Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka
oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi
dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Fungsi utama mekanisme
koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam
sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara atau hemostatic thrombus pada dinding
pembuluh darah yang mengalami kerusakan (vascular injury).
Hemostasis terdiri dari enam komponen utama, yaitu: trombosit, endotel vaskuler, procoagulant
plasma protein faktors, natural anticoagulant proteins, protein fibrinolitik dan protein antifibrinolitik. Semua
komponen ini harus tersedia dalam jumlah cukup, dengan fungsi yang baik serta tempat yang tepat untuk
dapat menjalankan faal hemostasis dengan baik. Interaksi komponen ini dapat memacu terjadinya
thrombosis disebut sebagai sifat prothrombotik dan dapat juga menghambat proses thrombosis yang
berlebihan, disebut sebagai sifat antithrombotik. Faal hemostasis dapat berjalan normal jika terdapat
keseimbangan antara faktor prothrombotik dan faktor antithrombotik. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai patofisiologik dan prinsip pemeriksaan laboratorium dari masing2 faktor yang berperan dalam
proses koagulasi dan interpretasi hasilnya.
Kontrol : Diperiksa 1 kontrol normal (tersedia secara komersial) dan 1 kontrol abnormal
Penyimpanan dan pengiriman bahan : Sampel darah segera dikerjakan, harus selesai dalam 3
jam setelah pengambilan darah. Bila harus ditunda, plasma sitrat disimpan dalam tempat plastik tertutup
dalam keadaan beku.
1.PT (Masa Protrombin plasma )
PTProtrombindisintesisolehhatidanmerupakanprekursortidakaktifdalamprosespembekuan.Protrombin
(FII)dikonversimenjadithrombinolehtromboplastinuntukmembentukbekuandarah.PemeriksaanPTdigunakan
untukmenilaikemampuanfaktorkoagulasijalurekstrinsikdanjalurbersama,yaitu:faktorI(fibrinogen),faktorII
(prothrombin),faktorV(proakselerin),faktorVII(prokonvertin),danfaktorX(faktorStuart).PerubahanfaktorV
danVIIakanmemperpanjangPTselama2detikatau10%darinilainormal.
PTdiukurdalamdetik.Dilakukandengancaramenambahkancampurankalsiumdantromboplastinpada
plasma.Tromboplastindapat dibuat denganberbagai metodasehinggamenimbulkanvariasi kepekaanterhadap
penurunanfaktorpembekuanyangbergantungpadavitaminKdanmenyebabkanpengukuranwaktuprotrombin
yangsamaseringmencerminkanambangefekantikoagulanyangberbeda.Usahauntukmengatasivariasikepekaan
ini dilakukan dengan menggunakan sistem INR (International Normalized Ratio). International Committee for
StandardizationinHematology(ICSH)menganjurkantromboplastinjaringanyangdigunakanharusdistandardisasi
dengantromboplastinrujukandariWHOdimanatromboplastinyangdigunakandikalibrasiterhadapsediaanbaku
atasdasarhubunganlinierantaralograsiowaktuprotrombindarisediaanbakudengandaritromboplastinlokal.
Bahan pemeriksaan PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel darah vena dengan
antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109 M) dengan perbandingan 9:1. Darah sitrat harus diperiksa
dalam waktu selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan. Sampel disentrifus selama 10 menit
dengan kecepatan 2.500 g. Penyimpanan sampel plasma pada suhu 2-8 oC menyebabkan teraktivasinya
F VII (prokonvertin) oleh sistem kalikrein.
PT dapat diukur secara manual (visual), foto-optik atau elektromekanik. Teknik manual memiliki
bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan dimana kadar
fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih dapat
digunakan. Metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti.
Prinsip pengukuran PT adalah menilai terbentuknya bekuan bila ke dalam plasma yang telah
diinkubasi ditambahkan campuran tromboplastin jaringan dan ion kalsium. Reagen yang digunakan
adalah kalsium tromboplastin, yaitu tromboplastin jaringan dalam larutan(CaCl2). Beberapa jenis
tromboplastin yang dapat dipergunakan misalnya
Tromboplastin jaringan berasal dari emulsi ekstrak organ otak, paru atau otak dan paru dari kelinci
dalam larutan CaCl2 dengan pengawet sodium azida (misalnya Neoplastine CI plus)
Tromboplastin jaringan dari plasenta manusia dalam larutan CaCl2 dan pengawet
(misalnyaThromborelS).
PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi ekstrinsik dan bersama jika kadarnya <30%.
Pemanjangan PT dijumpai pada penyakit hati (sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker hati, ikterus),
afibrinogenemia, defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X), disseminated intravascular coagulation (DIC),
fibrinolisis, hemorrhagic disease of the newborn (HDN), gangguan reabsorbsi usus. Pada penyakit hati
PT memanjang karena sel hati tidak dapat mensintesis protrombin. Pemanjangan PT dapat disebabkan
pengaruh obat-obatan : vitamin K antagonis, antibiotik (penisilin, streptomisin, karbenisilin,kloramfenikol,
kanamisin, neomisin, tetrasiklin), antikoagulan oral (warfarin, dikumarol), klorpromazin, klordiazepoksid,
difenilhidantoin , heparin, metildopa), mitramisin, reserpin, fenilbutazon , quinidin, salisilat/ aspirin,
sulfonamide. PT memendek pada tromboflebitis, infark miokardial, embolisme pulmonal. Pengaruh Obat :
barbiturate, digitalis, diuretik, difenhidramin, kontrasepsi oral, rifampisin dan metaproterenol.
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan PT adalah sampel darah membeku,
membiarkan sampel darah sitrat disimpan pada suhu kamar selama beberapa jam, diet tinggi lemak
(pemendekan PT) dan penggunaan alkohol (pemanjangan PT)
Cara Pemeriksaan
INR
INR didapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan nilai PT normal kemudian
dipangkatkan dengan ISI di mana ISI adalah International Sensitivity Index. Jadi INR adalah rasio PT
yang mencerminkan hasil yang akan diperoleh bila tromboplastin baku WHO yang digunakan, sedangkan
ISI merupakan ukuran kepekaan sediaan tromboplastin terhadap penurunan faktor koagulasi yang
bergantung pada vitamin K. Sediaan baku yang pertama mempunyai ISI = 1,0 ( tromboplastin yang
kurang peka mempunyai ISI > 1,0). Dengan demikian cara paling efektif untuk standardisasi pelaporan
PT adalah kombinasi sistim INR dengan pemakaian konsisten tromboplastin yang peka yang mempunyai
nilai ISI sama.
INR digunakan untuk monitoring terapi warfarin (Coumadin) pada pasien jantung, stroke, deep vein
thrombosis (DVT), katup jantung buatan, terapi jangka pendek setelah operasi misal knee replacements.
INR hanya boleh digunakan setelah respons pasien stabil terhadap warfarin, yaitu minimal satu minggu
terapi. Standar INR tidak boleh digunakan jika pasien baru memulai terapi warfarin untuk menghindari
hasil yang salah pada uji. Pasien dalam terapi antikoagulan diharapkan nilai INR nya 2-3 , bila terdapat
resiko tinggi terbentuk bekuan, iperluakn INR sekitar 2,5 3,5.
3. APTT
Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin time, APTT) adalah uji
laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur bersama, yaitu faktor XII
(faktor Hagemen), pre-kalikrein, kininogen, faktor XI (plasma tromboplastin antecendent, PTA), faktor IX
(factor Christmas), faktor VIII (antihemophilic factor, AHF), faktor X (faktor Stuart), faktor V (proakselerin),
faktor II (protrombin) dan faktor I (fibrinogen). Tes ini untuk monitoring terapi heparin atau adanya
circulating anticoagulant. APTT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik dan bersama jika
kadarnya <> 7 detik dari nilai normal, maka hasil pemeriksaan itu dianggap abnormal.
APTT memanjang dijumpai pada :
1. Defisiensi bawaan
Faktor VIII
Faktor IX
Faktor XI
Faktor XII
Malaria
kininogen
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2%
(0.109M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik atau gelas yang dilapisi silikon. Sampel
dipusingkan selama 15 menit dengan kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik tahan
4 jam pada suhu 205oC. Jika dalam terapi heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam pada suhu 205oC
kalau sampling dengan antikoagulan citrate dan 4 jam pada suhu 205oC kalau sampling dengan tabung
CTAD.
Nilai Rujukan
Nilai normal uji APTT adalah 20 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi untuk tiap laboratorium
tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
FIBRINONGEN
Pemeriksaan fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah, mengetahui
adanya resiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan resiko terjadinya Penyaikt Jantung Koroner
(PJK) dan Stoke) dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati.Fibrinogen adalah glikoprotein dengan
berat molekul mencapai 340.000 dalton. Fibrinogen disintesis di hati (1,7-5 g/hari) dan oleh megakariosit.
Di dalam plasma kadarnya sekitar 200-400 mg/dl. Waktu paruh fibrinogen sekitar 3-5 hari.
Fibrinogen tersusun atas 6 rantai, yaitu : 2 rantai A, 2 rantai B dan 2 rantai . Trombin (FIIa)
memecah molekul fibrinogen menjadi 2 fibrinopeptide A (FPA) dari rantai A dan 2 fibrinopeptide B (FPB)
dari rantai B. Fibrin monomer yang dihasilkan dari reaksi ini kemudian berlekatan membentuk fibrin,
yang selanjutnya distabilkan oleh factor XIIIa. Tahap pertama stabilisasi terdiri atas ikatan dua rantai
dari dua fibrin monomer. Ikatan ini adalah asal dari D-Dimer, produk degradasi fibrin spesifik. Fibrinogen
dapat didegradasi oleh plasmin.
Penetapan
Pengukuran kadar fibrinogen dapat dilakukan secara manual (visual), foto optik atau elektro
mekanik. Pemeriksaan ini menilai terbentuknya bekuan bila ke dalam plasma yang diencerkan
ditambahkan thrombin. Waktu pembekuan dari plasma terdilusi berbanding terbalik dengan kadar
fibrinogen.
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2%
(0.109M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik atau gelas yang dilapisi silikon. Sampel
dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik tahan
8 jam pada suhu 205oC.
Masalah Klinis
Penurunan kadar : DIC, fibrinogenolisis, hipofibrinogenemia, komplikasi obstetrik, penyakit hati berat,
leukemia. Pada dasarnya, masa protrombin (PPT) dan masa tromboplastin parsial (APTT) yang
memanjang serta trombosit yang rendah menandakan terjadinya defisiensi fibrinogen dan juga
merupakan tanda DIC. Produk degradasi fibrin (fibrin degradation product, FDP) biasanya diukur untuk
memastikan terjadinya DIC.
Peningkatan kadar : infeksi akut, penyakit kolagen, diabetes, sindroma inflamatori, obesitas.
Pengaruh obat : kontrasepsi oral, heparin. Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Trauma paskabedah dan kehamilan trimester ketiga dapat menyebabkan temuan positif keliru
dari peningkatan kadar fibrinogen,
BLEEDING TIME
Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka atau trauma,
dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Prinsip
pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah
atau cuping telinga. Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau
interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien dengan
perdarahan yang memanjang setelah luka, pasien dengan riwayat keluarga gangguan perdarahan.
Pemeriksaan BT dapat dilakukan dengan metoda Ivy , yaitu dilakukan insisi dengan lanset sepanjang
10 mm dan kedalaman 1 mm di lengan bawah kemudian setiap 30 detik darah dihapus dengan kertas
filter sampai perdarahan berhenti, atau dengan metoda Duke dengan cara yang sama insisi di lokasi
cuping telinga sedalam 3-4 mm.
BT memanjang pada gangguan fungsi trombosit atau jumlah trombosit dibawah 100.000/ mm3.
Pemanjangan BT menunjukkan adanya defek hemostasis, termasuk didalamnya trombositopenia
(biasanya dibawah 100.000/ mm3), gangguan fungsi trombosit heriditer, defek vaskuler kegagalan
vasokonstriksi), Von Willebrand's disease, disseminated intravascular coagulation (DIC), defek fungsi
trombosit (Bernard-Soulier disease dan Glanzmanns thrombasthenia) , obat-obatan (aspirin/ ASA,
inhibitor siklooksigenase, warfarin, heparin, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), beta-blockers,
alkohol, antibiotika) dan hipofibrinogenemia. Trombositopenia akibat defek produksi oleh sumsum tulang
menyebabkan pemanjangan BT lebih berat dibandingkan trombositopenia akibat destruksi berlebih
trombosit. Pasien dengan von Willebrands disease hasil BT memanjang karena faktor von Willebrand
merupakan trombosit agglutination protein. BT normal tidak menyingkirkan kemungkinan terjadinya
perdarahan hebat pada tindakan invasif.
Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan
lamanya tubuh
menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur
hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan dalam
memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai
trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk
agregasi. Bila trombosit
Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada
permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard. Ada 2 teknik yang dapat digunakan, yaitu
teknik Ivy dan Duke. Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-6 menit. Teknik Duke nilai
normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi merupakan teknik yang paling
terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama waktu perdarahan. Uji ini tidak boleh dilakukan jika
penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan atau aspirin; pengobatan harus ditangguhkan dulu selama
3 7 hari.
Prosedur
1. Metode Ivy
Pasang manset tensimeter pada lengan atas pasien kemudian atur tekanan pada 40
Tekanan ini dipertahankan hingga pemeriksaan selesai.
Pilih lokasi penusukan pada satu tempat kira-kira 3 cm di bawah lipat siku. Bersihkan lokasi
tersebut dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga kering.
mmHg
Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah yang ada pada kertas saring.
Jika telah lewat 10 menit perdarahan masih berlangsung, maka hentikan pemeriksaan ini.
2.
Metode Duke
Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga kering.
Tusuk pinggir anak daun telinga dengan lancet sedalam 2 mm.
Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian isap darah yang keluar
kertas saring setiap 30 detik.
Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah yang ada
dengan
pada kertas
saring.
Masalah Klinis
HASIL MEMENDEK : Penyakit Hodgkin
HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas trombosit, abnormalitas
vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik,
defisiensi faktor koagulasi (V, VII, XI). Pengaruh obat : salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin
(Coumadin), streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).
6.
CLOTTING TIME
Clotting time :-waktu yg dibituhkan bagi darah untuk membekukan dirinya secara in vitro dgn
menggunakan SUATU STANDART. yg dinamakan CLOTTING TIME. "clot" sendiri apa sih ? clot adalah
suatu lapisan seperti liln/jelly yg ada didarah yg sebabkan berhentinya suatu pendarahn pada luka. yg
dipengaruhi oleh faktor intriok dan ekstrinsik.
Clotting Time
Metode: LEE & WHITE
Prinsip: waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan dalm
kondisi yg spesifik
Specimen: darah segar 4 ml
Prosedur:
Pada saat darah masuk kedlm syringe, nyalakan stopwatch dan tourniquet dilonggarkan.
Lanjutkan dgn mengambil darah pelan2 sampai didapat 4ml
Syringe dicabut kemudian jarum dilepaskan dari syringe, darah dimasukkan pelan2 kedalam
3tabung melewati dinding masing2 1 ml. sisanya untuk px yg lain
Tepat 5 menit kemudian, tabung 1 diangkat dan dimiringkan 450 . ulangi tindakan serupa selang
30 detik sampai tjd bekuan yang sempurna(dimiringkan 900 tdk ada tumpahan). Catat waktunya
6. 30 detik berikutnya lakukan hal yg serupa pda tabung 2 sampai tjd bekuan sempurna. Catat
waktunya
Selang 30 detik berikutnya lakukan hal yg serupa pda tabung 2 sampai tjd bekuan sempurna.
Matikan stopwatch Catat waktunya
o
o
Volume darah pda @ tab harus tepat 1 ml. jml lebih besar, waktu lebih panjang.
Gelembung udara, vena punctie yg tdk lancer shg hemilisis / ikut masuknya Cairan
jaringan dpt memperpendek waktu bekuan.
Dgn cara yg sam tapi pake tab tg berlapis silicon&memiringkan tiap 5menit, Angka
normal: 20-60menit.