Manajemen nyeri
Selain itu dapat juga dilakukan intervensi radiologi dan ERCP atau terapi bedah.
Manajemen terapi yang diberikan tersebut dibagi dalam terapi farmakologi dan non
farmakologi.
A. Terapi Non Farmakologi
a. Nutrisi Pendukung
Pemberian nutrisi pendukung dilakukan untuk mengistirahatkan saluran
cerna sehingga mengurangi stimulasi terhadap pankreas juga karena
terjadinya malnutrisi. Malnutrisi diakibatkan metabolisme pada pasien
dengan pancreatitisakut berat menyerupai keadaan sepsis, yang ditandai
dengan hiperdinamik, hipermetabolik, dan hiperkatabolik.
Dalam beberapa tahun lalu pemberian nutrisi yang direkomendasikan
adalah nutrisi parenteral melalui vena sentral. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa pemberian nutrisi per-oral akan merangsang produksi
enzim pankreas sehingga justru akan memperberat penyakit. Namun
seiring dengan penelitian klinis konsep telah berubah, justru sebaiknya
nutrisi diberikan secara enteral.
Berdasarkan
penelitian,
pemberian
nutrisi
parenteral
dapat
mengakibatkan:
1. Atrofi jaringan limfoid usus (GALT/gut associated lymphoid tissue) yang
merupakan sumber utama imunitas mukosa,
2. Terganggunya fungsi limfosit Sel T dan sel B, menurunnya aktivitas
kemotaksis
leukosit
dan
fungsi
fagositosis
sehingga
memudahkan
Menurunkan
produksi
mediator
proinflamatori
sehingga
risiko
lebih rendah pada kelompok nutrisi enteral, dan kadar enzim pankreas
tidak terpacu dengan pemberian nutrisi enteral.
Nutrisi enteral diberikan segera setelah dilakukan resusitasi cairan, dapat
diberikan 48 jam pertama bila kondisi sudah stabil, dan tidak ada
kontraindikasi seperti: adanya syok, perdarahan gastrointestinal masif,
obstruksi intestinal, fistula jejunum atau enteroparalisis berat. Ada tiga
alternatif pemberian nutrisi enteral pada pankreatitis akut berat:
(1) nasojejunal tube,
lebih
dari
minggu,
terjadi
akibat
rupturnya
duktus
berat
yang
terbukti
dengan
obstruksi
bilier,
kolangitis
dan
nekrosis
akut
terinfeksi
dan
gold standard
nekrosis
pada
peripankreatik.
Pankreatitis nekrotik akut steril tidak perlu tindakan bedah, cukup konservatif
kecuali terjadi pankreatitis akut fulminan. Berdasarkan penelitian, dari 172 pasien
dengan nekrosis steril mortalitas terjadi sebanyak 13,1% pada kelompok yang
menjalani pembedahan dibandingkan yang konservatif hanya 6,2%. Tindakan
bedah dilakukan pada minggu ke 3-4 setelah
onset
gejala karena
Selain kurang efekif, juga dibutuhkan dosis dan frekuensi yang lebih tinggi. Hal yang
terpenting adalah bahwa metabolit aktif meperidine berakumulasi pada pasien
gagal ginjal dan dapat menyebabkan kejang atau psikosis.
Manajemen Cairan
Penggantian
cairan
hepatobiliary dapat
metode
untuk
dan
suport
sistem
pernafasan,
kariovaskular,
mencegah
komplikasi,
terdapat
hubungan
erat
antara
Obat-obatan
komplikasi pankreas
diantaranya adalah:
c. Pencegahan Infeksi
Salah satu
adalah
memperlama
eliminasi
bakteri
dan
memungkinkan
bakteri
nekrosis
pankreas
akut
dengan
cefuroxime
4,5
g/hari
Apabila
diberikan
secara
profilaktik
disarankan
lama
pemberian berkisar antara 7-14 hari. Pemeriksaan aspirasi jarum halus yang
dipandu dengan USG/CT scan sebaiknya dilakukan untuk membedakan nekrosis
pankreas akut bersifat steril atau terinfeksi dan melakukan kultur dan sensitivitas
sebagai pedoman pemberian antibiotika yang tepat. Aspirasi jarum halus relatif
aman dan memberikan hasil yang akurat, dengan tingkat sensitivitas dan
spesifisitas untuk menegakkan nekrosis pankreas terinfeksi sebesar masing masing
90% dan 96%.
d. Pankreatitis Post-ERCP
Pankreatitis yang terjadi akibat trauma setelah ERCP (Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography)