Agenda
gri
da
en
13
rm
/2Pe
64
1.Permendagri
2.
Lampiran I
3.Lampiran II
1.Lampiran III
2.
Lampiran IV
Lampiran I
:
akuntansi
pemerintah
Lampiran II
:
Lampiran III
:
Lampiran IV
:
daerah
Panduan penyusunan SAPD
Bagan Akun Standar
Format konversi penyajian LRA
ISI
Ketentuan Umum
Tujuan
Ruang Lingkup
Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah
Bagan Akun Standar
Ketentuan Lain-lain
Ketentuan Umum
Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan,
pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi
dan kejadian keuangan, penyajian laporan serta
penginterpretasian atas hasilnya.
Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya
disingkat SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah.
SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui
pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalam APBD.
Ketentuan Umum
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsipprinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan
praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah
sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan
pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar
periode maupun antar entitas.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan
fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan
keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan daerah.
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa
itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar.
6
RUANG LINGKUP
level
level
level
level
level
1
2
3
4
5
Pendahuluan
Kebijakan akuntansi ditetapkan dalam peraturan
kepada daerah
Dipedomani oleh pihak perencana dan tim
anggaran
Menjadi perhatian semua pihak dalam
pembahasan karena berdampak pada proses
penganggaran, penatausahaan dan pelaporan.
Tidak menulis ulang SAP namun mengambil unsur
pokok dari SAP lalu mengembangkan pilihanpilihan metode baik pengakuan, pngukuran dan
pengungkapan
12
13
15
Pendapatan-LRA;
Belanja;
Transfer;
Surplus/Defisit-LRA;
Pembiayaan; dan
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
16
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan
pemerintah daerah mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal tertentu.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan
nonlancar
Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka
pendek dan jangka panjang dalam neraca.
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal laporan.
18
Laporan Operasional
19
20
Ekuitas akhir.
21
24
25
Piutang
Piutang diakui saat
Diterbitkan surat ketetapan; atau
Telah diterbitkan surat penagihan dan telah
dilaksanakan penagihan; atau
Belum dilunasi sampai dengan akhir periode
pelaporan.
Piutang
Piutang
Piutang
Piutang
Piutang
Dst.
<1thn
>1 sd 2
>2 s.d.
3
> 3th
27
Investasi
28
Investasi
Metode penilaian investasi
Metode biaya.
Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan atas investasi diakui sebesar bagian hasil yang diterima
dan diakui sebagai pendapatan dari bagian laba atas penyertaan
modal (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan).
Metode ekuitas.
investasi awal sebesar biaya perolehan .
Bagian laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kecuali dividen
dalam bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi
nilai investasi pemerintah.
Laba yang diumumkan akan diakui sebagai pendapatan dan
penambah investasi Penyesuaian investasi juga dilakukan jika terjadi
perubahan ekuitas investee
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan Metode ini digunakan
terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka
waktu dekat
29
30
Aset Tetap
Biaya Perolehan
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset
tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu
aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset
tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke
kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan yang dikelompokkan berdasarkan
jenis aset tetap
31
Tanah
Peralatan dan
Mesin
Gedung dan
Bangunan
Jalan, Jaringan,
& Instalasi
Aset Tetap
Lainnya
Aset Tetap
Biaya perolehan dari masing-masing Aset Tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
Biaya perolehan Aset Tetap yang dibangun dengan cara swakelola:
biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku;
biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa
peralatan; dan
semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Aset Tetap tersebut.
Besaran nilai minimum kapitalisasi aset tetap dan jenisnya ditetapkan oleh kepala
daerah.
33
Aset Tetap
Suatu pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran
pemeliharaan akan dikapitalisasi jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara:
bertambah
bertambah
bertambah
bertambah
ekonomis/efisien, dan/atau
umur ekonomis, dan/atau
volume, dan/atau
kapasitas produksi.
Aset Tetap
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas
nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat aset
yang bersangkutan.
Nilai penyusutan untuk masing-masing
periode diakui sebagai pengurang nilai
tercatat aset tetap dalam neraca dan beban
penyusutan dalam laporan operasional.
Aset Tetap Lainnya berupa hewan, tanaman,
dan buku perpustakaan tidak dilakukan
penyusutan secara periodik, melainkan
diterapkan penghapusan pada saat Aset
Tetap Lainnya tersebut sudah tidak dapat
digunakan atau mati.
Metode penyusutan yang digunakan adalah
metode garis lurus dengan estimasi masa
manfaat yang ditentukan.
35
Uraian
1 3
ASET TETAP
1 3 2
Masa
Manfaat
1 3 2
01
10
1 3 2
02
1 3 2
03
Alat-Alat Bantu
1 3 2
04
1 3 2
05
1 3 2
06
1 3 2
07
1 3 2
08
20
1 3 2
09
10
1 3 2
10
10
3
36
Uraian
Masa
Manfaat
1 3 2
11
Alat Ukur
1 3 2
12
1 3 2
13
1 3 2
14
Alat Kantor
1 3 2
15
1 3 2
17
1 3 2
18
Alat Studio
1 3 2
19
Alat Komunikasi
1 3 2
20
Peralatan Pemancar
1 3 2
21
Alat Kedokteran
1 3 2
22
Alat Kesehatan
1 3 2
23
Unit-Unit Laboratorium
10
37
Uraian
Masa
Manfaat
1 3 2
24
10
1 3 2
25
15
1 3 2
26
15
1 3 2
27
10
1 3 2
28
10
1 3 2
29
1 3 2
30
15
1 3 2
31
Senjata Api
10
1 3 2
32
1 3 2
33
38
Uraian
1 3 3
Masa
Manfaat
1 3 3
01
50
1 3 3
02
50
1 3 3
03
Bangunan Menara
40
1 3 3
04
Bangunan Bersejarah
50
1 3 3
05
Tugu Peringatan
50
1 3 3
06
Candi
50
1 3 3
07
50
1 3 3
08
50
1 3 3
09
50
1 3 3
10
Rambu-Rambu
50
1 3 3
11
50
39
Uraian
1 3 4
Masa
Manfaat
1 3 4
01
Jalan
10
1 3 4
02
Jembatan
50
1 3 4
03
50
1 3 4
04
50
1 3 4
05
25
1 3 4
06
10
1 3 4
07
30
1 3 4
08
40
1 3 4
09
40
1 3 4
10
Bangunan Air
40
40
Uraian
Masa
Manfaat
1 3 4
11
30
1 3 4
12
30
1 3 4
13
10
1 3 4
14
10
1 3 4
15
40
1 3 4
16
40
1 3 4
17
Instalasi Pertahanan
30
1 3 4
18
Instalasi Gas
30
1 3 4
19
Instalasi Pengamnan
20
1 3 4
20
30
1 3 4
21
Jaringan Listrik
40
1 3 4
22
Jaringan Telepon
20
1 3 4
23
Jaringan Gas
30
41
Aset Lain-lain
Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset yang tidak dapat dikelompokkan
dalam aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan,
tuntutan ganti rugi, dan kemitraan dengan pihak ketiga.
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah direklasifikasi ke dalam Aset Lain-lain.
Pengakuan aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain.
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif
direklasifikasi ke dalam Aset Lain-lain menurut nilai tercatatnya.
Aset lain lain yang berasal dari reklasifikasi aset tetap disusutkan mengikuti
kebijakan penyusutan aset tetap.
Proses penghapusan aset lain lain dilakukan paling lama 12 bulan sejak
direklasifikasi kecuali ditentukan lain menurut ketentuan perundang-undangan.
Aset Lain-lain disajikan di dalam kelompok Aset Lainnya dan diungkapkan dalam
CaLK.
Hal-hal yang perlu diungkapkan antara lain faktor-faktor yang menyebabkan
dilakukannya penghentian penggunaan, jenis aset tetap yang dihentikan
penggunaannya, dan informasi lainnya yang relevan.
43
Kewajiban
Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang. Kewajiban jangka panjang hanya
terdapat di PPKD.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal yang
mencerminkan nilai kewajiban pemerintah daerah
pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
44
Kewajiban
Kewajiban jangka Pendek di
PPKD
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang
Utang Beban
Utang jangka Pendek Lainnya
Kewajiban
Kewajiban diakui pada saat
Dana pinjaman diterima oleh pemerintah;
atau
Dana pinjaman dikeluarkan oleh kreditur
sesuai dengan kesepakatan pemerintah
daerah; atau
Pada saat kewajiban timbul.
46
Kewajiban
Kewajiban dapat timbul dari
Transaksi dengan pertukaran (exchange transactions);
Transaksi tanpa pertukaran (non-exchange
transactions), sesuai hukum yang berlaku dan
kebijakan yang diterapkan, yang belum dibayar lunas
sampai dengan saat tanggal pelaporan;
kejadian yang berkaitan dengan pemerintah
(government-related events); dan
Kejadian yang diakui pemerintah (governmentacknowledged events).
47
Ekuitas
Ekuitas terdiri dari
Ekuitas kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal laporan
Ekuitas SAL untuk mencatat akun perantara dalam
rangka penyusunan LRA dan Laporan Perusabahan
SAL.
Ekuitas untuk dikonsolidasikan untuk mencatat
reciprocal accounting untuk kepentingan konsolidasi
yang mencakup rekening koran PPKD
48
Pendapatan LRA
Pengakuan Pendapatan-LRA
Diterima di Rekening Kas Umum Daerah; atau
Diterima oleh SKPD; atau
Diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD.
Penyajian
Pendapatan-LRA disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran
dan Laporan Arus Kas.
Pendapatan LRA disajikan dalam mata uang rupiah.
Apabila penerimaan kas atas pendapatan LRA dalam mata
uang asing, maka penerimaan tersebut dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan kurs pada
tanggal transaksi.
49
Pendapatan LRA
Pengukuran Pendapatan-LRA
Akuntansi Pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA diukur dengan menggunakan nilai nominal kas yang
masuk ke kas daerah dari sumber pendapatan dengan menggunakan asas
bruto, yaitu pendapatan dicatat tanpa dikurangkan/dikompensasikan
dengan belanja yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut
Dalam hal besaran pengurang terhadap Pendapatan-LRA bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat
dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas
bruto dapat dikecualikan.
Pengecualian azas bruto dapat terjadi jika penerimaan kas dari
pendapatan tersebut lebih mencerminkan aktivitas pihak lain dari pada
pemerintah daerah atau penerimaan kas tersebut berasal dari transaksi
yang perputarannya cepat, volume transaksi banyak dan jangka
waktunya singkat.
50
Transfer
Pengakuan Transfer
Transfer diakui pada saat terjadinya
pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.
Pengukuran Transfer
Akuntansi Transfer dilaksanakan berdasarkan
azas bruto dan diukur berdasarkan nilai
nominal yang dikeluarkan dan tercantum
dalam dokumen pengeluaran yang sah.
51
Pembiayaan
Pengakuan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada
Rekening Kas Umum Daerah.
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari
Rekening Kas Umum Daerah.
Pengukuran Pembiayaan
Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah
berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima atau yang
akan diterima dan nilai sekarang kas yang dikeluarkan atau
yang akan dikeluarkan.
Pembiayaan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi
ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah
Bank Indonesia) pada tanggal transaksi pembiayaan.
52
Pendapatan LO
Pendapatan LO
54
Pendapatan LO
55
Pendapatan LO
Komponen Pendapatan LO
Pendapatan PAD
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan yang Sah
56
Pendapatan LO transfer
59
60
61
Pengukuran Pendapatan LO
63
Pengakuan Beban
Pengakuan Beban
65
Pengakuan Beban
66
Pengakuan Beban
67
Pengakuan Beban
68
Beban Pegawai
Beban pegawai merupakan kompensasi terhadap pegawai
baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan
kepada pejabat negara, pegawai negeri sipil, dan pegawai
yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah yang belum
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal.
Pembayaran atas beban pegawai dapat dilakukan melalui
mekanisme UP/GU/TU seperti honorarium non PNS, atau
melalui mekanisme LS seperti beban gaji dan tunjangan .
Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS,
beban pegawai diakui saat diterbitkan SP2D atau pada saat
timbulnya kewajiban pemerintah daerah (jika terdapat
dokumen yang memadai).
Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme
UP/GU/TU, beban pegawai diakui ketika bukti pembayaran 69
70
Pengakuran Beban
71
Koreksi Kesalahan
Koreksi Kesalahan
tidak berulang periode berjalan
Koreksi Kesalahan
tidak berulan periode berjalan
74
Koreksi Kesalahan
tidak berulang, periode sebelumnya
Koreksi Kesalahan
tidak berulang, periode sebelumnya
Koreksi Kesalahan
tidak berulang, periode sebelumnya
Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periodeperiode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik
sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut
diterbitkan, pembetulan dilakukan pada akun-akun neraca
terkait pada periode kesalahan ditemukan.
77
Koreksi Kesalahan
tidak berulang, periode sebelumnya
78
80
Tahapan Penyusunan
Identifikasi prosedur
Menentukan pihak-pihak yang terkait
Menentukan dokumen terkait
Menentuak jurnal standar
Menuangkan dalam lengkah teknis
81
83
Hasil Investasi
Hasil investasi pelepasan aset
Hasil Investasi jangka panjang cost pengumuman dividen
diakui sebagai piutang lainnya
Hasil Investasi jangka panjang ekuitas pengumuman laba
pendapatan, dividen pengurangan investasi
Hasil investasi metode realisasi diakui saat kas
diterima
84
Kewajiban
Penerimaan utang
Pembayaran kewajiban
Reklasifikasi utang
85
Akuntansi Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan
Penyesuaian Koreksi
Koreksi kesalahan pencatatan
Beban penyisihan piutang
Beban persediaan
Beban penyusutan
86
Melakukan jurnal
Memposting jurnal
Menyusun neraca saldo
Menyiapkan kertas kerja
Mengisi neraca saldo
Membuat jurnal penyesuaian
Membuat neraca saldo setelah penyesuaian
Akuntansi kewajiban
Penerimaan pembiayaan
Pelunasan pembiayaan
Koreksi kesalahan
Pengakuan persediaan
Penyusutan
Beban jasa dibayar dimuka
90
Melakukan jurnal
Memposting jurnal
Menyusun neraca saldo
Menyiapkan kertas kerja
Mengisi neraca saldo
Membuat jurnal penyesuaian
Membuat neraca saldo setelah penyesuaian
Jurnal Penutup
Menutup anggaran membalik jurnal anggaran
Menutup pendapatan LRA, Belanja Surplus
defisit
Surplus defisit ditutup dengan Estimasi
Perubahan SAL.
Menutup Pendapatan LO dan Beban dengan akun
lawan Surplus defisit LO
Surplus defisit LO ditutup ke ekuitas
92
TERIMA
KASIH