Kasus KAI
Kasus KAI
25010112120036
25010112120037
25010112120038
25010112120039
25010112120040
25010112120041
25010112120042
25010112120043
25010112120044
25010112120045
25010112120046
25010112120047
25010112120048
25010112120049
25010112120050
25010112120051
25010112120052
25010114140319
25010114140322
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Kasus
Seorang perempuan gemuk berumur 31 tahun sedang hamil anak
kedua. Beliau adalah istri seorang pelayar dengan kondisi suami yang pulang
setiap 6 bulan sekali. Awal menikah beliau berumur 27 tahun dan suaminya
berumur 28 tahun. Anak pertamanya berumur 2 tahun dan beliau pernah 1
kali mengalami keguguran. Berat lahir anak pertamanya 4100 gram dan
panjang badan 50 cm. Saat ini usia kehamilannya 28 minggu. Selama
kehamilannya ini, beliau sering mengkonsumsi makanan manis. Rumahnya
yang dekat dengan jalan raya menyebabkan beliau sulit tidur dan stress akibat
kendaraan yang lalu lalang di depan rumahnya.
B. Klarifikasi Istilah dalam Masalah
Tabel 1.1 Klarifikasi istilah dalam kasus/masalah
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kategori
Pengertian
Salah satu jenis kelamin manusia yang telah
Perempuan
dewasa maupun yang masih anak-anak
Gemuk
Berat badan lebih dari ukuran ideal
Status yang diperoleh oleh seorang wania
Istri
setelah menikah
Menunjukkan profesi bagi sesorang yang
Pelayar
bekerja dengan berlayar diatas laut
menggunakan kapal laut.
Di atas kapal laut
Posisi sedang berada di atas sebuah kapal laut
Frekuensi pulang atau kembali ke rumah sangat
Jarang pulang
sedikit
Akad antara laki- laki dan perempuan yang
Menikah
dengannya dihalalkan hubungan seksual
Usia subur wanita dimana organ reproduksinya
Istri berusia 27 tahun
berfungsi dengan baik
Usia dimana seorang laki-laki berada dalam usia
Suami berusia 28 tahun
produktif untuk bekerja dan bereproduksi
Anak pertama
Anak tertua dari sepasang orang tua
Bayi yang baru lahir memiliki bert badan
BB 4100 g
sebesar 4100gr atau 4,1 kg, termasuk dalam
kategori bayi berat lahir besar (normal 2,5-4kg)
Bayi yang baru lahir memiliki panjang badan
PB 50 cm
sebesar 50 cm, sesuai dengan panjang normal
48-52 cm
Keguguran
Keluarnya janin atau persalinan prematur
14
Usia kandungan 2
minggu
15
Keturunan DM
16
17
Usia 31 tahun
18
Usia kehamilan 28
minggu
19
20
Rutin
Memeriksakan
kehamilan
21
Bidan
22
23
Pelayanan ramah
24
Mengkonsumsi
makanan manis
25
26
Bising
27
Kendaran bermotor
28
Sulit tidur
29
Stres
30
Lalu lalang
C. Daftar Masalah Berdasarkan Fakta dan Fenomena yang Ada dalam Kasus
Masalah
Kegemukan meningkatkan risiko tokoh terkena Diabetes Mellitus
Gestasional
Riwayat keluarga menderita diabetes melitus meningkatkan risiko tokoh
terkena Diabetes Mellitus Gestasional
Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis meningkatkan risiko tokoh
terkena Diabetes Mellitus Gestasional
Stress meningkatkan risiko tokoh terkena Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional dapat menyebabkan abortus dan
makrosomia (berat badan lahir besar)
Berdasarkan klasifikasi masalah di atas, maka kasus tersebut
E. Kerangka Teori
Makrosomia
Penyakit jantung bawaan
Kelainan sistem saraf pusat
Cacat otot rangka
Memiliki riwayat
keluarga yang
menderita diabetes
Berusia di atas 25
tahun saat hamil
Memiliki tekanan
darah tinggi
(Hipertensi)
Memiliki berat
badan lebih
sebelum hamil
Stress
Kebiasaan
mengkonsumsi
makanan manis
Diagnosis
Gejala
Pandangan kabur
Kelelahan
Sering mengalami infeksi pada daerah
luka, kulit, dan vagina
Sering buang air kecil
Mual hingga muntah
Merasa kehausan
Berat badan menurun, walau nafsu
makan meningkat
Kerusakan sel
darah merah
hyperbilirubinemia
Peningkatan hormon
insulin janin
Produksi
surfaktan janin
Sindrom gangguan
pernapasan
Kerusakan vaskular
Perfusi plasenta
yang buruk
Kematian sebelum
kelahiran (abortus)
Sumber:
Association of serum interleukin-6 and high-sensitivity C-reactive protein levels with insulin resistance in gestational diabetes
mellitus". Department of Endocrinology, Nangfang Hospital, Southern Medical University
F. Kerangka Konsep
Variabel Independen
1. Kegemukan
Variabel Dependen
E. Tujuan Pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes gestasional atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama
kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya (Yu F, et al. 2010). GDM
mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 2050% dari
wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 25% dari semua
kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang
setelah
melahirkan.
GDM
dapat disembuhkan,
namun
memerlukan
25%
kemungkinan
akan
berkembang
menjadi
DM.
Diabetes
Mellitus
Gestasional
dianggap
pertumbuhan
yang
terus
menerus
tinggi
selama
melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan
DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik
adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram
glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar
glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM
terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan
umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan
gangguan toleransi glokusa,25%kemungkinan akan berkembang menjadi
DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan
professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa
yang akan dating, juga saat persalinan.
Diabetes Gestational merupakan komplikasi medis yang paling
umum terjadi selama kehamilan tetapi dapat juga berlanjut meski sudah
tidak hamil lagi. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting
selama kehamilan. Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu yang
mengalami diabetes mellitus pada kehamilan dapat berlanjut mengidap
diabetes mellitus setelah persalinan. Disarankan agar setelah persalinan
pemeriksaan gula darah diulang secara berkala misalnya setiap enam bulan
sekali.
Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian
hamil maka akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang
dikandung, dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila terjadi
komplikasi-komplikasi diabetik. Akhir dari kehamilan penderita DM dapat
dibuat lebih aman apabila ditangani dengan penatalaksanaan yang tepat,
perawatan yang optimum meliputi inisiasi terapi intensif sebelum
konsepsi. Pasien-pasien ini memerlukan diagnosis dan penatalaksanaan
prenatal yang khusus.
Faktor risiko diabetes mellitus pada kehamilan adalah riwayat
keguguran berulang, pernah melahirkan bayi yang beratnya sama dengan
dilahirkan
akan
mengalami
gangguan
pertumbuhan
dan
dan
jenis
kelamin
bayi
tidak
berhubungan
dengan
setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa yang mengambil darah
jam ke-3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil darah pada jam dan 1
jam setelah pemberian glukosa. Yang akan diuraikan di sini adalah
pengambilan darah pada waktu jam, 1 jam, 1 jam, dan 2 jam.
Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama 12 jam.
Pengambilan sampel darah dilakukan sebagai berikut :
1. Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji
glukosa darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan
mengumpulkan sampel urinenya.
2. Penderita diberikan minum glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam
segelas air (250ml). Lebih baik jika dibumbui dengan perasa,
misalnyadengan limun.
3. Pada waktu jam, 1 jam, 1 jam, dan 2 jam, penderita diambil darah
untuk pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita
mengosongkan kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya
secara terpisah. Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum
kopi, teh, makan permen, merokok, berjalan-jalan, atau melakukan
aktifitas fisik yang berat. Minum air putih yang tidak mengandung gula
masih diperkenankan.
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium:
1. Penggunaan obat-obatan tertentu
glukosa plasma santai >200 mg/dl (11,1 mmol/l) memenuhi ambang batas
normal untuk diagnosis diabetes, dan dapat dikonfirmasi pada hari seterusnya,
maka tidak perlu untuk lakukan test menentukan kadar glukosa yang lain.
Maka bagi pasien tidak menunjukan sebarang tanda hiperglikemia, evaluasi
untuk GDM pada wanita dengan karakteristik risiko sedang atau risiko tinggi
harus mengikuti salah satu dari dua pendekatan:
1. Lakukan tes diagnostik toleransi glukosa oral (TTGO) tanpa plasma
sebelumnya atau skrining serum glukosa. Pendekatan langkah pertama
ini adalah paling efektif pada pasien berisiko tinggi atau populasi
(misalnya, beberapa kelompok asli-Amerika).
2. Melakukan pemeriksaan awal dengan mengukur plasma atau serum
glukosa 1 jam setelah beban glukosa 50-g oral (glucose challenge test
[GCT]) dan melakukan TTGO diagnostik pada subset dari perempuan
yang mempunyai nilai ambang glukosa yang lebih tinggi dari di GCT
tersebut. Ketika dua langkah pendekatan yang digunakan, nilai ambang
glukosa >140 mg/dl (7,8 mmol/l) mengidentifikasi sekitar 80% wanita
dengan GDM, dan hasil yang meningkat menjadi 90% dengan
menggunakan cutoff dari >130 mg/dl (7,2 mmol/l).
Dengan pendekatan baik, diagnosis GDM didasarkan pada sebuah
TTGO. Kriteria Diagnostik untuk-g TTGO 100 berasal dari karya asli
1964
OSullivan & Mahan
1979
NDDG
1999
WHO
2000
ADA
2001
ADA
Darah
Plasma
Plasma
Plasma
Plasma
Plasma
Medium lengkap
100g-3j
100g-3j
75g-2j
100g-3j
72g-2j
dan
100g-3j
(mmol/L
(mmol/L
(mmol/L
(mmol/L
(mmol/L
Waktu
(mmol/l,
(mg/dL)) (mg/dL)) (mg/dL)) (mg/dL)) (mg/dL))
(mg.dL))
5.8
5.8
<7.0
Puasa
5.0 (90)
5.3 (95) 5.3 (95)
(105)
(105)
(126)
Jam
9.2
10.6
10.6
10.0
10.0
Pertama
(165)
(190)
(190)
(180 )
(180)
>7.8
Jam
8.1
9.2
9.2
(140),
8.6
8.6
Kedua
(145)
(165)
(165)
11.1
(155)
(155)
(200)
Jam
6.9
8.1
8.1
7.8
Ketiga
(125)
(145)
(145)
(140)
ADA, American Diabetic Association; WHO, World Health Organization; NDDG,
National Diabetes Data Group
: Perlukan dua nilai elevasi untuk diagnosis
: Perlukan satu nilai elevasi untuk diagnosis
F. Akibat Diabetes Mellitus Gestasional
1. Komplikasi
Komplikasi akibat GDM bisa berlaku pada janin dan juga pada
ibu. Komplikasi janin termasuk makrosomia, hipoglikemia neonatal,
kematian perinatal, kelainan bawaan, hiperbilirubinemia, polisitemia,
hypocalcemia, dan sindrom gangguan pernapasan. Makrosomia, yang
didefinisikan sebagai berat lahir >4.000 g, terjadi pada 20-30% bayi yang
ibunya menderita GDM.
hiperglikemia
dapat
menyebabkan
janin
hiperinsulinemia
peningkatkan
sensitivitas
insulin
dapat
membantu
insulin
pengobatan
sewaktu
Sediaan
insulin
ini
jangka
waktu
efeknya
dapat
pasien
diabetes
mellitus
tipe
2.
Farmakoterapi
pada
kadar
insulin.
Contoh:
Acarbose
(Arjatmo,Tjokronegoro. (2002).
3. Monitoring / surveilens antenatal care.
a. Surveilans metabolik ibu harus diarahkan dalam mendeteksi
hiperglikemia parah cukup untuk menentukan kadar risiko efek pada
janin. Pemantauan diri glukosa darah harian (SMBG) tampaknya lebih
unggul mengetahui kadar gula darah yang benar. Bagi wanita yang
diobati dengan insulin, bukti-bukti terbatas menunjukkan bahwa
pemantauan postpr andial lebih unggul dari pemantaun preprandial.
b. Pemantauan keton urin berguna dalam mendeteksi kalori yang tidak
memadai atau asupan karbohidrat pada wanita diperlakukan dengan
pembatasan kalori.
c. Surveilans ibu harus mencakup tekanan darah dan protein urin
pemantauan untuk mendeteksi gangguan hipertensi.
d. Surveilans harus dipertingkatkan bagi kehamilan berisiko tinggi
kerana dapat menyebabakan kematian pada janin , terutama ketika
kadar glukosa puasa melebihi 105 mg/dl (5,8 mmol/l) atau jangka
masa kehamilan berlanjut. Inisiasi, frekuensi, dan teknik khusus yang
digunakan untuk menilai kesejahteraan janin akan tergantung pada
di
awal
trimester
ketiga,
dengan ultrasonografi,
dapat
membantu
dalam
obesitas. Hal ini dapat dijelaskan dengan mekanisme dimana saat terjadi
obesitas maka sel-sel lemak yang menggemuk akan menghasilkan
beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya
lebih banyak daripada keadaaan tidak gemuk. Zat-zat itulah yang
menyebabkan resistensi insulin. Akibat resistensi insulin inilah glukosa
sulit masuk ke dalam sel keadaan ini membuat glukosa darah tetap tinggi
(hiperglikemi) dan terjadilah diabetes. Selain itu, saat hamil biasanya
terjadi penambahan berat badan dan peningkatan konsumsi makanan
sehingga keadaan ini dapat berdampak pada meningkatnya gula darah di
atas normal (Maryunani, 2008). Oleh Karena itu, sebelum hamil ibu perlu
menjaga pola makan sebelum terjadi peningkatan berat badan berlebih
saat kehamilan.
Riwayat overweight juga merupakan salah satu faktor yang dapat
berkontribusi secara tidak langsung pada kejadian prediabetes/diabetes
mellitus gestasional. Hasil uji statistik pada penelitian Irfan Pratama
Saldah (2012) menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki riwayat
overweight berisiko 6,952 kali menderita prediabetes/diabetes mellitus
gestasional diabandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat
overweight dimana nilai besar risiko tersebut bermakna secara statistik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Hosler et
al (2011) dimana didapatkan hasil bahwa, ibu yang memiliki riwayat
overweight berisiko 1,53 kali untuk menderita diabetes mellitus
gestasional sedangkan ibu yang memiliki risiko obesitas berisiko 2,59
kali untuk menderita diabetes mellitus gestasional dibandingkan dengan
ibu yang tidak memiliki riwayat overweight. Penelitian lain yang
berhubungan yaitu, Chu et al (2007), didapatkan hasil bahwa ibu yang
memiliki riwayat obesitas memiliki risiko 3,56 kali untuk menderita
diabetes melitus gestasional dibandingkan dengan ibu yang tidak
memiliki riwayat obesitas.
B. Hubungan antara riwayat keluarga menderita diabetes melitus dengan
kejadian Diabetes Mellitus Gestasional
ini
adalah
patofisiologi
terjadinya
diabetes
mellitus
gestasional:
1. Terjadinya resistensi insulin
Resistensi insulin dan berkurangnya sensitivitas insulin selama
kehamilan terjadi karena pengaruh hormon seperti estrogen, progesteron,
kortisol, dan laktogen plasenta di dalam sirkulasi maternal. Normalnya,
resistensi insulin di seluruh tubuh meningkat sekitar 3 kali pada saat hamil
dibandingkan kondisi sebelum hamil. Seiring bertambahnya usia
kehamilan dan semakin besarnya ukuran plasenta, produksi hormon juga
meningkat, begitu juga dengan peningkatan resistensi insulin. Proses ini
Beberapa
pregnenolone
memasuki
janin
dan
mensintesis
sulfate
(DHEAS)
dan
16-
Pada
stressor
akut
(menit-jam),
sistim
simpatis
(terutama
psikologis ringan atau selama latihan fisik tertentu. Sebaliknya pada stress
psikologis berat dan terpapar stressor fisik berat maka akan mengaktivasi
aksis HPA yang selanjutnya mengakibatkan gangguan pada system
imunologis dan proses plastisitas. (Dhabhar et al.,1995).
Suatu rangsangan atau stressor akan mengaktifkan aksis HPA, yang
dicerminkan oleh pelepasan corticotrophin-releasing hormone (CRH) dan
Vasopresin (AVP) oleh nucleus paraventrikuler dari hipotalamus, kemudian
akan merangsang produksi dari adrenocortikotropic hormone (ACTH) oleh
kelenjar pituitary anterior. ACTH akan memicu pelepasan kortisol yang akan
mempengaruhi fungsi insulin terkait dalam hal sensitivitas, produksi dan
reseptor, sehingga glukosa darah tidak bisa diseimbangkan. (Avgerinos et al.,
1998).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa stress merupakan
salah satu faktor risiko dari Diabetes Mellitus Gestasional (DMG). Stress
dapat
mengganggu
metabolisme
tubuh
merangsang
produksi
b. Anak pertama Nyonya Sinta dulu lahir dengan berat badan 4100
gram ...
c. Nyonya Sinta memiliki keturunan DM dari keluarga ayahnya.
d. Tahun ini Nyonya Sinta berumur 31 tahun dan sedang hamil anak
kedua mereka.
e. Selama kehamilannya ini, Nyonya Sinta suka makan makanan yang
manis.
f. Nyonya Sinta tinggal di dekat jalan raya utama sehingga sering
terdengar suara kendaraan di rumahnya. Hal ini menyebabkan
Nyonya Sinta sulit tidur dan sering mengalami stress dikarenakan
bunyi kendaraan yang lalu lalang di sekitar rumahnya.
Beberapa akibat diabetes
keguguran, bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal)
karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan
pada alat tubuh bayi (Setianingrum, 2005). Akibat yang dialami tokoh
adalah abortus. Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan berikut.
Nyonya
Sinta
pernah
keguguran
satu
kali
ketika
usia
lemak dan jaringan otot, pemecahan jaringan ini menimbulkan rasa lapar
yang membuat individu makan secara berlebihan (polifalgia).
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta
persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui
plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin,
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormon lain seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen.
Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm
kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan
normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan.
Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah
dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi,
bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative
hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
Hiperglikemia ibu menyebabkan pH janin menurun, PCO2 meningkat,
laktat meningkat, dan eritropoentin meningkat yang menyebabkan
gangguan kronik pada transformasi O2 dan metabolit ke janin sehingga
dapat
menyebabkan
abortus.
Aburtus
sakibat
Diabetes
Mellitus
saat
terjadi
obesitas
akan
menghasilkan
zat
resistensi
insulin.
Resistensi
insulin
ini
yang
akan
mellitus
gestasional,
pencegahan
diabetes
mellitus
LAMPIRAN
Plan of Action (POA)
Bang Tegas (Bangkit Tanggap Diabetes Meliitus Gestasional)
(Kegiatan Non Fisik)
Bentuk
No
Tujuan
Sasaran
Kegiatan
Biaya
Jumlah
Sumber
Tujuan
Waktu
Penanggung
Indikator
Pencapaian
Pelaksanaan
jawab
Keberhasilan
TAHAP PERSIAPAN
--------- ----------- 100%
Perizinan
Memberi
Kepala
5 Januari
dan
kan
Dinas
informasi
Sosialisasi
informasi
Kesehatan
mengenai
kegiatan
Program X
awal
setempat,
program X
disetujui
tentang
Kepala
tersampaikan
Kepala
program
Kelurahan
Dinas
setempat,
Kesehatan
Kepala
setempat,
Puskesmas
Kepala
2014
Puji
Kurniasih
Evaluasi
100%
-----
program
x
setempat,
Kelurahan
Bidan
setempat,
setempat
Kepala
Puskesmas
setempat,
Bidan
setempat
TAHAP PELAKSANAAN
BOK
70% Ibu
Penyuluhan
Meningkat
Ibu hamil
Rp
mengenai
kan
di wilayah
475.000,
Dinas
hamil di
faktor risiko,
pengetahu
kelurahan
00
Kesehata
pencegahan
an
diabetes
hamil
mellitus
wilayah
mengalami
peningkatan
gestasional
kelurahan
peningkatan
nilai
serta
setempat
pengetahuan
dilakukan
pentingnya
mengenai
dan
post
melakukan
faktor
pemahaman
ibu setempat
di
11 Januari
Yusli Harini
70%
Ibu
Pemberian pr
2015 di Balai
hamil yang
test dan po
wilayah
Desa pukul
mengikuti
test
kelurahan
08.00-11.00
penyuluhan
setempat
WIB
mengalami
saat
test
cek gula
risiko,
mengenai
(memenuhi
darah secara
pencegaha
faktor risiko,
standar
berkala
n diabetes
pencegahan
minimal
mellitus
diabetes
nilai
gestasional
mellitus
test)
serta
gestasional
pentingnya
serta
melakukan
pentingnya
cek
melakukan
gula
darah
cek gula
secara
darah secara
post
Tes gula
berkala
Mendeteks Ibu hamil
Rp
BOK
berkala
25 ibu hamil
17 Januari
darah gratis
390.000,
Dinas
mengikuti tes
mengikuti tes
00
Kesehata
gula darah
Desa pukul
gula
yang
08.00-11.00
yang
secara khususnya
usia
mellitus
kandungan
gestasional 24-28
Ria Nur
15 ibu hamil
darah
diselenggarak WIB
diselenggarak
an
an
------
pada
ibu minggu
hamil
3
Paguyuban
Mengajak
Ibu hamil
Ibu hamil
Rp
BOK
25 ibu hamil
18, 25
Viona
15 ibu hamil
900.000,
Dinas
mengikuti
Januari dan
Millani
mengikuti
bersenam
kelurahan
00
Kesehata
paguyuban
1,8 Februari
Deasy
paguyuban
bersama
setempat
ibu hamil
2015 di
ibu
sebagai
yang di
Balai Desa
yang didirikan
salah satu
dirikan
pukul 06.00-
aktivitas
08.00 WIB
fisik
(setiap hari
dalam
minggu)
upaya
pengurang
an
risiko
diabetes
mellitus
gestasional
hamil
-----
serta
upaya
penurunan
kadar gula
darah
dalam
tubuh
Plan of Action Program Bang Tegas (Bangkit Tanggap Diabetes Meliitus Gestasional)
(Kegiatan Fisik)
No
Bentuk
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Jumlah
Sumber
Waktu
Penanggung
Biaya
Biaya
Pelaksanaan
Jawab
Indikator keberhasilan
Evaluasi
Penempel
Masyaraka Rp
BOK
Menyesuaika
an Poster n
t (terutama 110.000,
Dinas
n (poster di
Diet
pengetahuan
ibu hamil 00
Kesehata
tempel
hamil
seimbang
puskesmas
kelurahan
dan
setempat)
wilayah
penilaiannya
setempat)
mengenai
bagi
hamil
Meningkatka
ibu wilayah
kelurahan
setempat
mengenai
pentingnya
mengatur
pola
makan
dan
asupan
kalori dalam
upaya
mengurangi
peningkatan
risiko
diabetes
di
bidan
Sarmaulina
diet angket
kepad
responden terka
efektivitas poste
mellitus
gestasional
dengan
diet
seimbang
Unit Cost
Amount
Activity
Penyuluhan
1 Transportasi
pembicara
2 Konsumsi peserta
2 Org
1 hr
2 Kali
Rp 25.000,00
Rp
100.000,00
50 Org
1 hr
1 Kali
Rp 7.000,00
Rp
350.000,00
dan pembicara
3 Cetak angket Pre-
25 Org
1 hr
1 Kali
Rp 1.000,00
Rp
25.000,00
Post Test
Penyelengaraan Tes Gula Darah
1 Konsumsi peserta
25 Org
2 Konsumsi panitia
25 Org
x
x
1 hr
1 hr
x
x
1 Kali
1 Kali
Rp 5.000,00
Rp 7.000,00
Rp
Rp
125.000,00
175.000,00
1 hr
1 Kali
Rp 3.000,00
Rp
90.000,00
x
x
1 Kali
1 Kali
Rp 2.000,00
Rp 500,00
Rp
Rp
100.000,00
10.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 500.000,00
Rp 400.000,00
Rp 1.875.000,00
dan dokter
3 Merchandise
(gantungan kunci)
Pembuatan poster
1 Cetak Poster
2 Cetak angket poster
Paguyuban Ibu hamil
1 Konsumsi peserta
2 Konsumsi panitia
30 Lembar
50 Lembar
20 Lembar
25 Org
20 Org
x
x
4 hr
4 hr
Total
x
x
1
1
Kali
Kali
No
Materi 1
Tujuan
Pokok
Bahasan
No
diabetes
di wilayah
gestasional
serta
Metode
Media
Slide
Alat bantu
Materi 2
Tujuan
Memberikan
mengenai
Pokok
Bahasan
pemahaman
ibu
hamil
secara berkala
1. Definisi tes gula darah
2. Manfaat tes gula darah
3. Cara melakukan tes gula darah
Metode
Media
Alat bantu
kepada
Lampiran
Poster Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
_______. Diagnosis And Clasification of Diabetes Melitus. Journal of Diabetes
Care 2006; Volume 29 (Suppl. 1): 43-48.
_______. Gestational Diabetes Mellitus. Journal of Diabetes Care 2004; Volume
27, Suppl1: S88-S90.
American
Associatio
of
Clinical
Endocrinologist
2007,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32451/4/Chapter
%20II.pdf
American Diabetes Association. Gestational Diabetes Mellitus (Position
Statement). 2000. Journal of Diabetes Care; Volume 23 (Suppl. 1): S77S79.
Arias F, Daftary SN. Bhide AG. 2008. Practical Guide to High-Risk pregnancy &
Delivery. 3rd ed. New Delhi : Elsevier
Arjatmo,Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Association of serum interleukin-6 and high-sensitivity C-reactive protein levels
with insulin resistance in gestational diabetes mellitus". Department of
Endocrinology, Nangfang Hospital, Southern Medical University; Yu F,
Xue YM, Li CZ, Shen J, Gao F, Yu YH, Fu XJ. Diakses 19 Desember
2014.
Avgerinos, et al.. 1998. Determination of Lansoprazole in Biological Fluids and
Pharmaceutical Dosage by HPLC. European Journal of Drug Metabolism
and Pharmacokinetics, Vol. 23, No. 2, 1998, pp. 329-332.
Berger, et al. 2002. Screening for Festational Diabetes Mellitus.SOGC Clinical
Practice Guidelines. No.121.
Brudenell, Michael. 1996. Diabetes pada Kehamilan. Jakarta : EGC
Hosler et al. 2011. Stressful events, smoking exposure and other maternal risk
factors associated with gestational diabetes mellitus. Journal of Paediatric
and Perinatal Epidemiology; 25, 566574.
Hytten F. 1980. Nutrition. In: Hytten F, Chamberlain G, eds. Clinical Physiology
in Obstetrics. Oxford, United Kingdom: Blackwell Scientific Publication:
163-92.
Ifan. 2012. Faktor risiko kejadian prediabetes/ diabetes melitus gestasional di
RSIA sitti khadijah i kota Makassar. Universitas Hasanudin.Makasar.
Iis Sinsin. 2008. Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: Alex Media.
Iis Sinsin. 2008. Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: Alex Media.
Ikram, Ainal. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Ibu
Hamil jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Bandung
Journal Clinical Diabetes January.2005. Gestational diabetes mellitus. Vol 23
Jurnal. Stress on Immune Cell Distribution: Dynamic and Hormonal Mechanism.
JImmunol, 154(10). Pp 551127.
Kekenusa, John S; B. T. Ratag; G. Wuwungan. 2013. Jurnal : Analisis Hubungan
Antara Umur Dan Riwayat Keluarga Menderita Dm Dengan Kejadian
Penyakit Dm Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Penyakit
Dalam BLU RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado. Universitas Sam
Ratulangi. Manado
Kosim MS, Indarso F, Sarosa GI, Hendarto TW. 2007. Komponen neonatal.
Dalam: Buku acuan pelatihan pelayanan obstetri neonatal emergensi
dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan
Perkumpulan Obstetri dan
Kesehatan
Health
Lazarus RS, Folkman S. 1984. Stress Appraisal and Coping. New York. : Springer
PublishingCompany.
Mansjoer, A, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta ,
Media Aesculapius
Maryunani, Ns Anik. 2008. Buku Saku Diabetes Pada Kehamilan. Jakarta: Trans
Info Media.
Maryunani, Ns Anik. 2008. Buku Saku Diabetes Pada kehamilan. Jakarta: Trans
Info Media.
Maryunani, Ns Anik. Buku Saku Diabetes Pada Kehamilan. Jakarta: Trans Info
Media; 2008.
Mohammed and Mohammed. 2011. Pathophysiology of Gestational Diabetes
Mellitus: The Past, the Present, and the Future. Sudan: National College
for Medical and Technical Studies.
NICHD. 2012. Am I ar Risk for Gestational Diabetes?. United States:
Departments of Health and Human Services, National Institute of Health.
Osgood et al. The Inter-and Intragenerational Impact of Gestasional Diabetes on
the Epidemic of Type 2 Diabetes. Journal of American Journal of Publick
Health 2011; Volume 101, (1).173-179.
Practice and Barriers to Screening. Journal of Diabetec Medicine 201; 844-854.
Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Prentice A Spaaij C, Goldberg G, et al. 1996. Energy Requirements of Pregnant
and Lactating Women. Eur J Clin Nutr; 50:S82-111.
Retno, A. Murti suryaningsih. Ery Fatmawati. 2011. Asuhan Kebidanan
Pathologi. Yogyakarat. Pustaka Pelajar
Saldah IP, dkk. 2013. Faktor Risiko Kejadian Prediabetes/Diabetes Mellitus
Gestasional di RSIA Sitti Khadijah I Kota Makassar. Artikel Publikasi.
Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Setianingrum, S.I.W. 2005. Hubungan Antara kenaikan Berat Badan, Lingkar
Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan
1985.
Energy
and
Protein
Requirements.
Report
of
Joint
2012.
Diabetes.
World
Health
Organization.
(online)