ABSTRAK
Compacted Soil Liner adalah suatu lapisan tanah pada sanitary landfill yang dipadatkan
dan digunakan untuk menghalangi lindi masuk dan mencemari air tanah. Karena itu, sangat
penting untuk mencapai standar parameter tertentu untuk memenuhi harga permeabilitas yang
diijinkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sifat fisik dan mekanik
campuran tanah asli dan bentonite yang dapat digunakan sebagai material compacted soil liner.
Benda uji berupa campuran tanah asli pasir kelanauan dan bentonite dengan tiga
komposisi berbeda. Setiap campuran dipadatkan dengan Standard Proctor untuk menentukan
kurva pemadatan. Kondisi kepadatan tertentu yang mewakili kondisi dry side, optimum dan wet
side dimodelkan kembali dan uji falling head permeability diterapkan pada seluruh benda uji
untuk mengukur harga konduktivitas hidraulik (k).
Terlihat konduktivitas hidraulik (k) dari campuran akan menurun dengan bertambahnya
kadar bentonite. Permeabilitas terkecil didapat pada kondisi optimum yang memiliki kepadatan
tertinggi. Campuran 70% Bentonite dan 30% tanah pasir kelanauan memiliki nilai permeabilitas
terkecil yang memenuhi syarat EPA untuk compacted soil liner dengan nilai k lebih kecil dari 1
x 10-9 cm/detik.
Kata kunci: Compacted Soil Liner, campuran pasir kelanauan - bentonite, sifat fisik dan
mekanis tanah, permeabilitas, Standard Proctor
ABSTRACT
Compacted Soil Liner is a soil layer of sanitary landfill which is compacted and used to
block leachate that can enter and contaminate groundwater. Thus, it is important to reach
specific standard parameters to satisfy the value of required permeability. The purpose of this
study is to evaluate the characteristics of physical and mechanical properties of natural soil and
bentonite mixtures that can be used as compacted soil liner materials.
The specimens were mixtures of natural silty sand soil and commercial Bentonite under
three different compositions. Each of mixture has been compacted under Standard Proctor to
determine its compaction curve. The representation of dry side, optimum and wet side condition
will be remodeled again and the falling head permeability tests have been applied to measure
the hydraulic conductivity (k) of the specimens.
It can be observed that the hydraulic conductivity (k) of the mixtures decreases with the
increasing of bentonite content. The smallest permeability had been reached for the optimum
samples that had a highest density condition. A mixture of 70% bentonite+30% natural silty
sand had a smallest value of permeability that fulfill the requirement of EPA for compacted soil
liner with a value of k less than 1 x 10-9 cm/s.
Keywords: Compacted soil liner, silty sand bentonite mixtures, physical and mechanical
properties, permeability, Standard Proctor
1. PENDAHULUAN
Sampah yang terkumpul di TPA
adalah suatu hal yang umum diIndonesia.
Hal ini dapat menjadi masalah apabila
sampah telah menggunung melebihi
batas wajar dan menimbulkan masalah
jukkan perbandingan metode pembuangan limbah open dumping pada TPA yang
digunakan oleh kebanyakan kota-kota
berkembang dan sistem modern landfill
yang masih belum banyak diaplikasikan.
Gambar 1. TPA dengan metode open
dumping (kiri) dibandingkan
(a)
(b)
1.
2.
1.
2.
3. METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Geoteknik PT. Indra
Karya (untuk pengujian specific gravity,
analisis saringan dan hydrometer,
konsistensi tanah, pemadatan standart
proctor, serta falling head).
Penelitian ini didasarkan pada
pengujian di laboratorium dan dilakukan
dengan cara membuat serangkaian benda
uji dari material tanah timbunan berjenis
tanah pasir kelanauan (silty sand) yang
dipadatkan dengan campuran bentonite
komersil.
Adapun
peralatan
yang
digunakan pada penelitian ini adalah:
Untuk
pengujian
pemadatan
di
laboratorium, material tanah ini direncanakan dipadatkan dengan energi
Standart Proctor.
Untuk menentukan harga koefisien
permeabilitas digunakan metode Falling
Head Test.
Pada pemodelan benda uji tanah
ini, dibuat 3 (tiga) buah sampel dengan
variasi atau komposisi antara tanah asli
dan bentonite sebagai berikut :
Tanah A (70 % TA + 30 % B), artinya
komposisi sampel dengan jumlah tanah
asli sebanyak 70 % dan bentonite
sebanyak 30 %.
Tanah B (50 % TA + 50 % B), artinya
komposisi sampel dengan jumlah tanah
1
2
3
4
5
Kerikil
(Gravel)
(%)
6.21
4.89
5.45
4.62
0.02
Pasir
(Sand)
(%)
46.73
41.49
26.13
14.75
1.13
Lanau
(Silt)
(%)
29.51
16.20
18.76
24.05
28.62
Lempung
(Clay)
(%)
17.56
37.41
49.65
56.58
70.23
100
90
80
70
60
Passing (%)
No.
Prosentase
Bentonite
(%)
0
30
50
70
100
50
40
30
20
10
0
TANAH ASLI
Clay
S ilt
70% B + 30% TA
50% B + 50% TA
Particle diameter (mm)
S and
30% B + 70% TA
Gravel
Cobble
Fine
Coarse
BENTONITE
Boulder
Untuk
pengaruh
dari
penambahan Bentonite terhadap nilai
specific gravity dapat dilihat pada
Gambar 5. berikut ini.
LL
PI
Simbol
Jenis Tanah
CH
Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi
Kerikil berlanau, campuran kerikil-pasirTanah Asli
GM
56,98 18,15
lanau
30%B+70%TA 195,73 156,99
CH
Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi
50%B+50%TA 289,40 250,96
CH
Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi
70%B+30%TA 381,04 343,23
CH
Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi
520,79 483,22
LL
520.79
56.98
195,73
289,40
381,04
Gambar
PI
Simbol
Jenis Tanah
483.22 A-7-5 Lanau sampai Lempung dengan PI < LL - 30
18.15 A-7-5 Lanau sampai Lempung dengan PI < LL - 30
156,99 A-7-5 Lanau sampai Lempung dengan PI < LL - 30
250,96 A-7-5 Lanau sampai Lempung dengan PI < LL - 30
343,23 A-7-5 Lanau sampai Lempung dengan PI < LL - 30
Prosentase
Bentonite
(%)
30
50
70
k
(-3% OMC)
cm/s
3.208E-07
2.434E-08
2.122E-08
k
(kondisi OMC)
cm/s
1.050E-08
4.120E-09
2.600E-09
k
(+3% OMC)
cm/s
2.565E-07
1.512E-08
1.384E-08