Anda di halaman 1dari 34

Memahami Manusia sebagai Makhluk Berbudaya, Beretika, dan Berestetika

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Memahami Manusia sebagai


Makhluk Berbudaya, Beretika,
dan Berestetika

Oleh :
Fadhilah Ulfa
1211122005
C/Tekn. Hasil Pertanian

Dosen Pembimbing:
Firdaus, S.Sos, M.Si
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya
1. Pengertian
Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia
merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar
perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan
keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi
kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu
1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama
dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di
tempat kebudayaan itu hidup;

2. aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitasaktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain
setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini
bersifat nyata atau konkret;
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya
manusia dalam masyarakat.
2.Hubungan manusia dan kebudayaan

Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi. Yaitu :
Manusia sebagai makhluk biologis
Manusia sebagai makhluk sosio-budaya
Sebagai mahluk biologi, manusia di pelajari dalam ilmu biologi atau anatomi; dan sebagai
mahluk sosio-budaya manusia dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi budaya
menyelidiki seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia dan akal budinya dan struktur
fisiknya dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya juga memahami dan
melukiskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.
Akhirnya terdapat konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisa masalahmasalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberi gambaran
kepada kita bahwasanya hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedang pada hewan
tidak memiliki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia saja yang memiliki kebudayaan?
Hal ini dikarenakan manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa, yang semuanya itu
bersumber pada akal manusia.
3. Budaya sebagai sistem gagasan
Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena
berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan
dalam karangan buku.
Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan
berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa Budaya berupa rancangan
hidup maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses
belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Jadi, nilai budaya adalah gagasan yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia
dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem
kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini
akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun
dengan kelompok dan lingkungannya.

B. Apresiasi Kemanusiaan dan Kebudayaan

1. Perwujudan Kebudayaan
kebudayaan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga da;lam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang di ciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.
J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menmjadi tiga yaitu :
a. Gagasan (wujud ideal)
wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat di raba atau di sentuh.
b. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.
c.
Afertak (karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, di lihat dan di
dokumentasikan.
Sifatnya konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu :
1.
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
peraturan lain.Wujud tersebut menunjukan ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak tak dapat di
raba, di pegang, ataupun di foto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga masyarakat di mana
kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.Wujud tersebut di namakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan
kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa di observasi, di foto dan di
dokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini di sebut pula
kebudayaan fisik. Di mana wujud ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas
perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat.
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya
menjadi dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya
terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi
budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang

menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi
kesepakatan.
Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas
manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto.
Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:
perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku
manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting
dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah
pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa
kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c. Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya
pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat
transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang
besar adalah sebagai berikut:
1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.
2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh
(culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan
atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
2. Substansi Utama Budaya
Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,
dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan
pandangan hidup.
a. Sistem Pengetahuan

Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem pengetahuan
tentang: Alam sekitar, Alam flora dan fauna, Zat-zat manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama
manusia, Ruang dan waktu.
Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia
pendidikan di seluruh dunia.
b. Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai
dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius
atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah
(nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi
nilai menjadi tiga bagian yaitu:
- Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.
- Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan
aktivitas
- Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.
c. Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara
selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah
kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila
dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola
bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah, sebagaimana dijelaskan pada surat AlBaqarah: 30
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya
Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan,
tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu
kesinambungan yang saling bersinergi.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk dapat
memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini. Sehingga
dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan
bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala
manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata
aturan agama.

C. Etika dan Estetika Budaya


Hal yang terpenting untuk membangun pemahaman suatu ilmu secara utuh bisa dilakukan
dengan mencari asal-usul, alasan,dan segala hal terkait dengan perkembangan ilmu
tersebut.Begitu juga dengan istilah-istilah yang muncul berkaitan dengan definisi suatu cabang
keilmuan tertentu yang harus ada kesimpulan yang membawa alasan mengapa istilah itu

dimunculkan.Dengan mengetahui perkembangan istilah tersebut setiap orang mampu memahami


hal yang dimaksudkan istilah tersebut secara menyeluruh,bukan hanya mengartikannya secara
sembarang atau berpendapat menggunakan istilah tersebut semaunya sendiri.Meskipun istilah
tersebut mengalami perubahan makna harus diterangkan bagaimana proses perubahan istilah
tersebut terjadi dikaitkan dengan berbagai aspek,salah satunya aspek penggunaannya.Dalam
memahami Urgensi Pemahaman etika dan estetika budaya,kita harus memahami perkembangan
dari dua istilah etika dan estetika.
Etika berasal dr kata Yunani,yaitu Ethos,secara etimologis etika adalah ajaran tentang baik
buruk. Etika sama artinya dengan moral (mores dalam bahasa latin) yang berbicara tentang
peredikat nilai susila,atau tidak susila,baik dan buruk.
Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika yaitu :
1. Etika dalam nilai-nilai atau norma untuk pegangan seseorang atau kelompok orang dalam
mengatur tingkah laku.
2. Etika dalam kumpulan asas atau moral (dalam arti lain kode etik)
3. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk artinya daalam filsafat moral.
Estetika dapat diartikan lain sebagai teori tentang keindahan.
Keindahan dapat diartikan beberapa hal yaitu :
1. Secaara luas yaitu mengandung ide yang baik yang meliputi watak indah,hukum yang
indah,ilmu yang indah,dan lain sebagainya.
2. Secara sempit yaitu indahn yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan
warna)
3. Secara estetik murni yaitu menyangkut pengalaman yang berhubungan dengan
penglihatan,pendengaran dan etika
Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada
makhluk hidup untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi
kesadaran sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa
bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).
Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan
kelompok dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah
memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan
akustik(instrumental) .
Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan
fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital , tetapi telah
melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk
memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika Sebuah
Pengantar.hal-3).
Etika pada pada perkembangannya terbagi atas usaha untuk melakukan perbuatan baik dan
usaha untuk keindahan sehingga menimbulkan rasa senang terhadap suatu kebaikan.Sedangkan
Estetika sendiri merupakan pemisahan dari pengertian Etika yang mengkhususkan pada usaha
untuk keindahan saja.
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 - 1762) melalui
beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001,

1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan


intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada
abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus dibedakan dengan pengertian estetik.
Jika sebuah bentuk mencapai nilai yang betul, maka bentuk tersebut dapat dinilai estetis,
sedangkan pada bentuk yang melebihi nilai betul, hingga mencapai nilai baik penuh arti, maka
bentuk tersebut dinilai sebagai indah. Dalam pengertian tersebut, maka sesuatu yang estetis
belum tentu (indah) dalam arti sesungguhnya, sedangkan sesuatu yang indah pasti estetis.
Puncak awal perkembangan estetika sebagai salah satu bidang falsafah yang penting tampak
pada pemikiran Immanuel Kant (1724-1784) Semenjak Kant, pengetahuan tentang keindahan
atau pengalaman estetika tidak dapat ditempatkan di bawah payung logika atau etika, namun
istilah estetika tetap dipertahankan. Namun hal yang perlu ditinjau adalah sebelum Estetika
didefinisikan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 - 1762)dan dipopulerkan Immanuel
Kant (1724-1784) pada kebudayaan Yunani telah mengenal paham-paham keindahan melalui
pemikiran Plato (427-347 SM).
Pengetahuan tentang ukuran dan properti merupakan syarat utama keindahanPlato.
Ini adalah paham yang dianut oleh masyarakat Yunani pada umumnya tentang alam
semesta,mereka terkesan oleh keindahan alam dan pengalaman bahwa segala peristiwa alam
semesta ternyata mengandung suatu tata aturan tertentu.Bangsa yunani telah mengabadikan
makhluk ciptaan Tuhan dalam bentuk patung, seperti patung kuda,patung tubuh manusia dalam
keseniannya sejak sebelum masehi dan keindahan tubuh manusia sendiri ditemukan kembali
pada massa Renaissance oleh para seniman dan diabadikan pula dalam karya-karyanya.Dasar ini
bisa dijadikan dasar bahwa tujuan utama dari sebuah keindahan adalah kesadaran akan
keteraturan alam semesta ini.Plato sendiri menghendaki manusia sepantasnya mengikuti ukuran
harmonis sesuai dengan yang ada pada alam semesta.
Ciri-ciri Keindahan dalam masa abad pertengahan
a) Sesuai dengan norma
b) Dilaksanakan sesempurna mungkin
c) Bersifat simbolis
Ciri-ciri keindahan masa Renaisance
a) Melepaskan perwujudan norma-norma perwujudan yang ditentukan oleh raja ,
bangsawan yang berkuasa dan oleh rasa.
b) Kesenian masih bertema realitas,tetapi seniman mengikuti selera sendiri dalam mengejar
keindahan
c) Akhir masa renaisance timbul kesenian profan (tidak ada hubungannya dengan
keagamaan)dan sekuler (pemisahan berhubungan dengan keagamaan)
d) Bersifat neoaristotelisme (menggambar sesuai sesuai dengan kenyataan dunia)
nikmat indah adalah peristiwa alam biasa dan memberi peranan lebih banyak kepada
intelek manusia untuk menikmati keindahanAristoteles
Dengan melihat uraian diatas, maka dapat dilihat beberapa sudut pandang dan sikap manusia
terhadap keindahan. Pada masa Yunani, kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan
sebagai bagian dari teologi. Pada abad pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek,
proses yang terjadi ketika seseorang mendapatkan pengalaman keindahan. Pada jaman modern,
tekanan justru diletakkan pada obyek, sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai
dari cabang dari sains, khususnya filsafat dan psikologi.

Perkembangan sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan pada jaman modern
inilah yang sekarang melanda budaya bangsa indonesia.Hal-hal apapun yang berkaitan dengan
keindahan atau estetika selalu dikaitkan dengan kebebasan berekspresi dan hak setiap
individu.Dari kasus rok mini sebagai indikasi bahwa reformasi sekalipun tidak mampu menahan
perubahan sosial ,padahal anggota DPR seharusnya menjadi garda terdepan dalam menanamkan
nilai-nilai luhur bangsa yang tertuang dalam nilai-nilai pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan diwujudkan sebagai aturan tuntutan
sikap dan dan tingkah laku bangsa dan akan memberikan landasan,semangat,jiwa secara khas
yang merupakan ciri pada elemen-elemen sosial budaya bangsa
indonesia.(Sunarso,dkk.Pendidikan Kewarganegaraan hal.202).

Afirmasi Nilai Etika Dan Estetika Kebudayaan


Meminjam bahasanya Budiono, MA (2005), afirmasi adalah peneguhan; penetapan yang
positif; pernyataan atau pengakuan yang sungguh-sungguh terhadap sesuatu yang dianggap
berharga dan penting diperhatikan. Afirmasi mempunyai misi menguatkan dari dalam (power of
intern) sehingga menegaskan potensi (etika dan estetika) sebuah eksistensi berupa kebudayaan
dalam suatu masyarkat adat. Afirmasi nilai kebudayaan merupakan metode paling efektif dalam
melestarikan dan menyelamatkan kebudayaan dari gempuran globalisasi.
Aplikasi metode afirmasi ini, ada tiga substansi yang perlu dikembangkan dalam
menegaskan kebudayaan. Pertama, penghayatan nilai melalui pengetahuan tentang sejarah
kebudayaan. Misi ini dimaksudkan supaya memahamkan kembali bahwa suatu kebudayaan
mempunyai nilai etika dan estetika tersendiri yang harus selalu dipraktikkan dalam kehidupan
berbudaya dan bermasyarakat.
Kedua, implementasi (manfaat) nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan
masyarakat dalam berbudaya dan bermasyarakat. Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam
kehidupan dalam masyarakat adalah hal wajib dipertahankan, sehingga pada akhirnya
masyarakat menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan harus
diletakkan di garda depan.
Ketiga, menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan utnuk menempuh kehidupan masa
depan masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai
dinamika zaman. Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap
memprioritaskan kebudayaan asal mereka agar menjadi masyarakat yang berbudaya, tentunya
dengan nilai etika dan estetika yang ada di dalamnya.
Fokus atau objek dari tiga aspek di atas, sebenarnya mengacu pada kebudayaan yang sedikit
peminat, bahkan nyaris ditinggalkan dan dianggap tidak perlu. Padahal, bukan waktunya
dilupakan, karena bisa menjadi acuan bagi perjalanan hidup masyarakat di masa sekarang dan
masa depan. Indikasi dari upaya pengafirmasian ini adalah penanaman kembali spirit masa lalu,
hingga diaktualisasikannya pada era sekarang.

D. Konsep-konsep Dasar Manusia


1. Manusia sebagai makhluk biologis

Fase- fase tumbuh kembang manusia sejak janin hingga lahir hingga proyeksi
perkembangan setelah kelahiran. Fase- fase tersebut mencakup pembuahan, zygot, dan janin.
Pada saat janin terbentuk, maka pada saat yang sama Allah memberikan Ruh ke dalam jasad
biologis tersebut yang ketika telah bersatu timbulah potensi fsikologis manusia (nafs/insan) serta
proyeksi kehidupan pascanatalis .
2.

Manusia sebagai makhluk budaya


Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari
Buddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Secara umum Budaya
merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
JJ. Hoeningman membagi kebudayaan dlm 3 wujud :
a. gagasan
Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide, gagasan,nilai,norma, peraturan yang sifatnya
abstrak.
b. Aktivitas (tindakan)
Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat., sering
disebut sebagai system sosial, yaitu aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu.sifatnya
konkret dapat diamati.
c. Artefak ( karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat diraba dan dilihat.
7 unsur kebudayaan bersifat universal :
a. Sistem perlatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
b. sistem mata pencaharian
c. sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
d. bahasa
e. kesenian
f. sistem pengetahuan
g. sistem religi
Manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan,
kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya, manusia
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan
dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.
Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat dijadikan dasar
pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematic budaya yang
berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan mahluk biologis saja
namun juga sebagai mahluk social, ekonomi, politik dan mahluk budaya.

3.

Manusia dan cinta kasih

4.

Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat
menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.Terdapat perbedaan
antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang
dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
Setiap manusia pasti memiliki rasa cinta, karena manusia diciptakan sempurna bisa berfikir,
memiliki akal budi, dan saling membutuhkan. Manusia yang lahir dilengkapi dengan rasa cinta.
Entah itu cinta pada diri sendiri, benda atau pun orang lain.
Cinta yang terbesar didunia ini adalah cinta Tuhan pada kita dan semua mahluk didunia.
Tuhan memberi kita hidup untuk mati. Tuhan memberi kita kesengsaraan untuk kebahagiaan.
Tuhan memberi kita tugas yang harus kita pelajari. Sangat Sayang Tuhan pada kita.
Cinta Manusia hanya sebatas rasa kagum,rasa suka,rasa hormat,rasa cinta pada orang
lain(teman ataupun pasangan). Cinta manusia tidak dapat mengalahkan cinta Tuhan.
Tuhan menunjukan cintaNya pada kita dengan bayak cara, termasuk bencana-bencana. Bukan
Tuhan kejam, bukan Tuhan tega, tapi Tuhan ingin kita belajar dan mengerti. Bencana memang
sangat merugikan tapi Tuhan mau kita bisa tabah dan belajar menerima dan bersyukur. Belajar
menolong orang lain, mengasah kepekaan hati kita, menguji kita dengan cobaan orang lain.
Bukan hanya menguji mereka yang terken bencana tetapi juga menguji kita sebagai manusia
yang diberi cinta. Apakah cinta kita terpakai dengan baik untuk sesama?Cinta manusia yang
membuat kita mau menolong orang lain.
Cinta bukan hanya membicarakan dua insan yanng saling terikat perasaan sayang yang
mendalam.Tapi Cinta juga bersifat universal. Kita harus mengasah rasa cinta kita pada sesama
agar cinta kita menjadi cinta yang besar.
Manusia dan keadilan
Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Pengakuan atas hak
hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa merugikan pihak lain, karena orang
lain punya hak hidup seperti kita. Jadi kita harus memberi kesempatan pada orang lain untuk
mempertahankan hidupnya. Prinsipnya keadilan terletak pada keseimbangan atau keharmonisan
antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut hak dan
lupa pada kewajiban merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan yang hanya menjalankan
kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak atau dipengaruhi orang lain.\
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan
menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila
seseorang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagisn yang
sama dari kekayaan bersama.
Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan
kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita
hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau
diperas oarng lain.

5.

Manusia dan pandangan hidup


Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya.
Bagaiman kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan.

Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula
yang memperlakukan ebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan
hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan
pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Oleh sebab itu untuk
mewujudkan tujuan dan cita-cita kita perlulah terlebih dahulu kita mengenal apa itu pandangan
hidup bdan bagaimana memperlakukan pandangan hidup dengan baik.
6.

Manusia dan keindahan


Keindahan asal kata dari benum, yang berarti kebaikan, dalam bahasa Inggris menjadi
beautiful. Keindahan asal kata dasar indah yang berarti bagus, cantik, elok, molek. Keindahan
identik dengan kebenaran. Segala yang indah selalu mengandung kebenaran, namun meskipun
kelihatannya indah tetapi tidak mempunyai unsur kebenaran, maka hal itu pada prinsipnya tidak
indah. Keindahan di dapatkan dari melihat alam secara langsung, melalui radio, TV, film dan
media lain. Untuk mendapatkan dan menikmati keindahan, orang sering membuang waktu, uang,
tenaga yang tidak sedikit jumlahnya. Ada suatu kecenderungan, semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang, semakin tinggi pula hasrat dan keinginan untuk menghargai keindahan.
Keindahan dalam arti luas meliputi : seni, alam, moral, intelektual. Sedangkan dalam arti sempit,
sering diartikan keindahan bentuk dan warna.
Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi
penglihatan dan pendengaran. Kehalusan merupakan sikap yang lembut dalam menghadapi
orang lain. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam sikap anggota badan. Sikap
halus dan lembut merupakan cermin hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama.

E. Problematika Kebudayaan
Beberapa problematika kebudayaan, antara lain:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka temapti secara turun temurun diyakini
sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamanya atau
beralih ola hidup sebagai petani. Padahal hidup ereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang
hambatan budaya yang berkaitan dengan persepsi atau sudut pandang ini daat terjadi antara
masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya, program Keluarga Berencana atau KB
semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa anak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat
yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang
lama.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar,
karena pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutp untuk menerima program-program
pembangunan.

5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.


Sikap ini sangat menagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang
menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki
secara turun-temurun.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentrisme adalah sikap mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu
timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan. Sikap ini
dapat menimbulkan kecenderungan perpecahan dengan sikapa kelakuan yang lebih tinggi
terhadap budaya lain.
7. Perkembangan IPTEK sebgai hasil dari kebudayaan, sering kali disalhagunakan oleh
manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan
untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi pengunaannya
banyak disalhgunkan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
Bangsa indonesia harus menyadari bahwa posisinya sekarang sebagai negara berkembang
yang rentan terhadap fenomena perubahan sosial.Penguatan nilai-nilai budaya terhadap
perubahan sosial di era globalisasi mutlak keberadaannya dikarenakan perubahan sosial
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.Faktor yang memegang peranan penting dalam
perubahan sosial adalah faktor dari luar terutama faktor teknologi dan kebudayaan yang sangat
dominan.
Pengaruh budaya seperti konsumtif,hedonis,pornografi,sex bebas,kejahatan dunia maya,dan
sindikat narkoba dapat membahayakan kelangsungan hidup budaya
nasional. .(Sunarso,dkk.Pendidikan Kewarganegaraan hal.203)
Pengaruh budaya luar harus diwaspadai terutama pengaruh yang berdampak negatif sehingga
membahayakan kepribadian bangsa.Langkah pertama yang dapat dilakukan ialah dengan
menanamkan pemahaman yang benar terhadap keberadaan nilai-nilai etika dan estetika budaya
dihubungkan dengan kebebasan individu di negara Indonesia sebagai negara demokrasi yang
menganut ideologi Pancasila.Ideologi pancasila tentunya berbeda dengan ideologi liberal
,Undang-undang Dasar 1945 tidah hanya menekankan hak-hak azasi manusia seperti kebebasan
berekspresi tetapi terdapat kewajiban dalam ikut andil mempertahankan ketahanan budaya
bangsa indonesia.Dengan demikian hak-hak idividu harus mendukung tercapainya
keberlangsungan kehidupan bangsa indonesia yang harmonis,dalam konteks estetika dan etika
budaya seseorang harus memahami waktu dan tempat yang digunakan untuk menunjukan
ekspresi estetikanya .Meskipun seseorang memiliki sudut pandang berbeda dalam melihat
keindahan jika dihubungkan dengan kewajibannya sebagai makhluk sosial maka pada waktu dan
tempat tertentu haknya sebagai individu harus ditahan agar tidak ada hak orang lain yang
dirugikan.
Semua permasalahan mengenai hal yang dikaitkan dengan estetika bisa diselesaikan dengan
pemahaman yang lengkap,penting sekali bagi seorang mahasiswa memahami konsep
penerapannya agar tidak terjebak pada pendapat-pendapat samar yang tidak berlandaskan
pengetahuan ilmiah.Bahkan bukan hanya mahasiswa yang harus memahami konsep estetika
dalam kehidupan berbangsa di negeri ini,seluruh lapisan masyarakat harus benar-benar mengerti
waktu dan tempat dibenarkannya menuntut kebebasan berekspresi atau hak individunya itu.Dari
gambaran yang sudah dipaparkan sebelumnya,secara historis estetika merupakan pemisahan dari

kajian etika yang awalnya sesuai dengan norma-norma maka sudut pandang dalam
mengekspresikannya harus dimunculkan kembali paham estetika yang beretika pada era
modernisasi ini.Kemudian hal lainnya pemahaman estetika yang sesuai dengan paham ideologi
pancasila hanyalah estetika yang mengakui peran manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan keagamaan.Selanjutnya
pemikiran yang mengatakan bahwa estetika terletak pada objek ,itu tidak berlaku pada manusia
dikarenakan manusia adalah makhluk yang memiliki keunggulan tertinggi dibandingkan dengan
makhluk lainnya didunia .Meskipun manusia memiliki keindahan dalam hal proporsi
penciptaannya ,manusia tidak pantas di sejajarkan dengan barang-barang seni seperti yang terjadi
pada masa Renaisance .Manusia memiliki tanggungjawab melestarikan kehidupan sesamanya
dengan menempatkan etika sebagai kesadaran sosial agar tercapai kehidupan manusia yang
bahagia jasmani dan rohaninya.Pancasila juga menolak menjadikan manusia sebagai objek
korban perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akibat perubahan sosial budaya sehingga
pemahaman suatu ilmu keluar dari nilai-nilai pancasila,salah satu contohnya akibat pemahaman
estetika budaya yang keliru.
Penyelesaian atas fenomena yang terjadi pada kasus-kasus yang terjadi selama ini berkaitan
dengan estetika budaya bisa diselesaikan dengan pemahaman dari seluruh lapisan yang terlibat
tersebut. Pada saat ada seseorang yang mempengaruhi temannya untuk tidak melihat sebuah
penampilan karena memang agamanya memerintahkan penganutnya menghindari hal
demikian,siapapun tidak berhak memaksakan kehendaknya.Terlepas dari subjektivitas,justru
seharusnya hal tersebut dikaitkan dengan kepribadian yang mempertahankan nilai-nilai
keagamaan masing-masing yang sesuai dengan pancasila dan kepribadian yang menghargai
kesempatan orang lain dengan tidak melarangnya samasekali.Kemudian pada kasus rok mini
,orang yang mempunyai pandangan bahwa memakai rok mini tidak bermasalah di instansi
pemerintahan merupakan contoh nyata dari perubahan sosial yang terjadi pada bangsa
indonesia.Dari pengalaman historis keberadaan perempuan sudah lama di instansi
kepemerintahan negeri ini,namun jika diperhatikan pejabat-pejabat perempuan setingkat DPR
sebelumnya ,mereka bersedia memakai seragam kerja yang dikeluarkan oleh aturan instansi
tersebut karena memang mendukung terwujudnya ketahanan budaya nasional serta mereka
menyadari bahwa selain dia memiliki kebebasan berbusana ,ada hak sosial bagi orang lain pada
waktu dan tempat tertentu.

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://tgsisbd.blogspot.com/2011/06/konsep-dasar-manusia-2.html
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/hakekat-manusia-sebagai-mahluk-budaya
http://ardymadrid.blogspot.com/2012/03/hakekat-manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
http://maysjida-noerdin.blogspot.com/2012/06/makalah-isbd-apresiasi-kemanusiaan-dan.html
http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
http://dewimega21.blogspot.com/2012/04/tugas-isbd-mega.html
http://kukuh30.blogspot.com/2012/06/ilmu-budaya-dasar-hakekatmanusia.html
http://nadeujusume.blogspot.com/2012/05/urgensi-pemahaman-etika-dan-estetika.html
http://lontarmadura.com/afirmasi-nilai-etika-dan-estetika-kebudayaan-madura/

Diposkan oleh Fadhilah Ulfa di 23.58


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Reaksi:
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

Mengenai Saya

Fadhilah Ulfa
agak lebay lumayan alim rada aneh gak norak paling kepo sedikit strees tapi tetap woow
Lihat profil lengkapku
Template Travel. Gambar template oleh selensergen. Diberdayakan oleh Blogger.
http://zilfazil.blogspot.com/2012/09/memahami-manusia-sebagai-makhluk.html

2. Memahami manusia sebagai mahluk berbudaya, beretika, dan berestetika

Hakikat manusia sebagai mahluk budaya

Apresiasi kemanusiaan dan kebudayaan

Etika dan Estetika budaya

Konsep-konsep dasar manusia

Problema kebudayaan

http://tedikustandi.wordpress.com/perkuliahan/ilmu-sosial-budaya-dasar/materi/

twin's blog

kita boleh takut, tapi jangan sampai ketakutan kita


menghalangi kita untuk maju

Menu
Langsung ke isi

Beranda

About me

Makalah-Makalah

Matakuliah Umum

Musik

Science

Tokoh Ilmuwan Penemu

Laporan Kuliah

Hakikat Manusia dengan Kebudayaan


PENDAHULUAN
Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran,


keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi
kesempurnaan hidupnya dengan menciptakan kebudayaan. Di samping itu, manusia mampu
menciptakan, mengkreasi, memperbaharui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan
sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia.
Menurut Abraham Maslow (ahli psikologi), kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi 5
tingkatan :
1. Kebutuhan fisiologis; Kebutuhan dasar, primer, dan vital. Menyangkut fungsi-fungsi
biologis dasar manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dsb.
2. Kebutuhan rasa aman & perlindungan; Menyangkut perasaaan, bebas dari rasa takut,
terlindung dari bahaya & ancaman penyakit, perang, kelaparan, kemiskinan dsb.
3. Kebutuhan sosial; kebutuhan untuk dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui
sebagai anggota kelmpok, rasa setia kawan, kerjasama, dsb.
4. Kebutuhan akan penghargaan; kebutuhan untuk dihargai kemampuannya, kedudukan,
jabatan, status, pangkat dsb.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri; kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensipotensi diri, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi diri, prestasi dsb.
Dengan akal budi, manusia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga
mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi dibandingkan
makhluk lain. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya,
baik dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk berbudaya dan
pencipta kebudayaan.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator terwujudnya
kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap
kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri
khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara
tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
PEMBAHASAN
A.

Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya

Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (sansekerta) atau mens (latin) yang
berarti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dari dua

definisi manusia tersebut dapat diketahui bahwa manusia adalah suatu kelompok (tidak dapat
hidup sendiri) atau individu yang berpikir, berakal budi. Pada dasarnya manusia merupakan
makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibanding dengan makhluk-makhluk
ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya derajat manusia dibandingkan dengan makhluk lain ini
ditunjukkan dengan adanya akal dan pikiran pada manusia. Sebagaimana makhluk hidup,
tumbuhan juga tumbuh dan berkembang, namun ia tidak dapat berpindah, mempunyai emosi,
atau berinteraksi langsung dengan pihak lain yang memberikan suatu aksi atau tindakan pada diri
sendiri. Misalnya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berjalan atau berlari, marah ketika ditebang,
tertawa ketika disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak berinteraksi dan
berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat berpindah-pindah tempat,
mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun berkomunikasi, namun apa yang dilakukannya
hanya dalam lingkup dan proses belajar yang terbatas, serta lebih karena adanya dorongan naluri
saja. Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi karena selain mempunyai ciriciri sebagai makhluk hidup seperti di atas, manusia juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat
memperhitungkan tindakan-tindakannya melalui proses belajar yang terus menerus.
Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan akal dan
pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan menciptakan
realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari sistem perlambangan
adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan sistem pola hubungan antara benda,
tindakan, dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan. Bahasa tidak hanya yang verbal tapi
juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat. Karena kegiatan berpikir manusia ini budaya
tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto,
karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu
dituliskan dalam karangan buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia
dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa
Budaya berupa rancangan hidup maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang
kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut
sebagai nilai budaya.Jadi, nilai budaya adalah gagasan yang menjadi sumber sikap dan tingkah
laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam
sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal
ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun
dengan kelompok dan lingkungannya.
Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya paling atas
bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal dan pikiran. Perilaku
manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/ raga, mental/
kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam diri manusia tidak hanya raganya namun juga
emosional dan intelektualnya. Dengan demikian manusia sebagai makhluk budaya hendaknya
dapat memanfaatkan/ mendayagunakan sumber daya alam dengan sebaik mungkin, dengan
sebijaksana mungkin sehingga tercipta masyarakat atau peradaban yang damai dan ideal.
B.

Apresiasi Kemanusiaan dan Kebudayaan

1.

Perwujudan Kebudayaan

Kebudayaan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang di ciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.
J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menmjadi tiga yaitu :
1. Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat di raba atau di sentuh.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.
3. Afertak (karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, di lihat dan di
dokumentasikan. Sifatnya konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
peraturan lain.Wujud tersebut menunjukan ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak tak
dapat di raba, di pegang, ataupun di foto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga
masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.Wujud tersebut di namakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan
dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa di observasi, di foto dan di
dokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini di sebut pula
kebudayaan fisik. Di mana wujud ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas
perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat).
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi
dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
Budaya yang Bersifat Abstrak

Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud
dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya
yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi
cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia
di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto.
Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:
perilaku, bahasa dan materi.
a.

Perilaku

Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku
manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.
b.

Bahasa

Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting
dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah
pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa
kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c.

Materi

Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya
pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat
transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar
adalah sebagai berikut:
1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.
2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.

Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture
universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan atau
usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
2.

Substansi Utama Budaya

Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,
dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan
pandangan hidup.
a. Sistem Pengetahuan
Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem pengetahuan
tentang: Alam sekitar, Alam flora dan fauna, Zat-zat manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama
manusia, Ruang dan waktu.Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi
materi pokok dalam dunia pendidikan di seluruh dunia.
b. Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai
dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius
atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai
estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
dan aktivitas
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.
c.

Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara
selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah
kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila
dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola
bumi. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu

pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya)
sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk dapat
memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini. Sehingga
dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan
bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala
manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata
aturan agama.
C. ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA
Sejarah perkembangan zaman telah mengalami perubahan yang drastis, peran kesenian
tidak akan pernah berubah dalam tatanan kehidupan manusia. Sebab, melalui media kesenian,
makna harkat menjadi citra manusia berbudaya semakin jelas dan nyata.
Bagi bangsa Indonesia yang merupakan Negara kesatuan yang tidak memiliki sedikit
budaya, melainkan teramat banyak bangsa yang berbudaya. Semua itu dikarenakan kekayaan
dari keragaman kesenian daerah dari Sabang sampai Merauke yang tidak dimiliki bangsa lain.
Namun, dalam sekejap, pandangan terhadap bangsa kita menjadi aneh di mata dunia. Apalagi
dengan mencuatnya berbagai peristiwa kerusuhan, dan terjadinya pelanggaran HAM yang
menonjol makin memojokkan nilai-nilai kemanusiaan dalam potret kepribadian bangsa.Padahal,
secara substansial bangsa kita dikenal sangat ramah, sopan, santun dan sangat menghargai
perbedaan sebagai aset kekayaan dalam dinamika hidup keseharian.
Tak dapat disangkal, jika kesenian merupakan kebutuhan dasar manusia secara kodrati dan unsur
pokok dalam pembangunan manusia Indonesia. Tanpa kesenian, manusia akan menjadi
kehilangan jati diri dan akal sehat. Sebab, kebutuhan manusia itu bukan hanya melangsungkan
hajat hidup semata, tetapi juga harus mengedepankan nilai-nilai etika dan estetika. Untuk
wujudkan manusia dewasa yang sadar akan arti pentingnya manusia berbudaya, obat penawar itu
barangkali adalah kesenian.
Unsur penciptaan manusia sebagai proses adalah konteks budaya. Dalam hal ini, apa
yang diimpikan Konosuke Matsushita dalam bukunya Pikiran Tentang Manusia menjadi dasar
pijakan kita, jika ingin menjadi manusia seutuhnya. Sebab, pada dasarnya manusia membawa
kebahagiaan dan mengajarkan pergaulan yang baik dan jika perlu memaafkan sesamanya.
Karena, dari sinilah dapat berkembang kesenian, kesusastraan, musik dan nilai-nilai moral.
Dalam pendekatan kesenian, estika, etika, dan hukum moral merupakan ekspresi yang
tidak pernah bicara soal kalah menang. Melainkan, dalam korelasi budaya pintu melalui kesenian
masih bisa dijadikan komoditi yang bisa dijadikan akses kepercayaan. Apalagi dengan
diberikannya kebebasan terhadap otonomi daerah, melalui undang-undang No.22/1999 harus
dipandang sebagai suatu masa pencerahan dalam pembangunan manusia seutuhnya.
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos.

Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens :


1. Etika dlam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
2. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik)
3. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)

Kebudyaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia.

Manusia beretika, akan menghasilkan budaya yang beretika.

Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung
niali-nilai etik yang bersifat universal.

Meskipun demikian suatu budaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai etik atau tidak
bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat.

Estetika Manusia Dalam Berbudaya

Estetika dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni,

Estetika berkaitan dengan nilai indah-jelek.

Makna keindahan :

1. secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan


2. secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan warna)
3. secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui indera.

Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah
menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

Memanusiakan manusia

Manusia tidak hanya sekedar homo, tetapi harus ditingkatkan menjadi Human dengan
cara memiliki prinsip, nilai dan rasa kemanusiaan yang melekat pada dirinya.

Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk menghargai dan menghormati


harkat dan derajat manusia dengan cara tidak menindas sesama, todak menghardik, tidak
bersifat kasar, tidak menyakiti, dan perilaku buruk lainnya.

D. Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasar Manusia


1. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.Hierarki kebutuhan manusia
menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan
antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas. Tingkatan
yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air dan
makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang
melibatkan keamanan fisik dan psikologis.Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan
rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual.Tingkatan yang
keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa
berguna, penerimaan dan kepuasan diri.Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi
diri.
Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang
sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang
yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia.
2. Hal-hal yang Mendasari Pemahaman Kebutuhan Dasar Manusia
Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya
memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan aktualisasi diri).
Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat dari perubahan dari
setiap komponen system.Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi
kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia bias
mempertahankan hidupnya. Peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya, meskipun dalam
kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap perubahan
system dalam individu (biologis, intelektual, emosional, social, spiritual, ekonomi, lingkungan,
patologi dan psikopatologi).
Hal ini menggambarkan suatu bagian di mana penerapan proses keperawatan selalu difokuskan
pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai suatu bagian integral dari keluarga dan
masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi tanggungjawab dari setiap
orang.Misalnya tanggung jawab orangtua terhadap anaknya, demikian juga tanggung jawab
perawat untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien. Peran tersebut dapat dilaksanakan
secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan.
3. Model-model kebutuhan dasar manusia

a. Abraham Maslow
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni
sebagai berikut :
- Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang beberapa
kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu.
Misalnya, seorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari
makanan terlebih dahulu daripada mencari cinta.
Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan tidur,
kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting untuk
mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
- Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman dari
berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis.Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan
cemas, serta bebas dari ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang baru atau
tidak dikenal.
- Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan
yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui
dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
- Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta penghargaan
terhadap diri sendiri dan orang lain.
- Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri sendiri, tidak emosional,
mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya.

Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa:

Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.

Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai
kebutuhan di bawahnya penuhi.

Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya akan muncul
sesuatu kondisi patologis.

Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan tersebut
dimodifikasi sesuai dengan budaya masing.

Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas

Walaupu kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa kebutuhan sifatnya
dapat ditunda

Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan ketidakseimbangan homeostasis.


Lebih lanjut kondisi ini dapat menimbulkan penyakit.

Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang berpikir dan bergerak memenuhinya. Ini


disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari faktor eksternal dan internal.

Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui berbagai
cara.

Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan
mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahny harus
terpenuhi dulu.Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang lebih penting yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin
baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan
kebutuhan yang pertama.
1. 1.

Virginia Henderson

Teori keperawatan Virginia Handerson (Hammer dan Henderson, 1955) mengcangkup seluruh
kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson (1964) mendefinisikan keperawatan sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki konstribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya.dimana individu tersebut akan mampu
mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang di

butuhkan dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemadiriannya
secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar henderson, memberikan kerangka
kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakian; berpakian dan melepas pakian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomukasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjajikan prestasi
13. Bermain dan berpatisipasi dalam bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembangan
dan kesehatan normal.
b. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendifinisikan
hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan
(Watson 1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung pada
pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.Keperawatan memperhatikan
peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam
mencapai atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian yang damai. Intervensi
keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan

perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual
ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana merespon terhadap orang lain dan
memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keuarganya , sekaligus pemahaman pada dirinya
sendiri. Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada klien dan
keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh
perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien ( Watson, 1987).
c. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang dan objek
tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian
masa lalu dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai makhluk
sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal
tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tigayaitu,
1. Kebutuhan akan informasi kesehatan
2. Kebutuhan akan pencegahan penyakit
3. Kebutuhan akan perawat ketika sakit.
d. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
Manusia selalu berinteraksi dengan limgkungan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam proses
kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing- masing.
Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep Martha E. Rogers ini di
kenal dengan konsep manusia manusia sebagai unit.
e. Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistem perilaku.Dalam
pendekatan ini, individu di pandang sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal.Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang timbul.
f. Sister Calista Roy
Menurut Roy, manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya dengan
mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk
biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Untuk mencapai keseimbangn
atau homeostasis, manusia harus beradaptasu dengan perubahan yang terjadi.Adaptasi tersebut
dilakukan dengan stimulasi fokal, stimulasi konstektual dan stimulasi residual. Dalam proses
penyesuaian diri, individu harung meningkatkan energinya agar mampu mencapai tujuan berupa
kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan. Dengan demikian, individu
memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif.Karenanya, Roy secara ringkas berpendapat

bahwa individu sebagai makhluk biopsikososio-spiritual yang merupakan satu kesatuan yang
utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi melalui
interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan tersebut.
D. karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi
Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang sudah bisa
memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati kesejahteraan
serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang lebih besar. Sebaliknya, jika
proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan timbul suatu kondisi patologis. Dalam konteks
homeostasi, suatu persoalan atau masalah dapat dirumuskan sebagai hal yang menghalangi
terpenuhinya kebutuhan, dan kondisi tersebut lebih lanjut dapat mengancam homeostasis
fisiologis maupun psikologis seseorang.
E. penerapan kebutuhan dasar manusia dalam praktek kemanusian
Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam berbagai hal; pertama,
membantu perawat memahami dirinya sendiri mereka dapat mencapai kebutuhan personal diluar
situasi klien. Kedua, dengan memahami kebutuhan manusia perawat dapat memahami perilaku
orang lain dengan lebih baik. Ketiga, pengetahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan
kerangka kerja untuk diaplikasikan dalam proses keperawatan pada tingkat individu dan
keluarga. Keempat, perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia
untuk mengurangi stress.Kelima, perawat dapat mengunakan pengetahuan kebutuhan manusia
untuk membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang.
F. MASALAH BUDAYA DALAM ILMU BUDAYA DASAR
a.

Latar Belakang.

Menurut Koentjaraningrat, kata kebudayaan berasal dari kata sanskerta Budhayah yaitu bentuk
jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Sedangkan kata budaya merupakan
perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi sehingga dibedakan
antara budaya yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa dengan
kebudayaan yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa.
Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataankenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) yang dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup
keahlian, seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai keahlian
lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities)
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.

Penerapan Kebudayaan di Indonesia.


Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbagai Ras dan golongan lahir
di Indonesia yang mengakibatkan timbulnya kebudayaan yang berbeda-beda antar suku, ras dan
golongan. Namun demikian, dalam penerapannya diberabagai daerah sangat teratur dan dipatuhi
oleh masyarakatnya walaupun terkadang juga terjadi kesalah-pahaman yang menimbulkan
benturan antar suku masyarakat. Seiring kemajuan jaman yang semakin pesat, kebudayaan mulai
di tinggalkan bahkan dilupakan dalam kalangan masyarakat. Pengetahuan yang menjadi dasar
dalam penanaman sikap, prilaku, kepada masyarakat agar bisa bersosialisai dengan lingkungan
disekitarnya terutama dalam menghadapi masalah masalah budaya tidak lagi menjadi tolak
ukur kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya manusia dikatakan beradab dan
berbudaya karena mempunyai rasa dan kehendak (akal atau rasio) dengan adanya akal maka
timbul nilai kebenaran. Tapi yang sekarang di pahami oleh masyarakat berbalik dengan keadaan
yang sebenarnya. Selain itu hukum yang sekarang berlaku juga banyak yang bertentangan
dengan kebudayaan masing-masing daerah.
Masalah kebudayaan dalam kajian Ilmu Budaya Dasar meliputi:
a)
Berbagai aspek kehidupan manusia yang ada didunia ini. Hakikat manusia di dunia ini
ialah selalu berinteraksi antar sesama yang kemudian melahirkan sebuah kebudayaan dan
diturunkan kepada generasi dari jaman kejaman.
b)
Masalah masalah perubahan/pergeseran nilai kebudayaan. setiap masyarakat di masingmasing daerah mempunyai kebudayaan masing-masing yang berbeda-beda dan mereka merasa
bangga dengan hal tersebut. Namun seiring kemajuan jaman, rasa bangga tersebut hilang
perlahan-lahan.
c)
Masalah untuk mengetahui keteraturan keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar
sesama manusia agar tidak terjadi kesalah-pahaman dan perselisihan dalam kalangan penganut
kebudayaan.
Masalah kemanusiaan dalam kajian Ilmu Budaya Dasar adalah:
a)
Masalah yang melibatkan dirinya sendiri sebagai bagian dari kehidupan bersama didalam
masyarakat. Karena itu dikembangkan sikap hormat dan bekerja sama dengan manusia lainnya
b)
Masalah yang biasa terjadi dalam kehidupan bersama manusia baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat yang saling berinteraksi.
c)
Masalah mengenai akibat ndonesi dari perubahan dan pergeseran nilai kebudayaan yang
sangat signifikan dalam kehidupan bermasyarakat.
d) Masalah kebudayaan manusia yang patut untuk disikapi dan di perbaharui oleh semua
manusia diseluruh dunia ini.
Faktor perubahan kebudayaan di sebabkan oleh beberapa hal yaitu:

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dari kompsisi penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan dan fisik tempat mereka hidup,masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain,cenderung untuk berubah secara lebih cepat.
3. Kontak dengan negara asing. Masuknya kebudayaan asing yang jauh lebih moderen
membuat kebudayaan ndonesia yang telah diturunkan oleh nenek moyang terdahulu
seakan terlupakan begitu saja yang pada akhirnya secara perlahan-lahan kebudayaan di
ndonesia mengikuti kebudayaan asing tersebut.
4. Perkembangan penduduk dari masa ke masa yang semakin maju juga menjadi salah satu
factor terjadinya perubahan kebudayaan di Indonesia. Masyarakat sekarang beranggapan
bahwa kebudayaan terdahulu sudah ketinggalan jaman dan tidak cocok lagi untuk di
terapkan di jaman yang semakin maju.
5. Ketidak puasan masyarakat dalam bidang-bidang kehidupan tertentu membuat rasa
percaya dan kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan mulai hilang.
6. Sistem pendidikan formal yang menggunakan teknologi yang maju menyebabkan
kebudayaan tidak lagi di ajarkan kepada masyarakat.
Masalah pokok kehidupan manusia ada lima yaitu:
1. Hakikat hidup manusia. Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem,
ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan
tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakikat karya manusia. Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda, diantaranya ada
yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan
atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakikat waktu manusia. Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang
berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk
masa kini dan masa yang akan dating.
4. Hakikat alam manusia. Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus
mengekspoitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula
kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia
harus menyerah kepada alam.
1. Hakikat hubungan manusia. Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia
dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi
kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang yang berpandangan individualitas (menilai tinggi
keuatan sendiri).

Beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mencegah
punahnya kebudayaan nasinal maupun daerah yaitu:
1. Menerapkan berbagai sikap, nilai harga diri dan sifat kemanusiaan yang sangat
bermanfaat untuk memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan wawasan dan
penalaran sehingga mampu memperluas budi pekerti dan tanggap terhadap masalahmasalah budaya disekitarnya.
2. Mengajarkan kembali pengetahuan kebudayaan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsepkonsep kebudayaan yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah masalah manusia dengan kebudayaannya.
3. Mengembangkan kepribadian masyarakat dengan cara memperluas wawasan
pemikirannya serta kemampuan kritikalnya terhadap masalahmasalah kebudayaan
sehingga daya tanggap dan persepsi masyarakat mengenai lingkungan budaya manusia
dapat menjadi lebih manusiawi.
4. Mengawasi pencampuran dua kebudayaan atau lebih dengan unsurunsur kebudayaan
yang tercampurkan masih Nampak agar tidak timbul benturan antar sesamanya.
5. Menghilangkan perilaku manusia yang akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak
berhatihati sehingga tidak membuat manusia mengabaikan hal yang manusiawi.
Sebabsebab terjadinya kekalutan mental masyarakat untuk berbudaya yaitu:
1. Kepribadian yang lemah. Hal ini membuat masyarakat terlalu takut untuk ikut serta
dalam pelestarian kebudayaannya.
2. Terjadinya konflik sosial budaya. Keadaan konflik yang pernah terjadi sebelumnya
membuat masyarakat trauma dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya ditambah lagi
dengan kepribadian lemah yang pada hakikatnya perilaku ini dimiliki oleh kebanyakan
masyarakat.
3. Cara pematangan batin yang salah. Semakin majunya jaman, semakin maju pula
pemikiran masyarakat. Namun demikian, kamajuan yang timbul hannya menata masa
depan bukan memperbaharui hal-hal yang telah turun-temurun dilaksanakan oleh
generasi sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika.
Perry,potter.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.1.Jakarta:EGC.
Tarwoto.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.

Iqbal Mubarak, Wahit.2007.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC.


Ilmu Budaya Dasar. 29 Maret 2010. Konsep Nilai, Sistem Nilai, dan Orientasi Nilai
Kebudayaan. Hal 3
A Muchsin, Misri. 2007. Potret Kebudayaan dalam Bingkai Sejarah. Nanggroe Aceh
Darussalam: Arraniry Press.
Putra, Suhendra. 2008. Makalah Indoskripsi Ilmu Budaya Dasar. (http://indoskripsi.com). Html,
diakses 15 April 2010
Menghidupkan Kembali Nuansa Kebudayaan, terjemahan. Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka Alkautsar, cetakan I. 1998
Sumber: http://athika-unindrabio2a.blogspot.com/2008/07/nilai-etika-dan-estetika
Ashadi Siregar Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogyakarta (LP3Y)
Fadhilah Ulfa. 2012. Memahami Manusia sebagai Makhluk Berbudaya, Beretika, dan
Berestetika. Diakses dari pada Senin, 24 September dari
http://zilfazil.blogspot.com/2012/09/memahami-manusia-sebagai-makhluk.html

http://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/hakikat-manusia-dengankebudayaan/

Anda mungkin juga menyukai