Anda di halaman 1dari 33

PERCOBAAN II

MODULASI FREKUENSI

2.1

Tujuan

1.

Bisa membentuk gelombang termodulasi FM.

2.

Memahami pengaruh tegangan input terhadap output modulator.

3.

Mengamati dan menganalisa sinyal termodulasi oleh sinyal sinusoida.

2.2

Peralatan

1.

Kabel connector

2.

Modul card FM

3.

Personal Computer

2.3

Dasar Teori

2.3.1 Modulasi Frekuensi


Modulasi frekuensi adalah suatu metode untuk mengirimkan isyarat
frekuensi rendah (sinyal informasi) dengan cara memodulasi frekuensi gelombang
pembawa berfrekuensi tinggi (sinyal pembawa), frekuensi sinyal pembawa akan
berubah sesuai dengan amplitude sinyal informasi atau Kecepatan sudut pembawa
() dibuat berubah-ubah dengan amplitudo isyarat pemodulasi. Sinyal pembawa
dapat berupa gelombang sinus, sedangkan sinyal pemodulasi (informasi) dapat
berupa gelombang apa saja (sinusoidal, kotak, segitiga, atau sinyal lain misalnya
sinyal audio). Berikut adalah ilustrasi modulasi frekuensi:

Gambar 2.1 (a) Sinyal Pembawa, (b) Sinyal Pemodulasi,


(c) SInyal Termodulasi FM

Secara matematis, sinyal termodulasi FM dapat dinyatakan dengan

x X maks sin( c t m f sin m t )

..(2.1)

Dimana:
X

X maks

= sinyal termodulasi
= amplitude sinyal termodulasi

= frekuensi sudut sinyal pembawa

= freuensi sudut sinyal modulasi (informasi)

mf

= indeks modulasi

Fase dari sebuah sinusoida dapat didefinisikan seperti argument dari fungsi
sinusoida. Jadi, jika fungsinya adalah A sin t , maka fase menjadi
= t ...(2.2)
Jika fungsi tersebut menunjukkan sebuah gelombang tak termodulasi, dan
adalah konstanta, dan dengan mendiferensialkan persamaan ini terhadap waktu,
menghasilkan :
=

(2.3)

Jadi, frekuensi angular adalah sama dengan laju perubahan fase.


Frekuensi angular selalu didefinisikan menjadi laju perubahan fase. Sekarang fase
dari gelombang tak termodulasi dibolak-balik dengan menambah besaran
sinusoida sin mt . Sehingga sekarang setelah dimodulasi, menjadi :
A sin ( t + sin mt ) . (2.4)
Frekuensi dicari dengan mendiferensialkan pernyataan dalam kurung. Jika
frekuensi angular dari gelombang termodulasi adalah i maka :
. (2.5)
Pernyataan ini menunjukkan bahwa frekuensi tersebut divariasikan sekitar
jangkauan , dimana disebut deviasi, yang didefinisikan sebagai jumlah
maksimum yang mana frekuensi bergeser dari frekuensi carrier tak termodulasi
dan :
(2.6)

Jika sinyal pemodulasi berhubungan dengan m . cos mt , maka


pengaruhnya pada gelombang tak termodulasi disebut dengan modulasi frekuensi
(FM). Kuantitas tidak berdimensi, karena dan m memiliki satuan yang sama
yaitu radian per detik.

2.3.2 Proses Modulasi Frekuensi


Proses Modulasi Frekuensi digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Proses Modulasi Frekuensi

Besar perubahan frekuensi (deviasi), atau fd, dari sinyal pembawa


sebanding dengan amplitudo sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan
frekuensinya sama dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan sinyal FM
dapat dituliskan sebagai berikut:
). (2.7)

Keterangan :
eFM

: Nilai sesaat sinyal FM

Ec

: Amplitudo maksimum sinyal pembawa

: 2 fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa

: 2 fm dengan fm atau fs adalah frekuensi sinyal pemodulasi

mf

: Indeks modulasi frekuensi

2.3.3 Indeks Modulasi FM


Seperti telah dibahas, pada modulasi frekuensi maka frekuensi sinyal
pembawa diubah-ubah sehingga besarnya sebanding dengan dengan besarnya
amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi, maka
semakin besar pula frekuensi sinyal termodulasi FM. Besar selisih antara frekuensi
sinyal termodulasi FM pada suatu saat dengan frekuensi sinyal carrier (pembawa)
disebut deviasi frekuensi. Deviasi frekuensi maksimum didefinisikan sebagai
selisih antara frekuensi sinyal termodulasi tertinggi dengan terendahnya. Indeks
modulasi FM (mf) merupakan perbandingan antara deviasi frekuensi maksimum
dengan frekuensi sinyal pemodulasi.
mf = / fm 33 .(2.8)
Keterangan :

: deviasi frekuensi maksimum

fm

: frekuensi maksimum sinyal pemodulasi

mf

: indeks modulasi FM

Besarnya indeks modulasi FM dapat dipilih sebesar mungkin sejauh


tersedia bandwidth (lebar bidang) untuk keperluan transmisinya. Biasanya
besarnya indeks modulasi ini akan dimaksimalkan dengan cara mengatur besarnya
deviasi frekuensi maksimal yang diijinkan.

2.3.4 Frekuensi Demodulator


Secara ilmu Ada puluhan sirkuit yang digunakan untuk demodulasi atau
mendeteksi sinyal FM dan PM. Salah satu yang terkenal adalah Foster-Seeley
discriminator dan detektor rasio berada di antara demodulasi frekuensi yang
paling banyak digunakan pada waktu itu, dengan perkembangan tersebut, sirkuit
ini telah diganti dengan yang lebih canggih dengan menggunakan demodulators
IC. Tentu saja,hal tersebut masih ditemukan dalam peralatan yang lebih tua.
Detektor yang paling banyak digunakan saat ini termasuk diskriminator pulsa-ratarata dan fase-terkunci bagian loop. Bagian ini kita akan mempelajari pada semua
sirkuit banyak menggunakan discriminator

2.3.5 Spektrum Frekuensi


Spektrum frekuensi radio adalah susunan pita frekuensi radio yang
mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran
gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang
udara dan antariksa). Berikut adalah aplikasi pada spektum frekuensi:
1. VLF = Very Low Frequency
Memiliki rentang frekuensi 9 kHz 30 kHz, aplikasinya digunakan pada saluran
telepone, komunikasi audio, komunikasi pada kapal selam, microphone, dsb.
2. LF = Low Frequency
Memiliki rentang frekuensi 30 kHz-300 kHz, aplikasinya digunakan pada
komunikasi twisted pair, komunikasi pada mercu suar, dsb.
3. MF = Medium Frequency
Memiliki rentang frekuensi 300 kHz-3 MHz, aplikasinya digunakan pada AM
radio (535-1605 kHz).
4. HF = High Frequency
Memiliki rentang frekuensi 3 Mhz-30 Mhz, aplikasinya digunakan pada amatir
radio atau shortwave radio.
5. VHF = Very High Frequency
Memiliki rentang frekuensi 30 Mhz- 300 Mhz, aplikasinya digunakan pada FM
radio (88-108 Mhz), VHF TV.
6. UHF = Ultra High Frequency
Memiliki rentang frekuensi 300 Mhz-3 GHz, aplikasinya digunakan pada
gelombang mikro (microwave), komunikasi seluler, UHF TV.
7. SHF = Super High Frequency
Memiliki rentang frekuensi 3 GHz-30 GHz, aplikasinya digunakan pada TV
Satelit, komunikasi seluler.
8. EHF = Extra High Frequency
Memiliki rentang frekuensi 30 GHz-300 GHz, aplikasinya digunakan pada Radar,
Komunikasi Infrared.
9. UV = Ultraviolet Light

Memiliki rentang frekuensi 3 PHz-30 PHz, Beberapa hewan, termasuk burung,


reptil, dan serangga seperti lebah dapat melihat hingga mencapai hampir UV.
Banyak buah-buahan, bunga dan benih terlihat lebih jelas di latar belakang dalam
panjang gelombang UV dibandingkan dengan penglihatan warna manusia.
Dengan memasukkan nilai-nilai indeks modulasi, frekuensi pembawa, dan
frekuensi pemodulasinya maka dapat ditentukan pula penyelesaian fungsi Bessel
yang bersangkutan.Selanjutnya dapat digambarkan spektrum frekuensi sinyal
termodulasi FM yang bersangkutan. Gambar 2.3 memperlihatkan contoh spektrum
sinyal termodulasi FM.

Gambar 2.3 Spektrum sinyal termodulasi FM

2.3.6 Bandwidth
Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh
sinyal dalam medium transmisi. Dalam kerangka ini, Bandwidth dapat diartikan
sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi
rendah. frekuensi sinyal diukur dalam satuan Hertz. sinyal suara tipikal
mempunyai Bandwidth sekitar 3 kHz, analog TV broadcast (TV) mempunyai
Bandwidth sekitar 6 MHz.
Bandwidth (lebar pita) dalam ilmu komputer adalah suatu penghitungan
konsumsi data yang tersedia pada suatu telekomunikasi. Dihitung dalam satuan
bits per seconds (bit per detik). Perhatikan bahwa bandwidth yang tertera
komunikasi nirkabel, modem transmisi data, komunikasi digital, elektronik, dll,

adalah bandwidth yang mengacu pada sinyal analog yang diukur dalam satuan
hertz (makna asli dari istilah tersebut) yang lebih tepat ditulis bit rate daripada bits
per second.
Dalam dunia web hosting, bandwidth capacity (kapasitas lebar pita)
diartikan sebagai nilai maksimum besaran transfer data (tulisan, gambar, video,
suara, dan lainnya) yang terjadi antara server hosting dengan komputer klien
dalam suatu periode tertentu. Contohnya 5 GB per bulan, yang artinya besaran
maksimal transfer data yang bisa dilakukan oleh seluruh klien adalah 5 GB, jika
bandwidth habis maka website tidak dapat dibuka sampai dengan bulan baru.
Semakin banyak fitur di dalam website seperti gambar, video, suara, dan lainnya,
maka semakin banyak bandwidth yang akan terpakai.

2.4

Langkah Percobaan

2.4.1 Prisip Frekuensi Modulasi


1. Siapkan

board

experimenter,

kemudian

masukan

card

modulator/demodulator

Gambar 2.4 Boad Experimen

2. Hubungkan A-, B- dan ground terminal ke FM modulator ke ground


terminal dibawah ANALOG OUT

Gambar 2.5 Langkah 2

FM

3. Hubungkan B+ ke S dibawah ANALOG OUT.

Gambar 2.6 Langkah 3

4. Hubungkan A+ ke FMout pada FM modulator

Gambar 2.7 Langkah 4

5. Hubungkan S ke LFin pada FM modulator

Gambar 2.8 Langkah 5

6. Aturlah sinyal carrier adalah 100 KHz pada FM Modulator yang


ditunjukkan pada frequency dan Fine Tuning pada potensiometer.
Gunakan osiloscope untuk menyeimbangkanya.
7. Pengaturan pada osiloscope :

Gambar 2.9 Langkah 7

8. Menggunakan fungsi generator, aturlah sinyal dengan frekuensi 10


KHz dan amplitudonya 2 VPP . Arahkan sinyal ini ke input LFin

Gambar 2.10 Langkah 8

9. Berikut adalah tampilan dari osiloscope :

Gambar 2.11 Langkah 9

10. Ukurlah sinyal output dari modulator dengan osiloscope channel A,


dan sinyal low-frequency pada channel B. Copy hasilnya pada gambar
berikut ini :

Gambar 2.12 Hasil Pengukuran

2.4.2 Frequency Modulation Spectrum


1. Gunakan pengaturan pada percobaan sebelumnya

Gambar 2.13 Percobaan Prinsip Frekuensi

2. Buka fungsi generator dan aturlah seperti yang ditunjukkan pada


gambar dibawah :

Gambar 2.14 Langkah 2

3.

Bukalah spectrum analyzer dan atur parameternya seperti berikut :

Gambar 2.15 Langkah 3

4. Ukurlah spectrum dari sinyal yang termodulasi dengan frekuensi 5, 10, 15


KHz dan copy hasilnya ke gambar dibawah ini :

Gambar 2.16 Hasil Pengukuran

2.4.3 Demodulasi Frequency Modulation


1. Hubungkan A- dan B- ke FM modulator dibawah ANALOG OUT

Gambar 2.17 Langkah 1

2. Hubungkan FMout ke FMin

Gambar 2.18 Langkah 2

3. Hubungkan A+ ke FMout

Gambar 2.19 Langkah 3

4. Hubungkan S ke NFin pada FM Modulator

Gambar 2.20 Langkah 4

5. Menggunakan fungsi generator aturlah sinyal dengan frekuensi 5 KHz


dengan amplitude 2 Vpp. Sambungkan dengan input LFin.

Gambar 2.21 Langkah 5

6. Aturlah parameternya seperti dibawah ini :

Gambar 2.22 Langkah 6

7. Ukurlah snyal output dari modulator pada osiloscope pada channel A dan
sinyal yang masuk demodulator pada channel B. lalu copy hasilnya ke
bawah ini :

Gambar 2.23 Hasil Pengukuran

2.5

Data Hasil Percobaan

2.5.1 Data Hasil Percobaan Sinyal Carrier


Berikut ini adalah gambar data hasil percobaan Sinyal Carrier :

Gambar 2.24 Sinyal Carrier

Parameter :
TRG

:A

LVL

: 0%

POST : 0%
dT

: 7,98319 s

: 125,263 kHz

: 2s/DIV

dUA

: 12 V

2.5.2 Data Hasil Percobaan Sinyal Informasi


Berikut ini adalah gambar data hasil percobaan Sinyal Informasi :

Gambar 2.25 Sinyal Informasi

Parameter :
Triger : B
LVL

: 92%

POST : 0%
dT

: 39,916s

: 25,0526 kHz

: 10s/DIV

dUB

:3V

2.5.3 Data Hasil Percobaan Sinyal Termodulasi dan Informasi


Berikut ini adalah data hasil percobaan Sinyal termodulasi dan Informasi :

Gambar 2.26 Sinyal Termodulasi dan Informasi

Parameter :
Trigger : B
LVL

: 0%

POST : 0%
dT

: 39,916s

: 25,0526 kHz

: 10s/DIV

dUB

:3V

2.5.4 Data Hasil Percobaan Spectrum Frekuensi 5 kHz


Berikut ini adalah gambar data hasil percobaan Spectrum Frekuensi 5 kHz:

Gambar 2.27 Spectrum Frekuensi 5 kHz

2.5.5 Data Hasil Percobaan Spectrum Frekuensi 10 kHz


Berikut ini adalah gambar data dari hasil percobaan Spectrum Frekuensi 10
kHz:

Gambar 2.28 Spectrum Frekuensi 10 kHz

2.5.6 Data Hasil Percobaan Spectrum Frekuensi 15 kHz


Berikut ini adalah gambar data hasil percobaan Spectrum Frekuensi 15
kHz:

Gambar 2.29 Spectrum Frekuensi 15 kHz

2.5.7 Data Hasil Percobaan Sinyal Demodulasi


Berikut ini adalah gambar data hasil percobaan Sinyal Demodulasi :

Gambar 2.30 Sinyal Demodulasi

Trigger : B
LVL

: 0%

POST : 0%
dT

: 160s

: 6,25 kHz

: 20s/DIV

dUB

: 1.2 V

2.6

Analisis Data Hasil Percobaan

2.6.1 Analisis Data Hasil Percobaan Sinyal Carrier dan Sinyal Informasi
Berikut ini adalah gambar analisis data hasil percobaan sinyal Carrier :

Gambar 2.31 Sinyal Carrier

Menurut

percobaan yang telah dilakukan, didapatkan gambar seperti

gambar di atas, dan didapatkan pula data-data yang menunjukkan bahwa sinyal
carrier mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dari pada sinyal informasi. Dari
percobaan di atas diperoleh besar frekuensi sinyal carrier sebesar 125 kHz

Berikut adalah gambar analisis data hasil percobaan Sinyal Informasi:

Gambar 2.32 Sinyal Informasi

Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa sinyal informasi memiliki


frekuensi jauh lebih kecil daripada sinyal carrier atau sinyal pembawa. Dari
percobaan di atas didapat frekuensi sinyal informasi sebesar 10 kHz. Melihat dari
hasil tersebut membuktikan bahwa sinyal informasi jauh lebih kecil dari pada
sinyal carrier atau sinyal pembawa.
Dari gambar 2.31 dan 2.32 dapat dianalisa bahwa sinyal carrier memiliki
frekuensi yang lebih tinggi daripada sinyal informasi, dimana sinyal carrier
mempunyai kerapatan gelombang yang lebih rapat daripada sinyal informasi.
Sinyal informasi mempunyai frekuensi 10 kHz sedangkan sinyal carrier
mempunyai frekuensi 125 kHz. Untuk transmisi yang baik dalam modulasi maka
sinyal informasi dipasang lebih kecil frekuensinya dari sinyal carrier, karena pada
sebagian besar sinyal carrier yang dikirimkan pada frekuensi sinyal yang rendah.
Sinyal-sinyal tersebut tidak berkembang dengan baik sebagai gelombang
elektromagnetik, artinya jika frekuensi rendah maka panjang gelombangnyapun
ikut rendah. Oleh karena itu, digunakan sinyal carrier untuk meningkatkan
frekuensi untuk memungkinkan transmisi yang lebih efektif. kedua adalah untuk
memungkinkan beberapa sinyal yang akan dikirim pada waktu yang sama tanpa
teradapat gangguan. Sebuah suara dalam rentang frekuensi yang sama seperti

suara manusia. Diasumsikan terdapat 2 orang mencoba untuk menggunakan radio


dua arah untuk berbicara satu dengan yang lain secara bersamaan. Jika tidak
memodulasi sinyal tersebut ke gelombang carrier yang berbeda, maka akan
mendapatkan sinyal tercampur secara bersamaan dan tidak mungkin untuk dapat
dibedakan atau diterima dengan jelas. Jadi jelas bahwa guna dari frekuensi sinyal
carrier lebih besar daripada sinyal informasi adalah agar informasi dapat diterima
oleh jangkauan yang cukup jauh, dan juga meminimalkan Noise, Interferensi, dan
gangguan lain.

2.6.2 Analisis Data Hasil Percobaan Sinyal Termodulasi dan Informasi


Berikut adalah gambar analisis data hasil percobaan Sinyal Termodulasi
dan Informasi :

Gambar 2.33 Sinyal Termodulasi dan Informasi

Dari hasil percobaan sinyal termodulasi dan informasi pada gambar di atas
ditunjukkan bahwa sinyal termodulasi semakin merenggang atau frekuensinya
menurun pada saat sinyal informasi berada pada amplitudo maksimum dan
semakin rapat gelombang sinyalnya atau frekuensinya naik pada saat sinyal
informasi pada amplitudo minimum. Hal ini berbanding terbalik dengan teori
dimana pada teori dijelaskan bahwa apabila pada saat amplitudo sinyal informasi
maksimum akan menghasilkan frekuensi sinyal carrier yang besar dan jarak antar

gelombang semakin rapat, dan pada saat amplitudo sinyal informasi minimum
akan menghasilkan frekuensi sinyal carrier yang kecil atau jarak antar gelombang
lebih merenggang.
2.6.3 Analisis Data Hasil Percobaan Spectrum Frekuensi 5 kHz, 10 kHz, 15
kHz
Berikut ini adalah gambar analisis data hasil percobaan Spetrum Frekuensi
5 kHz:

Gambar 2.34 Spectrum Frekuensi 5 kHz

Dari hasil percobaan spectrum frekuensi 5kHz di dapat lebar bandnya


adalah pada rentang frekuensi 111 kHz 141 kHz dan bandwidth dari hasil
percobaan tersebut dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut
(2.9)
Keterangan :
BW

= Bandwidth

Fm

= Frekuensi Modulasi

= Indeks Modulasi

Dimana M ( Indeks Modulasi ) pada spectrum frekuensi modulasi 5 kHz = 2.5,


maka diperoleh hasil sebagai berikut :
= 25 (2.5+1)
= 10 (3.5)

Amplitudo relatif terbesarnya menunjukan 1,15 volt, dan terjadi pada


frekuensi 126 kHz, frekuensi pada amplitudo relatif terbesar juga dapat disebut
dengan frekuensi carrier. Pada percobaan ini terlihat jelas ada 4 perubahan
amplitudo relatif yang terjadi diantaranya 0,1 volt, 0,4 volt, 1,05 volt, dan 1,15
volt.
Berikut ini adalah gambar analisis data hasil percobaan spectrum frekuensi
10 kHz :

Gambar 2.35 Spectrum 10 kHz

Dari hasil percobaan spectrum frekuensi 10 kHz di dapat lebar bandnya


adalah pada rentang frekuensi 106 kHz 146 kHz. dan bandwidth dari hasil
percobaan tersebut dapat dihitung, dengan memasukkan indeks modulasi untuk 15
kHz sebesar 1.

Amplitudo relatif terbesarnya menunjukan 1,55 volt, dan terjadi pada


frekuensi 126 kHz, frekuensi pada amplitudo relatif terbesar juga dapat disebut
dengan frekuensi carrier. Pada percobaan ini terlihat jelas ada 3 perubahan
amplitudo relatif yang terjadi diantaranya 0.1 volt, 0,55 volt, dan 1,55 volt

Berikut ini adalah gambar analisis data hasil percobaan Spectrum


Frekuensi 15 kHz :

Gambar 2.36 Frekuensi 15 kHz

Dari hasil percobaan spectrum frekuensi 15 kHz di dapat lebar bandnya


adalah pada rentang frekuensi 96 kHz 156 kHz dan

bandwidth dari hasil

percobaan tersebut dapat dihitung, dengan memasukkan indeks modulasi untuk 15


kHz sebesar 0,5

= 215 (0.5+1)
= 30 (1.5)

Amplitudo relatif terbesarnya menunjukan 1,95 volt, dan terjadi pada


frekuensi 126 kHz, frekuensi pada amplitudo relatif terbesar juga dapat disebut
dengan frekuensi carrier. Pada percobaan ini terlihat jelas ada 3 perubahan
amplitudo relatif yang terjadi diantaranya 0.05 volt, 0,45 volt, dan 1,95 volt

Berikut ini adalah gambar analisis data hasil percobaan Spetrum Frekuensi
5 kHz, 10 kHz, 15 kHz.

Gambar 2.37 Spectrum Frekuensi (a) 5 kHz, ( b) 10 kHz, dan (c) 15 kHz

Berdasarkan percobaan dan gambar diatas dapat diketahui bahwa Bandwith


dari gambar a, b, dan c berturut-turut adalah 35 kHz, 40 kHz, 45kHz. Serta lebar
Band dari percobaan dan gambar a, b, dan c diatas berturut-turut pada rentang
frekuensi 111 kHz 141 kHz, 106 kHz 146 kHz, 96 kHz 156 kHz. Dapat
disimpulkan bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan maka semakin besar
pula Bandwidth yang didapatkan. Untuk lebar Band juga sama seperti Bandwidth
dimana lebar Band akan semakin besar jika frekuensi dinaikkan. Pada spektrum
frekuensi 5 kHz didapatkan amplitudo relatif terbesarnya adalah 1,15 volt, untuk
spektrum frekuensi 10 kHz didapatkan amplitudo relatif terbesarnya 1,55 volt, dan
untuk spektrum frekuensi 15 kHz didapatkan amplitudo relatif terbesarnya 1,95
volt. Berdasarkan hasil tersebut dapat dianalisa bahwa setiap kenaikan spektrum
frekuensi 5 kHz didapatkan pertambahan amplitudo relatif sebesar 0,4 volt.

2.6.4 Analisis Data Hasil Percobaan Sinyal Demodulasi


Berikut adalah gambar analisis data hasil percobaan Sinyal Demodulasi :

Gambar 2.38 Sinyal Demodulasi

Demodulasi adalah proses sebaliknya dari modulasi, yaitu, mendapatkan


kembali sinyal informasi atau message yang ditumpangkan pada sinyal carrier.
Dalam demodulasi ini sinyal informasi dipisahkan dari sinyal pembawa frekuensi
tinggi.
Pada proses demodulasi, sinyal demodulasi dengan gelombang yang rapat
atau frekuensi tinggi akan menghasilkan sinyal informasi dengan amplitudo tinggi.
Sedangkan jika sinyal demodulasi dengan gelombang yang renggang atau
frekuensi rendah akan menghasilkan sinyal informasi dengan amplitudo rendah
Dapat dilihat pada gambar 2.38 sinyal informasi pada proses demodulasi
tidak seperti sinyal informasi pada proses modulasi. Bentuk sinyal informasi pada
proses demodulasi tidak beraturan yang di akibatkan oleh gangguan noise yaitu
sinyal pengganggu yang tidak diinginkan sistem, noise ini bisa diakibatkan oleh
sistem itu sendiri maupun gangguan eksternal.

2.7

Simpulan
Dari analisis data yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:
1.

Sinyal carrier frekuensinya akan lebih besar daripada sinyal informasi,


dimana nantinya sinyal informasi ini akan menumpang pada sinyal carrier
dan mendukung terjadinya modulasi. Hal ini dimaksudkan untuk transmisi
yang lebih baik. Bila pada sebagian sinyal carrier yang dikirimkan pada
frekuensi sinyal yang rendah. Sinyal-sinyal tersebut tidak berkembang
dengan baik sebagai gelombang elektromagnetik. Artinya jika frekuensi
rendah maka panjang gelombangnyapun rendah mengakibatkan jangkauan
sinyal yang dikirimkan rendah. Oleh karena itu, digunakan sinyal carrier
frekuensi lebih tinggi dari sinyal informasi untuk meningkatkan frekuensi
untuk memungkinkan transmisi yang lebih efektif.

2.

Pada sinyal termodulasi saat amplitudo sinyal informasi sedang


maksimum, maka frekuensi sinyal carrier menurun dan mengakibatkan
bentuk sinyal carrier merenggang. Sebaliknya jika amplitudo dari sinyal
informasi sedang minimum, maka frekuensi sinyal carrier naik dan
mengakibatkan bentuk sinyal carrier merapat. Hal ini berbanding terbalik
dengan teori dimana pada teori dijelaskan bahwa apabila pada saat
amplitudo sinyal informasi maksimum akan menghasilkan frekuensi yang
besar dan jarak antar gelombang semakin rapat, dan pada saat amplitude
sinyal informasi minimum akan menghasilkan frekuensi yang kecil atau
jarak antar gelombang lebih merenggang.

3.

Ketika spektrum frekuensi bertambah 5 kHz maka amplitudo relatif


terbesarnya akan bertambah 0,4 volt. Jadi semakin besar nilai spektrum
frekuensi maka semakin besar juga amplitudo relatif terbesarnya. bahwa
semakin besar frekuensi yang digunakan maka semakin besar pula
Bandwidth yang didapatkan. Untuk lebar Band juga sama seperti
Bandwidth dimana lebar Band akan semakin besar jika frekuensi
dinaikkan.

4.

Demodulasi adalah proses sebaliknya dari modulasi, yaitu, mendapatkan


kembali sinyal informasi atau message yang ditumpangkan pada sinyal
carrier. Dalam demodulasi ini sinyal informasi dipisahkan dari sinyal
pembawa frekuensi tinggi. Pada proses demodulasi sinyal carrier dengan
frekuensi tinggi akan menghasilkan amplitudo maksimum, sedangkan
sinyal carrier dengan frekuensi rendah akan menghasilkan amplitudo
minimum. Dalam sinyal informasi yang didapat pada proses demodulasi
ini terdapat gangguan yang tidak diinginkan oleh sistem atau biasa disebut
Noise. Gangguan atau Noise ini biasanya timbul diakibatkan oleh dalam
sistem itu sendiri maupun dari luar sistem.

DAFTAR PUSTAKA
Aji,

Kurniawan.

2012.

Demodulasi.

Diakses

dari

https://www.scribd.com/doc/57834664/Demodulasi. 6 Juni 2015


Anonim. 2013. FM. Frekuensi Modulasi. Diakses dari http://elektronikadasar.web.id/. 29 Mei 2015.
Anonim.

2011.

Modulasi

Sinyal

Radio.

Diakses

https://aellyas.wordpress.com/2011/10/28/modulasi-sinyal-radio/.

dari
5

Juni

2015
Irvan, Zul. 2013. Modulasi Frekuensi. Diakses dari http://www.mekatronika.blogspot.com. 25 Mei 2015.
Nura,

Seif.

2013.

Modulasi

Frekuensi.

Diakses

dari

https://www.scribd.com/doc/82607676/MODULASI-FREKUENSI. 29 Mei
2015
Susilawati, Indah, S.T., M.Eng,. 2009. Modulasi Frekuensi. Diakses dari
https://meandmyheart.files.wordpress.com. 26 Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai