Anda di halaman 1dari 5

`

PROPOSAL SEMINAR TUGAS AKHIR


( BY DESIGN )
GEDUNG CONVENTION HALL DI JIMBARAN
Diajukan oleh :
Luh Diantari
1104205106
I

Judul
Gedung convention hall di Jimbaran

II

Latar Belakang
Perkembangan perencanaan dan perancangan di Bali cukup mengalami
peningkatan yang pesat khusunya di bidang arsitektur. Saat ini para investor
sangat gencar untuk melakukan pembangunan yang bersifat komersil seperti
bangunan hotel, perumahan, mall, dll. Didalam mendesain sebuah bangunan yang
menjadi pemegang peranan utama adalah arsitek. Tentunya para arsitek dituntut
untuk dapat mendesain bangunan dengan konsep yang bernuansa Bali. Secara
garis besar faktor yang berpengaruh baik dari segi material maupun bentuk dari
bangunan itu sendiri.
Pada tahun 2013, di negara Indonesia tepatnya di Pulau Bali mendapatkan
suatu penghormatan dengan menjadi tuan rumah pada acara APEC (Asia-Pacific
Economic Cooperation) serta di tahun yang sama pula, Bali mengadakan
pagelaran akbar internasional yakni miss world. Kedepannya pulau Bali ini akan
sering diadakan berbagai macam kegiatan baik yang berskala nasional maupun
internasional. Dalam rangka kegiatan yang bersifat global ini, tentunya Bali
dituntut untuk menambah sarana dan prasarana.
Seringnya diadakan acara yang bertaraf nasional hingga internasional maka
diperlukan adanya gedung convention hall dengan kapasitas yang lebih besar.
Dipilihnya lokasi di Jimbaran karena terletak di kabupaten Badung yang
berdekatan dengan sistem pariwisata. Disamping itu, lokasi rencana gedung
convention hall juga berdekatan dengan airport sehingga mempermudah sistem
aksesibilitas.
Perancangan gedung convention hall tentunya tidak lepas dari karakteristik
arsitektur Bali. Fasilitas yang direncanakan harus mencerminkan standar
internasional berskala tinggi terutama di bidang prasarana dengan meningkatkan

kualitas kawasan landscape yang memiliki nilai estetika. Hal utama yang harus
diperhatikan yakni arsitektur yang dimiliki oleh Indonesia bersifat tropis. Jadi
didalam penataan ruang dan sirkulasi tentunya mengutamakan kenyamanan
pengguna.
III

Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja fasilitas yang diperlukan untuk menunjang gedung convention
hall?
2. Bagaimana perencanaan dan perancangan gedung convention hall
berdasarkan arsitektur Bali?
3. Bagaimana cara untuk melakukan perencanaan dan perancangan gedung
convention hall yang berkaitan dengan lingkungan?

IV

Tujuan
Didalam membuat suatu bangunan yang bersifat komersil, tentunya mempunyai
berbagai macam tujuan. Adapun tujuan pembangunan gedung convention hall
yakni :
A. Menambah luasan bangunan agar kapasitas pengguna dapat terpenuhi.
B. Apabila akan diadakan acara yang lebih besar, tentunya Bali sudah siap
untuk menjadi tuan rumah.
C. Mencipatkan suasana lokal kedalam desain terutama arsitektur Bali.

Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah sebgai berikut :
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis data yaitu :
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta
semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti
(Burhan Bungin: 2005). Data primer ini diperoleh melalui :
1. Interview/wawancara
Mengadakan wawancara dengan para ahli pihak-pihak terkait untuk
memperoleh

data-data

yang

digunakan

untuk

pendekatan

dan

penganalisisan data.
2. Survei Instansional
Pengumpulan

data

dari

intansi-instansi

pemerintah

terkait

yang

berhubungan dengan proyek yang akan dibuat, baik itu berupa peraturan
atau kebijakan maupun data-data lain yang dibutuhkan.
3. Studi Banding

Studi banding dilakukan pada fasilitas-fasilitas sejenis untuk memperoleh


gambaran umum tentang proyek yang akan dibuat.
4. Dokumentasi
Melakukan

pengumpulan

arsip

serta

foto-foto

yang

menunjang

penyusunan konsep programatik seperti dokumentasi mengenai tapak


bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data
tersebut tidak diusahakan sendiri pengumpulannya (Burhan Bungin: 2005).
Data sekunder diperoleh melalui :
1. Studi literatur
Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses
perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, koran,
internet, dan lain-lain, yang terkait dengan proyek.
2. Studi banding
Studi banding dilakukan pada fasilitas sejenis dengan pengamatan
langsung maupun melalui media lainnya (internet) dengan maksud untuk
mendapatkan gambaran mengenai fasilitas-fasilitas apa saja yang harus
ada, penataan ruang dalamnya, pengaturan fungsi-fungsi ruangnya dan
lainnya yang dianggap perlu untuk menunjang proses perencanaan dan
perancangan nantinya.
3. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu :
1. Kompilasi data
Data yang telah dikumpulkan dikelompokkan dengan kriteria data
masing-masing yang kemudian dicari kaitannya antara yang satu dengan
yang lainnya.
2. Analisis data
Berdasarkan kompilasi data, dilakukan analisis dengan berbagai
pertimbangan. Teknik analisis dilakukan dengan dua cara yaitu :
Kualitatif, yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
data dan membuat digramatik seperti menyimpulkan beberapa

studi banding dan lain-lain.


Kuantitatif, yaitu menganalisis data dengan cara perhitungan
matematis. Analisis Data yang akan digunakan di dalam proses

perancangan ini adalah dengan menyederhanakan seluruh data


yang telah dikumpulkan, kemudian menyajikannya secara
sistematis. Selanjutnya, data-data tersebut diolah, ditafsirkan dan
kemudian digunakan dalam setiap proses perancangan yang
dilakukan.
3. Sintesis
Mengintegrasikan setiap permasalahan yang ada ke dalam kelompokkelompok beserta faktor pengaruhnya sebagai jalan keluar tebaik untuk
memecahkan permasalahan.
VI

Pemahaman Terhadap Proyek


A. Pengertian convention hall
Kata "Convention" atau konvensi menurut Fred Lawson, adalah pertemuan
sekelompok orang untuk suatu tujuan yang sama atau untuk bertukar
pikiran,pendapat

dan

informasi

tentang

suatu

hal

yang

menjadi

perhatian bersama. Istilah "Convention" digunakan secara luas untukmengga


mbarkan suatu bentuk pertemuan tradisional atau pertemuan seluruh anggota
kelompok (Lawson, Fred, Conference, Convention and Exhibition Facilities, The
Architecture Press, London, 1981, hal. 2). Sedangkan pengertian konvensi
menurut Dirjen Pariwisata, adalah suatu kegiatan berupa pertemuan antara
sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan dan sebagainya) untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama atau bertukar
informasi tentang hal-hal baru yang menarik untuk dibahas (Keputusan
Dirjen Pariwisata Nomor : Kep-06/U/IV/1992; Pasal 1 : Pelaksanaan usaha
jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran). Pengertian Hall adalah
ruangan, ruang depan, aula, balai ruang (JohnM Echols and Hasan shadily, Kamus
Bahasa Inggris-Indonesia). Suatu konvensi banyak informasi yang dapat diungkapkan,
dibahas dan disimpulkan bersama, yang berkaitan dengan tema atau subyek
yangmenjadi topik perhatian atau pembicaraan pada kegiatan tersebut.
Perkembangannya sering diikuti dengan pameran/eksibisi yang mendukung atau
berkaitan dengan tema konvensi. Dari uraian di atas, maka dapat diambil
satu pengertian mengenai"Convention Hall" adalah suatu ruangan yang digunakan
sebagai tempatuntuk pertemuan (yang mencakup sidang utama dan komisi,
jamuan danpameran) bagi sekelompok orang untuk saling tukar-menukar
informasi,pendapat dan hai-hal baru yang menarik dibahas untuk
kepentinganbersama. Lengkap dengan segala sarana dan prasarana penunjangnya,

baik konvensi berskala nasional maupun internasional, serta masih dimungkinkan


dilaksanakan kegiatan lainnya seperti jamuan makan dan eksibisi.
VII

Daftar Pustaka
http://btdc.co.id/profil-bali
http://eprints.undip.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai