Anda di halaman 1dari 6

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN

DI PT. CHANDRA ASRI, CILEGON, JAWA BARAT


Aris Widodo
Jurusan Teknik Elektro - FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih - Sukolilo Surabaya - 60111

Abstrak : Kontinuitas dan keandalan merupakan faktor


yang sangat dibutuhkan dalam sistem kelistrikan industri.
Disini peran koordinasi sistem proteksi sangat penting untuk
menjamin kontinuitas dan keandalan sistem penyaluran tenaga
listrik. Untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di
PT. Chandra Asri, Cilegon, Jawa Barat, maka sensitifitas
peralatan pengamannya perlu ditingkatkan. Hal ini dilakukan
dengan menganalisa ulang setting dan koordinasi rele
pengaman arus lebih serta rele gangguan tanah dan
menggambarkan kurva karakteristik koordinasinya.
Dalam melakukan analisa setting rele pengaman perlu
diperhatikan besar arus gangguan hubung singkat, kapasitas
daya beban, arus beban penuhnya serta pentanahan sistem
tersebut. Selain itu juga harus memperhatikan karakteristik
serta pemasangan peralatan pengaman terpasang.
Dari analisa setting eksisting diketahui terdapat beberapa
kesalahan pada setting rele arus lebih dan rele gangguan tanah
sehingga perlu dilakukan resetting rele. Berdasar analisa
resetting rele ini dapat dipastikan bahwa koordinasi rele
pengaman arus lebih dan rele gangguan ketanah pada sistem
kelistrikan di PT. Chandra Asri, Cilegon telah sesuai dengan
standard pengamanan. Sehingga sensitifitas peralatan
pengamannya meningkat dan keandalan sistem tetap terjaga.

I. PENDAHULUAN
PT. Chandra Asri merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi bahan-bahan kimia,
perusahaan ini berlokasi di Cilegon, Jawa Barat. Hasil
produksi perusahaan ini antara lain ethylene, propylene dan
pyrolisis gasoline (Pygas). Karena memproduksi bahanbahan kimia, dimana tidak boleh terjadi black out selama
proses produksi berlangsung maka dibutuhkan sistem
kelistrikan yang handal.
Beberapa hal perlu dilakukan untuk memperoleh
sistem kelistrikan yang handal antara lain, pertimbangan
jangkauan pengindera peralatan pengaman dan pembahasan
koordinasi peralatan pengaman. Peralatan pengaman pada
sisi beban harus dapat menghilangkan gangguan yang terjadi
pada saluran sebelum pengaman disisi sumber beroperasi
memutuskan saluran sesaat atau membuka secara terus
menerus. Pemadaman yang terjadi akibat adanya gangguan
harus dibatasi sampai pada seksi sekecil mungkin.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
menyajikan analisa sistem pengaman tenaga listrik di PT.
Chandra Asri, simulasi koordinasi dan mengevaluasi unjuk
kerja sistem pengaman tersebut. Dengan koordinasi sistem
pengaman yang tepat diharapkan keandalan dan kontinuitas
sistem tenaga listriknya meningkat sehingga dapat bekerja
optimal bila ada gangguan.

Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

II. TEORI PENUNJANG


2.1 Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat merupakan gangguan yang
sangat berbahaya bagi peralatan karena arus yang mengalir
menjadi sangat besar disekitar titik gangguan. Gangguan
hubung singkat dalam sistem tenaga dibagi menjadi dua
macam yaitu: gangguan hubung singkat simetri dan asimetri.
Gangguan hubung singkat simetri terdiri dari gangguan
hubung singkat tiga fasa (L-L-L) dan tiga fasa ke tanah (L-LL-G). Gangguan hubung singkat tidak simetri terdiri dari
gangguan hubung singkat satu fase ke tanah (L-G), dua fase
ketanah (L-L-G) dan antar fase (L-L).
2.2 Rele Arus Lebih (Overcurrent Relay)
Rele arus lebih bekerja berdasarkan besarnya arus
masukan, bila arus masukan melebihi suatu harga tertentu
yang dapat diatur (Ip) maka rele bekerja.
a. Setting Arus
Batas penyetelan setting rele arus lebih sebagai berikut:
(1,05-1.3) Imaks < Is < 0,8 Isc min ............................... (3)
Dengan pedoman diatas setting arus yang digunakan pada
PT. Chandra Asri adalah:
1,05 Imaks < Is < 0,8 Isc min ...................................... (7)
Selain rele arus lebih juga terdapat rele beban lebih, setting
arus rele ini biasanya antara (110-120)% x In.
b. Setting Kelambatan Waktu
Pada setelan waktu dikenal setting kelambatan waktu
(t). Perbedaan waktu kerja minimal antara rele utama dan
cadangan adalah 0.3 0.4 detik. Untuk rele statik dan digital
berbasis mikroprosesor waktu yang diperlukan adalah 0,2 0,4 detik.
2.3 Rele Gangguan Tanah (Ground Fault Relay)
Gangguan satu fasa ketanah dan dua fasa ketanah dapat
diamankan dengan rele gangguan tanah. Rele ini merupakan
pengaman arus lebih yang dilengkapi zero sequence current
filter. Range setting rele ini antara 20% - 80% dari rating
arusnya atau 10% - 40%, referensi lain menggunakan 10% 50%. Dengan pedoman diatas setting arus yang digunakan di
PT. Chandra Asri yaitu 10% Imax- 50% Imax:

Gambar 1. (a) Rele zero sequence, (b) Kombinasi rele arus lebih
dan rele gangguan tanah.

Halaman 1 dari 6

III. SISTEM KELISTRIKAN DI PT CHANDRA


ASRI, CILEGON, JAWA BARAT
Sistem distribusi tenaga listrik diperusahaan ini
menggunakan sistem radial. Sistem kelistrikan ini mendapat
pasokan daya dari PLN dan dua buah pembangkit sendiri.
Tegangan yang digunakan adalah 11 kV, 20 kV, 6 kV dan
0,4 kV. Beban berada dalam composite network Main
Utility-1 S/S, Main Utility-2 S/S, Ethylene S/S dan dan
Polyethylene S/S. Pasokan daya pada sistem kelistrikan di
PT Chandra Asri adalah sebagai berikut:
a. Steam Turbine Generator dengan kapasitas 20 MW.
b. Gas Turbine Generator dengan kapasitas 33 MW.
c. Sumber dari PLN Gardu Induk Asahimas 150 kV.

Tipikal setting

Gambar 2 Diagram sederhana kelistrikan di PT. Chandra Asri

Gambar 3 Single line diagram composite network MAIN_UTY-1

IV. ANALISA HUBUNG SINGKAT


DAN KOORDINASI RELE
Studi koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan
ketanah pada PT. Chandra Asri, Cilegon, mengacu pada
flowchart seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

4.1 Analisis Gangguan Arus Hubung Singkat


Arus hubung singkat maksimum yang dipakai dalam
analisis adalah arus hubung singkat 3 fasa 4 cycle pada
pembangkitan maksimum (kondisi PLN-STG-GTG = ON).
Sedangkan arus hubung singkat minimumnya adalah arus
hubung singkat 2 fasa 30 cycle pada pembangkitan minimum
(kondisi STG = ON, PLN dan GTG = OFF). Arus gangguan
hubung singkat ditunjukkan pada tabel 1 berikut:
Tabel 1 Tabel arus hubung singkat maksimum dan minimum

ID

kV

Isc Max 4
cyle
A

3500-SWM-2010,2020

20,00

34.928

1.967

3510-SWM-6001A,B

6,00

20.254

4.347

3510-SWM-6002A,B

6,00

18.857

4.496

3530-SWM-6001A,B

6,00

23.161

4.410

3514-SWM-6001

6,00

15.289

4.100

3515-SWM-6001

6,00

18.852

4.281

3510-SWL-3801A

0,4

30.614

17.961

3510-SWL-3801B

0,4

30.614

17.959

3511-SWL-3801A,B

0,4

25.520

16.027

3512-SWL-3801A

0,4

15.214

10.309

3512-SWL-3801B

0,4

17.595

11.860

3513-SWL-3801

0,4

17.676

11.909

3514-SWL-3801

0,4

24.985

15.737

3515-SWL-3801

0,4

31.074

18.682

3530-SWL-3801A

0,4

31.563

18.830

3530-SWL-3801B

0,4

31.610

18.853

3530-SWL-3802A,B

0,4

31.610

18.853

Bus

Isc Min 30
cycle
A

4.2 Analisis Setting Rele Pengaman Arus Lebih


Rele yang digunakan yaitu IC03F-AT1/AT2H,
TC023B-DU2K, rele motor SE-K1N dan S2E20.
4.2.1 Setting Rele Bus 3515-SWL-3801 hingga Main Bus
3500-SWM-2010.

Gambar 5 Single line diagram bus 3515-SWL-3801 hingga main


bus 3500-SWM-2010.

Gambar 4 Flowchart langkah penelitian


Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

a. Rele 51.F.1.1
Jenis Rele
= Toshiba IC03F-AT1
Dipilih kurva
= Very Inverse
: 31.074 A
Isc max 4 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kV
Isc min 30 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kV
: 18.682 A
1250
kVA
=
= 1804,2 A
FLA
:
3.kV
3 ( 0, 4 )
CT
: 2000/5 A
Halaman 2 dari 6

Setting Arus ( I> )


1,05 x FLA Ipp 0,8 x Isc min 30 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kV
Ipp 14945,6 A
1894,41
Dengan nCT : 2000/5 maka tap setting arus:
1894,41
14945,6
Ips
;
4,74 Ips 37,36
2000/5
2000/5
2000
= 2000 A
Dipilih tap arus: 5 A, setelan aktual Ipp = 5 x
5
Setting Waktu ( Time Dial )
Waktu operasi td = 0,1 + t = 0,1 + 0,3 = 0,4 detik
Multiple of Tap Current Seting (MOTCS):
Isc Max 4 Cycle 3515 - SWL - 3801, 0,4 kV 31074
=
= 15,5
Ipp
2000
Berdasarkan kurva karakteristik rele Toshiba IC03F
seperti ditunjukkan pada Gambar 6, dengan waktu operasi
0,4 detik dan MOTCS 15,5 maka dipilih TDS = 3.

Setting eksisting :
0,22 detik
Resetting : 0,4
detik

Gambar 7 Kurva koordinasi resetting rele bus 3515-SWL-3801


hingga main bus 3500-SWM-2010.

Koordinasi rele resetting bus 3515-SWL-3801 hingga


bus 3500-SWM-2010 ditunjukkan pada Gambar 7. Pada
setting rele eksisting koordinasi 51.F.1.1 dengan pengaman
dibawahnya kurang tepat karena selisih waktu trip < 0,3
detik. Pada kondisi resetting, rele 51.F.1.1 disetting 0,4 detik
sehingga selisih waktu tripnya sesuai standard pengamanan.
Fuse digunakan sebagai pengaman cadangan.
4.2.2

Gambar 6 Kurva karakteristik rele Toshiba IC03F.

b. Rele 51.F.1
Jenis Rele = Toshiba IC03F-AT1 - very Inverse
Isc max 4Cl 3515-SWL-3801 kon 6 kV = (0,4/6) x 31.074 = 2071,6
Isc min 30 cycle 3515-SWM-6001, 6 kV
: 4.281A
1250
kVA
FLA
:
=
= 120,3 A
3.kV
3 ( 6)
CT
: 200/5 A
Setting arus dan setting waktu ( time dial )
Perhitungan setting arus dan waktu sama seperti rele
51.F.1.1, didapat tap setting arus = 4 A. Dengan td = 0,4
+ t = 0,4 + 0,3 = 0,7detik, maka dipilih time dial = 5 s.
c. Rele 51.AF.5
Jenis Rele
= Toshiba IC03F-AT2H
Dipilih kurva
= Very Inverse
Isc max 4 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kV Konversi ke 6 kV : 2071,6
Isc min 30 cycle 3515-SWM-6001, 6 kV
: 4.281A
1684
kVA
FLA
:
=
= 162 A
3.kV
3 ( 6)
CT
: 300/5 A
Setting arus dan setting waktu ( time dial )
Perhitungan setting arus dan waktu sama seperti rele
51.F.1.1, didapat tap setting arus = 3. Dengan td = 0,7 + t =
0,7 + 0,3 = 1detik maka dipilih time dial = 7 s.
Current Setting High Set (I>>)
Isc max3515-SWL-3801 kon 6kV Iset 0,8xIscmin 3515-SWM-6001
Dengan nCT 300/5 maka current setting high set =
2071,6
300 5

I set

3424,8
300 5

; 34,5 I set

57,08

Dipilih Iset = 37, Delay Time Setting ( t>> ) : 0,4 detik


Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Setting Rele 51AF2, 5IAI1 dan 5IAI2


Single line diagram rele 5IAI1 dan 5IAI2 ditunjukkan
pada Gambar 8 dibawah ini.

Gambar 8 Single line diagram rele 51AF2, 5IAI1 dan 5IAI2.

a. Rele 51AF2
Jenis Rele
= Toshiba TC023B-DU2K
Dipilih kurva
= Very Inverse
Isc max 4 cycle 3510-SWM-6001 konv ke 20 kV= 6076,2 A
Isc min 30 cycle 3500-SWM-2010, 20 kV : 1.967 A
15000
kVA
FLA
:
=
= 433 A
3.kV
3 ( 20)
CT
: 600/5
Current setting IDMT ( I> )
1,05 x FLA Ipp 0,8 x Isc min 30 cycle 3500-SWM-2010, 20 kV
454,6
Ipp 1573,6 A
Dengan nCT = 600/5 maka tap setting arus :
454,6
1573,6
x In Ip
x In ; 0,76 In Ip 2,62 In
600
600
Dipilih tap current setting In
Setelan aktual Iset = 1 x 600 = 600 A
Time Setting IDMT ( Time Dial )
Waktu operasi td = 0,7 + t = 0,7 + 0,3 = 1 detik
td =

k x 13,5
( I / Ieb) 1

didapat k

, I/Ieb = 10,12

0,68, dipilih setting time multiplier (k) = 0,7s


Halaman 3 dari 6

Current Setting High Set (I>>)

Isc max 4Cl 3510-SWM-6001 konv20 kV >Isc min 30Cl 3500-SWM-2010


Iset
Iset

I sc Max 4 cycle 3510 -SWM -6001 dikonv ke 20 kV

In

600
6076,27

In ,

600

I set 10,12 In

Dipilih Iset = 11In dan Setting waktu ( t>> ) : 0,1 detik .


b. Rele 5IAI1
Setting arus dan setting waktu ( time dial )
Perhitungan setting arus dan waktu sama seperti rele
51AF2 (nCT : 1500/5 serta daya trafo 33000 kVA), didapat
tap current setting = In. Dengan waktu operasi td = 1 + t =
1 + 0,3 = 1,3 detik serta persamaan untuk menghitung waktu
operasi td seperti dibawah ini maka dipilih k = 0,29.
td =

In = 21 A, Istarting = 676 % dan Tstarting = 3 detik


Setting arus dan setting waktu ( time dial )
Perhitungan setting rele hampir sama seperti
sebelumnya, dengan persamaan untuk setting Ipp = 110 % x
In didapat tap = 0,3 A dan time dial 1 x 4 s (sesuai
karakteristik rele SE-K1N). Fuse yang digunakan 30 A.
Rele

Fuse untuk

gangguan
hubung
singkat

k x 80

2
( I / I EB ) 1

Current Setting High Set (I>>)


Penghitungan current setting high set sama seperti
rele 51AF2 dengan nCT = 1500/5 maka dipilih I set = 7 In.
Setting waktu ( t>> ) : 0,4 detik
c. Rele 5IAI2
Perhitungan setting arus dan waktu sama seperti rele
5IAI1 (nCT : 1000/5 dan daya trafo 21000 kVA) didapat tap
current setting = In, k = 0,65, current setting high set (I>>)
= 9In dan waktu tunda (t>>) = 0,4 detik.
Pada setting eksisting, setelan rele diatas damage
curve trafo, ini menunjukkan bahwa rele tidak akan mampu
mengamankan trafo jika terjadi gangguan hubung singkat.
Koordinasi resetting kurva arus waktu rele 51AF2, 5IAI1 dan
51AI2 ditunjukkan pada Gambar 9. Rele disetting dibawah
damage curve trafo, diatas beban penuh dan inrush current.

Setting dibawah
damage curve
trafo sehingga
mampu
mengamankan
trafo

Gambar 9 Kurva koordinasi resetting rele 5IAI1 dan 5IAI2.

4.2.3 Setting Rele Motor GA-1803A-M pada Bus 3515SWM-6001


Untuk melindungi motor dengan kapasitas 355 kW
dari beban lebih digunakan rele ABB SE-K1N. Sedangkan
untuk melindungi motor dari gangguan hubung singkat, rele
dikombinasikan dengan fuse.
Jenis Rele
= ABB SE-K1N Inverse
Daya
= 185 kW
Data spesifikasi motor :
Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Gambar 10 Kurva koordinasi resetting rele motor GA-1803A-M

pada bus 3515-SWM-6001


4.2.4 Setting Rele Motor GB-5101C-M hingga Bus 3500SWM-2010
Untuk melindungi motor dengan kapasitas daya diatas
355 kW digunakan rele Toshiba S2E20. Perhitungan setting
rele hampir sama seperti sebelumnya. Setting rele pengaman
motor : Istarting < Ipp < 0,8 Isc min 3510-SWM-6001.
Setting eksisiting :
0,15 detik.
Resetting : 0,1
detik.

Gambar 11 Kurva koordinasi resetting rele motor GB-5101C-M


hingga main bus 3500-SWM-2010.

4.3 Analisis Setting Rele Gangguan Tanah


Pentanahan sistem pada PT. Chandra Asri
menggunakan neutral grounding resistor (NGR) 100 A dan
solid grounded. NGR dipasang antara titik netral dengan
tanah pada sisi sekunder tranformator 11/20 kV dan 20/6 kV,
sedangkan solid grounded dipasang pada sisi sekunder trafo
6/0,4 kV. Rele gangguan tanah yang digunakan : ICG2DAT1, TCG16B-FSI dan rele motor S2E20.
4.3.1 Setting Rele Gangguan Tanah pada Bus 3515SWL-3801 hingga Main Bus 3500-SWM-2010 .
a. Rele 50G.F.1/51G.F.1
Jenis Rele
: Toshiba ICG2D-AT1
Curve
: Inverse time
CT
: 200/5 A
Setting Arus ( I> ) : 10 % Imax Ipp 50 % Imax
nCT : 200/5, Imax 100 A
Halaman 4 dari 6

4.3.2 Setting Rele 51GAF2, 5IGAI1 dan 5IGAI2


Single line diagram rele gangguan ketanah 51GAF2,
5IGAI1 dan 5IGAI2 ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 12 Single line diagram rele gangguan ketanah pada bus


3515-SWL-3801 hingga main bus 3500-SWM-2010

Tap setting arus :

10

Ipp

50

200 / 5
200 / 5
0,25 Ipp 1,25
dipilih tap : 0,3
Setelan aktual Ipp = 0,3 x

200

= 12 A
5
Setting Waktu ( Time Dial )
Dipilih time dial (TDS) = 1
Imax
100
MOTCS =
=
= 8,5
Ipp
12
Dari pembacaan kurva karakteristik rele Toshiba
ICG2D-AT1 seperti ditunjukkan pada Gambar 13, dengan
time dial = 1 dan MOTCS 8,5 didapat waktu operasi = 0,4 s.

Gambar 15 Single line diagram rele gangguan ketanah pada


51GAF2, 5IGAI1 dan 5IGAI2.

a. Rele 51GAF2
Jenis Rele
: Toshiba TCG16B-FS1- definite
CT
: 100/5 A
Dengan perhitungan sama seperti rele 50G.F.1/
51G.F.1 didapat tap 0,7 A, setting waktu dipilih 0,1 detik.
b. Rele 51GAI1 dan 51GAI2
Dengan perhitungan yang sama didapat tap 0,25, dan
waktu operasi 0,4 detik.
Koordinasi resetting rele gangguan ketanah 51GAF2,
5IGAI1 dan 5IGAI2 ditunjukkan pada Gambar 16. Pada
kondisi resetting setting arus diturunkan, sehingga lebih
sensitif bila ada gangguan sedangkan setting waktu dirubah
dari 0,4 dan 0,7 detik menjadi 0,1 dan 0,4 detik.

Setting tap
dirubah
sehingga
lebih sensitif

Resetting: setting
waktu 51AF2 0,1
detik, 51GAI1 dan
51GAI1 0,4 detik.

Gambar 13 Kurva karakteristik rele Toshiba ICG2D-AT1.

b. Rele 50G.AF.5/51G.AF.5
Dengan perhitungan yang sama (nCT 300/5 A ) dan
syarat : Ipp rele 50G.AF.5/ 51G.AF.5 > Ipp 50G.F.1/51G.F.1
serta setting kelambatan waktu t = 0,3-0,4 detik terpenuhi,
didapat tap 0,5, time dial 1 s dan waktu operasi 0,8 detik.
c. Rele 51N.A1.1
Dengan perhitungan yang sama (nCT 100/1 A ) dan
syarat : Ipp rele 51N.A1.1 > Ipp rele 50G.F.1/51G.F.1 serta
setting kelambatan waktu t = 0,3-0,4 detik terpenuhi,
didapat tap 0,4, time dial 1 s dan waktu operasi 1,1 detik.
Setting eksisting :
selisih waktu trip < 0,2
detik.
Resetting : selisih
waktu trip 0,4 detik

Gambar 14 Kurva koordinasi resetting rele gangguan ketanah bus


3515-SWL-3801 hingga main bus 3500-SWM-2010.
Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Gambar 16 Kurva koordinasi resetting rele gangguan ketanah pada


transformator 5IGAI1 dan 5IGAI.

4.3.3

Setting Rele Gangguan Tanah pada Motor GA1803A-M di Bus 3515-SWM-6001


Setting eksisting :
selisih waktu trip < 0,2
detik.
Resetting selisih waktu
trip 0,4 detik

Gambar 17 koordinasi resetting rele gangguan ketanah pada motor


GA-1803A-M di Bus 3515-SWM-6001

Halaman 5 dari 6

Tabel 2 Relay setting record dibus 3500-SWM-2010


CT/PT

Relay
Symbol
51AI1
51GAI1
51AI2
51GAI2
51AF1
51GAF1
51AF2
51GAF2
51AF3
51GAF3

Service
GTG
GI101
GTG
GI101
STG
GI3101
GTG
SI3101
Ethylene
S/S-6001
Ethylene
S/S-6001
Main/uty
S/S-6001
Main/uty
S/S-6001
Main/uty
S/S-6002
Main/uty
S/S-6002

Setting

Ratio
Phase
R,S,T
N
R,S,T
N
R,S,T
N
R,S,T
N
R,S,T
N

Type
Form
TC023BDU2K
TCG16BFSI
TC023BDU2K
TCG16BFSI
TC023BDU2K
TCG16BFSI
TC023BDU2K
TCG16BFSI
TC023BDU2K
TCG16BFSI

1500:5
A
100:1
A
1000:5
A
100:1
A
750:5
A
100:5
A
600:5
A
100:5
A
600:5
A
100:5
A

Resetting

Tap

Time
Dial

5A

0.4/
EI

1.0 s

0.35
A

0.5/
EI

1.0 s

0.35
A

0.4/
EI

40A

0.5 s

4A

4.5
A

5A

5A

Inst

Tap

Time
Dial

Inst

0,3/
EI

0,4

0,25

0,6/
EI

0,4

0,25

0,75/
EI

11

1.4A

0,1

0,7

0.4/
EI

50A

0,7/
VI

11

0.5 s

0,7

1.4A

0,1

0.4/
EI

50A

0,83/
EI

12

0.5 s

1.4A

0,1

0,7

Relay

50.A1.1/
51.A1.1
51N.A1.1
51.AF.1
50G.AF.1
51G.AF.1
51.AF.2
50G.AF.2
51G.AF.2
51.AF.3
50G.AF.3
51G.AF.3
51.AF.4
50G.AF.4
51G.AF.4
51.AF.5
51G.AF.5
51.AF.6
50G.AF.6
51G.AF.6
51.F.1
50G.F.1
51G.F.1
3E.F.2
50G.F.2
51G.F.2

Service
Incoming
A
3510-TR3801A
(1600
kVA TR)
3511-TR3801A
(1000
kVA TR)
3512-TR3801A
(630 kVA
TR)
3513-TR3801
(630 kVA
TR)
Tank
Yard 2
S/S
Admin
S/S

Phase
L1,L2,
L3
N
L1,L2,
L3
N
L1,L2,
L3
N
L1,L2,
L3
N
L1,L2,
L3
N
L1,l2,
L3
N
L1,L2,
L3
N

3515-TR3801
(1000
kVA TR)
GA1803A-M
(185 kW)

L1,L2,
L3
N
L1,L2,
L3
N

Type
Form
IC03FAT2H
ICG2DAT1
IC03FAT1
ICG2DAT1
IC03FAT1
ICG2DAT1
IC03FAT1
ICG2DAT1
IC03FAT1
ICG2DAT1
IC03FAT2H
ICG2DAT1
IC03FAT1
ICG2DAT1
IC03FAT1
ICG2DAT1
SE-KIN
ICG2DAT1

CT/PT
Ratio

2000 :
5A
100 :
1A
300 :
5A
300 :
5A
150 :
5A
150 :
5A
100 :
5A
100 :
5A
100 :
5A
100 :
5A
300 :
5A
300 :
5A
400 :
5A
100 :
5A
200 :
5A
200 :
5A
40 :
5A
40 :
5A

Setting

Resetting

Tap

Time
Dial

Inst

[2]

Time
Dial

Inst

5A

20A

4A

37

0.3A

0,4

5A

3A

0.2A

0.2A

6A

4A

0.4A

0.4A

8A

4A

0.5A

0.5A

8A

4A

0.5A

0.5A

5A

3A

37

0.3A

0.5A

2A

1,5A

0.2A

0,5A

5A

4A

0,3A

0,3

7x0.5
3,5A

1x4

6x0.5
3A

1x4

0,4

1,5

V. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat


diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Setting eksisting rele arus lebih pengaman trafo 3510TR-6001, TR-2011 dan TR-2012 tidak tepat karena
setelan berada diatas damage curve trafo. Pada kondisi
resetting, kurva setelan berada dibawah damage curve
sehingga mampu mengamankan trafo bila terjadi
gangguan hubung singkat dibus bawahnya.
b. Koordinasi setting rele pengaman arus lebih mengacu
pada kapasitas daya beban, arus hubung singkat
minimum dan arus hubung singkat maksimum.
Sedangkan koordinasi setting rele gangguan ketanah di
PT Chandra Asri mengacu pada arus maksimum yang
dapat mengalir melalui neutral grounding resistor.
c. Koordinasi setting waktu pada resetting rele pengaman
arus lebih dan rele gangguan ketanah sudah tepat karena

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, P.M., Power System Protection,
McGraw-Hill, USA, 1998.
Bergen, Arthur R., Vittal, Vijay, Power System
nd

[3]
[4]

[6]

Tap

Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

[1]

[5]

Tabel 3 Relay setting record di bus 3510-SWM-6001A


Symbol

d.

perbedaan waktu minimum satu langkah antara sisi hulu


dan hilir 0,3-0,4 detik. Selain itu juga dalam
koordinasinya sesuai dengan urutan grading waktu.
Koordinasi resetting rele arus lebih dan rele gangguan
ketanah pada sistem kelistrikan di PT. Chandra Asri,
Cilegon, telah sesuai dengan standard pengamanan.

[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]

[19]

Analysis 2 Edition, Prentice Hall, USA, 2000.


Gonen, Turan, Modern Power System Analysis,
USA, 1988.
Gross , Charles A., Modern Power System Analysis,
John Wiley & Sons, Inc., USA, 1986.
Hewitson, L.G., Brown, Mark, Balakrishnan, Ramesh,
Practical Power System Protection, IDC, 2004.
Horowitz, S.H. dan Phadke, AG.,Power System
Relaying, John Wiley & Sons Ltd, England, 2008.
Lazar, Irwin, Electrical Systems Analysis and Design
for Industrial Plants, The Heyward-Robinson, 1980.
Manuals Rele Toshiba dan ABB
Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
Penangsang, O, Diktat Kuliah Analisa Sistem
Tenaga 2, Teknik Elektro-ITS, Surabaya, 2006.
Preve, Cristophe, Protection of Electrical Network,
ISTE Ltd, Great Britain and the United States, 2006.
Ravindranath, B., Chander, M., Power System
Protection and Switchgear,
Reimert, Donald, Protective Relaying For Power
Generation Systems, CRC Press,USA, 2006
Short,
T.A.,
Electric
Power
Distribution
Handbook, CRC Press, USA, 2004.
Stevenson, Jr., William D., Analisis Sistem Tenaga
Listrik, alih bahasa: Ir. Kamal Idris, Erlangga, 1990.
Sulasno, Analisa Sistem Tenaga Listrik, Satya
Wacana, Semarang, 1993.
T., Davies, Protection of Industrial Power System
second edition, Elsevier Ltd., UK, 1996.
Vijayaghravan G., Brown, Mark and Barnes,
Malcolm, Grounding, Bonding, Shielding and Surge
Protection, Newnes, 2004
Wahyudi R, Diktat Kuliah Sistem Pengaman Tenaga
Listrik, Teknik Elektro-ITS,Surabaya, 2008.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Aris Widodo dilahirkan di Kebumen,
10 Mei 1984. Menempuh pendidikan
di SD N 1 Mulyosri pada tahun
(1990-1996), SLTPN 1 Prembun
tahun (1996-1999) dan SMUN 1
Prembun tahun (1999-2002). Setelah
lulus SMU, penulis melanjutkan ke
Universitas Gadjah Mada (UGM)
Program Studi D3 TE tahun (20022006).
Tahun
2008
penulis
melanjutkan studinya di program Lintas Jalur Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jurusan Teknik Elektro
bidang studi Teknik Sistem Tenaga.
Halaman 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai