Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

INDUKTOR

NAMA : JHENY NERIZA AMANDA


NIM

: 60200113040

KELAS : TI C

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2015

Dalam elektronika, Induktor adalah salah satu komponen yang cara kerjanya
berdasarkan induksi magnet. Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen pasif
elektronika yang tersusun dari lilitan kawat dan bisa menghasilkan medan magnet bila dialiri
arus listrik dan sebaliknya bisa menghasilkan listrik bila diberi medan magnet. Induktor
termasuk komponen elektronika yang bisa menyimpan muatan listrik. Induktor bersama
kapasitor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat beresonansi pada frekuensi
tertentu.

Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan flutuasi arus yang
melewatinya.

Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet (konduktansi )

Menahan arus bolak-balik ( AC )

Meneruskan/meloloskan arus searah ( DC )

Sebagai penapis (filter) Sebagai penalaan (tuning)

Kumparan/coil ada yang memiliki inti udara, inti besi, atau inti ferit

Tempat terjadinya gaya magnet

Pelipat ganda tegangan

Pembangkit getaran
Aplikasinya pada rangkaian DC salah satunya adalah untuk menghasilkan tegangan DC

yang konstan terhadap fluktuasi beban arus.Pada aplikasi rangkaian AC, salah satu gunanya
adalah bisa untuk meredam perubahan fluktuasi arus yang tidak diinginkan. Akan lebih banyak
lagi fungsi dari induktor yang bisa diaplikasikan pada rangkaian filter, tuner dan sebagainya.
Induktor biasa disebut juga spul dibuat dari bahan kawat beremail tipis. Pada umumnya
induktor dibuat dari kawat penghantar tembaga yang berbentuk kumparan atau lilitan

Spul pada dasarnya terdiri dari logam sederhana disolasi kawat dilingkarkan menjadi
bentuk silinder, toroidal atau bahkan seperti disk, dengan peran untuk memberikan induktansi
dalam sebuah sirkuit listrik.

Untuk membuat induktor biasanya tidak diperlukan kawat tembaga yang sangat
panjang. Paling yang diperlukan hanya puluhan sentimeter saja, sehingga efek resistansi bahan
kawat tembaga dapat diabaikan. Ada banyak kawat tembaga yang bisa digunakan. Untuk
pemakaian yang profesional di pasar dapat dijumpai kawat tembaga dengan standar AWG
(American Wire Gauge). Standar ini tergantung dari diameter kawat, resistansi dan sebagainya.
Misalnya kawat tembaga AWG32 berdiameter kira-kira 0.3mm, AWG22 berdiameter 0.7mm
ataupun AWG20 yang berdiameter kira-kira 0.8mm. Biasanya yang digunakan adalah kawat
tembaga tunggal dan memiliki isolasi.

Suatu induktor disebut ideal jika mempunyai induktansi, namun tanpa resistansi atau
kapasitansi, dan tidak memboroskan energi. Pada kenyataanya sebuah induktor adalah
kombinasi dari induktansi, beberapa resistansi dan beberapa kapasitansi. Lantaran kapasitas
parasitnya itu induktor bisa menjadi sirkuit resonansi pada suatu frekuensi. Induktor berinti
magnet tak hanya memboroskan energi pada resistansi kawat, namun bisa memboroskan energi
di dalam inti karena dampak histeresis, dan bisa mengalami non linearitas karena adanya
penjenuhan pada arus tinggi.

Macam-macam induktor

a)

Induktor dengan inti udara :

Induktor dengan inti udara ( air core )

Induktor jenis ini banyak dipakai sebagai Cooke Coill Transmeeter (pemancar) frekuensi tinggi.
Kisaran nilai dari jenis induktor ini adalah 50nH sampai dengan 100H

b)

Induktor dengan inti besi :

Induktor dengan inti besi

Induktor Inti Besi, banyak dipakai untuk frekuensi rendah Choke Coill untuk Lampu TL
Frekuensi 50 s.d 60 Hz, sebagai alat Moving Coill seperti Load Speaker, Buzzer, Bleeper, Voice
Coill pada Microphone Rellay, Contactor dll. Kisaran nilai dari jenis induktor ini adalah 20mH
sampai dengan 20H.

c)

Induktor dengan inti ferit :

Induktor dengan inti ferit


Induktor

Inti

Ferit,

banyak

dipakai

dalam

pesawat

receiver

pada

frekuensi

menengah/Intermediate Frequency; Coill Antena dll. Kisaran nilai dari jenis induktor ini adalah
10H sampai dengan 1mH.

d)

Induktor dengan perubahan inti :

Induktor dengan perubahan inti

Cara kerja Induksi


Dalam rangka untuk memahami cara kerja induktor, yang pertama harus
membayangkan sirkuit listrik sederhana yang terdiri dari sebuah bola lampu pijar dihubungkan
secara paralel dengan sebuah induktor. Sirkuit ini didukung melalui baterai juga terhubung
secara paralel dengan lampu melalui switch. Katakanlah kita menekan saklar. Akal sehat
mengatakan kepada kita bahwa karena kumparan memiliki hambatan listrik lebih rendah dari
bola lampu, akan bertindak sebagai hambatan listrik dan mencegah lampu dari memancarkan
cahaya.
Namun, kenyataannya sangat berbeda. Ketika saklar dihidupkan, lampu menyala terang
pada awalnya sebelum peredupan ke intensitas cahaya lebih rendah. Efek yang sama terjadi
ketika saklar dimatikan, yaitu setelah mengalami kecerahan tinggi lampu berhenti memancarkan
cahaya sepenuhnya.
Hal ini disebabkan induktansi. Ketika arus mulai mengalir melalui kumparan
menghasilkan medan magnet yang mencoba untuk menghentikan arus mengalir melalui
kumparan dengan menghasilkan arus kedua tetapi dalam arah yang berlawanan. Meskipun,
ketika medan magnet terbentuk, arus kembali normal. Atau, ketika arus dihentikan, medan
magnet mencoba untuk mengkompensasi untuk mempertahankan dengan menghasilkan arus
listrik melalui koil. Dengan demikian medan magnet tidak bisa lagi dipertahankan dan hilang,
sehingga bola lampu menyala hanya sebentar.
Inilah karateristik induktor, saat kehilangan sumber tegangan dia akan memberikan
tegangan keluar untuk sesaat. Saat mendapat tegangan induktor juga memiliki karateristik
menjadikan intinya bersifat magnet (untuk inti besi tentu). Karakteristik magnet ini juga saring
dimanfaatkan dalam berbagai perangkat elektronika.

Anda mungkin juga menyukai