Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GUGUS FUNGSIONAL
OLEH
NAMA
: HADIJAH
NIM
: F1F1 12 013
KELAS
: FARMASI A
KELOMPOK
: II (DUA)
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena
rahmat-Nya
jualah
yang
dilimpahkan
kepada
penulis
sehingga
ii
DAFTAR ISI
B.
C.
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
A.
B.
2.
C.
b.
KESIMPULAN ........................................................................................................... 11
B.
SARAN....................................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada awal abad ke-19 orang menyangka bahwa zat-zat yang berada
dalam tumbuh-tumbuhan dibentuk oleh sesuatu yang gaib dan belum
diketahui sifat-sifatnya. Kemudian kepercayaan ini lambat laun hilang dan
pada tahun 1828 seorang ahli kimia, Fiedrich Mohler yang dapat membuat
Ureum dari zat zat anorganik.
Selain tumbuh- tumbuhan dan hewan, masih ada sumber senyawa
hidrokarbon sederhana yaitu batu bara dan minyak bumi. Tumbuhtumbuhan dan hewan tertentu merupakan sumber senyawa hidrokarbon
yang complex, misalnya gula, amilum, protein, glukosida, antibiotika,
minyak, lemak dan lain-lain. Dari batu bara diperoleh kokas, gas batu bara,
ter batu bara yang mengandung berbagai senyawa organik. Minyak bumi
merupakan campuran senyawa-senyawa karbon, terutama hidrokarbon
jenuh dari zat cair yang mudah menguap sampai zat yang berupa ter yang
barat.
Identifikasi sifat-sifat kimia hidrokarbon sangat penting untuk
mempelajari berbagai reaksi fisika dan kimia yang terjadi pada senyawa
hidrokarbon. Ilmu ini berguna pada sintesis obat-obatan, pendayagunaan
bahan bakar, proses pembuatan sabun, plastik dan lain-lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan hidrokarbon?
2. Apa saja macam-macam penggolongan senyawa hidrokarbon?
3. Bagaimana
cara
membedakan
senyawa-senyawa
hidrokarbon
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian hidrokarbon.
2. Untuk
mengetahui
macam-macam
penggolongan
senyawa
hidrokarbon
3. Untuk membedakan senyawa-senyawa hidrokarbon berdasarkan sifat
reaksi kimianya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI HIDROKARBON
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon
(C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atomatom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut
digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu
atom karbon dan empat atom hydrogen (CH4). Etana adalah hidrokarbon
(lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu
dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon:
C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2).
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawakarbon paling sederhana
yang terdiri dari atom karbon(C) dan hidrogen(H). sampai saat ini terdapat
lebih
kurang
juta
senyawa
hidrokarbon.
sifat
senyawa-senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom
karbon. oleh karena itu, untuk memudahkan mempelajari senyawa
hidrokarbon yang begitu banyak para ahli melakukan penggolongan
hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan jenis ikatan koevalen antar atom
karbon.
Hidrokarbon
tersedia
diseluruh
dunia
tanpa
hak
paten,
akan
dariketergantungan
menambah
sebagai
devisa
negara
negara
konsumen
dan
melepaskan
refrigeran.
diri
Adapun
yakni :
a) Hidrokarbon alisiklik
b) Hidrokarbon alifatik
c)
Alkana
Alkena
Alkuna
Hidrokarbon aromatik
a)
Hidrokarbon jenuh
Siklik
Alifatik
Jenuh
Tak Jenuh
Alifatik
Alkana
Sikloalkana
Alkuna
Aromatik
Sikloalkena
Alkena
Hidrokarbon Alifatik
Dimana dalam hidrokarbon ini atom-atom karbon berikatan satu
dengan yang lain membentuk rantai dan merupakan rantai homolog dari
molekul CH2. Senyawa jenis ini dapat berupa senyawa alkana, alkena,
dan alkuna.
1) Alkana
Alkana memiliki ikatan tunggal atau ikatan sigma, antar atom
karbonnya. Golongan senyawa ini sering pula dinamakan paraffin, yang
artinya aktifitas kecil. Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga
sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada pelarut-pelarut yang
nonpolar seperti eter, CCl4. Jika alkana ditambahkan ke dalam air,
alkana akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan adanya
perbedaan massa jenis antara air dan alkana. Sebagian besar alkana
memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air. Karena alkana
merupakan senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada suhu
kamar merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen.
Beberapa sifat fisika alkana dapat dilihat pada Tabel.
Nama
Massa jenis
(g/cm3)
Metana
-182
-162
0,423
Etana
-183
-89
0,545
Propana
-188
-42
0,501
Butana
-138
0,573
Pentana
-130
36
0,526
Heksana
-95
69
0,655
Heptana
-91
98
0,684
Oktana
-57
126
0.703
Nonana
-51
151
0.718
Dekana
-30
174
0.730
SIFAT FISIS
Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud
gas; pentena sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan
oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. Alkana tidak larut
dalam
air.
Pelarut
yang
baik
untuk
alkana
yaitu
benzena,
dasarnya,
reaksi
kimia
melibatkan
pemutusan
dan
pembentukkan ikatan kimia zat-zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua
hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu:
Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H.
Ikatan C-C dan C-H tergolong kuat karena untuk memutuskan
kedua ikatan tersebut diperlukan energi masing-masing sebesar 347
kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat
diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada pembakaran
elpiji di atas.
Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang
dapat dianggap non polar karena beda keelektronegatifanny yang
ikatan
rangkap.
Sedangkan
reaksi
polimerisasi
adalah
reaksi
dan
sikloalkena.
2) Hidrokarbon Aromatik
Yaitu senyawa lingkar atau senyawa yang berhubungan
dengan benzene. Alkana yang memiliki massa molekul rendah yaitu
metana, etana, propana dan butana pada suhu kamar dan tekanan
atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon
berupa cairan tidak berwarna dan selebihnya berwujud padat.
Hidrokarbon aromatik umumnya non-polar. Hidrokarbon ini
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti
heksana, dietil eter, dan karbon tetraklorida.
2.
kejenuhan
ikatannya,
senyawa
hidrokarbon
berikut.
1.
2.
Golongan alkana
CH3 CH3
Etana (C2H6)
Propana (C3H8)
Golongan sikloalkana
sebagai berikut.
1. Golongan Alkena :
CH2 = CH2
Etana (C2H4)
2. Golongan Alkuna :
CH = CH
CH
C CH3
Etuna (C2H2)
Propuna (C3H3)
3. Golongan Aromatik
atau
terjadi
reaksi
pengsulfonatan.
Pada
reaksi
tersebut
sulfonasi
sudah
biasa
dilakukan
khususnya
terhadap
adalah
klorosulfonat,
dan
asam
sulfat,
oleum,
belerang
asetil
sulfat.
Padareaksi
trioksida,
tersebut
asam
gugus SO3H
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1) Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C)
dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atomatom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.
2) Berdasarkan kerangka atom karbonnya, senyawa hidrokarbon ini
dibedakan menjadi senyawa yang memiliki rantai karbon lurus (golongan
alkana, alkena, alkuna), senyawa siklik (sikloalkana dan sikloalkena) dan
aromatik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden, 1997, Kimia Organik Edisi Ketiga jilid 1,
Erlangga, Jakarta.
Nasruddin, et al, 2006, Penelitian Perbandingan Unjuk Kerja Tiga Refrigeran
Hidrokarbon Indonesia Terhadap Refrigeran R12 (CFC-12), Jurnal
Teknologi, Edisi No.4.
Siswoyo, Riswiyanto, 2009, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Yohan, 2007, Sulfonasi Film cPTFE Tercangkok Stirena untuk Membran
Penghantar Proton Sel Bahan Bakar, Makara Teknologi, Vol. 11, No. 1.
12