Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mata Kuliah Imunogenetik Veteriner

Penyakit Abnormalitas Sistem Imun


Lupus Eritematosus Sistemik (LES)

Disusun oleh :
Wahyu Retno P

125130101111029

Program Kedokteran Hewan


Universitas Brawijaya
Malang
2014

Penyakit Abnormalitas Sistem Imun


Lupus Eritematosus Sistemik (LES)

A. Pengertian Lupus Eritematosus Sistemik (LES)


Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas
keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. Timbulnya penyakit ini karena
adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan,
terkena paparan sinar matahari, KB, dan stress.
B. Mekanisme
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) terjadi akibat kehilangan control dari sel B
akibatnya hewan yang menderita penyakit ini membuat autoantibodi terhadap berbagai organ
dan jaringan normal. Ciri LES yaitu pembentukan antibodi terhadap asam nukleat. Sehingga
mengakibatkan kerusakan dengan beberpa mekanisme . Autoantibodi dapat berikatan dengan
DNA bebas membentuk kompleks DNA-anti DNA yang dapat diendapkan dalam glomerulus
dan menyebabkan glumerulonefritis membran menimbulkan terjadinya kerusakan gelung
kawat pada glomerulus. Atau juga dapat diendapkan pada dinmding glomerulus dan
menyebabkan nekrosis fibrinoid dan fibrosis local, atau juga pada sinovia dan mengakibatkan
artiritis. Pada jaringan hal ini dapat mengakibatkan terjadinya massa DNA-anti DNA yang
bundar atau oval dan dikenal sebagai hematotoksilin pada kulit , ginjal, paru-paru, limpa, dan
jatuing. Di dalam sistem vaskuler, nucleus yang di opsonisaisi dapat difagostosis dan dikenal
sebagai sel lupus eritematosus (LE) yang umumnya terdapat pada sumsung tulang.
Autoantibodi yang brvariasi yang dihasilkan pada LES dapat mengakibatkan manifestasi
klinis yang banyak dan bervariasi.
Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Dalam
tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan
masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh
muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang
sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas . Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke
seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :
Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel
darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan
penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.
Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi),
membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir
bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan.
Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit) Tetapi,
dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel
radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan
di sekitar kompleks. Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak
organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala

penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan
terganggu.
Kesembuhan total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus pada pengobatan
yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak
menyerang organ vital tubuh.
C. Gajala
Gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias
Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas
keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. Gejala-gejala yang umum
dijumpai adalah:
1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
2. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan
pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi
(nonaktif) menghilang.
3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu.
Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di
kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala
penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai
mengidap Lupus.
4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit
LUPUS ini
5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan
D. Pengobatan
Tidak ada obat dikenal untuk lupus, tetapi ada pengobatan yang efektif. Sebagian
besar gejala lupus adalah dari peradangan (pembengkakan), sehingga pengobatan berfokus
pada mengurangi pembengkakan.
Pengobatan mungkin termasuk mengambil obat-obat ini:

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID). NSAID sering digunakan untuk


mengurangi nyeri sendi dan otot dan peradangan pada orang yang memiliki lupus ringan
(sakit bukanlah buruk atau organ yang tidak terpengaruh). Ada berbagai jenis NSAID,
baik obat resep dan over-the-counter obat. Mereka termasuk aspirin, ibuprofen, naproxen,
dan obat-obatan lainnya. Efek samping yang umum dari NSAID dapat termasuk sakit
perut, mulas, mengantuk, sakit kepala, dan retensi cairan. Jika Anda memiliki efek
samping, bicara dengan HCP Anda. NSAIDs juga dapat menyebabkan masalah dalam

darah Anda, hati, dan ginjal. Tetap berhubungan dengan HCP Anda untuk memastikan
masalah ini tidak terjadi pada Anda.

Obat obat antimalaria yang digunakan untuk mencegah atau mengobati malaria
digunakan untuk mengobati nyeri sendi, ruam kulit, dan bisul.. Dua antimalarial umum
adalah hydroxychloroquine (Plaquenil) dan chloroquine (Aralen). Efek samping dari obat
antimalaria dapat termasuk sakit perut, mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing,
penglihatan kabur, kesulitan tidur, dan gatal-gatal.

Hormon kortikosteroid. Ini adalah obat kuat yang mengurangi peradangan pada
berbagai jaringan tubuh. Mereka dapat diambil melalui mulut, dalam krim diaplikasikan
pada kulit, atau dengan suntikan. Prednisone adalah kortikosteroid yang sering digunakan
untuk mengobati lupus. Corticosteriods dapat memiliki berbagai efek samping, sehingga
HCPs mencoba untuk menggunakan dosis serendah mungkin. Jangka pendek efek
samping termasuk pembengkakan, nafsu makan meningkat, berat badan, dan turunnya
emosi. Efek samping ini biasanya berhenti ketika obat dihentikan. Efek samping jangka
panjang kortikosteroid dapat mencakup stretch mark pada kulit, pertumbuhan rambut
yang berlebihan, lemah atau tulang rusak, tekanan darah tinggi, kerusakan pada arteri,
gula darah tinggi, infeksi, dan katarak. Orang dengan lupus yang menggunakan
kortikosteroid harus berbicara dengan HCPs mereka tentang mengonsumsi suplemen
kalsium, vitamin D, atau obat lain untuk mengurangi risiko osteoporosis (melemah,
tulang rapuh).

Agen imunosupresif / kemoterapi Agen ini digunakan dalam kasus-kasus serius lupus,
ketika organ utama kehilangan kemampuan mereka untuk berfungsi.. Obat ini menekan
sistem kekebalan tubuh untuk membatasi kerusakan pada organ. Contohnya adalah
azathioprine (Imuran) dan cyclophosphamide (Cytoxan). Obat ini dapat menyebabkan
efek samping yang serius termasuk mual, muntah, rambut rontok, masalah kandung
kemih, penurunan kesuburan, dan peningkatan risiko kanker dan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai