TINJAUAN PUSTAKA
Mekanisme kerja dari 5 Set Three Roller Mill adalah sebagai berikut :
1. Tebu yang sudah dicacah halus pada Cane Cutter I masuk ke pencacah Cane
Cutter II elevator masuk ke gilingan pertama. Air perahan nira dari gilingan
pertama ditampung pada bak penampung I yang disebut primary juice. Ampas
dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperah lagi. Air perahan II
masuk dalam bak penampungan II.
2. Nira dari gilingan I dan II masih ada ampasnya yang sama-sama ditampung
pada bak penampungan I. Nira pada bak penampungan I disaring pada Juice
Strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira yang
disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan ke stasium
pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank.
3. Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperah lagi. Air perasan
ditampung pada bak penampung III dan digunakan sebagai imbibisi yang
keluar dari gilingan I.
4. Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV, air perasan (nira) ditampung
pada bak IV dan digunakan sebagai imbibisi ampas yang keluar dari gilingan
II.
5. Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Nira dari
gilingan V ditampung pada bak V dan digunakan sebagai imbibisi ampas yang
keluar dari gilingan III.
6. Ampas yang keluar dari gilingan IV diberi air imbibisi sebelum masuk ke
gilingan V yang memiliki temperatur air imbibisi sekitar 60-70 0C. Ampas
tebu dari gilingan V selanjutnya diangkutnya dengan satu unit conveyor
melalui suatu plat saringan, dimana ampas berserat kasar dilewatkan menuju
boiler sebagai bahan bakar dan sebagian dibawa menuju gudang ampas
sebagai cadangan.
Skema dari prosedur penggilingan dapat dilihat dari gambar 2.5 berikut :
b. Poros spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus
yang dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta
ukurannya harus teliti.
c. Poros gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar,
disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika
digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
2.3 MEMBUAT CORAN
Untuk membuat coran harus dilakukan proses-proses seperti pencairan
logam, membuat cetakan, menuang, membongkar, dan membersihkan coran.
Untuk pencairan logam bermacam-macam tanur dipakai. Umumnya kupola atau
tanur induksi frekuensi rendah dipergunakan untuk besi cor, tanur busur listrik
atau tanur frekuensi tinggi untuk baja cor dan tanur krus untuk paduan tembaga
atau coran paduan ringan.
Cetakan biasanya dibuat dengan jalan memadatkan pasir. Pasir yang
dipakai adalah pasir alam atau pasir buatan yang mengandung tanah lempung.
Kadang-kadang dicampurkan pengikat khusus seperti air-kaca, semen, resin furan,
resin fenol atau minyak pengering, karena zat-zat tersebut berfungsi untuk
memperkuat cetakan atau mempermudah operasi pembuatan cetakan. Selain dari
cetakan pasir, kadang-kadang dipergunakan juga cetakan logam.
Pada umumnya logam cair dituangkan dengan pengaruh gaya berat,
walaupun kadang-kadang dipergunakan tekanan pada logam cair selama atau
setelah penuangan. Pengecoran cetak adalah suatu cara pengecoran dimana logam
cair ditekan ditekan ke dalam cetakan logam dengan tekanan tinggi, coran tipis
dapat dibuat dengan cara ini.
Pengecoran tekanan rendah adalah suatu cara pengecoran dimana
diberikan tekanan yang sedikit lebih tinggi dari tekanan atmosfir pada permukaan
logam dalam tanur, tekanan ini mengakibatakan mengalirnya logam cair ke atas
melalui pipa ke dalam cetakan.
Besi kelabu
Besi cor mutu tinggi
Coran besi cor
Coran baja
CORAN
Brons
Kuningan
Kuningan tegangan
tinggi, dll
mengendap. Besi cor macam ini mempunyai kekuatan, keuletan, ketahanan aus,
dan ketahanan panas yang baik sekali dibandingkan dengan besi cor kelabu.
Besi cor cil ialah besi cor yang mempunyai permukaan terdiri dari besi cor
putih dan bagian didalamnya terdiri dari struktur dengan endapan grafit.
Permukaannya mempunyai ketahanan aus yang baik sekali dan bagian dalamnya
mempunyai keuletan yang baik pula. Besi cor ini digunakan sebagai bahan tahan
aus.
2.4.2 Baja Cor
Baja cor digolongkan ke dalam baja karbon dan baja paduan. Coran baja
karbon adalah paduan besi karbon dan digolongkan menjadi tiga macam, yaitu
baja karbon rendah (C< 0,20%), baja karbon sedang (0,20-0,50% C), dan baja
karbon tinggi (C< 0,50%). Kadar karbon mempengaruhi kekuatannya. Baja cor
mempunyai struktur yang buruk dan sifat yang getas apabila tidak diadakan
perlakuan panas, dengan pelunakan atau penormalan maka baja cor menjadi ulet
dan strukturnya menjadi halus. Titik cairnya kira-kira 1500 oC, mampu cornya
lebih buruk dibandingkan dengan besi cor, tetapi baik sekali dipergunakan sebagai
bahan bagian-bagian mesin, sebab kekuatannya yang tinggi dan harganya rendah.
Baja cor paduan adalah baja cor yang ditambah unsur-unsur paduan seperti
mangan, khrom, molibden atau nikel yang dibubuhkan untuk memberikan sifatsifat khusus dari baja paduan tersebut seperti sifat-sifat ketahanan aus, ketahanan
asam, dan korosi atau keuletan
2.4.3 Coran Paduan Tembaga
Macam-macam coran paduan tembaga adalah perunggu, kuningan,
kuningan kekuatan tinggi, perunggu aluminium dan sebagainya.
Perunggu adalah paduan antara tembaga dan timah, dan perunggu yang
biasa dipakai mengandung kurang dari 15% timah. Titik cairnya kira-kira 1000
o
C, memiliki mampu cor yang baik, serta memiliki sifat-sifat ketahanan korosi
dan ketahanan aus yang baik sekali. Perunggu digolongkan ke dalam dua macam,
yaitu perunggu fosfor yang sifat ketahanan ausnya diperbaiki oleh penambahan
fosfor, dan perunggu timbal yang cocok untuk logam bantalan dengan
menambahkan timbal.
Kuningan adalah paduan antara tembaga dan seng, dan kuningan kekuatan
tinggi adalah paduan yang mengandung tembaga, aluminium, besi, mangan, nikel,
dan sebagainya. Perunggu aluminium adalah paduan tembaga, aluminium, dan
sebagainya, yang baik sekali dalam sifat-sifat ketahanan aus dan korosi.
2.4.4 Coran Paduan Ringan
Coran paduan ringan adalah coran paduan aluminium, coran paduan
magnesium dan sebagainya.
Aluminium murni mempunyai sifat mampu cor dan sifat mekanis yang
jelek. Oleh karena itu dipergunakan paduan aluminium karena sifat-sifat
mekanisnya
akan
diperbaiki
dengan
menambahkan
tembaga,
silisium,
magnesium, mangan, nikel dan sebagainya. Al-Si, Al-Cu-Si, dan Al-Si-Mg adalah
deretan dari paduan aluminium yang banyak dipergunakan untuk bagian-bagian
mesin, Al-Cu-Ni-Mg dan Al-Si-Cu-Ni-Mg adalah deretan untuk bagian-bagian
mesin yang tahan panas, dan Al-Mg adalah untuk bagian-bagian tahan korosi.
.
Contoh Penggunaan
Besi cor
kelabu
tinggi)
Besi cor
mampu tempa
Besi cor
bergrafit bulat
(Rol, kotak ingot), pipa air besi cor, bagian-bagian mesin (yang
memerlukan keuletan lebih dari besi cor kelabu).
Baja cor
karbon dan
paduan
Coran paduan
tembaga
Coran paduan
ringan
Pola kayu dibuat dari kayu, murah, cepat dibuatnya dan mudah diolahnya
dibanding dengan pola logam. Oleh karena itu pola kayu umumnya dipakai untuk
cetakan pasir, sering permukaannnya diperkuat dengan lapisan plastik.
Hal pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah mengubah
gambar perencanaan menjadi gambar untuk pengecoran. Selanjutnya menetapkan
tambahan penyusutan, tambahan untuk penyelesain dengan mesin, kemiringan
pola, dan dibuat gambar untuk pengecoran yang kemudian diserahkan kepada
pembuat pola.
Untuk mendapatkan hasil coran yang baik adalah dalam penentuan kup,
drag, dan permukaan pisah yang memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan
2. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk mendapatkan aliran logarn
cair yang optimum.
3. Permukaan pisah lebih baik hanya satu bidang saja, karena permukaaan
pisah yang terIalu banyak akan menghabiskan terlalu banyak waktu dalam
proses .
2.6.1 Macam-Macam Pola
Pola memiliki berbagai macam bentuk dan dalam pemilihan pola harus
diperhatikan produktifitas, kualitas coran, dan harga pola.
2.6.1.1 Pola Pejal
Pola pejal adalah pola yang biasa dipakai yang bentuknya hampir serupa
dengan bentuk coran dan dibagi menjadi dua macam yaitu pola tunggal dan pola
belahan.
a. Pola tunggal. Pola ini dibuat serupa dengan corannya, disamping itu
kecuali tambahan penyusutan, tambahan penyelesaian mesin dan
kemiringan pola, kadang-kadang dibuat juga menjadi satu dengan telapak
inti.
untuk
memudahkan
penarikan
dari
cetakan
dan
untuk
Macam Coran
Paduan ringan
650750
Brons
11001250
Kuningan
9501100
Besi Cor
12501450
Baja Cor
15001550
bulat, karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit. Bentuk butir
pasir kristal adalah yang terburuk.
2. Tanah lempung adalah terdiri dari kaolinit, ilit dan mon morilonit, juga
kwarsa jika ditambah air akan menjadi lengket, dan jika diberikan lebih
banyak air akan menjadi seperti pasta. Ukuran butir dari tanah lempung
0,0050,02
mm.
kadang-kadang
dibutuhkan
bentonit
juga
yaitu
merupakan sejenis dari tanah lempung dengan besar butiran yang sangat
halus 0,01 10 m dan fasa penyusunnya adalah monmorilonit (Al2O3,
4SiO2, H2O)
3. Pengikat lain
Inti sering dibuat dari pasir yang dibubuhi minyak nabati pengering 1,5 3
% dan dipanggang pada temperatur 200 250 0C, sehingga disebut inti
pasir minyak. Inti ini tidak menyerap air dan mudah dibongkar. Sebagai
tambahan pada tanah lempung kadangkadang dibubuhkan dekstrin yang
dibuat dari kanji sebagai bahan pembantu. Dekstrin bersifat lekat
meskipun kadar airnya rendah. Selain dari itu, resin, air kaca, atau semen
digunakan sebagai pengikat khusus.
2.8.4 SifatSifat Pasir Cetak
2.8.4.1 Sifatsifat Pasir Cetak Basah
Pasir catak yang diikat dengan tanah lempung atau bentonit menunjukkan
berbagai sifat sesuai dengan kadar air, oleh karena itu kadar air adalah faktor yang
sangat penting untuk pasir cetak, sehingga pengaturan kadar air adalah faktor
yang sangat penting untuk pasir cetak, sehingga pengaturan kadar air adalah hal
yang sangat penting dalam pengaturan pasir cetak. Hubungan antara kadar air
dengan berbagai sifat yang terjadi dengan pengikat tanah lempung ditunjukkan
pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.17 Pengaruh kadar air dan kadar lempung terhadap pasir cetak
yang diikat dengan lempung
Titik maksimum dari kekuatan dan permeabilitas adalah keadaan dimana
butirbutir pasir dikelilingi oleh campuran tanah lempung dan air dengan
ketebalan tertentu. Dengan kelebihan kadar air kekuatan dan permeabilitas akan
menurun karena ruangan antara butirbutir ditempati oleh lempung yang
berlebihan air. Air yang tidak cukup akan menurunkan kekuatan karena kurang
lekatnya lempung.
Gambar 2.18 Pengaruh kadar air dan bentonit pada pasir diikat bentonit
Hubungan antara kadar air, kekuatan dan permeabilitas dari pasir cetak
yang diikat dengan bentonit dapat dilihat pada gambar berikut 2.18.
Kalau kadar air bertambah kekuatan dan permeabilitas naik sampai titik
maksimum dan akan menurun kalau kadar air bertambah terus. Untuk pasir
dengan pengikat bentonit, kadar air yang menyebabkan kekuatan basah
maksimum dan yang menyebabkan permeabilitas maksimum sangat berdekatan.
Pasir pantai dan pasir gunung mempunyai pemuaian panas yang lebih
kecil dibanding dengan pasir silica, sedangkan pasir olivin dan pasir sirkon yang
mempunyai pemuaian pemanas sangat kecil. Pemuaian panas bertambah
sebanding dengan kadar air dari pasir dan menurun kalau kadar yang dapat
terbakar bertambah.
b. Kekuatan panas
Kekuatan panas berubahubah sesuai dengan pasir cetak yang dipengaruhi
oleh adanya kadar tanah lempung, distribusi besar butir dan berat jenis. Berikut
grafik dari kekuatan tekan panas dari pasir cetak.
mempunyai berat jenis yang tinggi, mempunyai permukaan sentuh yang luas
dengan butirbutir tetangganya dan mempunyai kekuatan panas yang tinggi.
c. Perubahan bentuk panas
Perubahan bentuk dapat disebut kemampuan absorpsi pemuaian panas
pada penuangan logam cair kedalam cetakan. Perubahan bentuk akan bertambah
apabila besar butir mengecil serta kadar tanah lempung, tambahan khusus dan
kadar airnya bertambah.