Anda di halaman 1dari 11

PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN DAN PERHITUNGAN

CADANGAN HIDROKARBON LAPANGAN KYRANI


FORMASI CIBULAKAN ATAS CEKUNGAN JAWA BARAT
UTARA DENGAN METODE VOLUMETRIK
1

Rani Widiastuti , Syamsu Yudha , Bagus Jaya Santosa


1*

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia


kyrani_widdy@yahoo.com
2
PERTAMINA EP Region Jawa, Cirebon, Indonesia
3
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Abstrak
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan penyebaran reservoar
menggunakan peta bawah permukaan dan menghitung besarnya cadangan hidrokarbon dengan
metode volumetrik. Metodologi penelitian ini adalah menentukan litologi dari data log yang digunakan
sebagai dasar korelasi antar sumur dan menghitung nilai saturasi air serta porositas dengan
persamaan Archie. Kemudian nilai tersebut digunakan untuk menghitung volume reservoar dengan
metode volumetrik, sedangkan potensi cadangan hidrokarbon dihitung menggunakan persamaan IOIP.
Dari analisa data dan pembahasan diinterpretasikan bahwa Lapisan R merupakan lapisan produksi
yang menghasilkan minyak dari reservoar batugamping di Formasi Cibulakan Atas. Batugamping
penyusun merupakan batugamping terumbu dengan arah penyebaran Baratlaut-Tenggara.
Karakterisasi reservoar telah dilakukan dengan data sumur dan seismik, reservoar tersebut umumnya
mempunyai nilai porositas 19% dan saturasi air 20%. Hasil perhitungan cadangan dengan metode
perhitungan volumetrik dari reservoar tersebut sebesar 179.034.949,96 STB.
Kata kunci : petrofisik, volume bulk, IOIP

1. Pendahuluan

berkesinambungan didalam sebuah sumur.


Untuk dapat melakukan interpretasi log dengan
baik harus dipahami sifatsifat kurva dari
setiap jenis log serta kondisikondisi yang
berpengaruh terhadap bentuk kurva yang
bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan
yang dihasilkan diharapkan tidak jauh dari
kondisi sebenarnya.
Berikut ini adalah macammacam
wireline log yang biasa digunakan dalam
evaluasi suatu formasi :

Well
Logging
merupakan data
rekaman parameter-parameter fisika dalam
lubang bor terhadap kedalaman sumur, data
logging tersebut dapat dikonversi untuk
memberikan informasi secara kualitatif maupun
kuantitatif tentang formasi batuan pada sumur
dan jumlah cadangan minyak bumi yang dapat
diproduksi. Dan dari data seismik nantinya juga
akan dapat diketahui penampang seismik yang
mencirikan karakteristik batuan reservoar.
Dalam
menentukan
petrofisik
reservoar yang terlebih dahulu dilakukan yaitu
menentukan litologi dari lapangan Kyrani
dengan menggunakan data log yang diberikan
kemudian dilakukan korelasi antar sumur agar
dapat diketahui kondisi bawah permukaannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan pola penyebaran reservoar,
memetakan penyebaran reservoar yang
meliputi
peta time structure, peta depth
structure, peta isopach serta peta netpay, dan
menghitung besarnya cadangan hidrokarbon
yang terkandung di lapisan R.

2.1 Log Spontaneous Potential (SP)


Log SP merupakan rekaman beda
potensial formasi. Tools SP mengukur beda
potensial antara sebuah elektroda yang
ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu
elektroda yang bergerak dalam lubang sumur.
Tools SP beroperasi berdasarkan arus listrik,
maka lumpur pengeboran yang digunakan
harus bersifat konduktif.
Dalam evaluasi
formasi Log Sp biasa digunakan untuk
mengidentifikasi zona permeable dan non
permeable serta untuk korelasi well to well

2. Wireline Logging
Log adalah suatu grafik kedalaman
atau waktu dari satu set data yang
menunjukkan parameter yang diukur secara

2.2 Log Gamma Ray (GR)


Prinsip log GR adalah perekaman
sifat radioaktif alami bumi. Radioaktivitas GR
berasal dari 3 (tiga) unsur radioaktif utama

yang ada di dalam batuan, yaitu Uranium-U,


Thorium-T dan Potassium-K, yang secara
kontinyu memancarkan GR dalam bentuk
pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma
ray ini mampu menembus batuan dan
dideteksi oleh sensor sinar gamma yang
umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap GR
yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik
pada detektor. Parameter yang direkam adalah
jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan
waktu.
Kegunaan Log GR, antara lain :
1. Evaluasi kandungan serpih (Vsh)
2. Menetukan lapisan permeabel.
3. Korelasi antar sumur.
2.3 Log Resistivitas
Resistivitas suatu medium adalah
tahanan atau hambatan yang diberikan oleh
medium tersebut terhadap arus listrik yang
melaluinya, semakin besar hambatan yang
diterima semakin besar pula resistivitasnya.
Log resistivity (log tahanan jenis) bekerja untuk
merekam daya hantar listrik sebuah batuan,
semakin kecil tahanan jenis batuan, maka
daya hantar listriknya semakin besar. Butiran
dan matrik batuan dapat dianggap tidak
menghantarkan listrik, maka log tahanan jenis
dapat mengetahui jenis fluida yang mengisi
pori-pori batuan.
Log resistivitas dugunakan untuk
mengukur resistivitas batuan yang dibor serta
dipakai untuk mengidentifikasi zona-zona yang
mengandung hidrokarbon
2.4 Log Densitas
Log densitas menggunakan prinsip
kerja Compton Scatering. Pada kejadian
hamburan Compton, foton sinar gamma
bertumbukan dengan elektron dari atom di
dalam batuan, foton akan kehilangan tenaga
karena proses tumbukan dan dihamburkan ke
arah yang tidak sama dengan arah foton awal,
sedangkan tenaga foton yang hilang
sebetulnya diserap oleh elektron sehingga
elektron dapat melepaskan diri dari ikatan
atom menjadi elektron bebas (Adi Harsono,
1997).
Aplikasi log densitas antara lain :
1. Identifikasi batuan secara kuantitatif.
2. Identifikasi adanya kandungan gas.
3. Menderteminasi densitas batuan
2.5 Log Neutron
Log neutron termasuk juga alat
porositas
dan
pada
prinsipnya
untuk
menentukan formasi yang porous dan
penentuan porositas. Alat ini disebut alat
neutron terkompensasi (Compensated Neutron
Tool) atau disingkat dengan CNT.

Tanggapan alat neutron terutama


mencerminkan banyaknya atom hidrogen di
dalam formasi. Karena minyak dan air
mempunyai jumlah hidrogen (per unit volume)
yang hampir sama, neutron akan memberikan
tanggapan porositas fluida dalam formasi
bersih.
Tetapi
neutron
tidak
dapat
membedakan atom hidrogen bebas dengan
atom hidrogen yang secara kimia terikat pada
mineral batuan, sehingga tanggapan alat
neutron pada formasi lempung yang banyak
mengandung atom hidrogen dalam susunan
molekulnya berakibat seolah-olah porositasnya
lebih tinggi (Adi Harsono, 1997).
2.6 Interpretasi Kualitatif dan Kuantitatif
Para ahli geologi telah sepakat bahwa
penentuan lingkungan pengendapan dapat
dilihat dari bentuk kurva log terutama log
gamma-ray (GR) dan spontaneous potensial
(SP). Tidak adanya bentuk kurva log yang unik
dari setiap lingkungan pengendapan membuat
interpretasi berdasarkan data tersebut sangat
beresiko
tinggi.
Interpretasi
lingkungan
pengendapan yang cukup akurat didapat dari
data core.
Interpretasi data wireline log secara
kuantitatif dengan mengamati bentuk defleksi
kurva menggunakan rumus perhitungan.
Metode ini dapat digunakan untuk menentukan
porositas, permeabilitas, saturasi air, saturasi
hidrokarbon maupun kandungan shale dalam
reservoar. Parameter yang dihitung dalam
analisis ini berupa kandungan serpih (Vsh),
Porositas (), dan Saturasi air (Sw).
a.

Porositas
Penentuan harga porositas pada
lapisan reservoar menggunakan gabungan
harga porositas dari dua kurva yang berbeda,
yaitu porositas densitas (D) yang merupakan
hasil perhitungan dari kurva RHOB dan
porositas neutron (N) yang dibaca dari kurva
NPHI.
b
.(2.1)
D = ma
ma f

DN =

D2 +N 2

................(2.2)
2
Dimana : D = porositas densitas
m = densitas matriks batuan,
batupasir
2.65
dan
batugamping 2.71
b = densitas bulk batuan, dari
pembacaan kurva log RHOB
f = densitas cairan lumpur
pemboran, dibaca dari data
header log

N = porositas neutron

DN

1.

= porositas densitas neutron

b.

Saturasi air
Saturasi atau kejenuhan air formasi
adalah rasio dari volume pori yang terisi oleh
air dengan volume porositas total (Adi
Harsono, 1997).
a
F=
........................(2.3)

F Rw
Rt

.............(2.4)

Dimana : F = Faktor Resistivitas Formasi


a = Koefisien litologi (batugamping
a=1, batupasir a=0.65)
= porositas densitas neutron
m = Faktor sementasi (batugamping
m=2, batupasir m=2.15)
Sw = Saturasi air formasi
F = Faktor formasi
Rw = Resistivitas air formasi
Rt = Resistivitas formasi, dibaca dari
kurva resistivitas
c.

Volume Shale
Volume Shale merupakan kandungan
shale pada formasi.
GR log GR min
.....(2.5)
Vsh =
GR max GR min
Dimana: GRlog
= nilaiGR pada data log
GRmax = nilai GR maksimum,
GRmin = nilai GR minimum
2.7 Metode pendekatan perhitungan volume
bulk
Perhitungan
volume
reservoar
dilakukan dengan menggunakan persamaan
trapezoidal atau piramidal, yang dipengaruhi
rasio luas antara kontur satu dengan kontur
yang berada diatasnya. Perbandingan antara
luas area diatas dan dibawah tersebut dikenal
dengan rasio area yang dirumuskan sebagai
berikut:
A
Rasio = n +1 ...(2.6)
An
Dimana : An = Luas area yang dilingkupi kontur
2
n (m )
An+1 = Luas area yang dilingkupi
2
kontur n+1 (m )
Pendekatan
metode
dalam
perhitungan bulk volume (Vb) reservoar dari
net isopach map yaitu:

Metode Piramidal
Metode ini digunakan bila harga
perbandingan antara kontur yang berurutan
kurang atau sama dengan 0,5 atau
A( n + 1)
< 0,5 . Dimana persamaan yang
An
digunakan adalah:
h
Vb = [ An + A( n + 1) + An A(n + 1) ] ....(2.7)
3
Dimana : Vb = Bulk Volume (acre.ft)
An = Luas daerah yang dikelilingi
kontur ke-n (acre)
An+1 = Luas daerah yang dikelilingi
oleh kontur ke n+1 (acre)
h = Interval kontur isopach (feet)
2. Metode Trapezoidal
Metode ini digunakan bila harga
perbandingan antara kontur yang berurutan
A( n + 1)
> 0,5 . Dimana
lebih dari 0,5 atau
An
persamaan yang digunakan adalah:
h
Vb = [ An + A( n + 1)] ............(2.8)
2
Dimana : Vb = Bulk Volume (acre.ft)
An = Luas daerah yang dikelilingi
kontur ke-n (acre)
An+1 = Luas daerah yang dikelilingi
oleh kontur ke n+1 (acre)
h = Interval kontur isopach (feet)
2.8 Penentuan Cadangan Hidrokarbon
dengan metode volumetrik
Pada
metode
ini
perhitungan
didasarkan pada persamaan volume, data-data
yang menunjang dalam perhitungan cadangan
ini adalah porositas dan saturasi hidrokarbon.
Persamaan yang digunakan dalam metode
volumetris adalah IGIP (Initial Gas In Place)
atau IOIP (Initial Oil In Place).
1. Initial Oil In Place ( IOIP)
Vb (1 Sw)
IOIP =
7758Bbl ......(2.9)
Boi
Dimana : IOIP = Initial Oil in Place (STB, Stock
Tank Barrels)
7758= Faktor konversi dari acre.ft ke
barrels
Vb = Volume Bulk dari reservoar
(acre.ft)
= Porositas sesungguhnya (%)
Sw = Saturasi air (%)
Boi = Oil formation volume factor
(STB/bbls)
2.

Initial Gas in Place (IGIP)


Vb (1 Sw)
IGIP =
43560MCF .......(2.10)
Bgi

Dimana : IGIP = Initial Gas in Place (SCF,


Standart Cubic Feet)
43560 = Faktor konversi dari acre.ft
ke cubic.ft
Vb = Volume Bulk dari reservoar
(acre.ft)
= Porositas sesungguhnya (%)
Sw = Saturasi air (%)
Bgi = Gas formation volume factor
(SCF/cuft)
3. Metodologi
Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam tugas akhir ini yaitu :
3.1 Studi Pustaka
Studi pustaka ini dilakukan untuk
mengetahui beberapa referensi yang telah
dilakukan oleh para peneliti-peneliti terdahulu
didaerah yang sama. Studi pustaka juga
dilakukan pada beberapa referensi yang
mendukung penelitian ini secara keilmuan
sehingga
dalam
pembahasannya
akan
ditunjang dengan latar belakang serta teori
yang kuat. Studi pustaka pada daerah
penelitian dilakukan secara regional agar
permasalahan-permasalahan yang ada dapat
segera dirumuskan dan diselesaikan dalam
bentuk laporan tugas akhir.
3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara
sistematis dengan memperhatikan aspekaspek keperluan yang akan diperoleh dari data
tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi data
primer dan data sekunder sebagai pembanding
dan pengumpulannya akan diusahakan dan
disimpan dalam bentuk softcopy dan hardcopy

Gambar 1 Diagram alir metodologi

Data yang diperoleh antara lain :


- Data Log
Data log yang digunakan adalah 11
data log Gamma ray (GR), log Neutron, log
density, log resistivity, dari lapangan Kyrani
sumur RR_15, RR_08, RR_10, RR_07,
RR_06, RR_03, RR_24, RR_29, RRL_15, RR-L_01 dan RR-L_03.
- Data Penampang Seismik
Data Penampang seismik yang
digunakan adalah data seismik 3 dimensi yang
dirunning pada tahun 2004.
3.3 Pengolahan dan Analisa data
Data yang sudah terkumpul kemudian
dianalisis
sebagai
pedoman
untuk
pembahasan. Pengolahan data tersebut
meliputi :tahapan interpretasi, korelasi, picking
fault, picking horizon, pembuatan peta bawah
permuukaan dan perhitungan cadangan
hidrokarbon.
a. Tahapan Interpretasi litologi
Data yang digunakan berupa data log
dan data seismik. Interpretasi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis litologi yang terdapat
pada daerah telitian, karakteristik reservoar
secara vertikal, kemenerusan lapisan dan
penyebarannya
secara
horizontal
yang
diperoleh dari data seismik.
b. Tahapan Korelasi
Korelasi log sumur pada formasi
Cibulakan Atas dari data log yang digunakan
adalah korelasi stratigrafi dengan satu lintasan.
Korelasi ini membahas tentang lingkungan
pengendapan pada Lapangan R berdasarkan
sikuen stratigrafi
c. Tahapan picking horizon
Picking horizon pada data seismik
dilakukan untuk mengikuti kemenerusan
lapisan yang diteliti, yaitu lapisan R.
d. Tahapan Analisa Petrofisika
Analisa petrofisika dilakukan untuk
memperoleh nilai properti dari reservoar
seperti porositas, saturasi air, densitas, serta
memperkirakan kandungan fluida dalam
lapisan yang diteliti menggunakan Microsoft
Excel.
e. Pembuatan Peta bawah permukaan
Pembuatan
peta-peta
bawah
permukaan berdasarkan data log sumur dan
seismik yang meliputi peta time structure,
depth structure, isopach dan netpay untuk
mengetahui karakteristik dari formasi.
f. Perhitungan Cadangan
Perhitungan cadangan dilakukan
berdasarkan data petrofisika dan peta netpay,
menggunakan metode perhitungan volumetrik.

4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Interpretasi Litologi
Berikut interpretasi litologi dari sumur
RR_06 berdasarkan crossplot Log NPHIRHOB:

Gambar 2 Crossplot Log NPHI-RHOB


sumur RR_06
Lapisan R terdapat pada interval -1765mbpl
sampai
-1867mbpl
yang
merupakan
batugamping terumbu dari Mid Main Carbonate
(MMC) Formasi Cibulakan Atas dengan
perselingan serpih dan batupasir diantaranya
pada interval -1700mbpl sampai -1765mbpl, 1867mbpl sampai -1878mbpl, -1885mbpl
sampai -1950mbpl.
4.2 Korelasi
Data log yang dianalisa adalah data
log Gamma Ray, SP, Resistivity, RHOB, NPHI,
dan log sonic. Korelasi yang dilakukan adalah
korelasi struktur dan korelasi stratigrafi yang
menggunakan tujuh marker yaitu Marker SB1,
MFS1, FS11, FS12, SB2, FS21, MFS2. Pada
korelasi stratigrafi marker MFS2 berfungsi
sebagai datum karena dapat dijumpai disetiap
sumur pada Lapangan Kyrani.
Marker SB (Sequence Boundary)
ditentukan berdasarkan pola kurva log GR
yang berubah dari bawah keatas secara tibatiba dari harga GR yang sedangtinggi kearah
GR yang rendah yang menunjukkan bahwa
terjadi perubahan litologi dari imperpemeable
yang diinterpretasikan sebagai shale kelitologi
permeabel yang diinterpretasikan sebagai
batugamping.
Marker MFS (Maximum Flooding
Surface) ditentukan berdasarkan perubahan
nilai pada log gamma ray dari yang bernilai
rendah menjadi tinggi pada log gamma ray dan
adanya perubahan pola log dari blocky menjadi
bell shape yang menunjukkan perubahan dari
batugamping terumbu menjadi batugamping
klastik dengan sisipan shale.

Marker
FS
(Flooding
Surface)
ditentukan berdasarkan pola kurva log GR
yang berubah dari bawah keatas secara tibatiba dari harga GR yang rendahsedang
kearah
GR
yang
sedang-tinggi
yang
menunjukkan bahwa terjadi perubahan muka
air laut secara cepat dan penyebarannya tidak
luas.
Gambar korelasi struktur pada
lapangan Kyrani dapat dilihat pada Lampiran
(Gambar 1).
4.3 Well-Seismic Tie
Well Seimic Tie merupakan pekerjaan
meletakkan horizon seismik (dalam skala
waktu)
pada
posisi
kedalaman
yang
sebenarnya (Vail san Mitchum, 1977) agar
dapat dikorelasikan dengan data geologi lain
dan diplotkan pada skala kedalaman dengan
memindahkan data sumur ke dalam data
seismik
sehingga
akan
diketahui
penempatannya. Pengikatan ini bertujuan
untuk mengetahui top formasi yang diteliti pada
penampang seismik.
Metode yang digunakan dalam well
seismic tie penelitian kali ini adalah metode
checkshot dengan menggunakan survei
kecepatan (velocity survey) dan travel time.
Data checkshot yang digunakan pada WellSeismic Tie ini adalah data dari sumur
RR_06 (Lampiran Gambar 2).
Berdasarkan Well-Seismic Tie dapat
dilihat bahwa lapisan R berada pada time 1725
TVDSS sedangkan lapisan BRF pada time
1875 TVDSS.
4.4 Interpretasi Struktur
Pada lapangan Kyrani terdapat 25
struktur sesar yang dapat diinterpretasikan
sebagai sesar normal dengan arah relatif
Utara-Selatan
dan
Timurlaut-Baratdaya.
Didalam sistem petroleum sesar-sesar tersebut
berperan sebagai perangkap struktur (structure
trap), dimana hidrokarbon yang mengalami
migrasi akan terjebak didalam perangkap
struktur tersebut. Adanya perangkap struktur di
daerah telitian menyebabkan hidrokarbon yang
terakumulasi didalamnya menjadi cukup besar
(Lampiran Gambar 3)
4.5 Picking Horizon
Setelah dilakukan pengikatan data
seismik dengan data sumur kemudian
dilakukan picking horizon dengan melihat
kemenerusan reflektor dengan ciri-ciri wavelet
yang menandakan kemenerusan lapisan R
pada lapangan Kyrani formasi Cibulakan
Atas. Picking Horizon sangat mempengaruhi
harga TWT (two way time) sehingga diperlukan
seismogram sintetik. Hasil picking horizon

formasi Cibulakan Atas menandakan bahwa


lapisan tersebut menerus dan gelombang
reflektor
dipengaruhi
oleh
kedalaman,
porositas batuan maupun fluida yang
terkandung didalamnya.
4.6 Time Mapping dan Time to Depth
Convertion
Pembuatan peta struktur waktu
dilakukan setelah proses picking horizon
selesai karena pada peta struktur waktu data
yang digunakan adalah data seismik berupa
harga TWT (Two Way Time) yang didapatkan
dari hasil picking horizon Hasil TWT yang
didapatkan tersebut kemudian diplotkan pada
peta baseline seismik. Masing-masing shot
point yang memiliki harga TWT sama dapat
dihubungkan untuk mendapatkan garis kontur.
Pada time mapping satuan waktu
yang digunakan masih dalam TWT (Two Way
Time) sedangkan pada peta depth structure
dibutuhkan satuan waktu OWT (One Way
Time). Oleh karena itu dilakukan konversi TWT
menjadi OWT dengan cara membagi TWT
menjadi 2 (konsep seismik refleksi). Kemudian
satuan waktu OWT tersebut digunakan untuk
mendapatkan kecepatan (velocity) dengan
cara membagi nilai TVDSS dengan OWT.
Setelah diperoleh nilai velocity maka
didapatkan peta depth structure dengan cara
mengalikan velocity dengan OWT.
Time Map dan Depth Map dari
Lapangan Kyrani dapat dilihat pada Lampiran
Gambar 4.
4.7 Analisa Petrofisika
Analisa
petrofisik
dilakukan
menggunakan persamaan rumus dalam
mencari nilai-nilai sifat fisik batuan yang
nantinya akan berguna dalam perhitungan
cadangan hidrokarbon. Penentuan sifat fisik
yang dilakukan berupa nilai porositas,
kandungan
serpih
dan
saturasi
air.
Pengolahannya didukung oleh data Ascii yang
memudahkan penentuan nilai petrofisik
dengan metode Archie secara manual
menggunakan Microsoft Excel.
Dengan persamaan (2.1) dan (2.2)
diperoleh nilai rata-rata porositas pada Lapisan
R sebesar 19%, sedangkan menggunakan
persamaan (2.3) dan (2.4) diperoleh nilai ratarata saturasi air sebesar 20%.
4.8 Pemetaan Reservoar
Gross Isopach Map merupakan peta
yang
dibuat
dengan
data
ketebalan
batugamping dalam lapisan reservoar. Peta ini
dibuat dengan cara mengukur ketebalan yaitu
dari top lapisan reservoar hingga bottom
lapisan reservoar. Harga dari ketebalan

masing-masing sumur tersebut diplotkan ke


dalam basemap sumur yang kemudian
dihubungkan untuk kedalaman yang memiliki
harga yang sama (Lampiran Gambar 5).
Net Isopach Map merupakan peta
yang
dibuat
dengan
data
ketebalan
batugamping
dalam
lapisan
reservoar.
Ketebalan
ini
merupakan
ketebalan
batugamping yang tidak mengandung shale,
atau batugamping bersih yang dibaca pada
kolom mku (meter kedalaman ukur). Parameter
cutoff Vsh yang digunakan pada peta sebesar
Vsh > 0,45. Harga dari ketebalan masingmasing sumur tersebut diplotkan kedalam
basemap sumur yang kemudian dihubungkan
untuk kedalaman dengan nilai yang sama
(Lampiran Gambar 6).
4.9 Penentuan Oil Water Contact (OWC) dan
Perhitungan Volume Bulk
Zona prospek hiodrokarbon dibuat
dengan tujuan untuk mengetahui besarnya
area yang mengandung adanya hidrokarbon
serta penyebaran dari hidrokarbon tersebut.
Penentuan zona prospek hidrokarbon dilihat
dari data WC (Water Contact) atau batas
kontak
air
dengan
hidrokarbon
yang
didapatkan dari data uji produksi sumur di
Lapangan Kyrani serta data log.
Kontak air dengan hidrokarbon pada
penelitian kali ini terdapat pada sumur RR_07
pada kedalaman 1838 mbpl, dengan
penyebaran
reservoarnya
terdapat
dua
reservoar utama. Peta net pay dibuat dari peta
depth structure dioverlay dengan nilai
kedalaman oil water contact (Lampiran
Gambar 7).
Untuk menghitung volume bulk
dibutuhkan luas area dan ketebalan reservoar.
Nilai luasan reservoar merupakan luasan area
peta struktur kedalaman yang telah dioverlay
dengan Oil Water Contact (OWC) dan dihitung
menggunakan
kertas
kalkir
millimeter
(Lampiran Gambar 8). Dengan persamaan
(2.7) dan (2.8) diperoleh nilai volume bulk
sebesar 197373.03 acree-feet.
4.10 Perhitungan Cadangan Hidrokarbon
dengan Metode Volumetrik
Hasil penelitian
mengindikasikan
bahwa jenis fluida hidrokarbon yang terdapat
pada lapisan R Formasi Cibulakan Atas
adalah minyak sehingga untuk menghitung
cadangan hidrokarbon digunakan persamaan
IOIP.
Menggunakan
persamaan
(2.9)
diperoleh estimasi cadangan hidrokarbon pada
Lapangan Kyrani sebesar 179.034.949,96
STB.

5. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas maka
dapat disimpulkan :
1. Berdasarkan
hasil
korelasi
menggunakan
konsep
sikuen
stratigrafi pada Lapangan Kyrani
ditemukan Sequence Boundary (SB),
Flooding Surface (FS) dan Maximum
Flooding Surface (MFS). Sedangkan
lapisan R terdapat pada interval
FS21 dan FS12.
2. Pola penyebaran reservoar pada
lapangan Kyrani secara lateral
berarah Baratlaut-Tenggara dengan
hasil interpretasi struktur dari data
seismik
memperlihatkan
bahwa
terdapat 25 sesar normal sebagai
perangkap strukturnya dengan arah
relatif Utara-Selatan dan TimurlautBaratdaya.
3. Lapisan
R
adalah
reservoar
penghasil hidrokarbon (minyak) yang
tersusun
oleh
batugamping.
Berdasarkan analisa petrofisika, nilai
rata-rata porositas reservoar sebesar
19% sedangkan nilai saturasi air
sebesar 20%.
4. Besarnya kandungan IOIP (Initial Oin
In Place) pada Lapisan R Lapangan
Kyrani sebesar 179.034.949,96 STB.

6. Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Pertamina EP Region Jawa khususnya
bidang Geologi dan Geofisika untuk diskusii
dan dukungan serta masukan yang diberikan
hingga terselesaikannya makalah ini serta
kepada kampus ITS Surabaya.
7. Daftar Pustaka
Badley, M.E, 1985, Practical Seismic
Interpretation,
Prentice
Hall,
Englewood Cliffs, New Jersey
Harsono Adi, 1997, Evaluasi Formasi dan
Aplikasi Log,Edisi revisi -8 mei
1997, Shlumberger Oil Services.
Koesoemadinata. R.P., 1980, Geologi Minyak
dan Gas Bumi, Edisi kedua. Jilid 1
dan 2, Penerbit ITB, Bandung
.
Mitchum, R.M, dkk, 1977, An Overview of
Seismic
Stratigraphy,
TheAmerican
Association
of
Petroleum
Geologist,
TulsaOklahoma
Sukmono, S., 1999, Seismik Stratigrafi,
jurusan Teknik Geofisika Institut
Teknologi Bandung

LAMPIRAN
1.

Korelasi struktur Lapangan Kyrani.

2.

Well Seiesmic Tie sumur RR_06.

3.

Interpretasi Struktur Lapangan Kyrani.

4.

Time Map dan Depth Map.

5.

Gross Isopach Map.

6.

Net Isopach Map.

7.

Overlay OWC (Oil Water Contact) pada Depth Map.

8.

Plotting Area Reservoar pada milimeter untuk perhitungan Volume Bulk.

Anda mungkin juga menyukai