Anda di halaman 1dari 5

PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 1 PHASA

Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu stator dan rotor. Stator
adalah bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian yang bergerak yang
bertumpu pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas kumparan-kumparan
stator dan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik akibat dari adanya arus
listrik bolak-balik satu fasa yang melewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi
suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor. Bentuk dan konstruksi
motor tersebut digambarkan pada gambar.
Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus bolak-balik satu
fasa, maka pada celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar dengan kecepatan putaran
sebesar dengan menggunakan rumus :

Medan magnet berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga menginduksikan


tegangan listrik pada kumparan-kumparan tersebut. Biasannya lilitan rotor berada dalam
hubung singkat. Akibatnya lilitan rotor akan mengalir arus listrik yang besarnya
tergantung pada besarnya tegangan induksi dan impedansi rotor. Arus listrik yang mengalir
pada rotor akan mengakibatkan medan magnet rotor dengan kecapatan sama dengan kecepatan
medan putar stator (ns).
Interaksi medan stator dan rotor akan membangkitkan torsi yang menggerakan rotor
berputar searah dengan arah medan putar stator. Interaksi medan stator dan rotor juga
menyebabkan terjasinya gaya gerak listrik induksi yang disebabkan oleh kumparan-kumparan
stator dan rotor. Rumusan matematis gaya gerak listrik yang terjadi pada motor induksi satu
fasa dengan rumusan sebagai berikut :

Dimana nilai (t) untuk fluksi maksimum akibat dari penyebaran kerapatan fluks yang
melewati lilitan dengan rumus :

Adanya perbedaan medan putar stator dan medan putar rotor atau yang disebut slip pada
motor induksi satu fasa pada rumus sebagai berikut :

JENIS JENIS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI


Rotor
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar dan rotor lilit.

Rotor Sangkar : Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada
jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas
batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat
dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat oleh
cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang
menggunakan
rotor
ini
disebut
Motor
Induksi
Rotor
Sangkar.
Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan tahanan
luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor
biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.

Gambar 1. 3 Penampang dari Rotor Sangkar

Rotor Belit : Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke
dalam alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu
dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke terminal-terminal
sikat / cincin seret yang terletak pada poros rotor. Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur
kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal
sikat karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor induksi rotor
lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi Rotor Lilit.

Gambar 1. 4 Penampang Rotor Belit

JENIS JENIS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI


TACHOMETER

Dilihat dari komponen dan cara kerjanya, tachometer dan speedometer adalah sama. Perbedaan
paling mendasar ada pada unit masuknya signal (in-put signal). Adapun prinsip dasar dari kedua
alat ukur ini sebagai berikut:

Prinsip Kerja Tachometer Dan Speedometer


Untuk pengukur (Meter, M) yang digunakan adalah amperemeter (baik jenis analog maupun
digital). Alat ukur ini bekerja berdasarkan signal yang diberikan pada saluran in-put (dari platina
atau pengindera pada unit transmisi). Karena signal yang masuk berkaitan langsung dengan

kondisi putaran motor atau putaran poros out-put transmisi, alat ini dapat langsung menghitung
putaran motor atau kecepatan kendaraan.
Adapun cara kerja alat ini sebagai berikut:
Pada saat arus listrik masuk melalui saluran in-put, kumparan relay menjadi megnet, sehingga
kontak poin Po berhubungan dengan kontak P2. Pada kondisi ini, baterai B mengisi Capasitor C
hingga bermuatan penuh. Apabila signal hilang (misalnya aliran listrik platina putus), kumparan
relay kehilangan medan magnet dan Po lepas dari P 2 dan berhubungan dengan P1. pada saat
P0berhubungan dengan P1, Capasitor C mengosongkan muatanya melalui amperemeter M dan
amperemeter menunjukkan penyimpangan (membaca besar arus yang mengalir).
Semakin banyak jumlah signal yang diterima oleh relay, dalam waktu tertentu, semakin sering
kapasitor menerima dan mengosongkan muatan, dan semakin jauh penyimpangan alat ukur,
berarti semakin tinggi putaran motor/kecepatan kendaraan. Dengan kata lain, aliran arus rata-rata
yang menuju alat ukur tergantung pada tingkat jumlah pengulungan sinyal dalam waktu tertentu.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, komponen relay dapat diganti dengan perangkat
elektronika. Adapun cara kerja Tachometer dan Speedometer elektronika sebagai berikut:

Gambar Pengukur Sinyal Elektronik


Pada saat transistor Tr tidak mendapat signal, Baterai B mengisi capasitor C melalui tahanan R
dan dioda D1, dioda D2menahan arus dari baterai agar tidak menuju alat ukur. Pada saat transistor
Tr mendapat signal, (baik dari platina maupun transmisi), transistor akan aktif dan
mengosongkan muatan capasotor C melalui alat ukur dan dioda D 2, dan dioda D1 menahan arus
menuju negatif capasitor.
Sama seperti alat ukur yang menggunakan relay, tinggi rendahnya hasil pengukuran (putaran
atau kecepatan), tergantung pada besar kecilnya sinyal yang masuk ke dalam alat ukur dalam
satuan waktu tertentu.
Dengan prinsip yang sama, produsen kendaraan mengembangkan alat ukur ini, sehingga alat
ukur kendaraan berbeda antara satu dengan yang lain. Untuk melakukan perbaikan pada
kendaraan, disarankan menggunakan buku manual service sebagai acuan.

Tachometer elektronik pada gambar di bawah , dioperasikan berdasarkan sinyal dari coil sistim
pengapian. Pulsa ini diambil dari aliran listrik tegangan rendah coil pengapian (rangkaian
primer), yaitu dari terminal positif dan terminal coil.
Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar Diagram Tachometer Elektronik


Tachometer, baik analog maupun digital, merubah sinyal ini menjadi gerak mekanik (penunjukan
dengan jarum) maupun tampilan digital. Semakin cepat putaran engine, semakin banyak pulsa
yang dihasilkan, dan meter akan menunjuk pada angka yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai