Anda di halaman 1dari 8

ISSN.

1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

OLEH

YULIA SETYARINI
MELVIE PARAMITHA

ABSTRACT
Corporate social responsibility is the company's commitment to provide long-term
voluntary contribution to a particular issue in the community or environment in order to
create a better environment. Companies involved in social responsibility not only increase the
satisfaction of stakeholders, but also have a positive impact on the company's reputation.
This study used the help of SPSS software for windows release 17.0. and to saw the
effect among variables using the multiple regression analysis. Independent variables used are
the determinants of corporate social responsibility that is managerial ownership, institutional
ownership, and size of the board of independent commissioners, whereas dependent variables
of corporate social responsibility.
The results of this study indicated that the managerial ownership, institutional
ownership and the number of independent board partially affect the disclosure of corporate
responsibility.

Keywords: Leverage, Profitability Managerial Ownership, Institutional Ownership, the


number of Commissioners Independent, Disclosure of corporate social
responsibility, Earnings Management.

PENDAHULUAN
Fenomena
yang
sedang
berkembang
dewasa
ini
menuntut
perubahan tatanan kehidupan baru dalam
berbagai bidang politik, ekonomi dan
sosial budaya. Kecenderungan tersebut
terus menjadi agenda perubahan besar
masyarakat dan memunculkan berbagai
opini dalam sistem sosial kemasyarakatan,
yang mengharapkan dan memberi peluang
untuk mewujudkan kesejahteraan bersama
yang
berkelanjutan
(sustainable
development).
Pembangunan
berkelanjutan
(sustainable development) menghendaki
adanya hubungan yang harmonis antara
stakeholders yaitu pemerintah, dunia usaha
dan masyarakat. Dunia usaha sebagai salah

satu stakeholders memegang peranan yang


cukup penting dalam sistem ekonomi baik
lokal, nasional maupun pada tingkat
global, karena berpotensi dalam hal modal
(capital) dan sumber daya manusia.
Partisipasi
dunia
usaha
dalam
pembangunan berkelanjutan (sustainable
development)
adalah
dengan
mengembangkan program kepedulian
kepada masyarakat disekitarnya yang
disebut tanggung jawab sosial perusahaan /
Corporate Social Responsibility (CSR).
Pemerintah telah menetapkan UU no. 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
dalam ps. 74 bahwa Perseroan wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan, dan jika perusahaan tidak
melaksanakannya akan diberi sangsi sesuai

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya

10

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

dengan peraturan perundang-undangan.


Perusahaan yang menjalankan CSR yang
dikelola dengan baik, sudah menjalankan
GCG,
akan
menjamin tercapainya
maksimalisasi laba, mempertahankan daya
saing perusahaan, dan patuh terhadap
peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.
Kepmen
BUMN
117/2002,
mendefinisikan Tata kelola Perusahaan /
Good Corporate Governance (GCG)
adalah suatu proses struktur yang
digunakan oleh Organ BUMN untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas
perusahaan
guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka
panjang
dengan
tetap
memperhatikan stakeholders lainnya,
berlandaskan
peraturan
perundangundangan dan nilai-nilai etika. Perubahan
paradigma perusahaan yang tidak lagi
mengutamakan orientasi laba (profit),
namun keberadaan perusahaan mampu
memberikan dampak positif
bagi
kesejahteraan masyarakat sekitar seiring
dengan maraknya komitmen untuk
melaksanakan tata kelola perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
CSR diteliti oleh Kokubu et al. (2001),
Belkaoui dan Karpik (1989), Prior et al.,
(2007). Melihat titik penting yang terurai,
penelitian ini bermaksud menelaah
pengaruh
mekanisme tata kelola
perusahaan / Good Corporate Governance
(GCG)
terhadap Pertanggungjawaban
Sosial Perusahaan / Corporate Social
Responsibility (CSR).

Corporate Social Responsibility (CSR)


CSR atau tanggung jawab sosial
perusahaan menurut The World Business
Council for Sustainable Development
(WBCSD, 2005) adalah:
... and contributing to the
improvement of the quality of life of
its CSR must defined as the
obligations and responsibilities of

business to society that in the


pursuit of the profit motive, the
basics for its corporat acts and
strategies should include its
component to protecting the
environment, upholding the rights
of its workers community and
society at large.
Sedangkan menurut Kotler dan Lee
(2005):
Corporate
social
Responsibility is a commitment to
improve community well being
through discretionary business
practices and contribution of
corporate resources.
Di
Indonesia,
kegiatan
tanggungjawab sosial perusahaan menjadi
suatu kewajiban diatur dalam Undangundang No. 40/2007 tentang Perseroan
Terbatas (UU PT) resmi ditetapkan pada
16 Agustus 2007. Dalam pasal 74 UUPT
tersebut secara jelas dipaparkan keharusan
membuat
laporan tahunan tentang
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Bagi perusahaan terbuka atau
go public, laporan tanggungjawab sosial
perusahaan harus dipublikasikan kepada
masyarakat luas, Adapun perusahaan yang
belum go public, laporan tanggungjawab
sosial perusahaan tetap harus dilaporkan
walaupun hanya terbatas pada pihak-pihak
terkait, seperti regulator dan para
pemegang saham. Berdasarkan UU no. 40
/ 2007 mengungkapkan tanggungjawab
sosial perusahaan dalam laporan tahunan
bersifat wajib (mandatory disclosure).
Berdasarkan Bapepam no. 134 / BL / 2006
tanggal 7 Desember 2006 yang
mengharuskan bagi perusahaan-perusahaan
yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk mengungkapkan
uraian mengenai aktivitas dan biaya yang
dikeluarkan
berkaitan
dengan
tanggungjawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungan dalam laporan
tahunan perusahaan.
Pertanggungjawaban
sosial
berhubungan juga dengan social contract

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya

11

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

theory. Menurut teori ini, diantara bisnis


perusahaan dan masyarakat terdapat suatu
kontrak sosial yang secara implisit maupun
eksplisit. Dimana dalam kontrak sosial,
akuntansi sosial digunakan sebagai
serangkaian teknik pengumpulan dan
pengungkapan
data
sehingga
memungkinkan
masyarakat
untuk
mengevaluasi kinerja sosial organisasi
dalam memberi penilaian mengenai
kelayakan operasi organisasi menurut
Parker (2002).
Good Corporate Governance (GCG)
Good
Corporate
Governance
dikemukan
oleh
Organization
for
Economic Coorporation and Development
(OECD; 2004) sebagai berikut:
Corporate Governance is the
system
by
which
business
corporations are directed and
controlled.
The
corporate
governance structure specifies the
distribution of the right and
responsibilities among different
participants in the corporation,
such as the board, managers
shareholders
and
others
stakeholders.
Menurut
Cadbury
Committe
(1999), GCG adalah prinsip yang
mengarahkan
dan
mengendalikan
perusahaan agar mencapai keseimbangan
anatar kekuatan serta kewenangan
perusahaan
dalam
memberikan
pertanggungjawaban kepada shareholders
khususnya,
dan
stakeholders
pada
umumnya.
Menurut Daniri (2005) GCG di
Indonesia didefinisikan sebagai suatu pola
hubungan, system, dan proses yang
digunakan oleh perusahaan (Direksi,
Dewan
Komisaris,
RUPS)
guna
memberikan
nilai
tambah
kepada
pemegang
saham
secara
berkesinambungan dalam jangka panjang,
dengan
memperhatikan
kepentingan
stakeholders
lainnya
berlandaskan

peraturan perundangan dan norma yang


berlaku.
Dari
definisi
diatas
dapat
disimpulkan bahwa Good Corporate
Governance merupakan:
1. Suatu struktur yang mengatur pola
hubungan harmonis tentang peran
Dewan Komisaris, Direksi, Rapat
Umum Pemegang Saham dan para
Stakehoders lainnya.
2. Suatu proses yang transparan atas
penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian
dan
pengukuran
kinerjanya.
Corporate governance memiliki
berbagai faktor penentu yang gunanya
untuk mengendalikan perusahaan untuk
mencapai kesinambungan. Faktor penentu
tersebut telah diteliti sebelumnya. Seperti
Cornett et al., (2009) yang menggunakan
sensitiviats CEO dan dewan komisaris
independen sebagai faktor
penentu
corporate governance. Aman dan Pascal
(2008) menggunakan struktur dewan
komisaris dan karekteristik kepemilikan.
Herawaty
(2008)
menggunakan
kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, komisaris independen dan
kualitas audit. Ujiyantho dan Pramuka
(2007)
menggunakan
kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris dan ukuran
dewan komisaris. Nasution dan Doddy
(2007) menggunakan proporsi dewan
komsiaris, ukuran dewan komisaris dan
komite audit.

METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Desain penelitian (research design)
adalah rencana atau strategi yang
dirancang pada proses penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti (Barbie,
1986:71; Nazir, 1983:99). Penelitian ini
menggunakan
pendekatan
penelitian
kuantitatif yang terdiri dari penyusunan
hipotesis, unit analisis, desain sampel,
sampel probabilitas dan nonprobabilitas

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya

12

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

dan
skala
pengukuran,
metode
pengumpulan data, analisis data serta uji
hipotesis.
Populasi
dan
sampel,
Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan
yang
bidang
usahanya terkait dengan sumber daya alam
dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI), berdasarkan UU no. 40 / 2007
bahwa
pertanggungjawaban
sosial
perusahaan dalam laporan tahunan bersifat
wajib (mandatory disclosure). Sampel
perusahaan dipilih dari keseluruhan
populasi perusahaan publik di BEI dan
berdasarkan ketersediaan data untuk
menghitung
variabel-variabel
yang
dijelaskan sebelumnya (Herawati, 2007).
Berdasarkan data dari Bursa Efek
Indonesia perusahaan yang terkait dengan
sumber daya alam langsung pada tahun
2009 sebanyak 174 perusahaan.

Klasifikasi
variabel
operasional variabel

dan

2. Variabel Terikat (dependen)


Corporate Social Responsibility (CSR)
diperlukan untuk menilai apakah
kegiatan perusahaan telah memenuhi
ketentuan, standar, dan peraturan yang
berlaku terhadap lingkungan dan sosial
(Gray et al., 1995).

Metode Analisis Data


Analisis diskriptif statistik atas data
Dalam melakukan analisis data
dalam penelitian ini digunakan regresi
Model penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Y = + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e
Keterangan :
Y
=
Corporate
Social
Responsibility (CSR)
X1
= Kepemilikian manajerial
X2
= Kepemilikian institusional
X3
= Jumlah dewan komisaris
independen

= Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi

definisi
4. HASIL PENELITIAN

Definisi operasional variabel


1. Variabel Bebas (Dependen)
a. Kepemilikan manajerial :
Jumlah
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pihak manajemen dari jumlah saham
yang dikelola oleh perusahaan (Gideon,
2005).
b. Kepemilikan institusional :
Jumlah
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pihak institusional dari jumlah saham
yang dikelola oleh perusahaan (Cornett
et al. 2006).
c. Jumlah Dewan Komisaris Independen :
Skala rasio digunakan dalam variabel
ini
dan jumlah dewan komisaris
independen
diukur
dengan
menggunakan indikator persentase
anggota dewan komisaris yang berasal
dari luar perusahaan dari seluruh ukuran
anggota dewan komisaris perusahaan
(Chtourou et al., 2001).

4.1 Pengujian Model Regresi dan


Koefisien Determinasi
Pengujian Model Regresi dan Koefisien
Determinasi
Gambar 5.1. Hasil Regresi

Kepemilikan
Manajerial
0,77
Kepemilikan
Institusional

0,550

Pengungkapan
tanggungjawab sosial
perusahaan

0,25
Junmlah
Dewan
Komisaris
Independen

Sumber: Penulis

Berdasarkan Gambar 5.1 diperoleh


persamaan regresi sebagai berikut :
1. Y =
0,77X1 +0,55X2 + 0,25X3

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya

13

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

(R2 = 0,5678)
Berdasarkan persamaan diatas
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar
0,5678. Hal ini berarti bahwa persamaan
regresi untuk kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dan jumlah
dewan komisaris independen mampu
menjelaskan variabilitas CSR sebesar
56,78%.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Hipotesis Pertama
Pada lampiran terlihat bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap luas
pengungkapan yang ditunjukkan oleh pvalue sebesar 0,000 (p < 0,05) dan arah
pengaruhnya positif yakni 0.77. Hasil ini
mendukung hipotesis penelitian pertama
yang
menyatakan
bahwa
variabel
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap CSR.
Jensen & Meckling (1976)
menyatakan bahwa konflik kepentingan
manajer dengan pemilik menjadi semakin
besar ketika kepemilikan manajer terhadap
perusahaan semakin kecil, begitu pun
sebaliknya
jika
semakin
besar
kepemilikan manajer di dalam sebuah
perusahaan, maka akan semakin produktif
tindakan manajer dalam memaksimalkan
nilai perusahaan. Gray et al., (1988)
menyatakan bahwa manajer perusahaan
akan mengungkapkan informasi sosial
dalam rangka untuk meningkatkan image
perusahaan,
meskipun
ia
harus
mengorbankan sumber daya untuk
aktivitas tersebut.
Hipotesis Kedua
Pada lampiran terlihat bahwa
tingkat
kepemilikan
institusional
perusahaan berpengaruh terhadap CSR
yang ditunjukkan oleh p-value sebesar
0,000 (p < 0,05). Penelitian ini mendukung
penelitian dari Shleifer and Vishny (1986)
dalam Barnae dan Rubin (2005) yang
menyatakan
bahwa
institutional

shareholders dengan kepemilikan saham


yang besar, memiliki insentif untuk
memantau
pengambilan
keputusan
perusahaan.
Tingkat
kepemilikan
institusional
yang
tinggi
akan
menimbulkan usaha pengawasan yang
lebih
besar
oleh
pihak
investor
institusional sehingga dapat menghalangi
perilaku opportunistic manajer. Hal ini
karena Perusahaan dengan kepemilikan
institusional yang besar mengindikasikan
kemampuannya
untuk
memonitor
manajemen.
Hipotesis Ketiga
Jumlah
dewan
komisaris
independen
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
pertanggungjawaban
perusahaan dengan nilai signifikan p-value
sebesar 0,000 < 0,05. Penelitian ini sesuai
dengan pernyataan dari Andayani (2008)
menyatakan
bahwa
jumlah dewan
komisaris independen berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan
pertanggungjawaban perusahaan karena
dapat meningkatkan rating CSR. Oleh
karena itu, dewan komisaris independen
dapat
meningkatkan
Rating
CSR.
Argumen ini didasarkan pada manajemen
yang baik dari perusahaan
dapat
meningkatkan rating CSR.
Hipotesis 4
Berdasarkan hasil uji ANOVA
pada lampiran 1. atas uji F dapat
disimpulkan
bahwa
model
regresi
berganda dalam penelitian ini dapat
digunakan untuk menguji pengaruh
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional dan jumlah dewan komisaris
independen berpengaruh terhadap CSR Hal
ini dibuktikan dari nilai F sebesar 0.0167
pada tingkat signifikansi lebih kecil dari
5% (p<0,05). Hasil uji F ini juga
menunjukkan bahwa secara simultan
semua
variabel-variabel
bebas
(kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan jumlah dewan komisaris
independen) berpengaruh terhadap CSR.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya

14

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional
dan
jumlah
dewan
komisaris
independen berpengaruh terhadap
CSR secara parsial maupun secara
simultan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Cornett et al. (2009),
Herawaty (2008), Ujiyantho dan
Pramuka
(2007).
Pertanggungjawaban
sosial
berhubungan juga dengan social
contract theory. Menurut teori ini,
diantara bisnis perusahaan dan
masyarakat terdapat suatu kontrak
sosial yang secara implisit maupun
eksplisit. Dalam kontrak sosial,
akuntansi sosial digunakan sebagai
serangkaian teknik pengumpulan
dan pengungkapan data sehingga
memungkinkan masyarakat untuk
mengevaluasi
kinerja
sosial
organisasi
dalam
memberi
penilaian mengenai kelayakan
operasi organisasi menurut Parker
(2002).

DAFTAR PUSTAKA
Ambador, Jackie. 2008. CSR dalam
praktek di Indonesia. Penerbit PT.
Elex Media Komputindo.
Andayani, Wuryan., Atmini, Sari., dan
MWangi,
James
Kamau.
2008.Corporate
social
responsibility, good corporate
governance and the intellectual
property: an external strategy of
the management to increase the
companys
value.
National
Conference
on
Management
Research.

Belkaoui, A. and Karpik, P.G. 1989.


Determinants Of The Corporate
Decision To Disclose Social
Information, Accounting, Auditing
& Accountability Journal, Vol. 2
No. 1, pp. 36-51.
Chtourou, S.M.,J. Bedard, and L.
Courteau.
2001.
Corporate
Governance
and
Earning
Management. http:/www.ssrn.com
Cornett, M. M., McNutt, J. J., Tehranian,
H., 2009. Corporate Governance
and earnings Management at Large
US Bank Holding Companies,
Journal of Corporate finance Vol.
15,
Daniri,

Mas Achmad. 2005. Good


Corporate Governance Konsep dan
Penerapannya
dalam
konteks
Indonesia. Penerbit PT. RAY
Indonesia.

Darwin,
Ali.
2004.
Penerapan
Sustainability
Reporting
di
Indonesia. Konvensi Nasional
Akuntansi V, Program Profesi
Lanjutan.
Yogyakarta,
13-15
Desember.
DeFond,
M.,
Park,
C.,
1997
Smoothing
earnings
in

anticipation
of
future
earnings,
Journal
of
Accounting and Economics,
Vol. 23, 1997, pp. 115-139.
Donovan, Gary and Kathy Gibson, 2000.
Environmental Disclosure in the
Corporate
Annual Report: A
Longitudinal Australian Study.
Paper for Presentation in the 6th
Interdisciplinary
Environmental
Association Conference, Montreal,
Canada.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya

15

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata


Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga,
Jakarta.

Pengungkapan Sukarela dalam


Laporan Tahunan PerusahaanPerusahaan di Indonesia

Gray, R, Kouhy, R. and Lavers, S. 1995.


Corporate
Social
And
Environmental
Reporting:
A
Review Of The Literature And A
Longitudinal
Study
Of
Uk
Disclosure, Accounting, Auditing
& Accountability Journal, Vol. 8
No. 2, pp. 47-77.

Kokubu, Katsuhiko, Akihiro Noda,


Yasushi Onishi, dan Tomomi
Shinabe . 2001. Determinants of
Environmental Report Publication
in Japanese Companies. The third
Asia
Pacific
Interdisciplinary
Research
in
Accounting
Conference: Adelaide Australia

Gray, R., Javad, M., Power, David M., and


Sinclair C. Donald., 2001. Social
And Environmental Disclosure,
And Corporate Characteristic: A
Research Note And Extension.
Journal of Business Finance and
Accounting, Vol 28 No. 3

Komite Nasional Kebijakan Governance


(KNKG), 2006, Pedoman Umum
Good
Corporate
Governance
Indonesia, Jakarta.

Gujarati,
Damodar.
2009.
Basic
Econometrics.
5th.
ed.
International Edition. McGrawHill.
Hackston, David and Milne, Marcus J.,
(1996). Some Determinants Of
Social
And
Environmental
Disclosures In New Zaeland
Companies, Accounting, Auditing
and Accountability Journal, Vol. 9,
No. 1, pp. 77-108
Healy, P.M. and Wahlen, J.M. 1999. A
Review
of
the
Earnings
Management Literature and Its
Implications for Standard Setting.
Accounting Horizons, 13, 365-383
John J. Wild, K.R. Subramanyam, and
Robert F. Halsey. 2004. Financial
Statement Analysis. 8th Edition.
McGraw-Hill/Irwin, New York,
NY
Kasmadi, dan Susanto, Djoko. 2006
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Luas

Lee, and Sunghoon Kim. 2005. From


Cost
to
Resources:
The
transformation and disfussion of
Corporate Social Responsibility,
CSES Working Paper Series no. 25,
Cornell University Departement of
Sociology.
Lev, Baruch. 1989."On the Usefulness of
Earnings and Earnings Research:
Lessons and Directions from Two
Decades of Empirical Research,"
Journal of Accounting Research:
Supplement,
MAKK. 2004.
Report on a survey of
corporate social responsibility of
the largest listed companies in
hungary. Hungarian environmental
economics center
Midiastuty, Pratana P., dan Masud
Machfoedz.
2003.
Analisis
Hubungan Mekanisme Corporate
Governance
dan
Indikasi
Manajemen Laba. Simposium
Nasional Akuntansi VI Surabaya
tanggal 16-17 Oktober 2003
Prior et al., 2007. Earning Management
and
Corporate
Social

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya

16

ISSN. 1978-4724

Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

Responsibility Working paper


Business Economics series 06
Scott,

William R. 2006. Financial


Accounting Theory. 4th Ed., USA
: Prentice Hall

Watts, R, Zimmerman, J. 1990 Positive


Accounting Theory: A Ten Year
Perspective, The Accounting
Review, Vol. 65, No. 1, pp. 131156.

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods


for Business: A Skill-Building
Approach, Third Edition, New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005,
Karakteristik Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial : Study Empiris Pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek
Jakarta,
Simposium
Nasional Akuntansi VIII
Shleifer, A., Vishny, R., 1986
Greenmail, white knights, and

shareholders'
interest,
RAND
Journal of Economics, Vol. 17,
Issue 3, Autumn86, pp. 293-310
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social
Responsibility from charity to
sustainability Penerbit Salemba
Empat
SWA No. 26/XXVI/9 19 Desember 2010
Susanto,AB.
2007.
A
Strategic
Management Approach Corporate
Social Responsibility. The Jakarta
Consulting Group.
Ujiyantho, M. Arief dan Pramuka,
Bambang Agus. 2007. Mekanisme
Corporate Governance, Manajemen
Laba dan Kinerja Keuangan (Studi
pada perusahaan go public sector
manufaktur). Simposium Nasional
Akuntansi X
UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya

17

Anda mungkin juga menyukai