Anda di halaman 1dari 39

ASPEK MEDIS DAN

LEGAL
pada KEKERASAN
DALAM RUMAH
TANGGA
Pembimbing
dr. H. Hariadi Apuranto, Sp
F(K)

Latar Belakang

Dari data yang didapat KPPA


(Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak )
sebanyak 143.586 kasus kekerasan
didapat pada tahun 2009, 105.103
didapat pada tahun 2010, 119.107
didapat pada tahun 2011.
Mengingat prevalensi angka kejadian
yang tetap tinggi, maka penulis ingin
mengetahui aspek medis dan legal
pada kekerasan dalam rumah tangga.
3

Tujuan
Umum
:

Dapat menjelaskan aspek medis dan legal


pada kasus kekerasan dalam rumah tangga

Khusu
s:

Menjelaskan
Menjelaskan pengertian
pengertian dari
dari keluarga
keluarga

Menjelaskan
Menjelaskan pengertian
pengertian dari
dari kekerasan
kekerasan

Menjelaskan
Menjelaskan pengertian
pengertian dari
dari Kekerasan
Kekerasan
Dalam
Dalam Rumah
Rumah Tangga
Tangga


Menjelaskan
Menjelaskan lingkup
lingkup rumah
rumah tangga
tangga

Menjelaskan
Menjelaskan penyebab
penyebab terjadinya
terjadinya tindakan
tindakan
Kekerasan
Kekerasan Dalam
Dalam Rumah
Rumah Tangga
Tangga

Menjelaskan
Menjelaskan dampak
dampak dari
dari Kekerasan
Kekerasan Dalam
Dalam
Rumah
Rumah Tangga
Tangga

Menjelaskan
Menjelaskan bentuk-bentuk
bentuk-bentuk Kekerasan
Kekerasan Dalam
Dalam
Rumah
Rumah Tangga
Tangga

Menjelaskan
Menjelaskan aspek
aspek hukum
hukum dari
dari Kekerasan
Kekerasan
Dalam
Dalam Rumah
Rumah Tangga
Tangga

Dapat
Dapat membuat
membuat Visum
Visum et
et Repertum
Repertum

Menjelaskan
Menjelaskan pemulihan
pemulihan pada
pada kekerasan
kekerasan
Dalam
Dalam Rumah
Rumah Tangga
Tangga
5

Manfaat

Pengertian Keluarga
UU NO 23 TAHUN
2002
Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu
dan anaknya, atau keluarga
sedarah dalam garis lurus ke
atas atau ke bawah sampai
dengan derajat ketiga.

Pengertian Kekerasan
erbuatan yang dapat berupa fisik
maupun non fisik, dilakukan secara aktif
maupun dengan cara pasif (tidak
berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan
ada akibat yang merugikan pada
korban (fisik atau psikis) yang tidak
dikehendaki oleh korban.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama


perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengasaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis dan atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman utnuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan, secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
9

LINGKUP RUMAH
TANGGA
Suami, isteri, dan anak
(termasuk anak angkat dan
anak tiri)
Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga
dengan orang sebagaimana disebutkan di atas
karena hubungan darah, perkawinan (misalnya
mertua, menantu, ipar, dan besan), pengasuhan,
dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga
Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan
menetap dalam rumah tangga tersebut, dalam
jangka waktu lama berada dalam rumah tangga
yang bersangkutan.
10

Bentuk-bentuk
kekerasan dalam
rumah tangga

1. Kekerasan Fisik
2. Kekerasan Psikis
3. Kekerasan
Seksual
4. Penelantaran
Rumah Tangga

11

Bentuk-bentuk
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka
berat (Pasal 6).
Menampar, menggigit, memutar tangan, menikam,
mencekek, membakar, menendang, mengancam
dengan suatu benda atau senjata, dan membunuh.
Trauma dalam hidupnya, sehingga mereka tidak
merasa nyaman dan aman.
12

Kekerasan Psikis
Kekerasan psikis adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa
percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau
penderitaan psikis berat pada seseorang (pasal
7).

Perilaku yang mengintimidasi dan menyiksa,


memberikan ancaman kekerasan, mengurung di
rumah, penjagaan yang berlebihan, ancaman
untuk melepaskan penjagaan anaknya,
pemisahan, mencaci maki, dan penghinaan
secara terus menerus
13

Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang
berupa pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan
hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan/atau
tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan
orang lain untuk tujuan komersial (pasal 8)
Kekerasan seksual meliputi:
(a)Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan
terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah
tangga tersebut
(b)Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah
seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan
orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan
tertentu.
14

15

Dampak Kekerasan
Dalam Rumah Tangga

Fisik

Cedera (luka)

Psikis

Perubahan tingkah
laku korban

16

PELAKU DAN KORBAN


KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
Yang dimaksud dengan pelaku KDRT
adalah orang yang melakukan kekerasan
dan atau ancaman kekerasan dalam
lingkup rumah tangga.
Pada kenyataan di masyarakan yang
paling sering menjadi korban dalam kasus
KDRT adalah perempuan dan anak,
sedangkan yang paling sering menjadi
pelaku adalah laki-laki.
17

FAKTOR PEMICU TERJADINYA


KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga, bisa terjadi
karena beberapa faktor antara
lain :

18

DAMPAK
KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
Dampak kekerasan dalam rumah tangga
dapat berupa cedera (luka) dan perubahan
sikap dari korban kekerasan.

Perubahan sikap ini disebabkan korban


mengalami trauma psikis yang mendalam
dan berat, stress paska trauma yang bila
tidak ditangani memungkinkan terjadinya
gangguan jiwa.
Korban biasanya dihinggapi rasa
takut dan akan timbul reaksi
emosional seperti shok, rasa tidak
percaya, marah, dan lain-lain
19

SANKSI PIDANA BAGI PELAKU KDRT

20

Sanksi Pelaku Kekerasan Fisik


Pasal Keterangan

Pidana
maksimum

Denda
Maksimum

44
(1)

Kekerasan fisik

5 tahun

Rp 15 juta

44
(2)

Korban Jatuh atau luka


bakar

10 tahun

Rp 30 juta

44
(3)

Korban mati

15 tahun

Rp 45 juta

44
(4)

Dilakukan suami kepada


istri atau sebaliknya, tidak
menyebabkan penyakit
atau menghalangi aktivitas
sehari-hari

4 tahun

Rp 5 juta

21

Sanksi Pelaku Kekerasan Psikis


Pasa
l

Keterangan

Pidana
Maksimum

Denda
Maksimum

45
(1)

Kekerasan Psikis

3 Tahun

Rp 9 juta

45
(2)

Dilakukan suami kepada


istri atau sebaliknya, tidak
menyebabkan penyakit
atau menghalangi aktivitas
sehari-hari

4 bulan

Rp 3 juta

22

Sanksi Pelaku Kekerasan Seksual


Pas
al

Keterangan

Pidana
Maksimum

Denda
Maksimum

46

Korban menetap dalam


lingkup rumah tangga

12 tahun

Rp 36 juta

47

Dilakukan untuk tujuan


komersial atau tertentu
lainnya

4-15 tahun

Rp 12-300 juta

48

Mengakibatkan luka yang


tidak mungkin sembuh,
gangguan jiwa, keguguran,
gangguan alat reproduksi

5-20 tahun

25-500 juta

23

Sanksi Pelaku Penelantaran Rumah


Tangga
Pasa
l

Keterangan

Pidana
Maksimum

Denda
Maksimum

49

Penelantaran rumah tangga


sesuai pasal 9

3 tahun

15 juta

24

DELIK DALAM KEKERASAN RUMAH


TANGGA
Perbuatan pidana atau delik ialah perbuatan yang dilarang
oleh aturan hukum dan barangsiapa yang melanggar
larangan tersebut dikenakan sanksi pidana.
Kekerasan dalam rumah tangga dikatakan delik aduan jika
terdapat aduan dari korban atau pihak yang merasa
dirugikan kepada aparat penegak hukum (Polisi), baru
kasus tersebut ditangani.
Sedangkan kekerasan seksual suami atau kepala rumah
tangga terhadap orang yang bukan istri dalam hal ini
pembantu rumah tangga tanpa aduan, maka dikategorikan
delik biasa
25

Pemulihan Korban Pada


Kekerasa Dalam Rumah Tangga
Upaya Pemulihan
Korban

Peraturan Pemerintah RI No. 4 Tahun 2006


tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama
Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah
Tangga pada Pasal 1 ayat 1

Segala upaya untuk penguatan korban kekerasan


dalam rumah tangga agar lebih berdaya baik
secara fisik maupun psikis.
26

Pemulihan Korban Pada


Kekerasa Dalam Rumah Tangga
emulihan korban berdasarkan kepada Undang-undang No.
23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga :

U Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 39

a. Tenaga kesehatan
Pekerja
sosial
Untuk kepentingan pemulihan, b.
korban
dapat
memperoleh
c. Relawan
pelayanan dari
pendamping dan/atau
d. Pembimbing rohani.

27

Penyelenggaraan Kegiatan
Pemulihan Korban

a) Pelayanan
kesehatan
b)
Pendampingan
korban
c) Konseling
d) Bimbingan
rohani
e) Resosialisasi
28

Visum et Repertum

embuatan visum et repertum pada kasus ini sama seperti visum


pada korban hidup dengan mencantumkan hasil pemeriksaan
fisik yang telah dilakukan terhadap korban.

29

SOLUSI DAN PENCEGAHAN TERJADINYA


KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Membangun kesadaran bahwa
persoalan KDRT adalah persoalan
sosial bukan individual dan
merupakan pelanggaran hukum
yang terkait dengan HAM.
Sosialiasasi pada masyarakat tentang
KDRT adalah tindakan yang tidak dapat
dibenarkan dan dapat diberikan sangsi
hukum. Dengan cara mengubah pondasi
KDRT di tingkat masyarakat pertama
tama dan terutama membutuhkan.
Adanya konsensus bahwa
kekerasan adalah tindakan yang
tidak dapat diterima.
30

Mengkampanyekan
penentangan terhadap
penayangan kekerasan di
media yang mengesankan
kekerasan sebagai perbuatan
biasa, menghibur dan patut
menerima penghargaan.
Media massa dapat memberikan suatu
berita yang bisa merubah suatu pola
budaya KDRT adalah suatu tindakan yang
dapat melanggar hukum dan dapat
dikenakan hukuman penjara sekecil
apapun bentuk dari penganiayaan.
Mendampingi korban dalam menyelesaikan
persoalan (konseling) serta kemungkinan
menempatkan dalam shelter (tempat
penampungan) sehingga para korban akan
lebih terpantau dan terlindungi serta
konselor dapat dengan cepat membantu
pemulihan secara psikis.

31

KESIMPULAN
1
1

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat


yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus
ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat
ketiga.
2
2

Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa


fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif
maupun dengan cara pasif (tidak berbuat),
dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang
merugikan pada korban (fisik atau psikis) yang

32

3
3

Kekerasan dalam rumah tangga adalah


setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga.

33

4
4

Yang termasuk cakupan rumah tangga


adalah

Suami, isteri, dan anak (termasuk anak


angkat dan anak tiri),
Orang-orang yang mempunyai
hubungan keluarga atau hubungan darah
Orang yang bekerja membantu rumah
tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut, dalam jangka waktu lama.
34

5.
5.

Kekerasan dalam rumah tangga, bisa terjadi


karena Ketergantungan ekonomi, kekuasaan
yang tidak seimbang antara suami dan istri,
kekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan
konflik, persaingan dan frustrasi
6.
6.

Dampak kekerasan dalam rumah tangga


dapat berupa cedera (luka) dan perubahan
sikap dari korban kekerasan karena trauma
psikis yang mendalam dan berat.
35

7.
7.

Dalam pasal 5 UU RI No 23 Tahun 2004, bentuk


KDRT meliputi:

Kekerasan fisik (Pasal 6),


Kekerasan psikis (pasal 7),
Kekerasan seksual (pasal 8) dan
Penelantaran rumah tangga (Pasal
9)
36

8.
8.

Sanksi pidana yang dapat dikenakan pada


pelaku KDRT diatur dalam UU Nomor 23 tahun
2004 pada pasal 44-49.

Kekerasan fisik (BAB VIII, Pasal 44),


Kekerasan psikis (Pasal 45),
Kekerasan seksual diatur dalam (pasal 46, 47,
48),
Penelantaran dalam rumah tangga diatur
dalam (pasal 49).

37

SARAN
etelah mengkaji beberapa aspek tentang kekerasan
dalam rumah tangga, maka kami menyarankan :
Bagi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga
Bisa berbagi atau bercerita dengan pihak yang dianggapnya
mampu untuk menjaga dan membantu memecahkan masalah
yang sedang dihadapi seperti dengan anggota keluarga ,
teman, dan melapor ke LSM bahkan langsung ke pihak berwajib
mengenai apa yang sudah dialaminya.
Bagi Instansi Terkait seperti, LSM, LBH, dan Kepolisian
Agar dapat cepat tanggap mengatasi masalah korban kekerasan.
Hal tersebut diharapkan dapat membantu korban-korban
kekerasan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
38

TERIMA KASIH

39

Anda mungkin juga menyukai