Anda di halaman 1dari 21

DEMENSIA

OLEH :

AYU P R A M I T H A W U L A N DAR I
0910714063
VAN J I BU D I H I M A W A N
105070103111010

PEMBIMBING :
D R . G A D I S N U R L A I L A M . M , S P.P D

LATAR BELAKANG
Demensia terutama muncul di usia tua, sebagai
akibat dari adanya sejumlah kelainan yang
mempengaruhi kinerja otak manusia. Penurunan
kemampuan kognitif seringkali ditemukan dan
kadang kadang didahului dengan penurunan
kontrol emosional, perilaku sosial dan bahkan
motivasi (WHO, 2012)
Prevalensi demensia alzheimer dan demensia
vaskuler semakin meningkat, namun demensia
seringkali luput dari pemeriksaan dan tidak terkaji
oleh tim kesehatan.

RUMUSAN MASALAH
Apakah definisi dan klasifikasi Demensia?
Bagaimana cara menegakkan diagnosis Demensia?
Bagaimana tatalaksana dan perawatan pada penderita
Demensia?
Bagaimana pencegahan Demensia?

TUJUAN
Mengetahui definisi dan klasifikasi Demensia
Mengetahui criteria diagnosis Demensia
Mengetahui tatalaksana dan perawatan
Demensia
Mengetahui pencegahan terjadinya Demensia

penderita

DEFINISI
Demensia merupakan suatu sindroma penurunan
kemampuan intelektual progesif yang menyebabkan
deteriorasi kognitif dan fungsional (Alzheimers Disease
International, 2009)
Fungsi kognisi yang terserang demensia meliputi
intelegensi umum, pengetahuan dan memori, bahasa,
pemecahan masalah, orientasi, persepsi, atensi dan
konsentrasi, daya nilai, serta kemampuan sosial.
Gangguan ini dapat bersifat progresif atau statis,
permanen atau reversible (Kaplan & Sadock, 2010).

ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO


D Drugs (Obat-obatan)
E Emotional (gangguan emosi, misalnya depresi)
M Metabolik atau endokrin
E Eye and Ear (disfungsi mata dan telinga)
N Nutritional
T Tumor dan Trauma
I Infeksi
A Arteriosclerotik (komplikasi penyakit aterosklerosis,
misal infark miokard, gagal jantung) dan alkohol
(Buku ajar Boedhi Darmojo, 2009).

ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO


Tingkat pendidikan yang rendah
Kehidupan sosial dan mental yang kurang aktif
Penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes melitus,
dislipidemia, serta berbagai faktor risiko timbulnya
aterosklerosis dan gangguan sirkulasi pembuluh darah otak.
Trauma otak
Riwayat keluarga
Usia; setelah usia 65 tahun, prevalensi demensia meningkat
dua kali lipat setiap pertambahan usia 5 tahun)

(PAPDI, 2009; Alzheimers Association 2013)

EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data deklarasi Kyoto, prevalensi dan
insiden demensia di Indonesia menempati urutan
keempat setelah China, India, dan Jepang
Pada tahun 2000 prevalensi demensia sebanyak
606.100 orang dan insiden demensia sebanyak 191.400
orang. Pada tahun 2020, diprediksi prevalensi demensia
meningkat menjadi 1.016.800 orang dengan insiden
sebanyak 314.100 orang (Alzheimers Disease
International, 2006).
Jumlah orang dengan demensia secara global tahun
2011 sekitar 35,6 juta orang.

EPIDEMIOLOGI

KLASIFIKASI
Secara umum, demensia dibagi menjadi dua macam, yaitu
Demensia Alzheimer
Bentuk demensia tersering (60-80%) dan ditandai perubahan
patologis dari otak pada akhirnya akan terjadi hilangnya kemampuan
fungsional otak secara lengkap
Non Alzheimer
Ditandai dengan adanya gangguan pada ingatan dan fungsi kognitif
(Group Health Cooperative, 2012)

KLASIFIKASI
Jenis-jenis demensia menurut Alzheimers Association (2013):
1. Demensia Alzheimer (AD): dimulai dengan keluhan kesulitan
mengingat nama dan kejadian yang baru terjadi, dapat disertai
sikap apatis dan
2. Demensia Vaskular : dahulu disebut sebagai demensia multi-infark
atau post-stroke, Gejala awal yang terjadia dalah impaired
judgement atau gangguan kemampuan membuat rencana/strategi.
depresi.
3. Demensia dengan Lewy Bodies (DLB): dapat memiliki gangguan
seperti pada AD namun lebih sering mengalami gangguan tidur,
halusinasi visual yang jelas, dan rigiditas otot seperti yang dilihat
pada penyakit Parkinson
4. Demensia Frontotemporal: gejala tipikalnya seperti perubahan
perilaku dan kepribadian serta kesulitan berbahasa.
5. Demensia Campuran (mixed dementia): bila terdapat demensia
Alzheimer disertai dengan jenis demensia yang lain

STADIUM DEMENSIA
Adapun manifestasi dari demensia dapat dibagi ke dalam 3
stadium :
Stadium awal untuk 1-2 tahun pertama
Stadium menengah untuk 2-5 tahun berikutnya
Stadium akhir setelah 5 tahun berlangsung

PATOGENESIS

DIAGNOSIS

PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologis
Terapi Psikososial
Terapi Farmakologis

PROGNOSIS
Pasien dengan penyakit alzheimer mempunyai angka
harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis
dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder.
Penyebab kematian lainnya untuk demensia secara
umum adalah komplikasi dari demensia, penyakit
kardiovaskular dan berbagai lagi faktor seperti
keganasan (Sadock, 2007).

KESIMPULAN

KESIMPULAN
Demensia adalah berkurangnya Fungsi kognisi yang
meliputi: intelegensi umum, pengetahuan dan memori,
bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, atensi
dan konsentrasi, daya nilai, serta kemampuan sosial.
Gangguan ini dapat bersifat progresif atau statis,
permanen atau reversible.

KESIMPULAN
Penyakit Alzheimer (berkontribusi terhadap 60-70% kasus)
merupakan bentuk tersering dari demensia. Kontributor
mayor lainnya adalah:
1. demensia vaskular
2. demensia Lewy bodies
3. penyakit lainnya yang berkaitan dengan demensia
frontotemporal.
Adapun batasan jelas dari tiap subtipe demensia masih
kurang jelas, dan seringkali ditemukan kasus di mana pada 1
penderita, terdapat lebih dari 1 subtipe demensia

KESIMPULAN

Penyebab
demensia yang
reversibel maupun
ireversibel. Untuk
memper-mudah
mengingat:
"DEMENTIA"

D Drugs (Obat-obatan)
E Emotional (gangguan emosi,
misalnya depresi)
M Metabolik atau endokrin
E Eye and Ear (disfungsi mata
dan telinga)
N Nutritional
T Tumor dan Trauma
I Infeksi
A Arteriosclerotik dan alkohol

KESIMPULAN
Diagnosis Demensia

Anamnesa Pemeriksaan fisik Neuropsikiatri


Fungsi pemeriksaan neuropsikologis menentukan adanya
gangguan fungsi kognitif umum.
Tes psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang
ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang berbeda-beda
seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi,
perhatian dan pengertian berbahasa.
Neuropatologi: CT Scan, MRI dan EEG ( Electroencephalography)
untuk mengidentifikasi pada penyakit alzheimer didapatkan
perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis yang non
spesifik

Anda mungkin juga menyukai