikel, krusta, pustul dan urtika.
ekskoriasi, eksematisasi dan infeksi sekunder garukan
gambaran lesi primer tidak khas lagi.
berat ringannya erupsi kulit derajat sensitisasi, lamanya
infeksi, hygiene perorangan dan riwayat pengobatan
sebelumnya. pada kronis menebal (likenifikasi) dan
berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi).
Diagnosis
- Anamnesis yaitu pruritus nokturna
- Erupsi kulit berupa papul, vesikel, pustul, krusta ditempat predileksi.
Penyakit ini biasanya terdapat pada sekelompok orang.
- Diagnosis pasti menemukan tungau atau telurnya dengan cara :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kerokan kulit
Mengambil tungau dengan jarum
Kuretasi terowongan
Swab kulit
Burow ink test
Uji tetrasiklin
Biopsi shave epidermal
Pemeriksaan histopatologik
Diagnosis Banding
The great imitator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gigitan serangga
Prurigo
Urtikaria popular
Pioderma
Pedikulosis
Dermatitis atopik
Dermatitis kontak
Pengobatan
1. Gama benzen heksa klorida 1% salep,
lotio, krim.
2. Sulfur presipitatum 5 10% salep
3. Emulsi benzil benzoat 20 25% .
4. Krotamiton 10% krim , losio.
5. Permetrin krim 5%.
II. PEDICULOSIS
Penyakit menular oleh kutu (Pediculus) pada
kepala, badan atau daerah pubis, biasanya disertai
gatal.
Etiologi
Epidemiologi
Patogenesis
Gejala Klinis
Diagnosis
menemukan kutu atau telur ( berwarna abu abu
dan kilat)
Diagnosis Banding
Pediculosis kapitis :
1. Tinea kapitis
2. Pioderma pada kulit kepala
3. Dermatitis seboroik
Pediculosis korporis/pubis :
1. Skabies
2. Pioderma
3. Dermatitis
Pengobatan
1. Malathion 0,5 1%
Dalam bentuk lotio spray atau serbuk
2. Gamma benzen heksaklorida (Gameksan) 1%
Dalam bentuk krim
3. Emulsi benzil benzoat 20% - 25%
4. Krotamiton 10%
5. Pyrethrin 0,3%
infeksi sekunder berat rambut di cukur
infeksi sekunder antibiotik sistemik dan topikal obat
diatas dalam bentuk sampo.
Gejala klinis :
Gatal dan nyeri pada tempat gigitan
Gejala sistemik : rasa tak enak, muntah-muntah,
pusing sampai syok.
Edema pada kulit disusul jaringan nekrosis
setempat
Diagnosis banding:
1. Prurigo
2. Urtikaria
3. Dermatitis Kontak
Pengobatan :
Topikal : kortikosteroid topikal seperti krim Hidrokortison
1%
Sistemik : Injeksi antihistamin seperti Klorfeniramin 10
mg atau difenhidramin 50 mg. Adrenalin 1% 0,3-0,5 ml
subkutan. Atau kortikosteroid sistemik
Epidemiologi :
- Di daerah tropis dan subtropis yang hangat
dan lembab
- Orang-orang yang berjalan dengan tanpa alas
kaki di pantai, tukang kayu, para petani atau
tentara
Patogenesis :
- Larva cacing merupakan stadium ketiga dalam
siklus hidupnya.
- Nematoda hidup pada hospes,
- Ovum pada kotoran binatang
- Kelembaban : ovum larva mampu penetrasi
ke kulit larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan
dermo epidermal beberapa jam atau hari akan
timbul gejala di kulit.
Gejala Klinis :
-
Diagnosis :
=> gambaran klinis yang khas garis lurus
atau berkelok-kelok,
menimbul dan terdapat
papul atau vesikel diatasnya
Diagnosis Banding
1. Scabies
2. Dermatophytosis
3. Insect bite
Pengobatan
1.Tiabendazol
Dosis 25 50 mg/Kg BB/hari, 2 hali perhari 2 hari berturut-turut.
2.Albendazol
Dosis 400 mg/hari sebagai dosis tunggal, 3 hari berturut-turut.
3.Krioterapi
Dengan etil klorida atau nitrogen cair (N2 cair).disemprotkan
selama 30-60 detik terbentuk salju, dua hari berturut-turut.
Jika terdapat infeksi sekunder antibiotik selama beberapa
hari pemakaian etil klorida.
V. Filariasis
Etiologi :
1. Wuchereria Bancrofti
2. Brugia Malayi
3. Brugia Timori
Sinonim :
Elephantiasis Tropical = Filiarosis = Bancrofts
Filariasis = Malayan Filariasis = Elephantiasis arabum
Epidemiologi :
Di Negara Tropik dan Subtropik
Di Malaya, Srilanka, China & Korea B.Malayi
& B.Timori
Di Indonesia Indonesia Timur mikrofilaria
subperiodik nokturna
Gejala Klinis :
Dibagi dalam 3 tingkatan :
1. Asimptomatik
2. Fase Inflamatorik
3. Tingkat Obstruksi & Ruptur Limfatik
Secara patofisiologi filariasis dibagi dalam :
1. Filariasis Klasik
2. Tropical Pulmonary Eosinophilia
Laboratorium :
1.
2.
3.
Diagnosis :
1. Anamnesis
2. Gejala Klinis
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Di daerah endemik Gambaran Klinis
Diagnosis Banding :
Limfangitis karena infeksi bakteri
Genital Limfogranuloma Venereum
Elefantiasis Kromomikosis dan Mikosis
Profunda
Pengobatan :
Dietilkarbamazine 2mg/kgBB 3 dosis 7-14
hari
Pembedahan Pembengkakan
Pembalut tekan( stocking elastic ) edema
Prognosis :
- Infeksi Ringan Baik
- Elefantiasis Kurang Baik