Anda di halaman 1dari 6

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang

Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya


Eka Setya Laksana
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Abstrak:Di

dalam penyaluran energi listrik,


diperlukan kontinuitas pelayanan yang baik kepada
konsumen. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi
sistem proteksi yang baik agar kontinuitas pelayanan
untuk distribusi tenaga listrik dapat terjaga. Salah
satu permasalahan yang ada di Gadu Induk (GI)
Sukolilo adalah apabila terjadi gangguan pada
penyulang Transformator 3 maka pengaman
incoming Transformator 3 juga ikut bekerja.
Dengan melakukan analisa setting rele arus
lebih pada sisi incoming dan penyulang
Transformator 3 untuk koordinasi waktu tundanya
adalah sama sehingga pada saat terjadi arus hubung
singkat pada sisi penyulang maka pada sisi incoming
transformator 3 juga trip.
Dari hasil analisa, dilakukan resetting pada
penyulang dengan setting kelambatan waktu 0.4
detik, untuk sisi sekunder transformator 0.7 detik
dan sisi primer transformator 0.1 detik. Koordinasi
setting pengaman rele arus lebih yang dilakukan
mengacu pada kapasitas daya pada beban, arus
hubung singkat minimum dan maksimum. Selain itu
juga memberikan waktu tunda (t)
dalam
koordinasinya sesuai dengan urutan grading waktu.
I.
PENDAHULUAN
Di dalam penyaluran energi listrik, diperlukan
kontinuitas pelayanan yang baik kepada konsumen.
Hal ini akan mempengaruhi keandalan sistem dan
menyebabkan
tejadinya
pemadaman
apabila
keandalan sistem kurang baik sehingga konsumen
akan merasa dirugikan. Untuk menanggulangi hal ini
perlu dipasang peralatan pengaman untuk menjaga
kontinuitas supply tenaga listrik. Oleh karena itu,
diperlukan koordinasi sistem proteksi yang baik agar
kontinuitas pelayanan untuk distribusi tenaga listrik
dapat terjaga.
Peralatan pengaman tersebut harus mempunyai
koordinasi yang baik sehingga apabila terjadi
gangguan akan bekerja sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Dalam hal ini koordinasi peralatan
pengaman tentunya akan mempengaruhi dalam
supply tenaga listrik. Salah satu permasalahan yang
ada di Gadu Induk (GI) Sukolilo adalah apabila
terjadi gangguan pada penyulang transformator 3
maka peralatan pengaman incoming transformator 3
juga ikut bekerja. Hal ini perlu dilakukan penelitian
untuk menganalisa penyebab terjadinya kurang
baiknya koordinasi antar peralatan pengaman.
Dengan begitu kontinuitas supply tenaga listrik
terhadap konsumen dapat tetap terjamin.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

II.
SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem tenaga listrik terdiri atas sumber dan
beban. Sumber atau disebut juga dengan pusat tenaga
listrik, mempunyai letak yang berjauhan dengan
beban. Untuk pengiriman daya dari pusat tenaga
listrik menggunakan saluran transmisi. Ada dua
kategori saluran transmisi yaitu saluran udara (over
head line) dan saluran bawah tanah (underground).
Di Indonesia saluran transmisi mempunyai beberapa
tingkatan tegangan, untuk tegangan 500 kV dikenal
sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET), tegangan 150 kV dikenal sebagai Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT), untuk tegangan 70
kV dikenal sebagai sub transmisi. Dari saluran
transmisi tegangan di turunkan menjadi 20 kV
(Saluran Udara Tegangan Menengah atau SUTM
yang dikenal sebagai saluran distribusi primer) di
Gardu Induk melalui transformator penurun
tegangan. Kemudian untuk penyalurannya ke
konsumen tegangan disalurkan melalui SUTM dan
untuk konsumen rumah tangga tegangan diturunkan
menjadi 380/220 V melalui transformator distribusi
seperti pada gambar 1.

Gambar 1 Single Line Diagram Sistem Tenaga Listrik

2.1 Gangguan Hubung Singkat


Berikut adalah tabel jenis gangguan hubung singkat.
Tabel 1 Jenis Gangguan Hubung Singkat
Jenis Gangguan
Hubung Singkat

Gambar Jenis
Gangguan Hubung
Singkat

Rumus Arus Hubung Singkat

3 Fasa (3)

1 Fasa ke tanah
(1 -ground)

a
b
c

I hs

I hs =

2 Fasa / Line to
Line
(L-L)

2 Fasa ke
tanah/Line - Line
to ground (1 ground)

Vf
Z1
3V f

Z1 + Z 2 + Z 0

I hs =

I hs =

3V f
Z1 + Z 2
Vf

Z1 + Z 2 Z 0 /( Z 2 + Z 0 )

Halaman 1 dari 6

2.2 Rele Arus Lebih


Pada dasarnya rele arus lebih berfungsi
sebagai pengaman gangguan hubung singkat, tetapi
dalam beberapa hal dapat berfungsi sebagai
pengaman beban lebih. Fungsi rele ini disamping
sebagai pengaman utama untuk seksi yang
diamankan juga berfungsi sebagai pengaman
cadangan pada seksi berikutnya. Hal ini apabila rele
arus lebih dipakai pada sistem distribusi tegangan
menengah. Namun untuk saluran transmisi tegangan
tinggi rele arus lebih berfungsi sebagai pengaman
cadangan (back up).
Pada penyetelan rele arus lebih dikenal
adanya Inverse Definite Minimum Time (IDMT). Rele
dengan karakteristik ini mempunyai beberapa bagian
setelan invers dan definite. Dengan karakteristik ini
maka rele harus mampu bekerja untuk gangguan 2
fasa di ujung akhir seksi berikutnya pada kondisi
pembangkitan minimal. Arus setting-nya harus lebih
besar dari arus beban maksimal. Penyetelannya pun
harus memperhatikan kesalahan pick up sesuai
dengan British Standard Pick Up = 1.05 s/d 1.3 arus
setting.
A. Rele Arus Lebih Instant ( Instantaneous Over
Current Relay )
Prinsip kerja rele jenis ini adalah tanpa
penundaan waktu, tapi masih bekerja dengan waktu
cepat sebesar 80 mili detik.
B. Rele Arus Lebih Definite (Definite Over
Current Relay)
Setelan proteksi dengan menggunakan
karakteristik definite time yang di-setting pada rele,
hanya didasarkan pada waktu kerjanya proteksi
dengan tidak melihat besarnya arus gangguan.
C. Rele Arus Lebih Invers (Inverse Over Current
Relay)
Setelan proteksi dengan menggunakan
karakteristik inverse time relay adalah karakteristik
yang grafiknya terbalik antara arus dan waktu,
dimana semakin besar arus gangguan hubung singkat
maka semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk
membuka pemutus tenaga (PMT) sehingga dalam
setting-nya nanti rele jenis ini perlu mengetahui
besarnya arus hubung singkat untuk tiap seksi di
samping arus nominalnya serta kurva karakteristik
rele.

III.

PENGAMAN TRANSFORMATOR 3
DAN PENYULANGNYA

Transformator 3 pada Gardu Induk Sukolilo


mencatu 8 penyulang aktif. Beban dari transformator
3 kebanyakan adalah perumahan, misalnya daerah
Bratang Kalisumo, Semolo, Bengkel, kalidami,
PAM, Lotus, Srikana, Gebang Lor. Single Line
diagram Transformator 3 beserta penyulangnya
ditunjukkan pada gambar 4.

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Transmisi
5856 MVAsc
1 50 kV
GI Incoming
Trafo GI
60 MVA

CB Incoming Penyulang

Bus Penyulang
20 kV
CB25

CB6

CB5

CB27
CB7

CB26

CB29
CB28

CB3

Bus1
20 kV

PAM
4320 kVA

Bus2
20 kV
Bus6
20 kV

Kali Dami
900 kVA
Semolo
1860 kVA
Bus8
20 kV

BRT Kalisumo
1240 kVA
Bengkel
2000 kVA

Lotus
266 0 kV A

Gambar 2 Single Line Transformator 3 dan Penyulangnya

Data beban penyulang Transformator 3 adalah


sebagai berikut:
Tabel 2 Beban Penyulang Transformator 3

Penyulang
PAM
Gebang Lor
Srikana
Lotus
Bratang
Kalisumo
Semolo
Bengkel
KaliDami

IV.

Tegangan (kV)
20000
20000
20000
20000

Beban (kVA)
4320
1700
1340
2660

20000

1240

20000
20000
20000

1860
2000
900

ANALISA DAN PERHITUNGAN

Transformator 3 pada Gardu Induk Sukolilo


mempunyai daya sebesar 60 MVA Dengan
melakukan running pada software ETAP 4.0 maka
didapatkan arus hubung singkat maksimum 4 cycle
dan arus hubung singkat minimum 30 cycle adalah
sebagai berikut.
Tabel 3 Arus hubung singkat pada masing-masing penyulang

Penyulang

Tegangan
(kV)

PAM
Gebang Lor
Srikana
Lotus
Bratang Kalisumo
Semolo
Bengkel
Kali Dami
Bus Penyulang
GI Incoming

20
20
20
20
20
20
20
20
20
150

Isc maks
(kA)
4 cycle
13.129
9.751
13.128
12.968
13.059
10.329
13.045
8.197
13.183
22.612

CB32

Spare
0 MVA

Bus7
20 kV

Srikana
1340 kVA
Bus4
20 kV
Gebang Lor
1700 kVA

CB30

PC Anom Keputran
0 MVA
0 MVA

Bus9
20 kV
Bus5
20 kV

CB4

Isc min
(kA)
30 cycle
10.746
8.091
10.748
10.623
10.695
8.570
10.684
6.881
10.792
8.883

Dengan menganalisa kurva koordinasi pada


kondisi eksisting dapat diketahui beberapa kondisi
existing koordinasi setting rele incoming dan
penyulang seperti terlihat pada kurva koordinasi
pengaman kurang sempurna. Terutama pada
pengaturan grading/kelambatan waktu kerja antara
rele. Dengan setting waktu instan pada penyulang
Halaman 2 dari 6

Spare2
0 MVA

yang sama dengan incoming, maka dapat dipastikan


bahwa saat terjadi gangguan hubung singkat di sisi
penyulang, maka rele incoming transformator juga
akan ikut trip sehingga sistem kelistrikan pada
penyulang akan mengalami pemadaman total.
4.1

Rele Penyulang PAM, Incoming dan


Outgoing Transformator 3
Dengan menganalisa kurva koordinasi pada
kondisi eksisting dapat diketahui beberapa kondisi
existing koordinasi setting rele incoming dan
penyulang seperti terlihat pada kurva koordinasi
pengaman kurang sempurna. Terutama pada
pengaturan grading/kelambatan waktu kerja antara
rele. Dengan setting waktu instan pada penyulang
yang sama dengan incoming, maka dapat dipastikan
bahwa saat terjadi gangguan hubung singkat di sisi
penyulang, maka rele incoming transformator juga
akan ikut trip sehingga sistem kelistrikan pada
penyulang akan mengalami pemadaman total.

FLA:

kVA
3 xkV

3 x 20
: 400/5

= 125 A

Setting waktu ( t > )


Td = 0.1 + t = 0.1 + 0.3 = 0.4 sekon

0.4 =

0.4 =

disempurnakan

4320

CT
Setting Arus (I>)
Tap (curr set)
:1.25 FLA Ipp 0.8 IscMin30
Bus PAM
: 1.25 x 125 Ipp 0.8 x 10746
: 156.25 Ipp 8596.8
156.25
8596 .8
:
In Ip
In
400
400
: 0.39 In Ip 21.492In
Dipilih = 0.4 In
Setting aktual(Iset)
: 0,4 x 400 = 160 Ampere

Td =

perlu

0.14
X (tms )

Iscmax 0.02

I Set

0.14

X (tms )

0.02
13129

160

0.14

0.092
tms = 0,262

X (tms)

Setting arus highset ( I >> )


Iset < 0.8 x Isc 30-min (bus penyulang)
10792
In
Iset< 0.8 x
400
Iset < 21.58 In
Dipilih = 20 In
Setting waktu highset ( t >> )
t>> 0.4 sekon
Gambar 3 Kurva Kondisi Exsisiting Rele Incoming, Outgoing
Transformator 3 dan Penyulang PAM

Penyulang yang mempunyai kapasitas daya


beban terbesar adalah penyulang PAM dengan beban
4320 kVA, berikut adalah perhitungannya:

Gambar 4 Single Line untuk Penyulang PAM

OCR PENYULANG PAM


Merk
: GEC ALSTHOM
Type
: MCGG-62
: 13129 A
Isc max Bus PAM (4 cycle)
Isc min Bus PAM (30 cycle)
: 10746 A
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

OCR SEKUNDER TRAFO GI


Merk
: SEG
Type
: MR13-15E5D
Isc max Bus Penyulang (4 cycle)
: 13183 A
Isc min Bus Penyulang (30 cycle)
: 10792 A
kVA
60000
=
= 1732
FLA
:
3 xkV
3 x 20
CT
: 2000/5

Setting Arus (I>)


Tap (curr set)
:1.25 FLA Ipp 0.8 IscMin30
Bus Penyulang
: 1.25 x 1732 Ipp 0.8 x 10792
: 2165 Ipp 8633.6
2165
8633 .6
:
In Ip
In
2000
2000
: 1.08 In Ip 4.3 In
Dipilih = 1In
Halaman 3 dari 6

0.14

1 =
X (tms )

0.02
1757.7

1
320

0.14
1 =
X (tms)
0.03
tms = 0.2

Setting aktual(Iset)

: 1 x 2000 = 2000 Ampere


Setting waktu ( t > )
Td = 0,4 + t = 0,4 + 0,3 = 0,7 sekon

Td =
0.14

X (tms )
Iscmax 0.02

1
I Set

0.14

X (tms )
0.7 =
0.02
13183

1
2000

0.14
0.7 =
X (tms)
0.04
tms = 0,2

Setting arus highset ( I >> )


Isc 4- max <Ipp< 0.8xIsc30-min
1757.7
8883
In< Ipp< 0.8 x
In
400
400
4.39 In< Ip < 22.2 In
Dipilih = 6 In
Setting waktu highset ( t >> )
t>> 0.1 sekon

Setting arus highset ( I >> )


Iset < 0.8 x Isc 30-min (bus penyulang)
10792
Iset < 0.8 x
In
2000

Iset < 4.31In


Dipilih = 4 In
Setting waktu highset ( t >> )
t>> 0.7 sekon
OCR PRIMER TRAFO GI
Merk
: GEC ALSTOM
Type
: MCGG-62
Isc max Bus Penyulang (4 cycle)
: 13183 A
20
Konversi ke 150 kV
:
x13183 = 1757.7
150
Isc min GI Incoming (30 cycle)
: 8883 A
kVA
60000
=
= 231 A
FLA
:
3 xkV
3 x 150
CT
: 400/5
Setting Arus (I>)
Tap (curr set)
:1.25 FLA Ipp 0.8 IscMin30 GI
Incoming
: 1.25 x 231 Ipp 0.8 x 8883
: 288.75 Ipp 7106.4
288.75
7106.4
In Ip
In
:
400
400
: 0.7 In Ip 17.766 In
Dipilih = 0,8 In
Setting aktual(Iset)
: 0.8 x 400 = 320 Ampere
Setting waktu ( t > )
Td = 0,7+ t = 0,7 + 0,3 = 1 sekon

0.14
Td =

X (tms )
Iscmax 0.02

1
I Set

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Gambar 5 Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing


Transformator 3 dan Penyulang PAM

4.2

Rele Penyulang Srikana, Lotus, Bratang


Kalisumo, Bengkel, Incoming dan
Outgoing Transformator 3
Penyulang Srikana mempunyai kapasitas
daya beban 1340 kVA, Penyulang Lotus mempunyai
kapasitas daya beban 2660 kVA, Penyulang Bratang
Kalisumo mempunyai kapasitas daya beban 1240
kVA, Penyulang Bengkel mempunyai kapasitas daya
beban 2000 kVA permasalahannya adalah sama
dengan penyulang PAM yaitu waktu tunda yang
sama antara rele penyulang dan rele incoming
transformator 3, dengan cara perhitungan yang sama
didapatkan kurva koordinasi sebagai berikut:

Halaman 4 dari 6

transformator,
sehingga tidak trip jika terjadi
gangguan hubung singkat disisi penyulang.

Gambar 6 Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing


Transformator 3 dan Penyulang Srikana
Gambar 8 Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing
Transformator 3 dan Penyulang Bratang Kalisumo

Gambar 7 Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing


Transformator 3 dan Penyulang Lotus

Dengan melakukan resetting pada penyulang PAM,


srikana, lotus, bratang kalisumo, dan bengkel yang
mengacu pada besarnya nilai hubung singkat
maksimum dan minimum didapatkan setting untuk
rele arus lebih primer transformator besarnya arus
setting lebih besar dari pada arus hubung singkat
maksimal sisi sekunder transformator. Waktu tunda
untuk rele penyulang sebesar 0,4 detik dan selisih
waktu tunda dengan sisi sekunder transformator 0,3
detik. Apabila terjadi hubung singkat minimal pada
penyulang maka sisi sekunder transformator sebagai
backup dari rele penyulang dan untuk rele sisi primer
dengan setting arus yang lebih besar dari pada arus
hubung singkat maksimal di sisi sekunder
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Gambar 9Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing


Transformator 3 dan Penyulang Bengkel

V.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan,


maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Terdapat kesalahan koordinasi antara rele arus
lebih sisi primer transformator 3 dengan rele
penyulang PAM, Srikana, Lotus, Bratang
Kalisumo, dan Bengkel. Hal ini disebabkan
karena setting waktu instan antara rele arus
lebih sisi primer dan rele arus lebih masingHalaman 5 dari 6

masing penyulang adalah sama sehingga


dilakukan resetting pada penyulang dan
incoming transformator 3.
Dengan mengacu pada besarnya arus hubung
singkat maksimum dan minimum, setting arus
untuk rele arus lebih sisi primer lebih besar dari
pada arus hubung singkat maksimum pada sisi
sekunder transformator.
Setting kelambatan waktu 0.4 detik, untuk sisi
sekunder transformator 0.7 detik dan sisi
primer transformator waktu instan 0.1 detik.
Apabila terjadi gangguan hubung singkat pada
penyulang, maka sisi sekunder transformator
sebagai backup dengan selisih kelambatan
waktu 0.3 detik.
Koordinasi setting pengaman rele arus lebih
yang dilakukan mengacu pada kapasitas daya
pada beban, arus hubung singkat minimum dan
maksimum. Selain itu juga memberikan waktu
tunda (t) dalam koordinasinya sesuai dengan
urutan grading waktu.

2.

3.

4.

[9].
[10].
[11].
[12].
[13].

[14].

RIWAYAT HIDUP
Eka Setya Laksana dilahirkan
di kota Lumajang, 2 April 1986.
Penulis adalah putra pertama dari
dua bersaudara pasangan Drs. P.
Agus Susanto dan Estiningtyas,
S.Pd.

DAFTAR PUSTAKA
[1].
[2].

[3].

[4].

[5].
[6].

[7].
[8].

R. Wahyudi, Diktat Kuliah Sistem


Pengaman Tenaga Listrik
SEG, MR13 Digital Multifunctional Relay
for Overcurrent Protection
SPLN 52-3 , Pola Pengaman Sistem Bagian
Tiga, Sistem Distribusi 6 kV dan 20 kV,
1983
SPLN 59, Keandalan Pada Sistem
Distribusi 20 kV dan 6 kV, 1985
Sunil. S. Rao, Switch Gear and Protection,
Khanna Publishes, 1980.
Unit Jasa Pendidikan Dan Pelatihan,
Penyaluran Tenaga Listrik, hal 3-6, 2007

Penulis
memulai
jenjang
pendidikannya di TK Muslimat NU Klanting,
Sukodono dan SDN Citrodiwangsan 02 Lumajang
hingga lulus tahun 1998. Setelah itu penulis
melanjutkan studinya di SLTP Negeri 1 Sukodono.
Tahun 2001, penulis diterima sebagai murid SMA
Negeri 1 Lumajang hingga lulus tahun 2004. Pada
tahun yang sama penulis masuk ke Jurusan D3
Teknik Elektro Universitas Negeri Malang lewat
jalur PMDK hingga lulus tahun 2007, kemudian
penulis melanjutkan studi Program Sarjana di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya lewat
program Lintas Jalur dengan NRP. 2207100639 dan
mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga.

A. Arismunandar, Teknik Tenaga Listrik


Jilid II Saluran Transmisi, hal 1, 1993
A. Arismunandar, Teknik Tenaga Listrik
Jilid III Gardu Induk, hal 58, 1997
American National Standards Institute, IEEE
Recommended Practice for Protection and
Coordination of Industrial and Commercial
Power System, IEEE Std 242-1986
Djiteng Marsudi, Operasi Sistem Tenaga
Listrik, hal 330-332, 2006
Djiteng Marsudi, Pembangkit Energi Listrik,
hal 46, 2005
GEC
Alsthom,
Protective
Relays
Application Guide, Stafford, England, 1987
P. M. Anderson, Power System Protection,
New York : McGraw-Hill, 1999.
PT. PLN (PERSERO) P3B SEKTOR
SURABAYA, Training Relay Proteksi
Transformator

Tabel Tabulasi Resetting Rele Incoming, Outgoing Transformator 3, dan Penyulang


Rele

Type

Existing

CT Ratio
Curve

GEC
PAM
ALSTOM
400/5
(MCGG-62)
GEC
Gebang Lor
ALSTOM
400/5
(MCGG-62)
GEC
Srikana
ALSTOM
400/5
(MCGG-62)
GEC
Lotus
ALSTOM
400/5
(MCGG-62)
GEC
Bratang
400/5
ALSTOM
Kalisumo
(MCGG-62)
GEC
Semolo
ALSTOM
400/5
(MCGG-62)
GEC
Bengkel
ALSTOM
400/5
(MCGG-62)
GEC
Kalidami
ALSTOM
400/5
(MCGG-62)
Sekunder
SEG (MR132000/5
Trafo GI
15E5D)
GEC
Proceeding
Primer Trafo Seminar Tugas Akhir
ALSTOM
400/5
GI
(MCGG-62)

Tap

Time Dial

Resetting
Inst

Delay

Curve

Tap

Time Dial

Inst

Delay

0.4

0.262

20

0.4

SI

0.3

0.3

0.12

Standart
Inverse

SI

0.3

0.3

0.12

Standart
Inverse

0.2

0.286

20

0.4

SI

0.3

0.3

0.12

Standart
Inverse

0.12

0.343

20

0.4

SI

0.3

0.3

0.12

Standart
Inverse

0.24

0.286

20

0.4

SI

0.3

0.3

0.12

Standart
Inverse

0.12

0.343

20

0.4

SI

0.3

0.3

0.12

Standart
Inverse

0.17

0.314

20

0.4

SI

0.3

0.3

0.12

Standart
Inverse

0.2

0.314

20

0.4

SI

0.3

0.3

0.12

Standart
Inverse

0.1

0.314

20

0.4

NI

0.18

0.4

Normal
Inverse

0.2

0.7

0.121

Standart
Inverse

0.8

0.2

Jurusan
Teknik Elektro
FTI-ITS
0.325
0.3
SI

Halaman
6 dari
6
6
0.1

Anda mungkin juga menyukai