ENDOSKOPI GASTROINTESTINAL
Ketua tim revisi SOP : Dr. Dharmika Djojoningrat, SpPD-KGEH
Anggota
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II FASILITAS PEMERIKSAAN ALAT ENDOSKOPI GASTROINTESTINAL
1. ALAT ENDOSKOPI
1.1. Perawatan endoskopi
1.2. Penyimpanan endoskopi
1.3. Ruang pemeriksaan endoskopi
1.4. Sarana kedaruratan
BAB III INDIKASI, KONTRADIKSI,
PERSIAPAN,
PENYULIT
DAN
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang pesat dalam waktu yang relatif singkat
telah menghasilkan banyak penemuan baru baik dibidang diasnotik maupun terapi. Salah satu alat
penunjang diagnostik yang akhir-akhir ini banyak digunakan terutama di bidang gastroenterologi ialah
endoskopi lentur yang memungkinkan dokter meneliti secara visual organ saluran cerna, sehinggga
dapat meningkatkan ketepatan diagnostik, selain itu bermanfaat pula sebagai sarana penunjang terapi.
Pemeriksaan endoskopi sekarang telah merupakan pemeriksaan rutin, sehingga banyak digunakan
dirumah sakit (tipe C atau tipe B) oleh dokter yang telah mendapat pelatihan penggunaan alat tersebut
sebelumnya.
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran maka keahlian profesi yang merupakan
salah satu ciri dari profesi kedokteran harus berkembang lebih baik agar didapat hasil yang optimal.
Ciri lain dari profesi kedokteran yaitu tanggung jawab profesi harus pula lebih ditingkatkan, karena
penerima atau pencari jasa dalam hal ini adalah pasien telah mempercaya sepenuhnya masalah yang
ada kepada yang ahli profesinal.
Praktik profesi kedokteran perlu dilandasi oleh dua pokok prilaku, yaitu kesanggupan untuk
berbuat demi kebaikan pasien dan tidak ada niat untuk menyakiti, mencedrai atau merugikan pasien
(primum non nocere). Sebagai bagian dari rasa tanggung jawab nya dan sebagai mangipestasi dari dua
prinsip prilaku adalah untuk dirawat, diobati dan ditangani oleh dokter yang propesional di bidangnya
serta mempunyai etika yang tinggi.
Dilain pihak, wewenang untuk menentukan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
dalam suatu kegiatan profesi adalah tangguang jawab profesi itu sendiri. Sehingga dalam rangka
peningkatan dan pengawasan mutu pengalaman profesi perlu ditetapkan setandar pelayanan profesi
kedokteran yang disebut dengan standar pelayanan medik.
Keterangan :
Dicetak miring (italic) : penambahan kata atau kalimat baru
Dicoret garis (striketrough) : penghapusan / pengurangan kata atau kalimat
BAB II
FASILITAS PEMERIKSAAN ENDOSKOPI GASTROINTESTINAL
I. ALAT ENDOSKOPI
I.1. Perawatan Endoskopi
Perawatan endoskopi merupakan komponen yang penting dari pelayanan endoskopi.
Hal ini dapat di mengerti karena endoskop adalah alat yang mahal dan dan hasil dari suatu
tehnologi maju. Pemeliharaan alat bertujuan agar alat endoskopi dapat dipakai sebanyak
mungkin. Pengertian pemeliharaan alat di sini tidak sekedar sebagai pencucian dan
penyimpanan, tetapi harus diartikan sebagai setiap upaya menjaga agar alat tidak mengalami
kerusakan dalam setiap fase pemeriksaan yang secara potensial dapat menimbulkan
kerusakan alat.
Untuk mencegah kerusakan alat perlu diperhatikan langkah langkah yang benar
dalam hal : mengambil alat dilemari membawa alat ketempat pemeriksaan, meletakkan pada
tempat tidur / meja persiapan, memasang endoskop pada sumber cahaya, memulai
pemeriksaan, menarik kembali alat dari pasien, membersihkan / mencuci alat, melepas alat
dari sumber cahaya, mengeringkan dan dikembalikan lagi ke lemari, meletakkan kembali
endoskop, membersihkan lemari dari cairan / debu.
Sebagai dasar umum agar alat tahan lama adalah semua personil yang bekerja pada
pelayanan endoskopi harus menaruh kasih sayang tehadap endoskop, memegang dan
memberlakukan alat dengan halus dan penuh perasaan. Alat endoskop adalah alat yang sangat
lemah dan mudah patah, namun dengan perlakuan halus maka kerusakan dapat dihindarkan.
I.2. Penyimpanan endoskop
Ruang tempat penyimpanan endoskop diusahakan agar selalu kering dan tidak
lembab, dilengkapi dengan dehumudifer atau atau silika gel yang selalu diganti. Diusahakan
suhu udara ruangan selalu konstan dan di anjurkan memakai alat pendigin atau air
conditioning. Ruangan di jaga agar tetap bersih untuk mencegah pertumbubuhan jamur yang
dapat merusak lensa endoskop
Endoskop disimpan di dalam lemari yang khusus yaitu mempunyai tempat untuk
mengantung skop yang di lengkapi semacam perendam untuk mencegah dan menahan
benturan pada waktu mengambil dan meletakkan skop kembali ditempatnya.
1.3 ruang pemeriksaan endoskopi
Ruang yang baik untuk pemeriksaan endoskopi lokasi yang strategis dekat dengan
tempat perawatan pasien juga dapat dicapai dengan mudah oleh pasien rawat jalan, cukup
luas untuk dapat melakukan semua pemeriksaan atau tindakan tindakan di bidang
endoskopi, bersih dan semi steril, memiliki pengatur suhu (air condition) sehingga suhu sejuk
tidak membuat ahli endoskopi jenuh dan dapat bekerja nyaman. Ruang tindakan endoskopi
harus dilengkapi dengan ruang pencucian, desinfeksi, sterilisasi alat endoskopi dengan ruang
penyimpanan dan ruang pemulihan (sebelum dan sesudah tindakan endoskopi).
I.3. Sarana kedaruratan
Diperlukan alat alat untuk memantau pasien sebelum, selama dan sesudah
pemeriksaan / tindakan endoskopi, terlebih dahulu pada keadaan darurat serta peralatan yang
diperlukan apabila terdapat efek samping sedatif maupun komplikasi tindakan. Perlu
diperhatikan bahwa tindakan endoskopi dimasukkan dalam kategori tindakan medik invasif,
karena itu diperlukan peraiatan untuk penyelamatan dalam situasi terjadinya komplikasi
pemeriksaan.
Alat alat yang diperlukan adalah :
1. Tingkat standar
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Infus set
Cairan NaCl 0,9% dextrosa 5%, ringer laktat
Plasma expander
Adrenalin ampul
Deksametason / kortison
Anti histamin parenteral
Abbocath
Venflon
Disposible spuit 2,5 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc dan 50 cc
Atropin sulfat
Slang naso gastrik
2. Tingkat pelayanan lanjutan atau terapeutik peralatan tingkat standar ditambah dengan :
Pulse oxymeter
Set venaseksi
Somatostatin / vasopressin / ocreotide
Monitor EKG
Cateter
Dopamin
Resusitasi set
Ambu
Endotracheal tube
Alat yang diperlukan yaitu stetoskop, tensimeter, pulse oxymeter, thermometer, monitor EKG.
Harus disedikan obat dan alat untuk menolong pasien bila dalam darurat antara lain adrenalin injeksi,
deksametason / kortison injeksi, delladryl injeksi, sulfas atroropin injeksi, infus set lengkap, abbocath,
venflon, disposable spuit 2,5 cc / 5 cc / 10 cc, 20 cc dan 50 cc, gantugan infus. Cairan infus (NAci
0,9%, ringer laktat, dextrosa 5%, plasma expander misal dextran haemacel), oksigen, tongue spatel,
gudel, laryngoskop, endotrakheal tube, resuscitator beserta set intubasi lengkap, ambu bag (doctor
blue), selang nasogastric, SB tube, pitresin injeksi atau somatostatin / ocreotide injeksi, catheter tip 50
cc (spuit untuk bilas lambung), set venaseksi, dopamine injeksi.
BAB III
PERSIAPAN, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, PENYULIT DAN PERAWATAN PASCA
TINDAKAN ENDOSKOPI
1. PERSIAPAN PENDERITA
Agar pemeriksaan endoskopi dapat berjalan lancar dan untuk menghindarkan penyulit
yang mungkin timbul, diperlukan persiapan yang optimal, baik persiapan dari segi
penderita, persiapan dari segi alat alat yang akan digunakan, obat obat premidikasi
dan lain lain sebelum pemeriksaan dikerjakan, endoskopist harus telah mempelajari dan
mengetahui riwayat penyakit, pemeriksaan jasmani, laboratorium dan radiologis dari
penderita.
Pada pemeriksaan endoskopi saluran gastrointestinal bagian atas, pemeriksaan
radiologi terlebih dahulu dari saluran gastrointestinal bagian atas tidak lagi dianggap
sesuatu keharusan. Pada banyak klinik, pemeriksaan endoskopi telah dilakukan secara
rutin sebagai suatu pemeriksaan permulaan untuk diagnostik walaupun demikian,
pemeriksaan radiolografi dengan kontra ganda mungkin berguna untuk mengidentifikasi
lesi lesi yang memerlukan biospi, untuk memilih alat endoskopi yang sesuai dan
menilai dan menilai kelainan penyebab disfagia.
Pada kolonoskopi, penemuan pada pemerisaan jasmani misalnya pembesaran hati
atau limpa harus diperhitugkan apakah akan mengganggu prosedur. Pada penderita tua
dicari adanya aneurisma aorta abdominalis dan diperiksa EKG. Dicari adanya hemia
misalnya hemia inguinalis aorta abdominalis, ventral dan insisional karena kemungkinan
dilakukan peniupan udara kedalam kolon selama kolonoskopi. Sebaiknya telah diketahui
ada tidaknya riwayat alergi terhadap obat obatan atau kencerungan berdarah karena
kemungkinan akan dilakukannya tindakan biopsi atau polipektomi.
Kelainan pendarahan harus disingkirkan dengan pemeriksaan masa pendarahan, masa
pembekuan, masa protombin, masa tromboplastin parsial dan jumlah trombosit bilamana
direncanakan suatu prosedur endoskopi pada saat oprasi. Pemeriksaan EKG untuk
menyingkirkan aritmia atau infark jantung yang nyata, foto torak untuk melihat ada
tidaknya aneurisma dan pemeriksaan silang dari darah hanya dilakukan oleh penderita
penderita resiko tinggi dan tidak dikerjakan secara rutin.
Persiapan yang terbaik dari penderita yakni persiapan secara psikologik sebelum
pemeriksaan endoskopi dikerjakan, agar dapat dihilangkan rasa cemas dan takut.
Penderita yang dimotivasi dengan baik akan bekerja sama dengan penuh sehingga
prosedur pemeriksaan akan menjadi lancar dan mudah. Untuk penderita yang kurang
koopratif dilakukan dengan pemberian obat sedatif yang adekuat.
Perlu pula dibicrakan dengan penderita mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan
tersebut dan dijelaskan bahwa alat yang akan digunakan adalah fleksibel, tidak kaku
sehingga akan mudah memasuki ataupun melalui saluran cerna baik atas (SCBB).
Kemudian rasa tercekik dan sakit yang akan dirasakan adalah minim dengan pemakaian
anastesi topikal (lokal).
Pasien atau keluarga harus menanda tanggani surat ijin tindakan (informed consent)
sebelum tindakan endoskopi.
Premidikasi
Bila diperlukan sedasi diberikan diazepam IV / IM 5 10 mg.
Dormicum atau petidin IV 0,5 1 mg / kg BB, 30 menit sebelum
pemeriksaan
Gascon 15 cc peroral 15 10 menit sebelum pemeriksaan
Spray xylocain 10% merata keseluruh faring, sekitar uvula dan
hipofaring 5 10 menit sebelum pemeriksaan
Bila akan dilakukan duodenoskopi dan kanulasi melalui papilla vateri
diberikan hyoscine-N-butylbromide (buscopan) IM/IV 1 -2 ampul
2.1.6.
2.1.7.
2.1.8.
(adenomatous / mixed)
Intra operatif menentukan lokasi lesi yang tak bisa ditentukan dengan
infeksi atau palpasi dari luar (asal perdarahan, polip)
Penelitian penyakit kolon pada penderita anemia dan penurunan berat
badan yang belum dapat diterangkan penyebabnya
Terapetik :
Polipektomi
Mengatasi perdarahan
Mengambil benda asing
Dekompensasi pada megakolon toksik akut atau volvulus
Dilatasi stenosis
2.2.2. Kontraindikasi absolut
Penderita tidak kooperatif
Perforasi usus
Peritonitis
Kehamilan trimestes ketiga
2.2.3. Kontraindikasi relatif
2.2.3.1. Kehamilan integritas usus
Kolitis akut berat
Obstruksi intestinal
2.2.5.
Premidikasi
Pemberian premidikasi atau medikasi tergantung kebutuhan. Pada
penderita yang sensitif gelisah/takut dapat diberikan diazepam atau
midazolam (dormicum) dengan atau sedikit peditin (pada keadaan
hampir
semuanya
dapat
meningalkan
tempat
untuk
menyingkirkan
prankreatitis
atau
parsinoman
metastase tumor ke sistem bier atau pankreas
nyeri perut bagian atas atau tanpa kelainan pada pankreas,
lambung dua denum dan hati