BAB II
LANDASAN TEORI
II.1.
Tinjauan Pustaka
II.1.1.
Diare
2. Penyebab diare
Infeksi
1) Bakteri : Shigela, Salmonella, Eschericia coli, golongan vibrio
2) Virus : Rotavirus
3) Parasit
Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia
Cacaing : ascaris, trichuris
Jamur :candida
Malabsorpsi
Alergi
Imunodefisiensi
Sebab-sebab lain
penghentian
mekanisme
transport
ion
aktif
(pada
ketinggian 800 meter dari permukaan laut, tempatnya biasanya ditempat yang
penuh dengan panas matahari (K.Heyne, 1987).
II.1.2.2. Taksonomi Daun beluntas
Tanaman beluntas (Pluchea indica Less) yang diteliti dapat di
klasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan :
Divisi
:
Kelas
:
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Spesies
:
Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Asterales
Asteraceae
Pluchea
P. indica
Kandungan kimia daun beluntas antara lain alkaloid, minyak atsiri, dan
flavonoid (Dharma,1985). Flavonoid dalam daun beluntas memiliki aktivitas
antibakteri
terhadap
Staphylococcus
sp,
Propionobacterium
sp
dan
merupakan
golongan
terbesar
dari
senyawa
proanthosianin,
flavonol,
flavon,
gliko
flavon,
yang
terbentuk
berdasarkan
prinsip
pembentukan
10
melalui destilasi uap dan atau dengan perlakuan dingin dan destilasi
vakum (Farrell, 1990).
II.1.2.5. Khasiat Daun Beluntas (Pluchea indicaLess)
Sebagai antibakteri (Ardiansya, 2002), zat antioksidan (Paini sri
widyawati, 2005).
II.1.3.
Ekstraksi
Menurut Harborne (1987), ekstraksi merupakan proses penarikan
komponen atau zat aktif suatu simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu.
Proses ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan bagian-bagian tertentu dari bahan
yang mengandung komponen-komponen aktif.
Harborne (1987) mengelompokkan metode ekstraksi menjadi dua, yaitu
ekstraksi sederhana dan ekstraksi khusus. Ekstraksi sederhana terdiri atas:
1. Maserasi, yaitu metode ekstraksi dengan cara meredam sampel dalam pelarut
dengan atau tanpa pengadukan;
2. Perkolasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan;
3. Reperkolasi, yaitu perkolasi dimana hasil perkolasi digunakan untuk
melarutkan sampel di dalam perkulator sampai senyawa kimianya terlarut;
4. Diakolasi, yaitu perkolasi dengan penambahan tekanan udara.
Ekstraksi khusus terdiri atas:
1. Sokletasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan untuk melarutkan
sampel kering dengan menggunakan pelarut bervariasi;
2. Arus balik, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan dimana sampel
dan pelarut saling bertemu melalui gerakan aliran yang berlawanan;
3. Ultrasonik, yaitu metode ekstraksi dengan menggunakan alat yang
menghasilkan frekuensi bunyi atau getaran antara 25-100 KHz.
II.1.3.1. FaktorFaktorEkstraksi
a. Ukuran Bahan
Untuk mempermudah kontak antara bahan dengan pelarut,
bahan yang akan diekstrak sebaiknya memiliki luas permukaan yang
11
12
13
perlekatan.
Terdapat
kehilangan
mikrovili
14
gagal
ginjal
akut,
anemia
hemolitik
15
mengakibatkan
terhambatnya
pertumbuhan
dan
keutuhan
membran
sel
mikroba
sehingga
16
II.1.4.
17
agen antibakteri dalam larutan, efektivitasnya dalam tubuh atau jaringan, dan
kerentanan mikroorganisme tertentu terhadap obat dengan konsentrasi tertentu.
Hal ini tidak hanya melibatkan obat dan parasit tapi juga pejamu sebagai faktor
ketiga. (Jawetz et al, 2008).
a. Hubungan obat dan patogen.
Hubungan obat dan patogen dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu lingkungan, yang dapat dipengaruhi oleh keadaan
aktivitas metabolik, distribusi obat, lokasi organisme yang diuji, dan
konsentrasi zat dalam tubuh pejamu.
b. Hubungan patogen dan pejamu
Hubungan patogen dan pejamu dapat dipengaruhi oleh
perubahan respons jaringan, perubahan respons imun dan perubahan
flora normal mikroba yang rentan.
c. Hubungan obat dan pejamu
Hubungan obat dan pejamu berkaitan dengan uji farmakologi
obat.
18
II.2.
Kerangka Teori
Escherichia coli
enterotoksigenik
Diinfeksikan
pada mencit
putih
Jumlah E.coli
dalam usus
meningkat lebih
Menjadi patogen
E.coli menghasilkan
enterotoksin
Toksin meningkatkan kegiatan
nikotinamid adenine pada dinding sel usus
Diare
Diberikan ekstrak daun
beluntas 8,75mg/kgbb,
17,5 mg/kgbb, 35mg/kgbb
Flavonoid
alkaloid
Diberikan antimikroba
levofloxacine dan obat
diare loperamide
19
Lapisan dinding
sel tidak utuh
Perubahan komponen
organik dan transfort nutrisi
bakteri
Lisis bakteri
Motilitas usus
menurun
Sembuh
II.3.
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Variabel Perancu:
Nutrisi
pH lambung
Suhu ruang
Variabel Perancu
Bagan 2. Kerangka konsep
Keterangan:
: Variabel mempengaruhi hasil penelitian secara langsung.
: Variabel mempengaruhi hasil penelitian secara tidak langsung dan
dapat dikendalikan
II.4.
Hipotesis Penelitian
I.
20
II.