Anda di halaman 1dari 4

Membuang Sampah Pada Tempatnya Adalah Prioritas Awal Dalam

Memajukan Bangsa

Membuang Sampah Pada Tempatnya Adalah Prioritas Awal Dalam Memajukan


BangsaKata SAMPAH sudah menjadi hal biasa terdengar di telinga kita sebagai
bangsa indonesia, dikatakan sampah jugalah dampak utama dalam mendatangkan
bencana di negara ini. Sampah yang menumpuk, entah itu di selokan atau sungai
yang mengakibatkan saluran jalannya air tersendat dikala hujan datang, maka air
yang tersendat itu mengakibatkan menumpuknya air yang tersendat sampah
tersebut lama-kelamaan akan memperluas jangkauan dan mengakibatkan air
meluap hingga terjadinya bencana tersebut, banjir contohnya. Masyarakat selalu
menyalahkan pemerintah jika sudah terjadi bencana tersebut, mereka bilang
pemerintah lamban dalam mengatasi masalah ini atau tidak serius kah pemerintah
dalam hal ini. Seharusnya kita yang harus menyadari, betapa pentingnya
kelestarian lingkungan dan betapa bahayanya sampah dalam kehidupan kita. Apa
kita yang tidak pernah sadar?, bahwa kita lah yang menyebabkan bencana itu
terjadi.
Kita yang membuat sampah-sampah itu dari setiap sisa konsumsi yang kita buang,
kita yang membuang sampah-sampah itu tidak pada tempatnya, dan kita juga yang
mengakibatkan selokan tersumbat akibat sampah yang kita buang dan membuat
musibah itu pun terjadi. Maka dari itu kita harus mempunyai rasa nasionalisme
yang tinggi untuk mengukur seberapa cintakah kita terhadap bangsa ini dan
seberapa sadarkah kita untuk melestarikan alam ini. Ini bukan sekedar sebuah
artikel, tapi ini adalah opini, karena saya mengemukakan sebuah pendapat. Tetapi
ini juga bisa disebut reportase, karena saya mengambil contoh yang memang
merupakan sebuat fakta. Ini salah satu cara membuktikan kecintaan kita pada

Indonesia yang mempunyai rasa nasionalisme tinggi.


Nasionalisme itu sendiri adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation" yang
berarti "bangsa") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia.
Seseorang yang berjiwa nasionalisme adalah seseorang yang mempunyai sikap
mencintai dan bangga akan sesuatu yang ada didalam negrinya itu sendiri, serta
rela berkorban untuk menjaganya.
Rasa nasionalisme itu akan menjadi kuat jikala timbul sebuah nafsu untuk
mengembangkan negaranya menjadi semakin maju, yang biasa kita sebut di dalam
masyarakat adalah semangat 45.
Rasa nasionalisme itu dapat di wujudkan dengan cara kita menyadari dengan halhal kecil seperti pentingnya membuang sampah pada tempatnya, dimana kita akan
merasa malu jika kita membuang sampah sembarangan dan memilih mencari
tempat sampah terdekat untuk membuangnya.
Bayangkan jika satu orang membuang sampah secara sembarangan, lalu seorang
anak melihatnya, apa yang akan anak itu lakukan ?
Dia akan melakukan hal yang sama, lebih parahnya ia akan melakukan hal tersebut
hingga ia tumbuh dewasa dan ia berfikir bahwa membuang sampah sembarangan
adalah hal yang di anggap wajar. Bagaimana jika semua orang melakukan hal yang
sama seperti itu, pastinya negara kita akan menjadi lautan yang dipenuhi oleh
berbagai macam sampah.
Seperti faktanya pada saat ada perayaan tahun baru kemarin yang diadakan 7
panggunghiburan di Jakarta dari Sudirman hingga Monas. Faktanya adalah setelah
selesai tahun baruan sampah berserakan di sepanjang jalan. Pada hal banyak
disiapkan tempat sampah di sepanjang jalan, tetapi pendatang juga masyarakat
setempat kurang paham akan kesadaran dirinya untuk mencintai alam lebih

memilih membuang sampah di sembarang tempat dari pada mencari tempat


sampah terdekat.
Diperkirakan bahwa setiap penduduk ibu kota membuang sampah 1-4 kg perhari,
dan faktanya kota jakarta dalam sehari saja dapat menghasilkan sampah mencapai
6500 Ton / hari. Jumlah sampah yang dibuang dalam sehari olek kota jakarta
sampai-sampai mampu membangun satu Candi Borobudur. Coba anda bayangkan
jika sampah kota-kota dari 33 provinsi di seluruh negara indonesia ini di
kumpulkan. Negara kita pasti akan dipenuhi oleh candi yang terbuat dari sampah
selama sehari. Sangat menabjukan.
Masalah lainnya adalah produksi sampah-sampah rumah tangga yang cendrung
sulit diuraikan. Butuh waktu bertahun tahun untuk bisa mengurainya. Karna
sampah tersebut adalah non organik. Contohnya puntung rokok. Apabila puntung
rokok dibuang dalam air tawar butuh waktu 1 tahun untuk dapat terurai dan butuh
1.5 s/d 2 tahun di dalam air asin. Lalu banyak lagi sampah non organik yang
membutuhkan waktu ratusan tahun untuk mengurainya dan bahkan ada yang tidak
dapat terurai dan justru akan mencemari air tanah degan zat-zat kimia berbahaya.
Contonya adalah batu baterai yang kita buang tidak dapat terurai oleh tanah malah
justru akan mencemari air tanah dengan zat timbal yang berbahaya bagi mahluk
hidup dalam jangka panjang.
Maka dari itu muncullah sebuah gerakan peduli terhadap lingkungan yang biasa
kita kenal Hari Bumi Sedunia dan jatuh setiap tanggal 22 April. Kelangsungan
hidup manusia bergantung pada kesantunan manusia itu sendiri terhadap alam.
Dari situlah mungkin kita bisa meminimalisir prokduksi sampah yang berlebihan
dengan cara 3R, yaitu :

Reduce / Mengurangi

mengurangi pemakaian material yang dapat menghasilkan sampah yang


berlebihan.

Reuse / Digunakan kembali

Dengan menggunakan atau memanfaatkan kembali barang-barang yang dapat


diolah kembali. Tidak menggunakan karena kantong plastik karna sangat sulit
diuraikan kembali.

Recycle / Daur ulang

pemanfaatan kembali sampah-sampah itu menjadi barang-barang bermanfaat.


Contohnya: pembuatan pupuk kompos, pembuatan tas dari sampah plastik dan
lain-lain.
Jadi kita harus menjunjung tinggi arti rasa nasionalisme untuk membuang sampah
pada tempatnya. Seperti halnya negara-negara maju contohnya seperti Jepang yang
menjunjung tinggi akan kesadaran masyarakatnya dalam membuang sampah pada
tempatnya.
Kesimpulanya kemajuan bangsa dan negara ini bukan sekedar didasari dari prestasi
dan kemampuan ilmunya saja, melainkan budaya nasionalisme untuk menjaga
lingkungannya sebaik mungkin dan harus dimulai dari kesadaran diri sendiri

Anda mungkin juga menyukai