Tanoni yang juga mantan agen imigrasi Kedutaan Besar Australia itu mengaku sempat
bersitegang dengan Dirjen Perhubungan Laut Soenaryo, karena menuduhnya sebagai
provokator dalam membesar-besarkan masalah pencemaran minyak di Laut Timor.
Ia mengaku bahwa selama ini dirinya yang mengirim surat kepada pemerintah federal
Australia di Canberra serta pemerintah Indonesia di Jakarta terkait dengan masalah
pencemaran minyak di Laut Timor.
"Saya yang selama ini membuat surat-surat kepada pemerintah Indonesia dan Australia,
dan juga selalu bersama-sama dengan nelayan dan petani rumput laut setempat yang
menderita akibat tumpahan minyak yang hingga saat ini belum pernah mendapat perhatian
serius dari tim nasional," kata Tanoni polos.
Ia menambahkan, kehadirannya dalam pertemuan dengan tim nasional tersebut untuk
menyamakan persepsi tentang kebenaran pencemaran minyak di Laut Timor dan langkahlangkah lanjutan penanggulangan dan tuntutan ganti rugi terhadap operator ladang Montara,
PTTEP Australasia melalui pemerintah federal Australia.
Menurut dia, sudah merupakan tanggung jawab pemerintah federal Australia untuk
membela kepentingan masyarakat Timor bagian barat NTT yang selama perang dunia kedua
telah mengorbankan puluhan ribu nyawa untuk membendung lajunya pasukan Jepang yang
hendak menguasai Australia dari arah utara. (*)
Sumber: Antaranews.com
ANALISIS ARTIKEL
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan
yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bisa dielakkan. Pencemaran
minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup disuatu
daerah.
Dari artikel yang telah dijabarkan sebelumnya maka dapat diketahui penyebab
pencemaran minyak di Laut Timor adalah akibat tumpahan minyak dari ladang minyak
Montara di Blok Atlas Barat.
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang
menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan
terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai.
Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan,
pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan,
dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber
mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada
tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar.
yaitu:
1)
Dampak Langsung
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh langsung yang luas terhadap hewan dan
tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah, diantaranya:
a.
terumbu karang ada. Hal tersebut menggangu kelangsungan hidup terumbu karang dan lamakelamaan akan mengakibatkan kerusakan dan kematian pada terumbu karang.
d. Tercemarnya burung laut
Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas
permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka
menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri.
menjadi lebih tipis karena volatilisasi dan penghapusan fraksi ringan, efek pendinginan dari
angin dan laut akhirnya memadamkannya api. Sebagai hasilnya sebagian besar minyak
mungkin tidak terbakar di laut.
c) Asap
Asap hitam yang dihasilkan oleh in-situ burning dapat terbawa angin menuju ke area
padat penduduk dan bisa mengganggu aktifitas. Asap yang dihasilkan juga menyebabkan
polusi udara.
d) Residu
Residu pembakaran yang tenggelam di dasar laut dapat membunuh ikan yang ada dalam
laut dan juga merusak terumbu karang.
c. Bioremediasi
Cara ketiga adalah bioremediasi yaitu mempercepat proses yang terjadi secara alami,
misalkan dengan menambahkan nutrien, sehingga terjadi konversi sejumlah komponen
menjadi produk yang kurang berbahaya seperti CO2, air dan biomass. Bioremediasi
merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat
bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi
polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang
disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi,
dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya
menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Selain memiliki dampak
lingkungan kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan.
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
a) Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah
yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada
di dalam air atau tanah tersebut
b) Bioaugmentasi
Mikroorganisme
yang
dapat
membantu
membersihkan
kontaminan
tertentu
ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan
dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang
ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar
agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya
mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang
dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
Kekurangan dari bioremediasi hanya bisa diterapkan pada pantai jenis tertentu, seperti
pantai berpasir dan berkerikil, dan tidak efektif untuk diterapkan di lautan karena bahan
bioremediasi akan cepat diencerkan dan hilang di laut. Meskipun bioremediasi dapat
meningkatkan laju degradasi minyak, tetapi proses tersebut masih terlalu lambat untuk
mencegah sebagian besar minyak mencapai garis pantai. Bioremediasi tidak cocok untuk
lapisan minyak yang tebal karena oksigen yang dibutuhkan hanya tersedia di permukaan
minyak saja.
d. Sorbent
Cara keempat dengan menggunakan sorbent yang bisa menyisihkan minyak melalui
mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pad permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan
minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi
padat sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan.
Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik,oleofobik dan mudah disebarkan di
permukaan minyak, diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik
alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite,
pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon).
e. Dispersan
Cara kelima dengan menggunakan dispersan kimiawi yaitu dengan memecah lapisan
minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya
hewan ke dalam tumpahan. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang
disebut surfaktan (berasal dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat aktif
permukaan). Surfaktan dirancang khusus menggunakan bahan kimia yang memiliki sifat
hidrofilik (suka air) dan oleophilic (menyukai minyak) sehingga bisa menurunkan tegangan
permukaan. Gugus oleofil biasanya biasanya adalah rantai hidrokarbon yang larut dalam
minyak, sedangkan gugus hidrofil adalah kelompok ionik yang larut dalam air.
Kedua, efektifitas dispersan terbatas oleh waktu karena semakin lama minyak berada di
permukaan laut maka akan semakin besar jumlah minyak yang mengalami pelapukan.
Aplikasi dispersan hanya efektif pada awal-awal terjadinya tumpahan. Tidak lebih dari 27 jam
setelah kejadian. Karena keterbatasan ini maka seringkali ditambahkan demulfiser untuk
memecah emulsi.
Daftar Pustaka
Online].
http://organisasi.org/definisi-pengertian-laut-jenis-macam-laut-fungsi-
2009.
Pencemaran
Laut.
[Serial
Online].
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/cc0e2169cf018b8219c78a90281688fe31b7f
094.pdf. (19 April 2014).
___*. 2010. Penanganan Pencemaran Laut Timor Memasuki Titik Terang. Antaranews.
Arya Wardhana, W. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Ed.III. Yogyakarta: ANDI
Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi.
Pujiati, Rahayu Sri. 2013. Ekologi Masyarakat Perkebunan dan Pantai. Jember: Jember
University Press.
Resosoedarmo, S, Kartawinata, K, dan Apriliani Soegiarto. 1990. Pengantar Ekologi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.