Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Formulasi dan Uji In Vitro Krim Kulit Pisang (Musa paradisiaca Linn) pada
Bakteri Propionibacterium acnes

BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Khumrotin Entik S
Dorothea Dwi A
Ira Yuliana
Tofik Hidayat
Wiwied Luwes S

(G1F013007)
(G1F013011)
(G1F013025)
(G1F0130 )
(G1F0130)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


PURWOKERTO
2015

RINGKASAN
Tanaman pisang (Musa, sp) merupakan salah satu jenis tanaman yang paling
banyak terdapat di Indonesia. Pemanfaatan pisang sebagai bahan industri belum popular
dan yang dikenal sampai saat ini masih terbatas pada buahnya. Pengolahan bagian
lainnya yang berupa limbah seperti batang, daun, kulit buah dan sebagainya masih sedikit
sekali. Kulit buah pisang yang biasanya hanya menjadi limbah ternyata dapat digunakan
untuk pengobatan. Kulit buah mempunyai aktivitas yang berperan dalam pengobatan
jerawat seperti antioksidan, antiinflamasi, antibakteri. Jerawat merupakan salah satu
penyakit infeksi kulit berupa peradangan yang biasa terjadi pada usia remaja. Jerawat
dapat disebabkan beberapa faktor seperti peningkatan produksi sebum, peluruhan
keratinosit, serta peran dari bakteri yaitu Propionibacterium acne. Pada umumnya
pengobatan jerawat pada masyarakat masih menggunakan bahan kimia seperti antibiotik
eritromisin dan klindamisin. Penggunaan antibiotik secara terus menerus tidak sedikit
yang memberikan efek samping seperti iritasi. Hal ini mendorong untuk menemukan
alternatif pengobatan menggunakan bahan alam untuk menghindari efek samping yang
tidak diinginkan yaitu dengan menggunakan ekstrak kulit buah pisang yang telah
diketahui mempunyai aktivitas menguntungkan dalam pengobatan jerawat. Untuk
memudahkan penggunaan ekstrak diformulasi dalam bentuk krim M/A yang mempunyai
keuntungan seperti tidak lengket, mudah dibasuh air dan mudah menyebar. Tujuan
penelitian ini adalah memformulasikan dan melakukan uji invitro krim kulit buah pisang
pada bakteri Propionibacterium acnes.
Ekstraksi senyawa antioksidan kulit buah pisang kepok dilakukan dengan metode
maserasi dengan pelarut metanol 5 L, heksan (2 L), kloroform (2 L), etil asetat (2 L), dan
butanol (0,5 L). Pemisahan fraksi kloroform dilakukan secara kromatografi kolom
gravitasi. Selanjutnya dilakukan formulasi sediaan krim dan uji invitro pada bakteri
Propionibacterium acnes
Hasil penelitian berupa karya ilmiah dapat digunakan sebagai referensi
penggunaan kulit buah pisang sebagai krim dalam pengobatan pada bakteri penyebab
jerawat.

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kulit bersih dan sehat tanpa bekas jerawat sangat didambakan oleh semua
orang. Jerawat adalah masalah kulit yang umum dihadapi banyak orang. Jerawat
merupakan suatu kondisi di mana pori-pori kulit mengalami penyumbatan dan
akhirnya menimbulkan kantung yang berisi nanah dan meradang. Jerawat
merupakan suatuh penyakit pada kulit yang dialami sebagian besar kalangan
remaja dan penderitanya semakin meningkat (Dwikarya, 2003).
Kulit pisang mengandung antioksidan yang mampu mengurangi jerawat
dan minyak berlebih. Manfaat dari kulit pisang tersebut antara lain selain
memiliki kandungan antioksidan juga memiliki anti jamur yang dapat membantu
mengatasi rasa gatal dan iritasi pada kulit, sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan, membantu mengangkat sel kulit mati, sehingga mencegah risiko
datangnya jerawat yang baru akibat penyumbatan minyak akibat terhalang oleh
tumpukan sel kulit mati (Dwikarya, 2003).
Krim tipe adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit
(Anief, 1994). Krim memiliki sifat lebih nyaman digunakan pada wajah, tidak
lengket, kemampuan penyebaran yang baik pada kulit, memberikan efek dingin
karena lambatnya penguapan air pada kulit, mudah dicuci dengan air, pelepasan
obat yang baik, serta tidak terjadi penyumbatan di kulit (Voigt, 1995). Sehingga
tujuan dari penelitian ini adalah melakukan formulasi dan uji in vitro krim kulit
pisang (musa paradisiaca linn) pada bakteri propionibacterium acnes
1.2 Perumusan masalah
Kulit buah pisang mengandung senyawa flavonoid dan senyawa fenolik
yang merupakan antioksidan. Diharapkan senyawa antioksidan tersebut dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
1.3 Tujuan dan manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan ektrak kulit pisang
dengan kemampuan untuk menghambat petumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
Hingga ekstrak kulit pisang dapat digunakan sebagai zat aktif dalam pembuatan krim
dengan peluang mendapatkan hak paten yang bermanfaat meningkatkan ektrak kulit
pisang sebagai zat aktif dalam sediaan krim serta meningkatkan nilai ekonomi.
1.4 Luaran
Luaran lain dari penelitian ini adalah karya ilmiah yang dapat digunakan
sebagai acuan pemanfaatan kulit buah pisang sebagai krim untuk menghilangkan
jerawat.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Propionibacterium acnes


Propionibacterium acnes merupakan salah satu bakteri anaerobik yang
memiliki peranan penting dalam patogenensis jerawat. Jerawat dapat disebabkan
oleh berkembangnya komedo menjadi inflamasi apabila terinfeksi oleh P.acnes
dimana bakteri ini menggunakan gliserol dalam sebum sebagai sumber nutrisi.
P.acnes membentuk asam lemak bebas dari sebum yang menyebabkan sel-sel
neutrofil menunjukan respons untuk mengeluarkan enzim yang dapat merusak
dinding folikel rambut sehingga dapat menyebabkan inflamasi1. Oleh sebab itu,
pengobatan jerawat dapat dilakukan dengan menurunkan populasi bakteri dengan
menggunakan suatu antibakteri. Sediaan anti jerawat yang banyak beredar di
pasaran mengandung antibiotik sintetik seperti eritromisin dan klindamisin,
namun tidak sedikit yang memberikan efek samping seperti iritasi. Hal ini
mendorong beralihnya penggunaan sediaan yang berasal dari alam (Lucyani,
2014).
2.2 Kulit buah pisang
Kulit buah pisang (Musa paradisiaca Linn) merupakan salah satu tanaman
yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai anti acne. Kulit buah pisang
masak yang berwarna kuning kaya akan senyawa flavonoid maupun senyawa
fenolik yang lainnya, disamping banyak mengandung karbohidrat, mineral seperti
kalium dan natrium, serta selulosa. Flavonoid dan senyawa fenolik merupakan
senyawa bioaktif yang menunjukkan berbagai aktivitas yang berguna, seperti
antioksidan, antidermatosis, kemopreventif, antikanker maupun antiviral (Atun et
al, 2007).
2.3 Krim
Krim merupakan bentuk sediaan topikal dengan bentuk setengah padat
yang cocok untuk pengobatan jerawat. Basis krim (vanishing cream) disukai pada
penggunaan sehari-hari karena memiliki keuntungan yaitu memberikan efek
dingin pada kulit, tidak berminyak serta memiliki kemampuan penyebaran yang
baik (Lucyani, 2014).

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pisau, alat destilasi uap-air, laminar airflow cabinet
(HL 36Ae), oven (memmert), autoklaf, lemari pendingin, timbangan
analitik (Ohaus PA2102), sentrifuge, pH meter, jarum Ose, pembakar Bunsen,
pinset, labu ukur 10 mL dan 25 mL (Iwaki Pyrex), gelas ukur 10 (Iwaki
Pyrex), Erlenmeyer (Iwaki Pyrex), Beaker glass (Iwaki Pyrex), tabung
reaksi (Iwaki Pyrex), kaca arloji, stopwatch, object glass, mortir, stamper,
evaporator Buchii, Spektrofotometer UV Varian cary 100 Conc, FTIR 8300
Shimadzu, spektrofotometer Jeol JNM A-5000 yang bekerja pada 500,0 MHZ
(1H) dan 125 MHZ (13C) menggunakan puncak residu dan pelarut terdeuterasi
sebagai standar, spektrofotometer massa GC-MS Shimadzu QP-5000.
Kromatografi cair vakum (kcv) untuk fraksinasi dilakukan dengan silika gel
Merck 60 GF254, kromatografi gravitasi (kkg) dilakukan dengan silika gel 60
(3570 mesh), kromatografi kolom tekan (kkt) menggunakan silika gel 60
(230400 mesh), dan analisis kromatografi lapis tipis (klt) menggunakan plat
Si-gel Merck 60 F254 0,25 mm..
Bahan yang digunakan kulit buah pisang kepok kuning mentah yang sudah
cukup tua, dan matang, metanol, aseton, n-heksan, etil asetat, metilen klorida,
kloroform, larutan 2% serium sulfat (CeSO4) dalam asam sulfat, bufer asetat
pH 7,4, deoksiribosa, asam askorbat, hidrogen peroksida, buffer fosfat pH 7,4,
besi (II) sulfat, asam tiobarbiturat, 40 kg media Nutrient Agar, media Agar
Darah (Blood Agar), media Mueller-Hinton Agar (MHA), standar Mc. Farland
no. 0,5, akuadest steril, spiritus, minyak kedelai, alkohol 70%, pereaksi Mayer,
serbuk magnesium (Mg), asam klorida 4(HCL) pekat, pereaksi besi (III)
klorida (FeCl3) 5 %, asam sulfat (H2SO4) pekat, asam asetat glasial
(CH3COOH), natrium sulfat (Na2SO4) anhidrat, natrium klorida (NaCl),
asam stearat, cera alba, vaselin putih, Trietanolamin (TEA), Propilenglikol dan
Metil paraben
3.2 Ekstraksi dan Isolasi
Ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari kulit buah pisang kepok kuning
mentah (3,5 kg) dan kulit buah pisang kepok kuning matang (2,6 kg).
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi pada suhu kamar dengan pelarut
metanol sebanyak 5 L selama 24 jam dan diulangi sebanyak 3x. Hasil
maserasi dipekatkan dengan evaporator Buchi sampai 1/3 bagian, selanjutnya
dipartisi dengan pelarut heksan (2 L), kloroform (2 L), etil asetat (2 L), dan
butanol (0,5 L). Hasil partisi dari masingmasing jenis pelarut selanjutnya
dipekatkan dengan evaporator Buchi, sehingga diperoleh beberapa fraksi.
Selanjutnya, dilakukan pemisahan senyawa metabolit sekunder yang

terkandung dalam fraksi kloroform kulit pisang mentah (1,5 g) dan kulit
pisang matang (2,5 g), oleh karena dari data kromatografi lapis tipis kedua
fraksi tersebut menunjukkan jumlah komponen yang sama. Pemisahan fraksi
kloroform sebanyak 4,0 g, dilakukan secara kromatografi kolom gravitasi
menggunakan kolom ukuran ( 2,5 cm , t 50 cm), tinggi isian kolom 15 cm,
menggunakan silika gel 60 (230400 mesh) sebagai fase diam. Eluen yang
digunakan berupa campuran kloroform-heksan dengan perbandingan 6 : 4,
sehingga diperoleh 38 fraksi. Fraksi-fraksi tersebut selanjutnya dianalisis
secara KLT. Fraksi yang menunjukkan jumlah komponen dan Rf yang sama
digabung (Atun et al, 2007)
3.3 Formulasi sediaan krim
Cara pembuatan krim tipe M/A (Vanishing Cream) yaitu fase minyak
(malam putih ,asam stearat dan vaselin putih) dileburkan diatas penangas air
pada suhu 75oC. Adapun fase air (TEA dan Propilen glikol) di dileburkan
pada suhu 75oC. Fase air (campuran TEA dan Propilenglikol) tersebut
kemudian dimasukan kedalam lelehan malam putih , asam searat dan vaselin
putih , lalu diaduk hingga homogen dalam mortir hangat hingga terbentuk
masa krim lalu di tambah metil paraben. Setelah krim dingin kemudian
tambahkan hasil ekstrak kulit pisang (Lucyani, 2014)
3.4 Uji invitro pada bakteri Propionibacterium acnes
Sebanyak 12 mL media agar darah dituangkan ke dalam cawan petri steril.
Pada media yang telah padat biakan bakteri P.acnes ditanam menggunakan
jarum ose dengan menggoreskannya ke media MHA. Diletakkan cakram
kertas dengan diameter 6 mm. Ditimbang sebanyak 0,1 g krim kulit pisang
kemudian diteteskan dengan 1 tetes akuadest steril dan diletakkan diatas
cakram kertas. Selanjutnya, diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 2oC
selama 24 48 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan (zona jernih)
pertumbuhan di sekitar cakram dengan menggunakan jangka sorong (Lucyani,
2014).

BAB 4. ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


4.2 Jadwal Kegiatan

Daftar Pustaka

Anief, M., 1994, Farmasetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


Atun, S., Arianingrum, R., Handayani, S., Rudyansah dan Garson, M., 2007, Identifikasi
Dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Kimia Dari Ekstrak Metanol Kulit Buah
Pisang (Musa paradisiaca Linn), Indo. J. Chem, 7 (1):8387.

Dwikarya, M., 2003, Cara Tuntas Membasmi Jerawat, Kawan Pustaka, Jakarta.
Lucyani, N., Sari, R., dan Luliana, S., 2014, Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Krim
Tipe M/A dari Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Pontianak (Citrus Nobilis Lour. Var.
Microcarpa) Terhadap Isolat Propionibacterium Acnes Secara In Vitro,

Skripsi,Pontianak.
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V, diterjemahkan oleh
Soendadi Noerono Soewdanhi, edisi ke-5, Gadjah Mada University press,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai