Anda di halaman 1dari 16

Analisa Fundamental Untuk Pasar Modal

Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk
memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada datadata kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham
sudah di apresiasi secara akurat.
Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental terdiri
dari 4 langkah yaitu:

1.

Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan


Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara
keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi tinggi atau rendah? Apakah suku
bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin atau ragu-ragu dalam mengeluarkan uang?
Apakah neraca perdagangan untung atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun? Ini
adalah sebagian pertanyaan seorang fundamental analis menanyakan untuk
memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham

2.

Menghitung kondisi industri secara keseluruhan


Industri di mana perusahaan berada secara langsung mempengaruhi masa depan perusahaan
tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang paspasan jika mereka berada dalam industri yang sedang payah . Biasanya saham yang lemah
dalam industri yang kuat lebih disukai daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah

3.

Menghitung kondisi perusahaan


Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan kesehatan
keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita analisa secara
ekonomi dan industri itu baik tapi kita tidak menghitung kondisi perusahaan tersebut maka
akan sia-sia lah semua analisa fundamental yang kita lakukan. Karena pasar saham adalah
pasar ekspektasi dimana semua pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu
menghasilkan laba yang pada akhirnya laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham
yang kita kenal dengan istilah deviden. Walaupun tidak semua pemegang saham tidak
mengharapkan pembagian deviden ini karena pada dasarnya keuntungan yang diperoleh
dari permainan saham ini bukan hanya deviden, tetapi ada juga yang di sebut dengan
capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga saham yang biasanya
diharapkan
oleh
investor
yang
memiliki
time
horizon
yang pendek.
Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan.
Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu :
profitability (keuntungan), price (harga), liquidity (likuiditas), leverage (dukungan), dan
efficiensi (efisiensi). Berikut penjelasan penggunaan ratio dan cara menghitungnya :
a. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio profitability yang dihitung dengan membagi keuntungan
bersih dengan total penjualan.
Net Profit Margin = Net Profit / Total sales
Rasio ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan yang dapat di peroleh
dari setiap rupiah penjualan. Sebagai ilustrasi, apabila profit margin sebuah perusahaan
adalah 30% jumlah keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap Rp 1000 adalah Rp 300
b.

Price Earning Ratio / PER

Price earning ratio /PER adalah rasio price yang dihitung dengan membagi harga saham
saat ini dengan Earning Per Share( EPS), EPS sendiri merupakan rasio yang menunjukan
berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.
Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin
besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.
EPS = Net Profit / Jumlah Saham
PER = Harga Saham / EPS

PER menggambarkan apresiasi pasar tehadap kemampuan perusahaan dalam


menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Bagi para investor semakin kecil PER
suatu saham semakin bagus karena saham tersebut termasuk murah.
c.

Book Value / Nilai Buku


Nilai Buku adalah rasio price yang dihitung dengan membagi total aset bersih ( Aset Hutang ) dengan total saham yang beredar
Book Value = Total Equitas (Aset Hutang) / Jumlah saham yang beredar
Book Value digunakan untuk melihat harga suatu securitas apakah overpriced atau
underprice

d.

Price to Book Value (PBV)


Price to book value atau PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai
buku saham suatu perusahaan. Makin Tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek
perusahaan tersebut.

e.

PVB = Harga Saham / Book Value


Current Ratio
Current Ratio adalah rasio likuiditas yang dihitung dengan membagi aset saat ini dengan
hutang saat ini.

Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab hutang
saat ini. Semakin tinggi rasionya, semakin tinggi likuiditas perusahaan tersebut. Sebagai
contoh, rasio 3.0 mempunyai arti bahwa aset saat ini jika dilikuidasi, akan cukup
membayar 3 kali dari hutang saat ini.
f.

Debt Ratio
Debt rasio adalah rasio leverage yang dihitung dengan membagi total hutang dengan
total aset.
Debt Ratio = Total Hutang / Total Aset
Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Sebagai contoh,
debt ratio 40% menunjukkan bahwa 40% dari aset dibiayai oleh hutang. Hutang bisa
berarti buruk bisa juga berarti bagus.

Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, perusahaan yang memiliki debt rasio yang
tinggi dapat mengalami masalah keuangan, sebaliknya juga selama ekonomi baik dan
suku bunga rendah hutang dapat meningkatkan keuntungan
g.

Inventory Turnover
Inventory turnover adalah rasio efficiency yang dihitung dengan membagi biaya barang
yang terjual dengan inventaris.
Inventory Turnover = Biaya Barang Yg Terjual / Inventory
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur inventarisnya, yaitu
dengan menunjukkan berapa kali turn over inventaris selama satu tahun. Jenis rasio ini
sangat bergantung pada jenis industri di mana perusahaan berada.
Sebagai contoh, toko penjual makanan akan mempunyai tingakt turn over yang jauh
lebih tinggi daripada pabrik pembuat pesawat terbang. Sama seperi rasio-rasio yang
lain, adalah penting untuk membandingkan rasio ini dengan rasio dari perusahaanperusahaan yang lain dalam industri yang sama

h.

Menghitung nilai saham perusahaan


Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan. Seorang
fundamental analis dapat mulai memperhitungkan apakah saham suatu perusahaan
overvalued, undervalued, atau pas harganya. Beberapa model penilaian telah disusun
untuk membantu kita menghitung nilai saham. Ini menyertakan model deviden yang
menitikberatkan pada nilai saat ini dari pendapatan yang diharapkan, dan model aset
yang
menitikberatkan
pada
nilai
saat
ini
dari
aset
perusahaan.

Sumber : http://bursa-investasi.tripod.com/id14.html
di akses tanggal 7 Juni 2007

PASAR UANG
Mengenal Valuta Asing
Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas,
foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di
keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain.
Uang selain di gunakan sebagai alat pembayaran yang sah, juga
mempunyai fungsi-fungsi lainnya antara lain sebagai tolak ukur kekayaan
sesorang, tingkat daya beli seseorang, danjuga sebagai alat untuk
mengukur tingkat kesejahteraan seseorang.
Dalam perkembangannya uang berkembang menjadi komoditas yang bisa
di perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan
yang pesat pada awal decade 70an.
Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat
antara lain adalah:
1. Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup
signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk
berkecimpung di dalam pasar valuta asing.

2. Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya


persaingan bisnis membuat perusahaan harus mencari sumber
daya baru yang lebih murah, dan tersebar di seluruh dunia
sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara
tertentu.
Pergerakan nilai valuta asing yang selalu berubah-ubah dari waktu ke
waktu karena hukum demand dan supply selalu melibatkan berbagai
pelaku pasar yang mempunyai berbagai kepentingan.
Pelaku pasar tersebut antara lain adalah :
1. Perusahaan.
Untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi
perusahaan selalu melakukan eksplorasi terhadap berbagai
sumber-sumber daya yang baru dan yang lebih murah. Bisanya kita
menyebut kegiatan ini dengan kegiatan impor. Dan perusahaan
juga akan selalu melakukan kegiatan eksplorasi market untuk
memperluas jaringan distribusi barang dan jasa yang telah di
produksi oleh perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan timbul
pendapatan dalam mata uang lain. Biasanya kita menyebut
kegitatan tersebut dengan ekspor. Karena ada kegiatan impor dan
ekspor inilah perusahaan kadang memerlukan mata uang negara
lain dengan jumlah yang cukup besar.
2. Masyarakat atau perorangan.
Masyarakat atau perorangan dapat melakukan transaksi valuta
asing di sebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama
adalah kegiatan spekulasi, yaitu dengan memanfaatkan fluktuasi
pergerakan nilai valuta asing untuk memperoleh keuntungan.
Faktor kedua adalah kebutuhan konsumsi pada saat berada di luar
negeri. Contoh saja ada sebuah keluarga yang melakukan
perjalanan keluar negeri sebut saja negara Amerika. Pada saat
mereka akan melakukan kegiatan konsumsi di Amerika maka
mereka tidak bisa membayarnya dengan rupiah karena mata uang
yang berlaku di Amerika adalah dolar Amerika, sehingga mereka
mau tidak mau harus menukarkan uangnya terlebih dahulu ke
dalam dolar Amerika. Contoh lainnya adalah seorang ayah yang
akan membiayai sekolah anaknya di Australia maka sang ayah
harus menukarkan uangnya kedalam bentuk Australian dolar
terlebih dahulu.
3. Bank Umum.
Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai
keperluan antara lain melayani nasabah yang ingin menukarkan

uangnya kedalam bentuk mata uang lain. Untuk memenuhi


kewajibannya dalam bentuk valuta asing.
4. Broker.
Broker adalah perusahaan yang menjadi perantara terjadinya
transaksi valuta asing. Mereka membantu kita untuk mencarikan
pembeli ataupun penjual.
5. Pemerintah.
Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan
antara lain membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan
dari luar negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata uang
local.
6. Bank Sentral.
Di banyak negara bank sentral adalah lembaga independent yang
bertugas menstabilkan mata uangnya. Biasanya bank sentral
melakukan jual beli valuta asing dalam rangka menstabilkan nilai
tukar mata uangnya yang biasa disebut dengan kegiatan intervensi.
Mata Uang Dunia Yang di Perdagangkan
Ada tujuh mata uang dunia yang biasanya di perdagangkan. ketujuh mata
uang dunia tersebut adalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Dolar Amerika / USD


Poundsterling Inggris / GBP
Euro Dolar / EUR
Swiss Franc / CHF
Japanese Yen / JPY
Australian Dolar / AUD
Canadian Dolar / CAD

Broker Valas
Broker valas biasanya merupakan broker online dimana semua transaksi
baik beli maupun jual selalu dilakukan secara online. Salah satu broker
online di Indonesia adalah asiafxonline. Silahkan klik banner di bawah ini
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai broker asiafxonline

Analisa Fundamental untuk Pasar Uang


Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, politik,
keuangan, untuk memperhitungkan nilai tukar mata uang suatu negara
terhadap nilai tukar mata uang negara lain.
Setiap berita baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan ekonomi dapat merupakan suatu faktor fundamental yang penting
untuk dicermati. Berita-berita itu dapat berupa berita yang menyangkut
perubahan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, pemilihan presiden,
pemberontakan dalam suatu pemerintahan negara, bencana alam, dan
lain-lain. Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori besar, yaitu :
Faktor ekonomi
Dalam menganaisa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fundamental
perekonomian suatu negara, indikator ekonomi adalah salah satu faktor
yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari
keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi
yang sering digunakan dalam analisa fundamental, yaitu :

Gross National Product

Gross National Product adalah total produksi barang dan jasa yang
diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/
berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam
suatu periode tertentu

Gross Domestic Product

Gross Domestic Product adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa


yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri
maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut
pada suatu waktu/ periode tertentu

Inflasi

Seorang trader akan selau memperhatikan dengan seksama


perkembangan tingkat inflasi. Salah satu cara pemerintah dalam
menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan
tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu
indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat GDP
dan GNP ke dalam nilai sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan
indikator yang sangat penting bagi seorang trader dalam membandingkan
peluang dan resiko investasinya di mancanegara. Berikut ini adalah
indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para trader :

Producer Price Index (PPI)

PPI adalah index yang mengukur rata-rata perubahan harga yang di


terima oleh produsen domestic untuk setiap output yang dihasilkan dalam
setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor
ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian.

Consumer Price Index (CPI)

CPI digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari


sekelompok barang dan jasa tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh
seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang
terjadi.

Balance of Payment

Balance of Payment adalah suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan


aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang
bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu
periode tertentu. Balance of Payment ini mencerminkan seluruh transaksi
antara penduduk, pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak
luar negeri, seperti transaksi expor dan impor, investasi portofolio,
transaksi antar Bank Sentral, da lain-lain. Dengan adanya Balance of
Payment ini kita mengetahui kapan suatu negara mengalami surplus
maupun defisit. Secara garis besar Balance of Payment dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :

Current Account

Neraca perdagangan dapat diartikan aliran sebagai aliran bersih dari total
expor dan impor barang dan jasa merupakan penerimaan atau
penghasilan. Dengan adanya expor maka kita akan menerima sejumlah
uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata uang
negara pengexpor. Begitu juga sebaliknya pada impor barang dan jasa.
Dengan adanya impor kita harus mengeluarkan sejumlah uang untuk
membayar barang dan jasa yang kita impor. Hal ini akan menambah
penawaran akan mata uang negara pengimpor.

Aliran Modal

Aliran modal ini dapat dibagi menjadi2 bagian yaitu investasi langsung dan
investasi tidak langsung. Pada investasi langsung, investor dari luar negeri
melakukan penanaman uang dalam aset riil misalnya saja membangun
pabrik, gedung perkantoran dll.Investasi ini biasanya bersifat jangka
panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita temui didalam
investasi instrument keuangan. Misalnya seorang investor melakukan

pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor tersebut


harus menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli
saham ataupun obligasi di Indonesia.

Employment

Employment adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran


tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet dijadikan
alat untuk menganalisa sehat/tidaknya perekonomian suatu negara.
Apabila perekonomian berada dalam keadaan full capacity/kapasitas
penuh, akan tercapai full employment. Namun , jika perekonomian dalam
keadaan lesu, tingkat pengangguran pun meningkat. Tingkat Employment
ini adalah indikator ekonomi yang sangat penting bagi psar keuangan
pada umumnya dan pasar valuta asing khususnya.

Faktor politik

Faktor politik, sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi


pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing/waktu terjadinya
secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai
tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada
pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apa
pun terhadap pergerakan nilai tukar.

Faktor keuangan

Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisa Fundamental.


Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan
oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut
perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan
terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan
ini juga mempengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah
penentu untama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya
seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan
tingkat suku bunga tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat
suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang kala
terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat uku bunga secara
otomatis akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik.
Perhatian terhadap suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada
tingkat suku bunga riil, bukan pada tingkat suku bunga nominal. Ini karena
perhitungan tingkat suku bunga riil telah menyertakan variabel tingkat
inflasi di dalamnya.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan


terhadap nilai tukar suatu negara. Perubaha ekonomi yang terjadi dalam
suatu negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi
perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang
sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio modal tidak lagi
mengenal batas-batas wilayah negara. para fund manager, investor, dan
hedge funds yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati
perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan
juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu.

Mendalami Seluk Beluk Analisis Teknikal


Saham
Membahas soal analisa harga saham, sebenarnya analisis fundamental bukan satusatunya alat analisis yang digunakan para investor dan analis. Banyak orang yang
menganut metode lain yang disebut analisis teknikal saham. Bagi mereka, jika
dibandingkan dengan analisis fundamental, analisis teknikal dianggap lebih jitu untuk
melahirkan rekomendasi investasi. Sebagian orang berpendapat bahwa analisis
teknikal lebih sebagai seni ketimbang ilmu pengetahuan. Pada prinsipnya analisis
teknikal merupakan metode analisis instrumen investasi yang menggunakan datadata historis mengenai perubahan harga saham maupun instrumen lainnya, volume
dan beberapa indikator pasar yang lain untuk melahirkan rekomendasi keputusan
investasi. Analisis ini bisa diterapkan pada bursa saham, pasar valuta asing, bursa
komoditas atau pasar apapun yang pergerakan harga dagangannya dipegaruhi oleh
permintaan dan penawaran. Perbedaan analisis fundamental dan teknikal Jika
analisis fundamental lebih banyak menggunakan indikator-indikator perusahaan
untuk melakukan analisa harga saham sebuah perusahaan, sebaliknya analisis
teknikal saham maupun instrumen lainnya lebih banyak menggunakan data-data
pasar. Berhubung data-data pasar lazim tersaji dalam bentuk grafik (charts), maka
para analis teknikal lebih sering menggeluti grafik-grafik semacam itu
daripada laporan keuanganemiten. Itu sebabnya para penganut aliran ini sering
mendapat julukan sebagai chartist. Dengan menggunakan data-data mengenai
harga, pasokan serta permintaan di masa lalu, analisis teknikal saham bertujuan
memprediksi bagaimana permintaan dan pasokan dimasa mendatang, serta
menganalisa harga saham yang mungkin akan terbentuk karenanya. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasikan suatu tren atau pola yang berulang dari
pergerakan harga saham dan kemudian dieksploitasi untuk mendapatkan kentungan.
Para analis teknikal juga percaya bahwa proses perubahan harga saham yang

disebabkan oleh adanya suatu informasi yang baru di pasar akan cenderung
mengikuti suatu tren tertentu. Dengan menyimpulkan hal-hal tersebut, analisis
teknikal dipakai untuk mendasari keputusan kapan harus mengambil untung (profit
taking), mengurangi kerugian (cut loss), mulai melakukan akumulasi saham atau
mulai menahan posisi (wait & see). Analisis fundamental dan analisis teknikal, mana
yang lebih baik? Tingkat kesalahan analisis teknikal relatif lebih tinggi daripada
analisis fundamental. Tapi, jika kita disiplin dan menggunakan tool yang tepat,
analisis teknikal saham bisa sama-sama kuat dengan analisa fundamental saham.
Pada prinsipnya adalah buy low sell high, beli murah jual mahal. Analisa harga
saham dan volume perdagangan adalah sarana utama dari analisis teknikal saham
dan grafik adalah sarana untuk menampilkan data tersebut. Data volume
perdagangan akan digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi
pasar dan akan membantu untuk memperkirakan tren harga selanjutnya. Perubahan
harga saham baik kenaikan atau penurunan biasanya akan berkorelasi dengan
kenaikan atau penurunan volume perdagangan. Penurunan harga dari satu pola
tertentu yang diikuti oleh volume penjualan yang sangat tinggi, umumnya akan
diterjemahkan bahwa pasar (saham) akan mengalami bearish (harganya menurun).
Analisis teknikal saham lebih banyak menggunakan data-data pasar. Oleh karena itu,
para analis teknikal lebih suka memperhatikan pergerakan harga saham di bursa
dibanding mengamati laporan keuangan atau membaca berita-berita koran yang
berkaitan dengan emiten yang sedang diamati. Tugas mereka memang mengamati
perubahan harga saham tersebut untuk mempelajari pola berpikir atau perilaku
pihak-pihak lain yang terlibat di bursa. Dari analisa harga saham tersebutlah mereka
lalu memprediksikan arah pergerakan harga saham tersebut melalui data-data yang
tersaji dalam bentuk grafilk (charts). Mengidentifikasikan suatu tren atau pola
pergerakan harga saham yang berulang adalah tujuan utama dari pada analis
teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat menemukan sinyal untuk beli (buy),
tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan analisis teknikal saham hanya ada
beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga saham (atau
instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist) memilah harga
menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga
penutupan. Kita semua memahami, bahwa harga saham dapat naik dan turun
secara cepat atau pun secara berangsur-angsur sehingga pada grafik akan terlihat
membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa juga mendatar (harga bergerak
dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa harga saham dan
mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para chartist berpedoman
pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua,
tren ini akan terus berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren
akan berubah. Untuk memberikan gambaran mengenai cara bekerja para analis

teknikal, berikut ini ada beberapa metode analisis teknikal saham yang paling umum

digunakan dan mudah dipahami.


Moving Average (MA) Moving average (MA) atau rata-rata bergerak adalah
salah satu dari sekian banyak metode analisa harga saham yang sering digunakan
dalam analisis teknikal saham. Moving average (MA) adalah rata-rata harga saham
selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta
harga saham aktual di pasar saat itu. MA yang berasal dari rata-rata harga saham
selama lima hari perdagangan, contohnya, ditulis sebagai MA-5. MA yang berasl dari
rata-rata harga selama 15 hari ditulis sebagai MA-15. Jadi moving average
menyatakan rata-rata harga saham tersebut akan dihitung lagi seiring dengan
berjalannya waktu. Data harga yang digunakan biasanya adalah harga penutupan

(closing price).
Buatlah sebuah grafik bersumbu X
(horizontal) dan Y (vertical). Sumbu X melambangkan hari (tanggal) da sumbu Y
melambangkan harga. Kemudian hitunglah rata-rata harga saham selama 10 hari
kebelakang, termasuk hari ini (MA-10). Hubungkanlah titik-titik dari harga rata-rata
tersebut dalam garis MA. Bersamaan dengan itu, sambungkan pula titik-titik harga
penutupan saham (harga aktual) setiap harinya pada grafik yang sama sampai
jangka waktu yang Anda kehendaki. Lama-lama akan terbentuk 2 buah kurva yaitu
kurva MA dan kurva aktual. Cara menganalisanya adalah jika kurva aktual
menembus kurva MA dari bawah ke atas dengan volume perdagangan yang cukup
tinggi, hal tersebut memberi sinyal saat yang tepat untuk membeli saham.
Sebaliknya jika kurva aktual menembus kurva MA dengan volume perdagangan tingg
dari atas ke bawah, hal tersebut memberi sinyal untuk jual. Pergerakan harga saham
berupa kenaikan harga diikuti dengan volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan
sebagai sinyal pasar akan membaik (bullish). Sedangkan perubahan harga berupa
penurunan harga yang diikuti volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan sebagai
sinyal pasar akan memburuk (bearish).

Double Top dan Double Bottom

Metode analisa teknikal saham berikutnya adalah


metode double top dan double bottom. Double Top, pola ini terbentuk ketika ada
perubahan harga saham berupa kenaikan sampai pada level tertentu, lalu turun dan
kemudian naik lagi (dengan volume perdagangan lebih kecil) menyamai level harga
tertinggi sebelumnya dan kemudian menurun lagi. Jika kejadian tersebut berulang
sekali lagi, maka akan terbentuk kurva yang memiliki dua puncak kembar (seperti
huruf M). Pola dari analisa harga saham ini menunjukan bahwa pasar telah dua kali
gagal mencoba menembus batas harga atas (tertinggi) tersebut. Jika harga
kemudian menurun sampai menembus tingkat harga terendah sebelumnya (sebelum
puncak yang kedua), itu mengindikasikan tren pergerakan harga saham akan terus
menurun. Pola double top ini memberikan sinyal untuk segera melakukan aksi jual.
Kebalikan dari pola Double Top yaitu pola double bottom (seperti huruf W). Dengan
logika yang sama, pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli karena

diperkirakan harga akan terus meningkat.


Triangle Metode analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi
menjadi dua, yaitu Ascending Triangle (segitiga menaik) dan Descending Triangle
(segitiga menurun). Descending Triangle terbentuk jika ada beberapa lembah yang
sama rendah dengan beberapa puncak yang semakin menurun. Dengan kata lain,
terjadi perubahan harga saham antara garis batas bawah yang horizontal dengan
garis batas yang mempunyai kemiringan menurun. Jika harga menembus garis batas
bawah disertai dengan peningkatan volume perdagangan, ini memberi sinyal untuk
melakukan aksi jual karena analisa harga saham tersebut diperkirakan harga akan

terus menurun.
Sementara Ascending Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham mengikuti

pola yang berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini memberikan sinyal

untuk melakukan aksi beli saham karena diperkirakan harga akan terus menaik.
Head & Shoulder Analisis teknikal saham Head & Shoulder memberikan
sinyal untuk jual karena diperkirakan harga akan terus menurun. Garis leher
(neckline) digambarkan dengan menarik garis lurus dari bagian palin

Anda mungkin juga menyukai