SISTEM PROTEKSI
1. Pendahuluan
2. Komponen Proteksi Pusat Listrik
3. Komponen Pusat Listrik yang
Memerlukan Proteksi
4. Karakteristik Sistem Proteksi
1. PENDAHULUAN
Pusat Listrik merupakan komponen vital dalam
kehidupan yang modern ini, dimana energi listrik
menyuplai berbagai kebutuhan yang diperlukan
manusia.
Diperlukan kehandalan dari sebuah pusat listrik
agar berbagai macam kegiatan dapat
terlaksana.
1. PENDAHULUAN
Tujuan : melepaskan atau memisahkan peralatan
yang terganggu dari sistem keseluruhannya guna
memperkecil kerusakan yaang dapat terjadi dan
sebanyak mungkin mempertahankan kontinuitas
penyediaan tenaga listrik.
Relai
Relai adalah saklar otomatis yang dikontrol oleh
sinyal listrik untuk menggerakkan posisi on atau
off.
Relai terdiri 2 macam berdasarkan input listrik,
yaitu relai a.c. dan d.c.
Relai dibedakan menjadi 7 macam berdasarkan
konstruksi, yaitu : relai tenaga udara, relai tenaga
minyak banyak, relai tenaga minyak sedikit, telai
tenaga gas SF6, relai tenaga vakum, relai tenaga
medan magnet, dan relai tenaga udara tekan.
Relai
Circuit Breaker
Pada saat saklar tegangan (tinggi)
membuka biasanya akan terjadi
busur listrik
Busur listrik menyebabkan saklar
teroksidasi sehingga kinerjanya
dapat menurun
Dalam rangkaian dengan
tegangan di atas 1.5 kV Saklar
dibedakan menjadi
PMT (pemutus tenaga)/CB (circuit
breaker)
PMB (pemutus beban)/LBS (load
break switch)
PMS (pemisah)/DS (disconnecting
switch)
Circuit Breaker
Circuit Breaker
CB udara
CB minyak banyak (bulk oil CB)
CB minyak sedikit (low oil content CB)
CB gas SF6
CB vakum
CB medan magnet (magnetic CB)
Vacum
CB udara tekan (air blast CB)
Air blast
SF6
Circuit Breaker
Pengaman Lebur
Komponen ini memanfaatkan kawat
yang memiliki kemampuan untuk
menghantarkan arus sesuai
kapasitasnya.
Jika arus yang dihantarkan melebihi
kemampuannya, maka kawat tersebut
akan putus.
Komponen yang mempengaruhi hal
tersebut adalah : material bahan dan
tebal tipisnya kawat.
Pengaman Lebur
Sifat beberapa logam untuk pengaman lebur
logam
Resistansi Spesifik
(mikroOhm/cm)
Tembaga
1090
1,7
Alumunium
665
2,8
Perak
980
1,6
Timah
240
11,2
Seng
419
6,0
Penangkal Petir
Hal ini sangat penting bagi sistem
pembangkit, baik pada pusat pembangkit,
transmisi, dan distribusi listrik untuk masalah
petir.
Petir merupakan kilatan listrik yang high
voltage, jika tidak dicegah dapat merusak
komponen listrik.
Penangkal Petir
Penangkal Petir (lighting arrester)
Komponen-komponen pembangkit listrik yang terletak di luar,
rentan akan sambaran petir
Penangkal petir harus diletak sedekat mungkin dengan unit yang
akan dilindungi
Penangkal petir akan bekerja pada tegangan tertentu di atas
tegangan operasi unit yang dilindungi
Tingkat isolasi penangkal petir harus berada dibawah tingkat
isolasi unit yang dilindungi
Pembumian
Pembumian menggunakan media tanah,
sehingga disebut juga pentanahan.
Tanah yang digunakan proses pembumian
memiliki karakteristik nilai hambatan yang rendah
sehingga sinyal listrik akan memilih hambatan
yang rendah.
Pembumian dilakukan agar arus bocor pada
kerangka komponen pusat listrik menjadi minimal.
Pembumian dilakukan untuk meminimalisasi efek
sambaran petir.
Pembumian
Pembumian
Titik pembumian dapat dibedakan menjadi 3
jenis
Batang besi (single and double rod)
Pelat tembaga
Anyaman tembaga
Ketiga hal tersebut ditanam di dalam tanah.
Pembumian
Pentanahan
Pembumian (earthing) = pentanahan (grounding),
pembumian menekankan perlunya bagian instalasi
tersebut memiliki potensial yang sama dengan bumi
Bagian yang umum ditanahkan
Logam-logam yang menjadi rangka saluran listrik (berisolasi)
Badan generator, transformator, rangka kabel, dan rel
Pelindung Komponen
Pelindung komponen diperlukan untuk
menghindari terjadinya kerusakan akibat
faktor eksternal, yaitu :
Mahluk hidup (tikus, kucing, dll)
Lingkungan (hujan, kelembaban, dll)
Komponen yang memerlukan pelindung :
Kabel
Transformator
dll
Pendinginan
Tujuan proses pendinginan agar tidak terjadi
over-heating pada stator kumparan atau bantalan
generator, yang dapat menyebabkan
terkelupasnya pelindung antar lilitan sehingga
dapat terjadi short circuit.
Proses pendinginan diperlukan untuk menaikkan
nilai efisiensi dari komponen listrik, yaitu
generator dan transformator.
Proses pendinginan dapat berupa sirkulasi fluida.
Proses pendinginan juga diperlukan di dalam
ruangan kontrol. Hal ini bertujuan menjaga suhu
udara agar sistem kontrol dapat bekerja dengan
baik.
Baterai Aki
Baterai aki diperlukan sebagai sumber
listrik untuk berbagai komponen seperti
relai, motor circuit breaker, pompa cooling
oil emergency, penerangan emergency,
peralatan komunikasi dan peralatan
instumentasi.
Diperlukan perawatan dan pengecekan
kondisi baterai ini untuk mengetahui
besarnya tegangan pada aki agar sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Generator
Mesin Penggerak Generator
Transformator
Motor
Rel/Busbar
Generator
Generator
Relai arus lebih
Relai diferensial
Relai gangguan hubung
tanah
Relai rotor hubung tanah
Relai penguatan hilang
Relai tegangan lebih
Relai arus urutan negatif
Relai suhu
Relai flux berlebih
Transformator
Trafo penaik tegangan
generator
Dalam hal proteksi, umumnya
dianggap satu kesatuan dengan
generator
Transformator
Transformator
Transformator
Trafo dengan tegangan >60kV, titik netralnya ditanahkan secara
langsung (menghemat biaya isolasi)
Trafo dengan tegangan <60kV, titik netralnya ditanahkan
melalui impedansi (menghasilkan arus gangguan hubungan
tanah yang mampu menggerakan relai hubungan tanah)
Trafo untuk daya 70kW-1MW, perlu diamati kualitas minyak dan
isolasi bushing
Minyak; sebagai pendingin dan isolasi, jika buruk trafo cepat
panas, berkarat (timbul kandungan air), dan isolasi berkurang
Bushing; jika bushing nilai isolasinya berkurang hubungan
singkat antara fasa ke tangki yang dapat meyebabkan trafo
meledak
Motor
Motor listrik umumnya diproteksi terhadap
pembebanan lebih, hubungan singkat dan
tegangan rendah
Relai arus lebih dan sekering lebur
Relai stall
Relai tegangan rendah/hilang
Relai arus urutan negatif
Rel
Busbar merupakan komponen penting dalam unit
distribusi
Susunan rel
Rel Tunggal
Rel ganda dengan 1 CB
Rel ganda dengan 2 CB
Rel dengan 1 1/2 CB
Rel
SISTEM KONTROL
1. Pendahuluan
2. Klasifikasi Sistem Kontrol
3. Parameter Kontrol
4. Komponen Sistem Kontrol
1. PENDAHULUAN
Sistem kontrol adalah sistem yang mencakup
penyajian data dan informasi yang terdapat
dalam pusat listrik, sehingga dari data
tersebut dapat diproses dan dilakukan
pengontrolan untuk mendapatkan dan
menyediakan energi listrik.
Suatu sistem kontrol harus mampu
menjalankan suatu urutan (sequencing) kerja
dengan baik dan benar, tujuannya adalah
untuk menghindarkan manusia dan alat dari
operasi yang berbahaya dan merugikan (i.e.
start/stop).
1. PENDAHULUAN
Istilah Dalam Sistem Kontrol
Data acquisition
Pengumpulan dan penyajian data
Threshold values
Pemberian peringatan atas batas maksimum suatu besaran
Fault recording
Merekam kejadian abnormal dan memberikan analisanya
Predictive maintenance
Mencatat besaran yang berkaitan dengan pemeliharaan
(getaran, suhu bantalan) dan memberikan langkah
pemeliharaan
Program interupsi
Selektif memilih data yang urgent untuk ditampilkan
PV
MV
+/-
error
Kontrol
MV = Measure Variable
SP = Set Point
PV = Process Variable
Error = SP-PV
PLC
3. PARAMETER KONTROL
Generator
Tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif,
frekuensi, faktor daya, suhu kumparan stator,
dan suhu bantalan.
Transformator
Tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif, suhu
minyak, dan kadar air dalam minyak.
Mesin Penggerak Generator
Tekanan, suhu, vibrasi, dll
3. PARAMETER KONTROL
Sistem Air
ph, konduktifitas, sulfur, silica, TDS.
Boiler
Tekanan, temperatur, flow.
Turbin
RPM, flow, tekanan.
Kontrol Tegangan
Kontrol Tegangan
Kontrol Frekuensi
Pengaturan kopel mekanis dilakukan dengan cara
Mengatur pemberian uap penggerak turbin (PLTU)
Mengatur pemberian air penggerak turbin (PLTA)
Mengatur pemberian bahan bakar dalam ruang bakar turbin
(PLTG)
Mengatur pemberian bahan bakar oleh pompa injeksi bahan
bakar ke silinder mesin diesel (PLTD)
Aktuator
Interface
Transducer
Mikrokontroler
Komputer
Aktuator
Aktuator merupakan komponen penggerak dari
sistem kontrol, antara lain :
Sistem Hidrolik = Medium cairan
Sistem Pneumatik = Medium udara bertekanan
Sistem Motor = Listrik
Interface
Interfacing merupakan sistem komunikasi
yang menghubungkan 2 hardware.
Jenis interfacing antara lain :
Wiring : PPi 8255, RS 232, RS 485,
TCP/IP
Wireless : Bluetooth, WiFi, ZigBee, sinyal
satelit, GPRS, GSM
Transducer
Transducer merupakan sensor yang
mengubah suatu besaran fisik yang ingin
diukur menjadi besaran listrik.
Didalam sebuah transducer terdapat
sensor konvensional dan sebuah
pengkondisi sinyal.
Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan perangkat yang
digunakan untuk mensampling data analog
menjadi data digital kemudian diolah dan
dikirim melalui interface menuju komputer
pada pusat kendali.
Bagian mikroprosesor/mikrokontroler
ADC, DAC, SRAM, memory flash, I/O, CPU,
EEPROM
Komputer
Data Logger
Printer
Plotter
Layar
Keyboard
PC
Printer
Interfacing
ID
Plotter
A/D
A/D
A/D
A?D
A/D
AKTUATOR