Anda di halaman 1dari 57

Session 10

Protection and Control System

SISTEM PROTEKSI
1. Pendahuluan
2. Komponen Proteksi Pusat Listrik
3. Komponen Pusat Listrik yang
Memerlukan Proteksi
4. Karakteristik Sistem Proteksi

1. PENDAHULUAN
Pusat Listrik merupakan komponen vital dalam
kehidupan yang modern ini, dimana energi listrik
menyuplai berbagai kebutuhan yang diperlukan
manusia.
Diperlukan kehandalan dari sebuah pusat listrik
agar berbagai macam kegiatan dapat
terlaksana.

Gangguan yang dapat mengganggu pusat listrik


antara lain : petir, short circuit, arus berlebih,
perilaku manusia, perilaku hewan, arus urutan
negatif, arus urutan positif, dsb.

1. PENDAHULUAN
Tujuan : melepaskan atau memisahkan peralatan
yang terganggu dari sistem keseluruhannya guna
memperkecil kerusakan yaang dapat terjadi dan
sebanyak mungkin mempertahankan kontinuitas
penyediaan tenaga listrik.

2. KOMPONEN PROTEKSI PUSAT LISTRIK


Komponen Utama :
Relai
Pengaman lebur (Fuse)
Circuit breaker
Pembumian (Grounding)
Pelindung komponen
Penangkal petir (Lightning Arrester)
Komponen Pendukung :
Pendinginan
Baterai aki

Relai
Relai adalah saklar otomatis yang dikontrol oleh
sinyal listrik untuk menggerakkan posisi on atau
off.
Relai terdiri 2 macam berdasarkan input listrik,
yaitu relai a.c. dan d.c.
Relai dibedakan menjadi 7 macam berdasarkan
konstruksi, yaitu : relai tenaga udara, relai tenaga
minyak banyak, relai tenaga minyak sedikit, telai
tenaga gas SF6, relai tenaga vakum, relai tenaga
medan magnet, dan relai tenaga udara tekan.

Relai

Circuit Breaker
Pada saat saklar tegangan (tinggi)
membuka biasanya akan terjadi
busur listrik
Busur listrik menyebabkan saklar
teroksidasi sehingga kinerjanya
dapat menurun
Dalam rangkaian dengan
tegangan di atas 1.5 kV Saklar
dibedakan menjadi
PMT (pemutus tenaga)/CB (circuit
breaker)
PMB (pemutus beban)/LBS (load
break switch)
PMS (pemisah)/DS (disconnecting
switch)

Circuit Breaker

Circuit Breaker

CB udara
CB minyak banyak (bulk oil CB)
CB minyak sedikit (low oil content CB)
CB gas SF6
CB vakum
CB medan magnet (magnetic CB)
Vacum
CB udara tekan (air blast CB)

Air blast

SF6

Circuit Breaker

Pengaman Lebur
Komponen ini memanfaatkan kawat
yang memiliki kemampuan untuk
menghantarkan arus sesuai
kapasitasnya.
Jika arus yang dihantarkan melebihi
kemampuannya, maka kawat tersebut
akan putus.
Komponen yang mempengaruhi hal
tersebut adalah : material bahan dan
tebal tipisnya kawat.

Pengaman Lebur
Sifat beberapa logam untuk pengaman lebur
logam

Titik Lebur (0C)

Resistansi Spesifik
(mikroOhm/cm)

Tembaga

1090

1,7

Alumunium

665

2,8

Perak

980

1,6

Timah

240

11,2

Seng

419

6,0

Penangkal Petir
Hal ini sangat penting bagi sistem
pembangkit, baik pada pusat pembangkit,
transmisi, dan distribusi listrik untuk masalah
petir.
Petir merupakan kilatan listrik yang high
voltage, jika tidak dicegah dapat merusak
komponen listrik.

Penangkal Petir
Penangkal Petir (lighting arrester)
Komponen-komponen pembangkit listrik yang terletak di luar,
rentan akan sambaran petir
Penangkal petir harus diletak sedekat mungkin dengan unit yang
akan dilindungi
Penangkal petir akan bekerja pada tegangan tertentu di atas
tegangan operasi unit yang dilindungi
Tingkat isolasi penangkal petir harus berada dibawah tingkat
isolasi unit yang dilindungi

Pembumian
Pembumian menggunakan media tanah,
sehingga disebut juga pentanahan.
Tanah yang digunakan proses pembumian
memiliki karakteristik nilai hambatan yang rendah
sehingga sinyal listrik akan memilih hambatan
yang rendah.
Pembumian dilakukan agar arus bocor pada
kerangka komponen pusat listrik menjadi minimal.
Pembumian dilakukan untuk meminimalisasi efek
sambaran petir.

Pembumian

Pembumian harus dihubungkan pada komponen


pembangkitan listrik berikut :
Komponen yang mempunyai dasar logam.
Bagian pembuangan muatan listrik dari
penangkal petir.
Kawat petir yang ada pada bagian saluran
transmisi dan tiang transmisi.
Titik netral dari generator atau transformator.

Pembumian
Titik pembumian dapat dibedakan menjadi 3
jenis
Batang besi (single and double rod)
Pelat tembaga
Anyaman tembaga
Ketiga hal tersebut ditanam di dalam tanah.

Pembumian
Pentanahan
Pembumian (earthing) = pentanahan (grounding),
pembumian menekankan perlunya bagian instalasi
tersebut memiliki potensial yang sama dengan bumi
Bagian yang umum ditanahkan
Logam-logam yang menjadi rangka saluran listrik (berisolasi)
Badan generator, transformator, rangka kabel, dan rel

Pembuangan muatan listrik


Penangkal petir (lighting arrester)

Titik-titik netral pada unit pembangkitan


Titik netral generator dan transformator

Pelindung Komponen
Pelindung komponen diperlukan untuk
menghindari terjadinya kerusakan akibat
faktor eksternal, yaitu :
Mahluk hidup (tikus, kucing, dll)
Lingkungan (hujan, kelembaban, dll)
Komponen yang memerlukan pelindung :
Kabel
Transformator
dll

Pendinginan
Tujuan proses pendinginan agar tidak terjadi
over-heating pada stator kumparan atau bantalan
generator, yang dapat menyebabkan
terkelupasnya pelindung antar lilitan sehingga
dapat terjadi short circuit.
Proses pendinginan diperlukan untuk menaikkan
nilai efisiensi dari komponen listrik, yaitu
generator dan transformator.
Proses pendinginan dapat berupa sirkulasi fluida.
Proses pendinginan juga diperlukan di dalam
ruangan kontrol. Hal ini bertujuan menjaga suhu
udara agar sistem kontrol dapat bekerja dengan
baik.

Baterai Aki
Baterai aki diperlukan sebagai sumber
listrik untuk berbagai komponen seperti
relai, motor circuit breaker, pompa cooling
oil emergency, penerangan emergency,
peralatan komunikasi dan peralatan
instumentasi.
Diperlukan perawatan dan pengecekan
kondisi baterai ini untuk mengetahui
besarnya tegangan pada aki agar sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Contoh kegagalan sistem


proteksi
Contoh kegagalan sistem proteksi
relai rusak
Transformator arus sudah jenuh
Gangguan pada pengawatan sekunder
Baterai lemah/rusak
Mekanisme CB macet/ rusak

3. KOMPONEN PUSAT LISTRIK YANG


MEMERLUKAN SISTEM PROTEKSI

Generator
Mesin Penggerak Generator
Transformator
Motor
Rel/Busbar

Generator

Generator yang umum digunakan adalah generator sinkron 3 fasa


Tegangan generator maksimum saat ini adalah 23 kV
Pasokan listrik dari generator sampai rel harus rapi dan bersih agar
tidak menimbulkan gangguan

Generator
Relai arus lebih
Relai diferensial
Relai gangguan hubung
tanah
Relai rotor hubung tanah
Relai penguatan hilang
Relai tegangan lebih
Relai arus urutan negatif
Relai suhu
Relai flux berlebih

Untuk generator, umumnya


trip akan terjadi jika relai
menerima input-input berikut
Suhu yang tinggi; bearing, air
pendingin, minyak pelumas,
generator
Tegangan; over voltage/
under voltage
Arus; over current

Mesin Penggerak Generator


Relai suhu bantalan
Relai suhu air pendingin
Relai tekanan minyak pelumas

Transformator
Trafo penaik tegangan
generator
Dalam hal proteksi, umumnya
dianggap satu kesatuan dengan
generator

Trafo unit pembangkit


Pembangkit (daya>10 MW)
umumnya memasok untuk
pemakaian unit pembangkit itu
sendiri; motor pendingin, pelumas
dan lainnya

Trafo pemakaian sendiri


Memasok instalasi penerangan,
baterai, mesin-mesin bengkel dan
lainnya

Transformator

Relai arus lebih di sisi primer dan sekunder


Relai hubung tanah
Relai diferensial
Relai hubung tanah terbatas
Relai bucholz
Relai suhu
Relai tekanan mendadak
Relai tangki tanah
Relai arus urutan negatif

Transformator
Transformator
Trafo dengan tegangan >60kV, titik netralnya ditanahkan secara
langsung (menghemat biaya isolasi)
Trafo dengan tegangan <60kV, titik netralnya ditanahkan
melalui impedansi (menghasilkan arus gangguan hubungan
tanah yang mampu menggerakan relai hubungan tanah)
Trafo untuk daya 70kW-1MW, perlu diamati kualitas minyak dan
isolasi bushing
Minyak; sebagai pendingin dan isolasi, jika buruk trafo cepat
panas, berkarat (timbul kandungan air), dan isolasi berkurang
Bushing; jika bushing nilai isolasinya berkurang hubungan
singkat antara fasa ke tangki yang dapat meyebabkan trafo
meledak

Motor
Motor listrik umumnya diproteksi terhadap
pembebanan lebih, hubungan singkat dan
tegangan rendah
Relai arus lebih dan sekering lebur
Relai stall
Relai tegangan rendah/hilang
Relai arus urutan negatif

Rel
Busbar merupakan komponen penting dalam unit
distribusi
Susunan rel

Rel Tunggal
Rel ganda dengan 1 CB
Rel ganda dengan 2 CB
Rel dengan 1 1/2 CB

Perlindungan pada rel

Pemasangan penangkal petir


Pentanahan
Pemagaran di sekitar rel
Relai proteksi busbar (relai
diferensial)

Rel

4. KARAKTERISTIK SISTEM PROTEKSI


Karakteristik sistem proteksi meliputi :
1. Selektivitas
2. Sensitivitas
3. Reliabilitas
4. Daya tanggap
5. Kompatibilitas

SISTEM KONTROL
1. Pendahuluan
2. Klasifikasi Sistem Kontrol
3. Parameter Kontrol
4. Komponen Sistem Kontrol

1. PENDAHULUAN
Sistem kontrol adalah sistem yang mencakup
penyajian data dan informasi yang terdapat
dalam pusat listrik, sehingga dari data
tersebut dapat diproses dan dilakukan
pengontrolan untuk mendapatkan dan
menyediakan energi listrik.
Suatu sistem kontrol harus mampu
menjalankan suatu urutan (sequencing) kerja
dengan baik dan benar, tujuannya adalah
untuk menghindarkan manusia dan alat dari
operasi yang berbahaya dan merugikan (i.e.
start/stop).

1. PENDAHULUAN
Istilah Dalam Sistem Kontrol
Data acquisition
Pengumpulan dan penyajian data

Threshold values
Pemberian peringatan atas batas maksimum suatu besaran

Fault recording
Merekam kejadian abnormal dan memberikan analisanya

Predictive maintenance
Mencatat besaran yang berkaitan dengan pemeliharaan
(getaran, suhu bantalan) dan memberikan langkah
pemeliharaan

Program interupsi
Selektif memilih data yang urgent untuk ditampilkan

Program automatic control


Mengatur otomatisasi besaran, tekanan udara misalnya

Prinsip Sistem Kontrol


Umpanbalik
SP

PV

MV

+/-

error
Kontrol

MV = Measure Variable
SP = Set Point
PV = Process Variable
Error = SP-PV

2. KLASIFIKASI SISTEM KONTROL


Berdasarkan otomatisasi :
Sistem Kontrol Otomatis
Sistem Kontrol Manual
Berdasarkan area yang
dikontrol :
Sistem Kontrol Lokal
Sistem Kontrol Jarak Jauh

2. KLASIFIKASI SISTEM KONTROL


Berdasarkan proses kontrol :
Proporsional
Proporsional Integrator (PI)
Proporsional Diferensial (PD)
Proporsional Integrator Diferensial (PID)
Berdasarkan teknologi
PLC
DCS
SCADA

PLC

PLC = Programmable Logic Controller


Berbasis kontrol sinyal digital dengan logika 1 dan 0
Belum tersedia aplikasi alarm dan signal conditioning
Kurang fleksibel.
Tidak mempunyai database

DCS & SCADA


DCS = Distributed Control System
SCADA = Supervisory Control and Data
Acquisition
Menggunakan proses PID
Aplikasi : alarm, diagnostics, fail safe
Lebih fleksibel penggunaanya, dan friendly.
Mempunyai database

3. PARAMETER KONTROL
Generator
Tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif,
frekuensi, faktor daya, suhu kumparan stator,
dan suhu bantalan.
Transformator
Tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif, suhu
minyak, dan kadar air dalam minyak.
Mesin Penggerak Generator
Tekanan, suhu, vibrasi, dll

3. PARAMETER KONTROL
Sistem Air
ph, konduktifitas, sulfur, silica, TDS.
Boiler
Tekanan, temperatur, flow.
Turbin
RPM, flow, tekanan.

Kontrol Tegangan

Kontrol Tegangan

Kontrol Frekuensi
Pengaturan kopel mekanis dilakukan dengan cara
Mengatur pemberian uap penggerak turbin (PLTU)
Mengatur pemberian air penggerak turbin (PLTA)
Mengatur pemberian bahan bakar dalam ruang bakar turbin
(PLTG)
Mengatur pemberian bahan bakar oleh pompa injeksi bahan
bakar ke silinder mesin diesel (PLTD)

4. KOMPONEN SISTEM KONTROL

Aktuator
Interface
Transducer
Mikrokontroler
Komputer

Aktuator
Aktuator merupakan komponen penggerak dari
sistem kontrol, antara lain :
Sistem Hidrolik = Medium cairan
Sistem Pneumatik = Medium udara bertekanan
Sistem Motor = Listrik

Interface
Interfacing merupakan sistem komunikasi
yang menghubungkan 2 hardware.
Jenis interfacing antara lain :
Wiring : PPi 8255, RS 232, RS 485,
TCP/IP
Wireless : Bluetooth, WiFi, ZigBee, sinyal
satelit, GPRS, GSM

Transducer
Transducer merupakan sensor yang
mengubah suatu besaran fisik yang ingin
diukur menjadi besaran listrik.
Didalam sebuah transducer terdapat
sensor konvensional dan sebuah
pengkondisi sinyal.

Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan perangkat yang
digunakan untuk mensampling data analog
menjadi data digital kemudian diolah dan
dikirim melalui interface menuju komputer
pada pusat kendali.
Bagian mikroprosesor/mikrokontroler
ADC, DAC, SRAM, memory flash, I/O, CPU,
EEPROM

Komputer

Data Logger
Printer
Plotter
Layar
Keyboard

Bagan Sederhana Sistem Kontrol


Layar
Keyboard
Data
Logger

PC

Printer

Interfacing

ID
Plotter

A/D

A/D

A/D

A?D

A/D

Besaran Fisik dari Instalasi Energi

AKTUATOR

Anda mungkin juga menyukai