Anda di halaman 1dari 22

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KATARAK


A. Pengkajian
1. Anamnesa
Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :
a. Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar
matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi
lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama

katarak) .
Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
Perubahan daya lihat warna
Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat

menyilaukan mata
Lampu dan matahari sangat mengganggu.
Sering meminta ganti resep kaca mata
Lihat ganda
Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)
Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain.
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti:
DM
Hipertensi
pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya
memicu resiko katarak.
Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan
pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.
Kaji riwayat alergi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat
stress.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi.
Dalam inspeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah dengan melihat
lensa mata melalui senter tangan (penlight), kaca pembesar, slit lamp, dan

oftalmoskop sebaiknya dengan pupil berdilatasi. Dengan penyinaran miring ( 45


derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar
pinggir iris pada lensa yang keruh ( iris shadow ). Bila letak bayangan jauh dan
besar berarti kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat dengan pupil
terjadi pada katarak matur.
3. Pemeriksaan Diagnostik.
a. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan lensa, system
saraf atau penglihatan ke retina ayau jalan optic.
b. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofi lempeng optic, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
c. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemi sistemik /
infeksi
d. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk
memastikan aterosklerosis.
e. Tes toleransi glukosa / FBS : menentukan adanya/ control diabetes.
4. Diagnosa Keperawatan yang mungkin terjadi (Doenges,2000):
a. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan
penerimaan sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik
dibatasi. Ditandai dengan : Menurunnya ketajaman penglihatan,
perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
b. Kecemasan b.d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur
tindakan pembedahan
c. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d prosedur invasive pengangkatan katarak
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan b.d tidak
mengenal sumber informasi, salah intrepetasi, kurangnya mengingat,
keterbatasan kognitif

No Diagnosa Keperawatan
NIC
1 Gangguan peersepsi sensori
perseptual penglihatan b.d
gangguan
sensori/status
lingkungna

penerimaan
organ
secara

indera,
terapetik

dibatasi. Ditandai dengan :

NOC
Meningkatkan
Mandiri

ketajaman

penglihatan dalam batas situasi

-Tentukan ketajaman
penglihatan,

Rasional

catat

apakah satu atau dua

individu, mengenal gangguan


sensori

dan

berkompensasi

terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :

Mandiri

Kebutuhan tiap

individu dan pilihan


intervensi

bervarias

mata terlibat

Mengenal

gangguansebab

kehilangan

menurunnyaketajaman -Orientasikan kliensensori dan berkompensasipenglihatan


terjad
penglihatan
tehadap lingkungan terhadap perubahan.
lambat dan progresif

perubahan
biasanya
rangsang.

respon
terhadap

-Observasi

tanda--

tanda disorientasi.

Memberikan

Mengidentifikasi/memperbaiki peningkatan

- Pendekatan dari sisipotensial

bahaya

dalamkenyamanan

dan

yang tak dioperasi,lingkungan.

kekeluargaan,

bicara

menuruknkan

dengan

menyentuh.

dan disorientasi pasca

- Ingatkan

klien

menggunakan
kacamata
yang

cemas

operasi
-

katarak
tujuannya

Terbangun dalam

lingkungan yang tidak


di

kenal

memperbesar kurang

mengalami

lebih

persen,

keterbatasan

perifer

penglihatan

25

pelihatan

dan

dapa

hilang dan buta titik

mengakibatkan

mungkin ada.

kebingungan terhadaap

orang tua .

Letakkan barang

yang

dibutuhkan/posisi bel

rangsang sensori tepa

pemanggil

terhadap isolasi dan

dalam

Memberikan

jangkauan/posisi

menurunkan bingung

yang tidak dioperasi.

Perubahan

ketajaman

dan

kedalaman

perseps

dapat
bingung
dan

menyebabkan

penglihatan

meningkatkan

resiko cedera sampa

pasien belajar untuk

mengkompensa si.
3

Kecemasan b.d kurang terpapar


terhadap

informasi

a. Pasien mengungkapkan dan

tentang

prosedur tindakan pembedahan

Mandiri

mendiskusikan

Kaji tingkat

kecemasan

pasien

dan

adanya

catat

tanda- tanda verbal


dan nonverbal.
-

Beri

kesempatan

Pasien

untuk
mengungkapkan

isi

pikiran dan perasaan


takutnya.
-

Observasi

tanda

vital

peningkatan

dan

cemas/takutnya.
b. Pasien tampak rileks tidak
tegang

dan

melaporkan

kecemasannya berkurang
sampai pada tingkat dapat
diatasi.
c.

Pasien

dapat

mengungkapkan

keakuratan

pengetahuan
pembedahan
-

rasa

tentang

penjelasan

dipengaruh

bagaimana

informas

tersebut diterima oleh


individu.
mengungkapkan

rasa

takut secara terbuka


dimana

rasa

taku

dapat ditujukan.
-

Mengetahui respon

fisiologis

yang

ditimbulkan

akiba

kecemasan.

respon

Edukasi

Edukasi

Derajat kecemasan

akan

fisik pasien

Mandiri

Beri
pasien

tentang

prosedur

tindakan

operasi,

harapan

dan

akibatnya.

Meningkatkan

pengetahuan

pasien

dalam

rangka

mengurangi kecemasan
dan kooperatif.
-

Mengurangikecemasan
dan

meningkatkan

Beri

pengetahuan

penjelasan

dan

Mengurang

suport pada pasien

perasaan

takut

pada

cemas

setiap

dan

melakukan prosedur

tindakan
-

Lakukan orientasi

dan

perkenalan

pasien

terhadap

ruangan,

petugas,

dan peralatan yang


akan digunakan

PENGKAJIAN
1. Data Demografi
Nama klien
: Tn. B
Umur
: 45 Tahun
Diagnosa Medik : Katarak
Tanggal Masuk : 13 05 2013
Alamat
: Kampung rawa
Suku
: Sulawesi
Agama
: Islam
Pekerjaan
: PNS
Status perkawinan: Menikah
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh penglihatan kabur seperti berawan
b. Riwayat Penyakit Sekarang.
Klien mengeluh penglihatan kabur seperti berawan padahal Tn. B sudah menggunakan
kaca mata plus 1dan minus 2,5 pada obita dextra dan sinistra. Pemeriksaan fisik dengan
Opthalmoscope bagian kornea ada selaput putih. Sudah 2 tahun ini Tn. B dinyatakan

menderita diabetes mellitus, dan menjalankan pengobatan secara teratur. Oleh dokter
spesialis mata Tn. B dinyatakan katarak. Tn. B dipersiapkan untuk dilakukan operasi
katarak 2 hari lagi jika kadar gula darahnya sudah normal. TTV saat ini TD : 140/90
mmhg Nadi : 84 x/menit Suhu : 37,40 C RR : 24x/menit.
c. Riwayat penyakit dahulu
Sudah 2 tahun ini Tn. B dinyatakan menderita diabetes mellitus, dan menjalankan
pengobatan secara teratur.
d. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga klien yang mengalami penyakit DM

DATA SUBYEKTIF
KlKlien mengatakan penglihatan
seperti

berawan,

DATA OBYEKTIF
kabut
Hasil pemeriksaan fisik dengan opthalmoscope

padahal sudah bagian kornea ada selaput putih

menggunakan kaca mata plus 1 dan


2.

Vital sign :

minus 2.5 pada orbita dextra dan sinistra.


a)

TD

Klien mengatakan sudah 2 tahun ini


b)

N: 84x/menit

mempunyai

Diabetes

Melitus,

dan
c)

: 140/90 mmHg
:37,4 0c

menjalankan pengobatan secara teratur


d)

RR: 24x/menit

Klien

Hasil pemeriksaan : BB : 78 kg dan

mengatakan tidak

mengerti
3.

kenapa sampai mengalami katarak

4.

GDS terakhir 210

klien mengatakan cemas memikirkan


5 klien terlihat sulit untuk beraktivitas.
biaya untuk operasinya.

6. klien wajahnya tampak gelisah

klien mengatakan kesulitan untuk


7 klien
beraktivitas
klien

mengatakan

sinar/paparan

terus

bertanya-tanya

dengan

pertanyaan yang sama.

penglihatannya tidak jelas


7

terlihat

8 klien terlihat bingung.


jika

matahari

mata

terkena
9.

klien terlihat cemas.

menyilaukan
10 klien terlihat takut
11 klien terlihat tegang.

klien mengatakan jika melihat sesuatu


12 klien terlihat memfokuskan pada dirinya sendiri.
berbayang-bayang/menjadi
bayangan.

dua
13 skla nyeri (6)
14 klien terlihat menahan rasa sakit.

klien mengatakan takut akan kondisinya.15 klien terlihat merintih kesakitan ( nyeri )
klien mengatakan tidak tahu sama sekali
16 terlihat pada bagian luka oprasi klien terdapat
tentang penyakitnya.

kemerahan.

klien mengatakan cemas takut tidak


17 terlihat pada bagian luka klien mengalami iritasi.
berhasil menjalankan operasinya.
Kemungkinan klien mengatakan gelisah
klien mengatakan cemas terhadap
penyakit yang dideritanya.
14. apakah sembuh/tidak.
klien mengatakan pada bagian mata nyeri.
16. Kemungkinan klien mengatakan tidak
tahan terhadap nyerinya.
17. Kemungkinan

klien

mengatakan

badannya panas sehabis operasi beberapa


hari kemudian.
18. Kemungkinan klien mengatakan tidak
tahu dengan cara perawatan luka post
operasi.
19. Kemungkinan

klien

mengatakan

berasal dari keluarga kurang mampu.

klien dan keluarganya tampak masih bingung


dengan perawatan luka post operasi.

Data fokus

o.

Tangg

Masalah

al

keperawatan

Etiologi

Par
af

ditem
ukan
1.

DS :

Gangguan

Gangguan

Klien mengatakan penglihatan

persepsi

penerimaan

kabur seperti berawan, padahal

sensori-

sensori/status

Tn.B sudah menggunakan kaca

perseptual

organ

mata plus 1 dan minus 2.5 pada

penglihatan.

inderaditandai

orbita dextra dan sinistra

denganmenuru

klien mengatakan kesulitan untuk

nnya

beraktivitas

ketajaman

klien

mengatakan

penglihatan.

penglihatannya tidak jelas


klien mengatakan jika terkena
sinar/paparan matahari menyilaukan
mata
klien mengatakan jika melihat
sesuatu berbayang-bayang/menjadi
dua bayangan
DO:
Hasil pemeriksaan fisik dengan
opthalmoscope bagian kornea ada
selaput putih

2.

klien terlihat sulit untuk

beraktivitas.
DS
Klien

Ansietas
mengatakan

cemas

Perubahan
pada

status

memikirkan

biaya

untuk

kesehatan

operasinya.
klien mengatakan cemas takut tidak
berhasil menjalankan operasinya
klien mengatakan gelisah
klien

mengatakan

cemas

terhadap penyakit yang dideritanya.


DO
terlihatwajah klien tampak
gelisah.
klien terlihat tegang.
klien terlihat memfokuskan pada
diri sendiri.
klienterlihat cemas.
3.

klien terlihat takut


DS :

Kurang

Klien mengatakan tidak mengerti


kenapa sampai mengalami katarak
Kemungkinan klien mengatakan
takut akan kondisinya.
Kemungkinan klien mengatakan
tidak tahu sama sekali tentang
penyakitnya.
Kemungkinan klien mengatakan
cemas

terhadap

penyakit

yang

dideritanya apakah sembuh/tidak


DO:
Kemungkinan

wajah

tampak

gelisah
Kemungkinan klien terlihat terus

kurang

Pengetahuan informasi
tentang
penyakit

bertanya-tanya dengan pertanyaan


yang sama.

4.

Kemungkinan klien terlihat

bingung.
DS :

Nyeri

Kemungkinan klien mengatakan

Luka

post

operasi

nyeri pada bagian mata pasca


operasi.
Kemungkinan klien mengatakan
tidak tahan ternhadap nyerinya
DO :
Vital sign :
a)

TD

: 140/90 mmHg

b)

N:84x/menit

c)

d)

RR: 24x/menit

:37,40c

Kemungkinan skla nyeri (6)


Kemungkinan

klien

terlihat

menahan rasa sakit.

5.

Kemungkinan klien terlihat

merintih kesakitan ( nyeri )


DS
Klien mengatakan penglihatan

Resiko

Keterbatasan

tinggi

penglihatan.

kabur seperti berawan, padahal

terhadap

sudah menggunakan kaca mata plus

cidera.

1 dan minus 2.5 pada orbita dextra


dan sinistra
Kemungkinan klien mengatakan
kesulitan untuk beraktivitas
Kemungkinan klien mengatakan
penglihatannya tidak jelas

Kemungkinan

klien

mengatakan jika melihat sesuatu


berbayang-bayang/menjadi
6.

dua

bayangan
DS :
Kemungkinan klien mengatakan

Risiko

Prosedur

infeksi.

invasif (operasi

badannya panas sehabis operasi

katarak).

beberapa hari kemudian


DO :
Vital sign :
a)

TD

b)

N:84x/menit

c)

7.

: 140/90 mmHg
:37,40c

d) RR: 24x/menit
DS :

Resiko

kurang

ketidak

pengetahuan,

tidak tahu dengan cara perawatan

efektifan

kurang sumber

luka post operasi.

penatalaksa

pendukung.

Kemungkinan klien mengatakan

Kemungkinan klien mengatakan


berasal

dari

keluarga

kurang

mampu.

naan
regimen
terapeutik.

DO :
Kemungkinan

klien

dan

keluarganya tampak masih bingung


dengan perawatan luka post operasi.

Diagnose

Tujuan

o.
1.

Gangguan

Setelah

persepsi sensori- dilakukan


perseptual

tindakan

penglihatan b.d

keperawatan

Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

Mengenal
. Kaji
ketajamanKebutuhan
gangguan
penglihatan, catat tiap
sensori danber apakah satu atau individu
kompensasi
dua mata terlibat. dan pilihan
terhadap
2. Orientasikan
intervensi

Gangguan

selama

penerimaan

jam

Mengidentifik

sensori/status

diharapkan

asi/memperbaiki 3.

organ

masalah

inderaditandai

presepsi

potensial bahaya
4.
dalam

denganmenurun

sensori

lingkungan.

nya

3x24 perubahan.

ketajaman penglihatan

penglihatan

teratasi
5.

klien
bervariasi
tehadaplingkunga sebab
n.
kehilangan
Observasi tanda- penglihatan
tandadisorientasi. terjadi
Pendekatan dari lambatdan
sisi
yangtak progresif.
dioperasi,
2. Memberik
bicaradengan
an
menyentuh.
peningkata
Ingatkan
klien nkenyaman
menggunakan
an
dan
kacamata katarak kekeluargaa
yang
tujuannya n,
memperbesar
menurunka
kurang lebih 25%, n
cemas
penglihatan
dan
perifer hilang.
disorientasi
6. Letakkan
pasca
barang
yang operasi.
3. Terbangun
dibutuhkan/posisi
dalam
bel
pemanggil lingkungan
yang tidak
dalam
dikenal dan
jangkauan/posisi
mengalami
yang sehat.
keterbatasa
n
penglihatan
dapat
mengakibat
kankebingu
ngan
terhadap
orang tua.
4. Memberik
an
rangsangse
nsori tepat
terhadapiso

lasi
dan
menurunka
nbingung.
5. Perubahan
ketajaman
dankedala
man
persepsi
dapat
menyebabk
an bingung
penglihatan
dan
meningkatk
an resiko
cedera
sampai
pasien
belajar
untuk
mengkomp
ensasi.
6. Memun
gkinkan
pasienmeli
hat

objek

lebih
mudah dan
memudahk
an
panggilan
untuk
pertolongan
biladiperlu
2.

Ansietas b.dPeru Setelah


bahan

pada dilakukan

kan
Pasien
. Kaji
tingkat. Derajat
mengungkapkan kecemasan pasien kecemasan

status kesehatan.

tindakan

dan
dan catat adanya akan
mendiskusikan
tandatanda dipengaruhi
keperawatan
rasa
verbal
dan bagaimana
selama 3x24
cemas/takutnya. nonverbal.
informasi
jam
2. Beri kesempatan tersebut
Pasien tampak
pasien
untuk diterima
diharapkan :
rileks
tidak mengungkapkan
oleh
tidak terjadi
isipikiran
dan individu.
tegangdan
kecemasan
perasaan takutnya.2. Mengungk
melaporkan
3. Observasi tanda apkan rasa
pada klien dan
kecemasannya
vital
takut secara
tidak
ada
danpeningkatan
terbuka
berkurang
perubahan
fisik dimana rasa
sampai
pada respon
pasien.
takut dapat
status
tingkat
dapat4. Beri penjelasan ditujukan.
kesehatan.
diatasi.
pasien
tentang3. Mengetah
prosedur tindakan ui respon
operasi,
fisiologis
harapandan
yang
akibatnya.
ditimbulka
5. Lakukan
n
akibat
orientasi
kecemasan.
danperkenalan
4. Meningkat
pasienterhadap
kan
ruangan,petugas,
pengetahua
dan peralatanyang n
pasien
akan digunakan.
dalam
6. Beri penjelasan rangka
dansuport
pada mengurangi
pasien padasetiap kecemasan
melakukan
dan
prosedurtindakan. kooperatif.
5. Menguran
gi
kecemasan
dan
meningkatk
an
pengetahua
n.

6. Mengur
angi
perasaan
3.

takut.
Kurang
Setelah
Klien
. Kaji
informasi. meningkatk
tentang
kondisi an
pengetahuan b.d dilakukan
menyatakan
tindakan
individu, prgnosis, pemahama
Kurang
pemahaman
keperawatan
tipe
n
dan
informasi
selama 3x24 mengenai
prosedur/lensa.
meningkatk
jam
an
kerja
tentang
kondisi/proses 2. Informasikan
diharapkan :
pasien
untuk sama
penyakit.
penyakit
&
Klien
lebih
menghindari tetes dengan
pengobatan
mata yang dijual perawat.
mengerti akan
bebas.
2. Dapat
penyakitnya
3. Tekankan
bereaksi
pentingnya
silang/cam
evaluasi
pur dengan
perawatan rutin. obat yang
Beri tahu untuk diberikan.
melaporkan
3. pengawas
penglihatan
an periodik
berawan.
menurunka
4. Anjurkan pasien n
risiko
menghindari
komplikasi
membaca,
serius.
berkedip;
4. aktivita
mengangkat berat, s
yang
mengejan
saat
menyebabk
defekasi,
an
mata
membongkok
pada
panggul, lelah/regan
meniup hidung.
g, manuver
Valsalva,
atau
meningkatk
an
dapat

TIO

mempengar
uhi

hasil

bedah dan
mencetuska
n
4.

perdarahan.
Nyeri b.d Luka Setelah
Nyeri berkuran. . Dorong
pasien1. Nyeri
untuk melaporkan dirasakan
pasca operasi.
dilakukan
Klien
terlihat
tipe, lokasi dan dimanifesta
lebih rileks
tindakan
intensitas nyeri, sikan dan
keperawatan
rentang skala.
ditoleransi
2. Pantau TTV.
secara
selama 3x24
3. Berikan tindakan individual.
jam
kenyamanan.
2. Kecepatan
diharapkan :
4. Beritahu pasien jantung
bahwa wajar saja , biasanya
nyeri
meskipun
lebih meningkat
berkurang,
baik
untuk karena
hilang
dan
meminta
nyeri.
analgesik segera3. meningkat
terkontrol.
setelah
kan
ketidaknyamanan relaksasi.
menjadi
4. adanya
dilaporkan.
nyeri
menyebabk
Kolaborasi :
an tegangan
5. Berikan
obat otot yang
sesuai indikasi
menggangu
sirkulasi
memperlam
bat proses
penyembuh
an
dan
memperber
at nyeri.
5. Rasionalis
asi : Untuk
mengontrol
nyeri

5.

adekuat dan
menurunka
n tegangan.
Resiko
tinggi Setelah
Menyatakan
. Diskusikan
apa. Membantu
pemahaman
yang terjadi pada mengurangi
terhadap cidera dilakukan
factor
yang pascaoperasi
rasa takut
b.dKeterbatasan tindakan
terlibat
dalam tentang
nyeri, dan
penglihatan.
keperawatan
kemungkinanced pembatasan
meningkatk
aktivitas,
an
kerja
selama 3x24 era
penampilan,
sama dalam
Mengubah
jam
balutan mata.
pembatasan
lingkungan
diharapkan
2. Beri
pasien yang
:cedera dapat sesuai indikasi posisi bersandar, diperlukan.
kepala tinggi atau2. Istirahat
untuk
dicegah
miring ke sisi hanya
meningkatkan
yang tak sakit beberapa
sesuai keinginan.
menit
keamanan
3. Batasi aktivitas sampai
seperti
beberapa
menggerakkan
jam pada
kepala tiba-tiba, bedah
menggaruk mata, rawat jalan
membongkok.
atau
4. Ambulasi
menginap
dengan bantuan; semalam
bila terjadi
berikan
kamar
komplikasi.
mandi khusus bila Menurunka
sembuh
dari n tekanan
pada mata
anastesi.
yang sakit,
meminimal
kan risiko
perdarahan
atau stres
pada
jahitan/jahit
an terbuka.
3. Menurunk
an
stres
pada area

operasi/me
nurunkan
TIO.
4. Memerl
ukan
sedikit
regangan
daripada
penggunaa
n

pispot,

yang dapat
meningkatk
6.

Risiko
b.d

infeksi Setelah
efek dilakukan

samping

tindakan

prosedur

keperawatan

invasive

selama

3x24

jam
diharapkan
:tidak
infeksi.

terjadi

an TIO.
Diskusikan
. Menurunka
pentingnya
n
jumlah
mencuci tangan bakteri
sebelum
pada
menyentuh
/ tangan,
mengobati mata.
mencegah
2. Gunakan
/ kontaminas
tunjukkan tekhnik i
area
yang tepat untuk operasi.
membersihkan
2. Tekhnik
bola mata.
aseptik
3. Tekankan
menurunka
pentingnya tidak n
resiko
menyentuh
/ penyebaran
menggaruk mata bakteri dan
yang dioperasi.
kontaminas
4. Berikan
obat i silang.
sesuai indikasi. 3. Mencegah
kontaminas
Kolaborasi :
i
dan
5. Berikan
obat kerusakan
sesuai indikasi.
sisi operasi.
4. Digunaka
n
untuk
menurunka

Tidak
ada.
tanda-tanda
infeksi
seperti
kemerahan dan
iritasi.

n inflamasi.
5. Sediaan
topikal
digunakan
secara
profilaksis,
dimana
terapi lebih
diperlukan
bila terjadi
7.

infeksi.
Resiko
Setelah
Klien
mampu. Kaji
tingkat. Sebagai
mengidentifikasi pengetahuan
modalitas
ketidakefektifan dilakukan
kegiatan
pasien
tentang dalam
penatalaksanaan tindakan
keperawatan
perawatan paska pemberian
regimen
keperawatan
rumah (lanjutan) hospitalisasi.
pendidikan
terapeutik
b.d selama 3x24 yang diperlukan 2. Terangkan cara kesehatan
Keluarga
penggunaan obat- tentang
kurang
jam
perawatan
menyatakan siap obatan.
pengetahuan,
diharapkan:
3. Berikan
di rumah.
untuk
kesempatan
2. Klien
kurang sumber perawatan
mendampingi
bertanya.
mungkin
pendukung.
rumah
mendapatk
klien
dalam4. Tanyakan
Yang
ditandai berjalan
kesiapan
klien an
obat
melakukan
paska
tetes atau
dengan,pertanya efektif.
perawatan
hospitalisasi.
salep(topic
n atau peryataan
5. Identifikasi
al).
salah konsepsi,
kesiapan keluarga3. Meningkat
tak
akurat
dalam perawatan kan
rasa
diri klien paska percaya,
mengikuti
hospitalisasi.
rasa aman,
instruksi, terjadi
6. Terangkan
dan
komplikasi yang
berbagai kondisi mengekspl
orasi
dapat dicegah
yang
perlu
pemahama
dikonsultasikan.
n serta halhal
yang
mungkin

belum
dipahami.
4. Respon
verbal
untuk
meyakinka
n kesiapan
klien dalam
perawatan
hospitalisas
i.
5. Kesiapan
keluarga
meliputi
orang yang
bertanggun
g
jawab
dalam
perawatan,
pembagian
peran dan
tugas serta
penghubun
g klien dan
institusi
pelayanan
kesehatan.
6. Kondisi
yang harus
segera
dilaporkan :
Nyeri pada
dan
disekitar
mata, sakit
kepala
menetap.
Setiap
nyeri yang
tidak

berkurang
dengan
obat
pengurang
nyeri.
Nyeri
disertai
mata
merah,
bengkak,
atau keluar
cairan
:
inflamasi
dan cairan
dari mata.
Nyeri dahi
mendadak.
Perubaha
n
ketajaman
penglihatan
,

kabur,

pandangan
ganda,
selaput
pada lapang
penglihatan
.

DAFTAR PUSTAKA

1. Khurna A.K. 2007. Community Ophthalmology in Comprehensive Ophthalmology, fourth


edition, chapter 20, new delhi, new age limited publisher : 443-446.
2. Marylin E. Doenges. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
3. Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
4. Nico A. Lumenta. 2008. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elek Media Komputindo
5. Fadhlur Rahman. 2009. Laporan Kasus Katarak Matur Pada Penderita Diabetes Mellitus.
6. Nova Faradilla. 2009. Glaukoma dan Katarak Senilis. Riau: Fakultas Kedokteran
University of Riau
7. Majalah Farmacia Edisi April 2008 , Halaman: 66 (Vol.7 No.9)
8. Sidarta, Ilyas. 2002. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-2. Jakarta: CV. Sagung Seto
9. Sidarta, Ilyas. Ihtisar ilmu Penyakit Mata. 2009. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI
10. 10. Hartono. Oftalmoskopi dasar & Klinis. 2007. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press
11. 11. Sidarta, Ilyas. Dasar-dasar Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-3. 2009.
Jakarta: Balai Pustaka FKUI
12. 12. Benjamin J. Phil. 2010. Acute Endhoptalmitis after Cataract Surgery : 250
Consecutive Cases treated at the tertiary referral center in Netherland. American Journal
of ophthalmology. Volume 149 No.3

Anda mungkin juga menyukai