Oleh :
Fadhilah Ulfa
1211122005
C/Tekn. Hasil Pertanian
Dosen Pembimbing:
Firdaus, S.Sos, M.Si
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya
1. Pengertian
Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia
merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar
perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan
keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi
kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu
1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama
dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di
tempat kebudayaan itu hidup;
2. aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitasaktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain
setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini
bersifat nyata atau konkret;
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya
manusia dalam masyarakat.
2.Hubungan manusia dan kebudayaan
Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi. Yaitu :
Manusia sebagai makhluk biologis
Manusia sebagai makhluk sosio-budaya
Sebagai mahluk biologi, manusia di pelajari dalam ilmu biologi atau anatomi; dan sebagai
mahluk sosio-budaya manusia dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi budaya
menyelidiki seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia dan akal budinya dan struktur
fisiknya dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya juga memahami dan
melukiskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.
Akhirnya terdapat konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisa masalahmasalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberi gambaran
kepada kita bahwasanya hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedang pada hewan
tidak memiliki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia saja yang memiliki kebudayaan?
Hal ini dikarenakan manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa, yang semuanya itu
bersumber pada akal manusia.
3. Budaya sebagai sistem gagasan
Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena
berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan
dalam karangan buku.
Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan
berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa Budaya berupa rancangan
hidup maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses
belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Jadi, nilai budaya adalah gagasan yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia
dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem
kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini
akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun
dengan kelompok dan lingkungannya.
1. Perwujudan Kebudayaan
kebudayaan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga da;lam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang di ciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.
J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menmjadi tiga yaitu :
a. Gagasan (wujud ideal)
wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat di raba atau di sentuh.
b. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.
c.
Afertak (karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, di lihat dan di
dokumentasikan.
Sifatnya konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu :
1.
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
peraturan lain.Wujud tersebut menunjukan ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak tak dapat di
raba, di pegang, ataupun di foto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga masyarakat di mana
kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.Wujud tersebut di namakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan
kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa di observasi, di foto dan di
dokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini di sebut pula
kebudayaan fisik. Di mana wujud ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas
perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat.
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya
menjadi dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya
terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi
budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang
menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi
kesepakatan.
Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas
manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto.
Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:
perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku
manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting
dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah
pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa
kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c. Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya
pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat
transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang
besar adalah sebagai berikut:
1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.
2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh
(culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan
atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
2. Substansi Utama Budaya
Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,
dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan
pandangan hidup.
a. Sistem Pengetahuan
Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem pengetahuan
tentang: Alam sekitar, Alam flora dan fauna, Zat-zat manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama
manusia, Ruang dan waktu.
Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia
pendidikan di seluruh dunia.
b. Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai
dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius
atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah
(nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi
nilai menjadi tiga bagian yaitu:
- Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.
- Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan
aktivitas
- Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.
c. Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara
selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah
kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila
dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola
bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah, sebagaimana dijelaskan pada surat AlBaqarah: 30
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya
Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan,
tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu
kesinambungan yang saling bersinergi.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk dapat
memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini. Sehingga
dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan
bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala
manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata
aturan agama.
Perkembangan sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan pada jaman modern
inilah yang sekarang melanda budaya bangsa indonesia.Hal-hal apapun yang berkaitan dengan
keindahan atau estetika selalu dikaitkan dengan kebebasan berekspresi dan hak setiap
individu.Dari kasus rok mini sebagai indikasi bahwa reformasi sekalipun tidak mampu menahan
perubahan sosial ,padahal anggota DPR seharusnya menjadi garda terdepan dalam menanamkan
nilai-nilai luhur bangsa yang tertuang dalam nilai-nilai pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan diwujudkan sebagai aturan tuntutan
sikap dan dan tingkah laku bangsa dan akan memberikan landasan,semangat,jiwa secara khas
yang merupakan ciri pada elemen-elemen sosial budaya bangsa
indonesia.(Sunarso,dkk.Pendidikan Kewarganegaraan hal.202).
Fase- fase tumbuh kembang manusia sejak janin hingga lahir hingga proyeksi
perkembangan setelah kelahiran. Fase- fase tersebut mencakup pembuahan, zygot, dan janin.
Pada saat janin terbentuk, maka pada saat yang sama Allah memberikan Ruh ke dalam jasad
biologis tersebut yang ketika telah bersatu timbulah potensi fsikologis manusia (nafs/insan) serta
proyeksi kehidupan pascanatalis .
2.
3.
4.
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat
menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.Terdapat perbedaan
antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang
dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
Setiap manusia pasti memiliki rasa cinta, karena manusia diciptakan sempurna bisa berfikir,
memiliki akal budi, dan saling membutuhkan. Manusia yang lahir dilengkapi dengan rasa cinta.
Entah itu cinta pada diri sendiri, benda atau pun orang lain.
Cinta yang terbesar didunia ini adalah cinta Tuhan pada kita dan semua mahluk didunia.
Tuhan memberi kita hidup untuk mati. Tuhan memberi kita kesengsaraan untuk kebahagiaan.
Tuhan memberi kita tugas yang harus kita pelajari. Sangat Sayang Tuhan pada kita.
Cinta Manusia hanya sebatas rasa kagum,rasa suka,rasa hormat,rasa cinta pada orang
lain(teman ataupun pasangan). Cinta manusia tidak dapat mengalahkan cinta Tuhan.
Tuhan menunjukan cintaNya pada kita dengan bayak cara, termasuk bencana-bencana. Bukan
Tuhan kejam, bukan Tuhan tega, tapi Tuhan ingin kita belajar dan mengerti. Bencana memang
sangat merugikan tapi Tuhan mau kita bisa tabah dan belajar menerima dan bersyukur. Belajar
menolong orang lain, mengasah kepekaan hati kita, menguji kita dengan cobaan orang lain.
Bukan hanya menguji mereka yang terken bencana tetapi juga menguji kita sebagai manusia
yang diberi cinta. Apakah cinta kita terpakai dengan baik untuk sesama?Cinta manusia yang
membuat kita mau menolong orang lain.
Cinta bukan hanya membicarakan dua insan yanng saling terikat perasaan sayang yang
mendalam.Tapi Cinta juga bersifat universal. Kita harus mengasah rasa cinta kita pada sesama
agar cinta kita menjadi cinta yang besar.
Manusia dan keadilan
Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Pengakuan atas hak
hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa merugikan pihak lain, karena orang
lain punya hak hidup seperti kita. Jadi kita harus memberi kesempatan pada orang lain untuk
mempertahankan hidupnya. Prinsipnya keadilan terletak pada keseimbangan atau keharmonisan
antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut hak dan
lupa pada kewajiban merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan yang hanya menjalankan
kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak atau dipengaruhi orang lain.\
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan
menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila
seseorang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagisn yang
sama dari kekayaan bersama.
Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan
kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita
hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau
diperas oarng lain.
5.
Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula
yang memperlakukan ebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan
hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan
pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Oleh sebab itu untuk
mewujudkan tujuan dan cita-cita kita perlulah terlebih dahulu kita mengenal apa itu pandangan
hidup bdan bagaimana memperlakukan pandangan hidup dengan baik.
6.
E. Problematika Kebudayaan
Beberapa problematika kebudayaan, antara lain:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka temapti secara turun temurun diyakini
sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamanya atau
beralih ola hidup sebagai petani. Padahal hidup ereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang
hambatan budaya yang berkaitan dengan persepsi atau sudut pandang ini daat terjadi antara
masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya, program Keluarga Berencana atau KB
semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa anak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat
yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang
lama.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar,
karena pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutp untuk menerima program-program
pembangunan.
kajian etika yang awalnya sesuai dengan norma-norma maka sudut pandang dalam
mengekspresikannya harus dimunculkan kembali paham estetika yang beretika pada era
modernisasi ini.Kemudian hal lainnya pemahaman estetika yang sesuai dengan paham ideologi
pancasila hanyalah estetika yang mengakui peran manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan keagamaan.Selanjutnya
pemikiran yang mengatakan bahwa estetika terletak pada objek ,itu tidak berlaku pada manusia
dikarenakan manusia adalah makhluk yang memiliki keunggulan tertinggi dibandingkan dengan
makhluk lainnya didunia .Meskipun manusia memiliki keindahan dalam hal proporsi
penciptaannya ,manusia tidak pantas di sejajarkan dengan barang-barang seni seperti yang terjadi
pada masa Renaisance .Manusia memiliki tanggungjawab melestarikan kehidupan sesamanya
dengan menempatkan etika sebagai kesadaran sosial agar tercapai kehidupan manusia yang
bahagia jasmani dan rohaninya.Pancasila juga menolak menjadikan manusia sebagai objek
korban perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akibat perubahan sosial budaya sehingga
pemahaman suatu ilmu keluar dari nilai-nilai pancasila,salah satu contohnya akibat pemahaman
estetika budaya yang keliru.
Penyelesaian atas fenomena yang terjadi pada kasus-kasus yang terjadi selama ini berkaitan
dengan estetika budaya bisa diselesaikan dengan pemahaman dari seluruh lapisan yang terlibat
tersebut. Pada saat ada seseorang yang mempengaruhi temannya untuk tidak melihat sebuah
penampilan karena memang agamanya memerintahkan penganutnya menghindari hal
demikian,siapapun tidak berhak memaksakan kehendaknya.Terlepas dari subjektivitas,justru
seharusnya hal tersebut dikaitkan dengan kepribadian yang mempertahankan nilai-nilai
keagamaan masing-masing yang sesuai dengan pancasila dan kepribadian yang menghargai
kesempatan orang lain dengan tidak melarangnya samasekali.Kemudian pada kasus rok mini
,orang yang mempunyai pandangan bahwa memakai rok mini tidak bermasalah di instansi
pemerintahan merupakan contoh nyata dari perubahan sosial yang terjadi pada bangsa
indonesia.Dari pengalaman historis keberadaan perempuan sudah lama di instansi
kepemerintahan negeri ini,namun jika diperhatikan pejabat-pejabat perempuan setingkat DPR
sebelumnya ,mereka bersedia memakai seragam kerja yang dikeluarkan oleh aturan instansi
tersebut karena memang mendukung terwujudnya ketahanan budaya nasional serta mereka
menyadari bahwa selain dia memiliki kebebasan berbusana ,ada hak sosial bagi orang lain pada
waktu dan tempat tertentu.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://tgsisbd.blogspot.com/2011/06/konsep-dasar-manusia-2.html
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/hakekat-manusia-sebagai-mahluk-budaya
http://ardymadrid.blogspot.com/2012/03/hakekat-manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
http://maysjida-noerdin.blogspot.com/2012/06/makalah-isbd-apresiasi-kemanusiaan-dan.html
http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
http://dewimega21.blogspot.com/2012/04/tugas-isbd-mega.html
http://kukuh30.blogspot.com/2012/06/ilmu-budaya-dasar-hakekatmanusia.html
http://nadeujusume.blogspot.com/2012/05/urgensi-pemahaman-etika-dan-estetika.html
http://lontarmadura.com/afirmasi-nilai-etika-dan-estetika-kebudayaan-madura/
Arsip Blog
Mengenai Saya
Fadhilah Ulfa
agak lebay lumayan alim rada aneh gak norak paling kepo sedikit strees tapi tetap woow
Lihat profil lengkapku
Template Travel. Gambar template oleh selensergen. Diberdayakan oleh Blogger.
http://zilfazil.blogspot.com/2012/09/memahami-manusia-sebagai-makhluk.html
Problema kebudayaan
http://tedikustandi.wordpress.com/perkuliahan/ilmu-sosial-budaya-dasar/materi/
twin's blog
Menu
Langsung ke isi
Beranda
About me
Makalah-Makalah
Matakuliah Umum
Musik
Science
Laporan Kuliah
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (sansekerta) atau mens (latin) yang
berarti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dari dua
definisi manusia tersebut dapat diketahui bahwa manusia adalah suatu kelompok (tidak dapat
hidup sendiri) atau individu yang berpikir, berakal budi. Pada dasarnya manusia merupakan
makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibanding dengan makhluk-makhluk
ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya derajat manusia dibandingkan dengan makhluk lain ini
ditunjukkan dengan adanya akal dan pikiran pada manusia. Sebagaimana makhluk hidup,
tumbuhan juga tumbuh dan berkembang, namun ia tidak dapat berpindah, mempunyai emosi,
atau berinteraksi langsung dengan pihak lain yang memberikan suatu aksi atau tindakan pada diri
sendiri. Misalnya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berjalan atau berlari, marah ketika ditebang,
tertawa ketika disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak berinteraksi dan
berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat berpindah-pindah tempat,
mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun berkomunikasi, namun apa yang dilakukannya
hanya dalam lingkup dan proses belajar yang terbatas, serta lebih karena adanya dorongan naluri
saja. Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi karena selain mempunyai ciriciri sebagai makhluk hidup seperti di atas, manusia juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat
memperhitungkan tindakan-tindakannya melalui proses belajar yang terus menerus.
Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan akal dan
pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan menciptakan
realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari sistem perlambangan
adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan sistem pola hubungan antara benda,
tindakan, dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan. Bahasa tidak hanya yang verbal tapi
juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat. Karena kegiatan berpikir manusia ini budaya
tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto,
karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu
dituliskan dalam karangan buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia
dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa
Budaya berupa rancangan hidup maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang
kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut
sebagai nilai budaya.Jadi, nilai budaya adalah gagasan yang menjadi sumber sikap dan tingkah
laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam
sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal
ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun
dengan kelompok dan lingkungannya.
Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya paling atas
bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal dan pikiran. Perilaku
manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/ raga, mental/
kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam diri manusia tidak hanya raganya namun juga
emosional dan intelektualnya. Dengan demikian manusia sebagai makhluk budaya hendaknya
dapat memanfaatkan/ mendayagunakan sumber daya alam dengan sebaik mungkin, dengan
sebijaksana mungkin sehingga tercipta masyarakat atau peradaban yang damai dan ideal.
B.
1.
Perwujudan Kebudayaan
Kebudayaan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang di ciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.
J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menmjadi tiga yaitu :
1. Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat di raba atau di sentuh.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.
3. Afertak (karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, di lihat dan di
dokumentasikan. Sifatnya konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
peraturan lain.Wujud tersebut menunjukan ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak tak
dapat di raba, di pegang, ataupun di foto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga
masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.Wujud tersebut di namakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan
dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa di observasi, di foto dan di
dokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini di sebut pula
kebudayaan fisik. Di mana wujud ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas
perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat).
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi
dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud
dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya
yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi
cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia
di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto.
Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:
perilaku, bahasa dan materi.
a.
Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku
manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.
b.
Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting
dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah
pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa
kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c.
Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya
pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat
transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar
adalah sebagai berikut:
1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.
2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture
universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan atau
usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
2.
Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,
dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan
pandangan hidup.
a. Sistem Pengetahuan
Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem pengetahuan
tentang: Alam sekitar, Alam flora dan fauna, Zat-zat manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama
manusia, Ruang dan waktu.Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi
materi pokok dalam dunia pendidikan di seluruh dunia.
b. Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai
dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius
atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai
estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
dan aktivitas
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.
c.
Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara
selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah
kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila
dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola
bumi. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu
pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya)
sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk dapat
memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini. Sehingga
dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan
bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala
manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata
aturan agama.
C. ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA
Sejarah perkembangan zaman telah mengalami perubahan yang drastis, peran kesenian
tidak akan pernah berubah dalam tatanan kehidupan manusia. Sebab, melalui media kesenian,
makna harkat menjadi citra manusia berbudaya semakin jelas dan nyata.
Bagi bangsa Indonesia yang merupakan Negara kesatuan yang tidak memiliki sedikit
budaya, melainkan teramat banyak bangsa yang berbudaya. Semua itu dikarenakan kekayaan
dari keragaman kesenian daerah dari Sabang sampai Merauke yang tidak dimiliki bangsa lain.
Namun, dalam sekejap, pandangan terhadap bangsa kita menjadi aneh di mata dunia. Apalagi
dengan mencuatnya berbagai peristiwa kerusuhan, dan terjadinya pelanggaran HAM yang
menonjol makin memojokkan nilai-nilai kemanusiaan dalam potret kepribadian bangsa.Padahal,
secara substansial bangsa kita dikenal sangat ramah, sopan, santun dan sangat menghargai
perbedaan sebagai aset kekayaan dalam dinamika hidup keseharian.
Tak dapat disangkal, jika kesenian merupakan kebutuhan dasar manusia secara kodrati dan unsur
pokok dalam pembangunan manusia Indonesia. Tanpa kesenian, manusia akan menjadi
kehilangan jati diri dan akal sehat. Sebab, kebutuhan manusia itu bukan hanya melangsungkan
hajat hidup semata, tetapi juga harus mengedepankan nilai-nilai etika dan estetika. Untuk
wujudkan manusia dewasa yang sadar akan arti pentingnya manusia berbudaya, obat penawar itu
barangkali adalah kesenian.
Unsur penciptaan manusia sebagai proses adalah konteks budaya. Dalam hal ini, apa
yang diimpikan Konosuke Matsushita dalam bukunya Pikiran Tentang Manusia menjadi dasar
pijakan kita, jika ingin menjadi manusia seutuhnya. Sebab, pada dasarnya manusia membawa
kebahagiaan dan mengajarkan pergaulan yang baik dan jika perlu memaafkan sesamanya.
Karena, dari sinilah dapat berkembang kesenian, kesusastraan, musik dan nilai-nilai moral.
Dalam pendekatan kesenian, estika, etika, dan hukum moral merupakan ekspresi yang
tidak pernah bicara soal kalah menang. Melainkan, dalam korelasi budaya pintu melalui kesenian
masih bisa dijadikan komoditi yang bisa dijadikan akses kepercayaan. Apalagi dengan
diberikannya kebebasan terhadap otonomi daerah, melalui undang-undang No.22/1999 harus
dipandang sebagai suatu masa pencerahan dalam pembangunan manusia seutuhnya.
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos.
Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung
niali-nilai etik yang bersifat universal.
Meskipun demikian suatu budaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai etik atau tidak
bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat.
Makna keindahan :
Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah
menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.
Memanusiakan manusia
Manusia tidak hanya sekedar homo, tetapi harus ditingkatkan menjadi Human dengan
cara memiliki prinsip, nilai dan rasa kemanusiaan yang melekat pada dirinya.
a. Abraham Maslow
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni
sebagai berikut :
- Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang beberapa
kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu.
Misalnya, seorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari
makanan terlebih dahulu daripada mencari cinta.
Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan tidur,
kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting untuk
mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
- Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman dari
berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis.Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan
cemas, serta bebas dari ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang baru atau
tidak dikenal.
- Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan
yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui
dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
- Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta penghargaan
terhadap diri sendiri dan orang lain.
- Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri sendiri, tidak emosional,
mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya.
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa:
Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.
Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai
kebutuhan di bawahnya penuhi.
Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya akan muncul
sesuatu kondisi patologis.
Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan tersebut
dimodifikasi sesuai dengan budaya masing.
Walaupu kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa kebutuhan sifatnya
dapat ditunda
Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui berbagai
cara.
Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan
mempengaruhi kebutuhan lainnya.
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahny harus
terpenuhi dulu.Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang lebih penting yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin
baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan
kebutuhan yang pertama.
1. 1.
Virginia Henderson
Teori keperawatan Virginia Handerson (Hammer dan Henderson, 1955) mengcangkup seluruh
kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson (1964) mendefinisikan keperawatan sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki konstribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya.dimana individu tersebut akan mampu
mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang di
butuhkan dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemadiriannya
secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar henderson, memberikan kerangka
kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakian; berpakian dan melepas pakian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomukasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjajikan prestasi
13. Bermain dan berpatisipasi dalam bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembangan
dan kesehatan normal.
b. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendifinisikan
hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan
(Watson 1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung pada
pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.Keperawatan memperhatikan
peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam
mencapai atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian yang damai. Intervensi
keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan
perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual
ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana merespon terhadap orang lain dan
memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keuarganya , sekaligus pemahaman pada dirinya
sendiri. Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada klien dan
keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh
perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien ( Watson, 1987).
c. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang dan objek
tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian
masa lalu dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai makhluk
sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal
tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tigayaitu,
1. Kebutuhan akan informasi kesehatan
2. Kebutuhan akan pencegahan penyakit
3. Kebutuhan akan perawat ketika sakit.
d. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
Manusia selalu berinteraksi dengan limgkungan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam proses
kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing- masing.
Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep Martha E. Rogers ini di
kenal dengan konsep manusia manusia sebagai unit.
e. Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistem perilaku.Dalam
pendekatan ini, individu di pandang sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal.Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang timbul.
f. Sister Calista Roy
Menurut Roy, manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya dengan
mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk
biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Untuk mencapai keseimbangn
atau homeostasis, manusia harus beradaptasu dengan perubahan yang terjadi.Adaptasi tersebut
dilakukan dengan stimulasi fokal, stimulasi konstektual dan stimulasi residual. Dalam proses
penyesuaian diri, individu harung meningkatkan energinya agar mampu mencapai tujuan berupa
kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan. Dengan demikian, individu
memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif.Karenanya, Roy secara ringkas berpendapat
bahwa individu sebagai makhluk biopsikososio-spiritual yang merupakan satu kesatuan yang
utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi melalui
interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan tersebut.
D. karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi
Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang sudah bisa
memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati kesejahteraan
serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang lebih besar. Sebaliknya, jika
proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan timbul suatu kondisi patologis. Dalam konteks
homeostasi, suatu persoalan atau masalah dapat dirumuskan sebagai hal yang menghalangi
terpenuhinya kebutuhan, dan kondisi tersebut lebih lanjut dapat mengancam homeostasis
fisiologis maupun psikologis seseorang.
E. penerapan kebutuhan dasar manusia dalam praktek kemanusian
Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam berbagai hal; pertama,
membantu perawat memahami dirinya sendiri mereka dapat mencapai kebutuhan personal diluar
situasi klien. Kedua, dengan memahami kebutuhan manusia perawat dapat memahami perilaku
orang lain dengan lebih baik. Ketiga, pengetahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan
kerangka kerja untuk diaplikasikan dalam proses keperawatan pada tingkat individu dan
keluarga. Keempat, perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia
untuk mengurangi stress.Kelima, perawat dapat mengunakan pengetahuan kebutuhan manusia
untuk membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang.
F. MASALAH BUDAYA DALAM ILMU BUDAYA DASAR
a.
Latar Belakang.
Menurut Koentjaraningrat, kata kebudayaan berasal dari kata sanskerta Budhayah yaitu bentuk
jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Sedangkan kata budaya merupakan
perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi sehingga dibedakan
antara budaya yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa dengan
kebudayaan yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa.
Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataankenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) yang dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup
keahlian, seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai keahlian
lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities)
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dari kompsisi penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan dan fisik tempat mereka hidup,masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain,cenderung untuk berubah secara lebih cepat.
3. Kontak dengan negara asing. Masuknya kebudayaan asing yang jauh lebih moderen
membuat kebudayaan ndonesia yang telah diturunkan oleh nenek moyang terdahulu
seakan terlupakan begitu saja yang pada akhirnya secara perlahan-lahan kebudayaan di
ndonesia mengikuti kebudayaan asing tersebut.
4. Perkembangan penduduk dari masa ke masa yang semakin maju juga menjadi salah satu
factor terjadinya perubahan kebudayaan di Indonesia. Masyarakat sekarang beranggapan
bahwa kebudayaan terdahulu sudah ketinggalan jaman dan tidak cocok lagi untuk di
terapkan di jaman yang semakin maju.
5. Ketidak puasan masyarakat dalam bidang-bidang kehidupan tertentu membuat rasa
percaya dan kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan mulai hilang.
6. Sistem pendidikan formal yang menggunakan teknologi yang maju menyebabkan
kebudayaan tidak lagi di ajarkan kepada masyarakat.
Masalah pokok kehidupan manusia ada lima yaitu:
1. Hakikat hidup manusia. Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem,
ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan
tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakikat karya manusia. Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda, diantaranya ada
yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan
atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakikat waktu manusia. Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang
berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk
masa kini dan masa yang akan dating.
4. Hakikat alam manusia. Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus
mengekspoitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula
kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia
harus menyerah kepada alam.
1. Hakikat hubungan manusia. Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia
dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi
kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang yang berpandangan individualitas (menilai tinggi
keuatan sendiri).
Beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mencegah
punahnya kebudayaan nasinal maupun daerah yaitu:
1. Menerapkan berbagai sikap, nilai harga diri dan sifat kemanusiaan yang sangat
bermanfaat untuk memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan wawasan dan
penalaran sehingga mampu memperluas budi pekerti dan tanggap terhadap masalahmasalah budaya disekitarnya.
2. Mengajarkan kembali pengetahuan kebudayaan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsepkonsep kebudayaan yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah masalah manusia dengan kebudayaannya.
3. Mengembangkan kepribadian masyarakat dengan cara memperluas wawasan
pemikirannya serta kemampuan kritikalnya terhadap masalahmasalah kebudayaan
sehingga daya tanggap dan persepsi masyarakat mengenai lingkungan budaya manusia
dapat menjadi lebih manusiawi.
4. Mengawasi pencampuran dua kebudayaan atau lebih dengan unsurunsur kebudayaan
yang tercampurkan masih Nampak agar tidak timbul benturan antar sesamanya.
5. Menghilangkan perilaku manusia yang akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak
berhatihati sehingga tidak membuat manusia mengabaikan hal yang manusiawi.
Sebabsebab terjadinya kekalutan mental masyarakat untuk berbudaya yaitu:
1. Kepribadian yang lemah. Hal ini membuat masyarakat terlalu takut untuk ikut serta
dalam pelestarian kebudayaannya.
2. Terjadinya konflik sosial budaya. Keadaan konflik yang pernah terjadi sebelumnya
membuat masyarakat trauma dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya ditambah lagi
dengan kepribadian lemah yang pada hakikatnya perilaku ini dimiliki oleh kebanyakan
masyarakat.
3. Cara pematangan batin yang salah. Semakin majunya jaman, semakin maju pula
pemikiran masyarakat. Namun demikian, kamajuan yang timbul hannya menata masa
depan bukan memperbaharui hal-hal yang telah turun-temurun dilaksanakan oleh
generasi sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika.
Perry,potter.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.1.Jakarta:EGC.
Tarwoto.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
http://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/hakikat-manusia-dengankebudayaan/