Anda di halaman 1dari 13

SETTLING TEST

1.1.

Latar Belakang

Pengolahan bahan galian/unit operasi adalah suatu proses pengolahan bijih (ore)
secara mekanik sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral
pengotornyaa dengan didasarkan pada sifat fisika maupun kimia fisika permukaan
mineral.
Pengolahan bahan galian pada umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan,
yaitu:
1. Preparasi merupakan tahap persiapan sebelum dilakukan konsentrasi, yaitu
usaha untuk meliberasi/membebaskan bijih antara mineral berharga
dengan mineral pengotornya dengan jalan mereduksi/memperkecil ukuran
butir.
2. Konsentrasi merupakan suatu operasi untuk memisahkan antara mineral
berharga dengan mineral pengotor dengan memanfaatkan sifat fisika atau
kimia fisika permukaan mineral.
3. Dewatering merupakan pemisahan cairan dengan padatan.
Pada praktikum ini, praktikan melakukan settling test yang merupakan bagian dari
tahapan dewatering dalam pengolahan bahan galian.
1.2.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:


1. Menghitung kecepatan pengendapan natural dalam air
2. Megetahui luas thickener
3. Mengetahui perbedaan kecepatan pengendapan mineral dari mineral
dengan perbedaan % solid dan yang menggunakan reagen
2.1. Konsep Dasar

Dewatering merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses


pemisahan ini tidak dapat dilakukan sekaligus tetapi harus secara bertahap, yaitu
dengan cara thickening, filtrasi, dan drying.
1. Thickening merupakan tahapan pertama dari dewatering dengan
mendasarkan atas kecepatan jatuh material pada media sehingga solid
factor mencapai 1 (%solid = 50%).
2. Filtrasi merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan
menggunakan saringan (filter) dari kain, solid factor 4 (%solid = 80%).
3. Drying merupakan operasi pemanasan material sampai 110c, sehingga
didapat %solid = 100%.
Dalam praktikum ini, yang akan dibahas adalah thickening yang terjadi dalam
empat tahap:
a. Flocculating
Dalam pengendapan partikel-partikel yang halus seringkali mengalami
kesukaran karena partikel sangat kecil, sehingga tidak cepat mengendap.
Untuk itu dilakukan penggumpalan terlebih dahulu, dengan demikian
partikel akan membentuk flocs (gumpalan) yang akan relatif lebih cepat
mengendap bila dibandingkan dengan sebelum terjadi penggumapalan.
Untuk menggumpalkan perlu ditambahkan reagent, yaitu flocculation
agent.
Ada beberapa flocculating agent, yaitu :
- Magnesium sulfida
- Lime
- Potasium alumunium
- Forrous sulfide
b. Sedimentasi
Merupakan tahap pengendapan dari gumpalan-gumpalan yang terbentuk.
Kecepatan pengendapan akan berbeda jika memakai reagent yang berbeda
pula.
c. Compaction
Merupakan tahap pemadatan dari gumpalan-gumpalan yang telah
mengendap pada dasar thickener. Endapan yang terbentuk secara perlahan
didorong oleh rake dan kemudian dikeluarkan.
d. Elemination
2

Merupakan tahap pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah jernih


karena telah bebas dari solid dan dikeluarkan sebagai overflow melalui
bagian atas, sedangkan underflow dikeluarkan lewat bawah.
Pada terjadi beberapa proses, yaitu :
1. Free settling, yaitu proses pengendapan yang terjadi karena tidak ada
media yang menghalangi.
2. Hindered settling, yaitu proses pengendapan yang mengalami hambatan
dari pertikel-partikel yang telah ada dalam cairan.
Kecepatan mengendap dari partikel dibagi atas:
1. Rapid settling, yakni partikel yang cepat pengendapannya.
2. Intermediete settling, yakni kecepatan pengendapan yang relatif lambat.
3. Slow settling, yakni partikel yang kecepatannya lambat.

2.2. Faktor yang mempengaruhi


Adapun faktor yang mempengaruhi praktikum ini adalah :
1. Bentuk partikel
Bentuk partikel yang bualat akan lebih cepat mengendap sesuai dengan
hokum stokes
2. Specific gravity partikel
Partikel yang mempunyai spesifik grapiti besar( mineral berat) akan
mengedap lebih cepat dibandingkan dengan yang mempunyai spesifik
graffiti ringan hal ini akibat adanya gaya grafitasi terhadap suatu benda.
3. Ukuran butir partikel
Partikel yang berat akan lebih cepat mengendap daripada partikel yang
kecil.
4. % solid
Semakin besar padatan pada suatu pulp maka semakin sukar suatu larutan
mengendap
5. Reagen
Penambahan reagen akan mempercepat proses pengendapan
6. Luas penampang kolam pengendapan atau thickener
Semakin luas kolam pengendapan maka pengendapan yang terjadi akan
3.1.

semakin lama.
Peralatan dan perlengakapan
3

Peralatan yang digunakan adalah :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tabung ukur
Neraca ohaus
Batang pengaduk
Penggaris
Cawan
Stopwatch
Mistar

Perlengakapan yang digunakan adalah :


1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gamping
4. Reagent flocullating agent
3.2. Prosedur paraktikum
Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan,
2. Bersihkan 3 buah tabung ukur untuk sampel A, B dan C yang kemudian di
isi air,
3. Tambahkan bubuk batugamping kedalam masing-masing tabung ukur
dengan % solid tabung A=10%, tabung B=10%, dan tabung C=20%,
4. Pada tabung B berikan 2 tetes flocullating reagent untuk perbedaan
perlakuan,
5. Aduk ketiga tabung secara bersamaan sampai semua bubuk batugamping
tercampur merata dengan air, hentikan pengadukan sambil memulai
waktu hitungan dengan stopwatch,
6. Ukur dan amati tinggi pengendapan tiap menit ke 5, 10, 15, 20, 25, 30, 45
3.3.

kemudian catat hasilnya.


Gambar peralatan

4.1.

Tabulasi data

4.2.

Perhitungan

Perhitungan dilusi : dilusi awal dan dilusi akhir


F

100 solid
Solid

Perhitungan kecepatan pengendapan

R=

S
t

Dimana :
S = tinggi pengendapan (ft)
t = Waktu (jam)
Perhitungan Luas Thickener (Ft2)
A=

4 FD
3
R

Dimana :
F = Dilusi awal
D = Dilusi akhir
R = kec. Rata-rata
6.1.

Analsis data

Pada pengujian setting tost, diuji 3 pengendapan dengan ketentuan % solid tabung
A = 10%, tabung B = 10% dan tabung C = 20%. Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan di laboratorium tabung B memiliki kecepatan pengendapan paling
tinggi. Hal ini karena adanya penambahan flocculating reagent dimana reagent ini
berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan. Untuk tabung A dan C yang
mempengaruhi proses pengendapannya adalah gaya gravitasi dan banyaknya %
solid. Semakin banyak % solid maka semakin cepat proses pengendapannya,
karena adanya proses penggumpalan yang lebih cepat dibandingkan dengan %
solid yang sedikit.
Jika diamati dari hasil percobaan perhitungan luas thickenernya, pada tabung B
memiliki luas thickener yang lebih kecil daripada luas thickener tabung A yang
memiliki perbandingan % solid dan air yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
walaupun pada tabung B yang memiliki kecepatan pengendapan tinggi tetapi
mudah tersuspensi kembali atau partikelnya mudah terpencar kembali. Sedangkan
pada tabung A yang memiliki luas thickener besar, hal ini menunjukkan bahwa

pada tabung A partikel- partikel yang mengendap sudah tersusun secara berurutan
sesuai dengan ukuran butir partikelnya. Jadi dari pengujian ini tabung A memiliki
luas thickener yang paling besar karena % solidnya sedikit dan pengendapannya
lambat.
6.2.

Aplikasi

Hasil pengujian settling test ini dapat digunakan untuk menentukan luas thickener
yang berfungsi sebagai analisa pembentukan kolam pengendapan dalam
pertambangan dan juga dapat digunakan sebagai penentu proses pengolahan
limbah hasil pertambangan.
6.1.

Kesimpulan
Dewatering merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan.
Proses pemisahan dilakukan secara bertahap, yaitu tahap thickening,
filtrasi dan drying
Thickening merupakan tahap pertama dalam dewatering dengan
mendasarkan atas kecepatan jatuh material pada media, sehingga solid
factor mencapai 1 (%solid = 50%)
Setting test adalah pengujian pada suatu larutan yang berisi
material bahan galian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar

kecepatan

pengendapan

material

tersebut

dan

membandingkannya dengan pemberian reagent dan tanpa reagent

pada percobaan.
Setting test merupakan salah satu cara pemisahan partikel atau

padatan dari air.


Faktor yang mempengaruhi kecepatan jatuh (pengendapan) yaitu :
1. Bentuk partikel
2. Spesific gravity partikel (berat jenis)
3. Ukuran butir partikel
4. % solid
5. Reagent
Dari perhitungan hasil pengujian didapatkan nilai luas thickener tabung A
lebih besar, kemudian tabung B dan yang paling kecil tabung C

Pemberian flocculating agent dapat mempercepat pengendapan karena


partikel akan membentuk floc (gumpalan) yang mempercepat proses
pengendapan
6.2.

Saran

Tugas :
1. Pengertian dari thickening dalam proses pengendapan dan alat yang
digunakan dalam pengujian
Jawab
a. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat.
Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan
bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut
overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus
(continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
a.Rake thickener.

b.Deep cone thickener.

c.Free flow thickener.

2. Macam reagen dan mineral yang diindapkan


Di dalam pengendapan partikel-partikel yang halus seringkali mengalami
kesukaran karena partikelnya sangat kecil sehingga tidak cepat
mengendap. Untuk itu dilakukan penggumpalan terlebih dahulu. Dengan
demikian partikel akan membentuk flocs (gumpalan) yang akan relative
lebih cepat mengendap bila dibandingkan dengan sebelum terjadi
penggumpalan. Untuk melakukan penggumpalan ini ditambahkan reagen
8

yaitu flocculation agent seperti magnesium sulfida, potassium alluminium,


ferrous sulfide dan lime.
3. Contoh dan macam penerapan settling test.
Jawab..
a. Digunakan Dalam penentuan kolam pengendapan.

b. Digunakan dalam menentukan thickener

4. Diagram alir PBG dan sebutkan bagian dari dewatring


Jawab
Diagram alir PBG

DEWATERING
Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini
dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
1.

THICKENING

Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan atas


kecepatan mengendap partikel atu mineral dalam suatu pulp. Alat yang
biasanya digunakan adalah thickener.
Tahapan yang dilakukan dalam thickening adalah:
a.

Flocculating

Didalam pengendap partikel-partikel yang halus seringkali mengalami


kesukaran karena partikel sangat kecil. Untuk itu dilakukan penggumpalan
terlebih dahulu, dengan demikian partikel akan membentuk gumpalan yang
relative akan lebih cepat mengendap. Untuk menggumpalkan perlu
ditambahkan reagent yaitu flocculation agent.
b.

Sedimentasi

Merupakan tahap pengendapan dari gumpalan-gumpalan yang terbentuk.


Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk, densitas dan jenis
partikel. Padatan yang mempunyai densitas yang lebih tinggi akan lebih cepat
mengendap karena gaya berat (gravitasi) lebih besar. Untuk yang memiliki
ukuran bahan yang kecil dan memiliki densitas yang rendah, cara

10

pengendapannya dilakukan dengan mengelompokan partikel-partikel yang


terlarut menjadi satu kesatuan (flokulasi) sehingga mempunyai densitas yang
lebih besar baru kemudian diendapkan. Flokulasi dapat dilakukan dengan
menambahkan bahan-bahan kimia seperti tawas atau dengan cara melakukan
pengadukan secara perlahan-lahan.
c.

Compaction

Merupakan tahap pemadatan dari gumpalan-gumpalan yang telah mengendap


pada dasar thickener.

d.

Elemination

Merupakan tahap pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah jernih karena
telah bebas dari solid dan dikeluarkan sebagaioverflow melalui bagian atas
dan underflow dikeluarkan melalui bagian bawah
2.

FILTARSI
Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair.

Pada filtrasi secara garis besar pemisahannya adalah material ditampung dalam
suatu filter maka material tersebut akan tetap berada di atas filter sedangkan air
akan lolos meninggalkan filter. Lolosnya air ini disebabkan adanya gaya
dorong. Gaya dorong ini dapat berupa gaya gravitasi, gaya tekan dan gaya
sentrifugal. Proses filtrasi akan memerlukan perlakukan khusus bila padatan
yang akan dipisahkan mulai terdeformasi dan akan sukar tertahan pada medium
penyaringnya.
Dalam setiap filtrasi, filter medium selalu menahan partikel solid yang
dihasilkan sebagai porous cake dan ini dapat dipisahkan secara kontinyu
maupun diskontinyu.
Jadi bila tekanan diberikan pada pulp yang akan melalui porous media maka air
pulp akan mengalir melalui pori media dengan kecepatan yang tergantung pada
perbedaan tekanan dari kedua bagian yang tergantung pada gesekan selama
mengalir. Pori-pori dari filter lebih besar daripada butir partikel dan akan
membentuk jembatan sehingga akan membentuk pori-pori baru yang

11

merupakan cake. Akibatnya semakin lama jalannya filtrasi akan semakin


lambat.
Kapasitas filter tergantung pada:
-

Area filter

Perbedaan tekanan antara kedua bagian filter

Penampang rata-rata dari pori

Jumlah pori tiap unit area filter

Tebal filter cake area

Bedasarkan gaya dorongnya, filter terbagi menjadi:


-

Gravity filter

Suction Filter

Batch Vacum filter

Centrifugal filter

Pressure filter

Campuran-campuran tertentu seperti suspensi, padatan lumpur atau larutanlarutan tertentu (produk bioproses) sulit difiltrasi secara langsung. Hal ini
disebabkan

campuran

tersebut

merupakan

fluida

yang

sangat non-

newtonian dimana cake yang terbentuj sangat compressible, sehingga cake


dapat dengan mudah terdeformasi menjadi lapisan yang tidak permiabel. Oleh
sebab itu umpan yang akan dimasukkan dalam proses filtrasi perlu mendapat
perlakuan awal seperti dipanaskan, koagulasi dan flokulasi ataupun diadsorpsi
terlebih dahulu
3.

DRYING
Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan

sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying pemisahannya


dilakukan dengan cara penguapan (evaporasi. Dalam hal ini jumlah energi yang
digunakan per unit massa dari liquid besar karena specific heat dan laten
heatpenguapan air besar sehingga sering membuat kesulitan dalam
pengolahan bahan galian dan memperbesar biaya operasi.
Metode drying terbagia atas tiga hal,yaitu:

12

a.

Flash Drying

b.

Rotary drying

c.

Rubble-hearth drying
Materi untuk dibaca( sekedar tambahan) terlampir

13

Anda mungkin juga menyukai