Anda di halaman 1dari 13

BASIS GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPAS

A. BENTUK BASIS :
Seluas mungkin agar beban kunyah merata
Bagian tepi berada pd batas mukosa bergerak dan tdk bergerak
Untuk RA :
- Bagian anterior dgn sayap apabila processus alveolaris
tdk protrusif dan palatum dangkal
- Bagian posterior, batas paling posterior mencapai AHLine
Untuk RB :
- Batas paling posterior mencapai retromolar pad (utk
free end)
- Batas lingual mencapai mylohyoid groove
B. BAHAN BASIS :
Kelebihan :
-

relatif murah
lbh ringan dibandingkan dgn bhn kerangka logam
mudah dilakukan reparasi bila patah
prosedur pembuatan tdk rumit
waktu pembuatan lbh singkat, shg jlh kunjungan pasien
lbh singkat

Kekurangan :
- lbh tebal dibandingkan dgn kerangka logam
- menutupi seluruh jar palatum
- sifat penghantar panasnya tdk sebaik kerangka logam
C. SYARAT BASIS :
- rapat dgn permukaan mukosa
- stabil
- tebal 1 1,5 mm
- halus, licin dan mengkilap
-

ELEMEN GIGI TIRUAN BERDASARKAN BAHANNYA:


1. Gigi Tiruan Akrilik
2. Gigi Tiruan Porcelen/Keramik
Ad.1. KEBAIKAN GIGI TIRUAN AKRILIK :
- Hubungan antara elemen gigi dan basis secara
kimia
- Proses pembuatan lbh murah
- Bisa diasah dan mudah diproses kembali
- Tidak menimbulkan bunyi jika masktikasi
- Harga relatif murah
KEBURUKAN GIGI AKRILIK :
- Mudah aus
- Mudah dilekati sisa makanan
- Warna mudah berubah
- Mudah tergores benda keras
- Perlekatan dg basis GT dpt kurang baik, karena :
- terdapat sisa malam, pembersihan kurang baik
- gigi dipoles terlalu licin
- gigi terkena bhn pemolesan spt : CMS/ terkena
minyak
Ad.2. KEBAIKAN GIGI PORSELEN :
- Estetik lbh baik dibandingkan dgn akrilik
- Lebih kuat
- Tdk mudah aus/tahan gesekan atau goresan
- Tdk mudah dilekati sisa makanan
- Tdk berubah warna
KEBURUKAN GIGI PORSELEN :
- Perlekatan dgn basis secara mekanik (memakai pin)>mudah lepas.
- Proses pembuatan sulit > pemanasan 1200 C
- Bila diasah tdk dpt dipoles kembali
- Berbunyi jika mastikasi
- Harga mahal

KLASSIFIKASI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN


PEMBAGIAN GTSL MENURUT JAR PENDUKUNGNYA :
1. GT DUKUNGAN GIGI = TOOTH BORNE PARTIAL DENTURE
Yaitu GTSL yg beban kunyahnya sebag besar/ seluruhnya diteruskan
ke gigi pejangkaran dan jar periodotiumnya serta diteruskan pd gigi
tetangganya mell ttk kontak.
support utama : gigi asli
contoh : saddle denture
2.GT DUKUNGAN JARINGAN =TISSUE BORNE PARTIAL DENTURE
= TISSUE SUPPORT PARTIAL DENTURE
Yaitu suatu GTSL yg beban kunyah sebagian besar/seluruhnya
diterima oleh mukosa atau tulang alveolar dibawahnya.
support utama : mukosa
contoh : GTSL double free end, GTLL
3. GT DUKUNGAN KOMBINASI = TOOTH TISSUE BORNE
PARTIAL DENTURE.
Yaitu suatu GTSL yg beban kunyahnya diterima oleh gigi asli dan
mukosa.
contoh : single free end, GTSL bounded saddle
PEMBAGIAN GTSL
Berdasarkan bahan pembuatannya :
1. GTSL Resin Akrilik
Yaitu GTSL yg bahannya terbuat dr resin akrilik (basis dan gigi)
serta cengkramnya terbuat dari kawat klamer.
2. GTSL Logam dan Akrilik Resin
Yaitu GTSL yg bahan kerangkanya terbuat dr bahan logam
campuran (alloy) yaitu bag cengkram mayor konektor, dll,
sedangkan basis dan elemen gigi terbuat dr resin akrilik.
3. GTSL Logam dan Assembly dgn Wrough Wire
Yaitu GTSL yg bahan kerangkanya terbuat dr campuran logam
(konektor mayor, dll) ttp cengkramnya disambung dgn kawat tempa

/ klamer / wrough wire yg sifatnya lbh fleksibel jika dibandingkan


dgn cengkram tuang.

KLASIFIKASI DAERAH TAK BERGIGI SEBAGIAN PADA SUATU


LENGKUNG RAHANG (PARTIALLY EDENTULOUS ARCHES)
KLASIFIKASI CUMMER
1. Diametrically Upposed
Gol prothesa yg mempunyai cengkram yg berhadapan secara
diametris dgn jlh cengkram 2.
2. Diagonally Upposed
Prothesa dgn letak cengkram diagonal, dgn jlh cengkram 2.
3. Unilateral
Satu sisi = saddle
4. Multilateral
Dua sisi.
KLASIFIKASI SWENSON
1. Kelas I : Tissue Borne > GTLL > dukungan jar lunak
2. Kelas II
: Tooth Borne > prothesa saddle yg pendek dgn okklusal
rest pd pengunyahan tdk dibebankan pd gigi sebelahnya.
3. Kelas III : Kombinasi I dan II > prothesa dgn kehilangan gigi bag
belakang dan bag depan gigi digunakan sbg dukungan
gigi dan belakang dukungan jaringan.
KLASIFIKASI KENNEDY
Oleh DR. EDWARD KENNEDY dari New York (1923). Walau sederhana
sistem ini mudah digunakan pd segala kondisi, lbh banyak digunakan
oklusi.
1. Dpt menunjukkan langsung daerah tak bergigi sebagian lepas pd
suatu lengkung rahang.

2. Dpt membedakan GTSebagian itu, apakah dukungan gigi,


dukungan jaringan atau dukungan kombinasi gigi dan jar.
3. Merupakan panduan utk menetapkan type desain GT.
4. Dapat diterima secara universal.
KLASIFIKASI KENNEDY BERDASAR GIGI YG HILANG :
1.Klas I : Keadaan dimana edentulous area (drh tak bergigi) berada
dibelakang gigi yg msh ada pd kedua sisi rhg (bilateral free
end)
2. Klas II : Keadaan dimana edentulous area terletak dibelakang gigi yg
asli yg msh ada pd satu sisi rhg (unilateral free end)
3. Klas III : Keadaan dimana edentulous area terletak diantara kedua gigi
asli yg msh ada > paradental (bounded)
4. Klas IV : Keadaan dimana edentulous area berada bilateral disebelah
anterior gigi yg msh ada, melewati grs median (mid line).
Thn 1960 DR.O.APPLEGATE menyempurnakan klasifikasi Kennedy dgn
menambahkan Kls IV dan V disebut : Klasifikasi Applegate
Kennedy.
Ada 8 ketetapan Applegate (Applegates Rules)
1. Klasifikasi ditetapkan setlh pencabutan gigi
2. Bila molar 3 hilang dan tdk diganti mk tdk dimasukkan dlm
klasifikasi
3. Bila molar 3 msh ada dan akan dipergunakan sbg gigi abutment,
msk dlm klasifikasi.
4. Bila molar 2 hilang dan tdk diganti, dmn gigi antagonisnya juga
hilang.
5. Daerah tdk bergigi yg paling posterior menentukan klasifikasi
6. Daerah tdk bergigi selain yg tlh ditetapkan, msk pd klasifikasi
7. Modifikasi tdk ditentukan oleh luas daerah tdk bergigi ttp jlh yg
tdk bergigi.
8. Klas IV tdk ada modifikasi

KLASIFIKASI APPLEGATE-KENNEDY
Dibagi atas 6 klas :
1. Klas I
: Klas I Kennedy
Daerah tdk bergigi terletak dibag posterior dr gigi yg msh ada dan
berada pd kedua sisi rhg (bilateral free end)
2. Klas II
: Klas II Kennedy
Daerah tdk bergigi terletak dibag posterior dr gigi yg msh ada dan
berada pd satu sisi rhg (unilateral free end)
3. Klas III : Klas III Kennedy
Daerah tdk bergigi paradental dgn kedua gigi tetangganya ttp tdk
mampu memberi dukungan pd prothesa secara keseluruhan.
4. Klas IV : Klas IV Kennedy
Daerah tdk bergigi terletak dibag anterior gigi yg msh ada dan
melewati grs median.
5. Klas V
: Klas V Kennedy
Daerah tdk bergigi paradental dmn gigi asli sebelah anterior tdk dpt
dipakai sbg gigi penahan.
6. Klas VI : Klas VI Kennedy
Daerah tdk bergigi paradental dgn kedua gigi tetangga dpt dipakai
sbg abutment keseluruh prothesa.

PEMASANGAN MODEL KERJA PADA OKLUDATOR/


ARTIKULATOR
OKLUDATOR adalah artikulator yg paling sederhana terdiri dari
lengan atas dan lengan bwh yg disatukan dgn sebuah engsel (gerakan
membuka dan menutup mulut)
ARTIKULATOR adalah suatu alat mekanis yg dpt meniru gerakan
posisi RA dan RB dgn demikian hubungan model RA dan RB dpt
artikulasi.
Artikulator dan Okludator terdiri dari :
1. Lengan atas
: Upper Member

2. Lengan bawah

: Lower Member

JENIS ARTIKULATOR
1. Artikulator paling sederhana
2. Artikulator Komplek > engsel yg sederhana diganti dgn engsel yg
dpt distel sehingga lbh mendekati anatomis dan fungsi sendi TMJ
(Tempora Mandibula Joint)

Prosedur Kerja :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Siapkan Okludator / Artikulator


Buat retensi pada model
Buat midline pada model
Bagian okludator / artikulator yg akan berkontak dgn plaster/gips
diolesi vaselin tipis saja.
Masukkan model kerja RA dan RB dlm keadaan oklusi kedalam
okludator/artikulator utk melihat apakah msh tersedia ruang utk
plaster, kemudian basahkan model
Aduk plaster dgn konsistensi sedang, letakkan diatas glass plat
kemudian okludator / artikulator dlm keadaan terbuka diletakkan
diatas adukan plaster, yg perlu diperhatikan midline model hrs
berhimpit dgn mid line okludator / artikulator, kmd tunggu setting
time plaster lalu bersihkan.
Tutup upper member okludator / artikulator kemudian aduk plaster
lalu tuang diatasnya.
Rapikan kelebihan plaster dan haluskan permukaan plaster

PENYUSUNAN ELEMEN GIGI


a.
b.
c.
d.

Gigi hrs menurut urutan gigi yg ada


Letakkan diatas processus alveolar
Gigi-gigi diatas hrs disusun lbh distal
Cups gigi hrs terletak pd busur yg baik, tdk boleh menonjol shg
menjadi penghalang waktu oklusi / artikulasi
e. Dilihat dari arah proximal
f. Overbite dan Overjet
Overbite : adalah jarak vertikal antara incisal edge gigi anterior atas
dan incisal edge gigi anterior bwh atau cusp gigi blkg atas dgn cusp
gigi blkg bwh.(3-5 mm)
Overjet : adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi anterior
atas dan incisal edge gigi anterior bwh atau cusp gigi blkg atas dgn
cusp gigi blkg bwh.(2-4mm)
g. Inklinasi axial gigi anterior.

DESAIN PROTESA SEBAGIAN LEPASAN


Tahap-Tahap Pembuatan Desain :
Ada 4 tahap yaitu

Tahap 1 : Menentukan kelas dr masing2 daerah tak bergigi (sadel)


Tahap 2 : Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
Tahap 3 : Menentukan macam penahan
Tahap 4 : Menentukan macam konektor

TAHAP 1
Kelas 1
DTG : Berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi.
IP
: Protesa lepasan, dua sisi (bilateral) dan dengan perluasan basis ke
distal.
Kelas 2
DTG : Berupa sadel berujung bebas (free end) satu sisi.
IP
: Protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan basis ke distal.
Kelas 3
DTG : Berupa sadel tertutup (paradental), kedua gigi tetangganya kuat tetapi
tdk mampu memberikan dukungan (support) sepenuhnya.
IP : Protesa lepasan, dua sisi dan dengan dukungan dari gigi.
Kelas 4
DTG : Berupa sadel tertutup dan melewati garis tengah.
IP
: Protesa cekat atau lepasan, dua sisi
Kelas 5

DTG
IP

: Berupa sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tdk kuat
menerima dukungan.
: Protesa lepasan dua sisi

Kelas 6
DTG : Berupa sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat
IP
: Protesa cekat atau lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi.

TAHAP II
Menentukan Macam Dukungan dari Setiap Sadel
Daerah tak bergigi :
Daerah tertutup (paradental )
Daerah berujung bebas (free end)
Bentuk sadel :
Sadel tertutup/paradental (paradental saddle)
Sadel berujung bebas (free end saddle)
Dukungan sadel paradental :
1. Dukungan gigi (tooth borne)
2. Dukungan mukosa (tissue borne)
3. Dukungan kombinasi dari gigi dan mukosa

DUKUNGAN PROTESA GTSL YG BAIK DAPAT DIPEROLEH DGN


MEMPERHATIKAN DAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR :
1. Keadaan Jaringan Pendukung
2. Panjang Sadel
3. Jumlah Sadel
4. Keadaan rahang yg akan dipasang geligi tiruan
1. Keadaan Jaringan Pendukung
Dianjurkan dukungan sebaiknya berasal dari gigi.
Bila dukungan berasal dari mukosa :
a. Jaringan mukosa di bwh sadel sehat dan cukup tebal

b. Bagian plat kortikal dari tl alveolar di bwh sadel padat dan terletak
di atas tl trabekula dan kanselus yg sehat.
c. Pasien tdk pernah menderita penyakit atau kelainan yg berkaitan dgn
terjadinya resorpsi tulang secara cepat.

2. Panjang Sadel
Sadel pendek dgn gigi tetangga kuat : Gigi
Sadel panjang dgn gigi tetangga dan gigi asli lainnya kurang kuat :
utk RA : Mukosa.
3. Jumlah Sadel
Jumlah sadel multiple : keadaan gigi2 yang msh ada dan jar
mukosanya.
Pd RA : dianjurkan dukungan mukosa dan upaya agar desain tdk
terlalu komplek.
4. Keadaan Rahang
RB dgn sadel berujung tertutup : dukungan gigi
RA : GT Kerangka logam : dukungan gigi
GT Resin : dukungan mukosa.

TAHAP III
Menentukan Jenis Penahan (Retainer)
Ada 2 jenis penahan :
1. Penahan Langsung (Direct Retainer)
Diperlukan utk setiap geligi tiruan
2. Penahan Tak Langsung (Indirect Retainer)
Tidak selalu dibutuhkan pd setiap geligi tiruan.

Utk menentukan penahan mana yg akan dipilih, perlu memperhatikan faktor2 :


a. Dukungan Sadel

Berkaitan dgn indikasi macam cengkram dan gigi penyangga yg


ada/diperlukan.
b. Stabilisasi dari Geligi Tiruan
Berhubungan dgn jlh dan macam gigi pendukung yg ada dan yg akan
dipakai.
c. Estetika
Berhubungan dgn bentuk atau tipe cengkeram dan lokasi gigi penyangga.

TAHAP IV
Menentukan Jenis Konektor
Pada protesa resin, konektor berbentuk pelat sedangkan pada protesa
kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dipilih sesuai indikasi.
Pada kerangka logam kadang2 digunakan lebih dari 1 konektor.
Dasar penggunaan lebih dari 1 konektor :
1. Pengalaman pasien
Pembuatan protesa yg baru biasanya disesuaikan dgn disain protesa
yg lama.
2. Stabilisasi
Kadang2 diperlukan konektor tambahan agar protesa lbh stabil.
3. Bahan Gigi Tiruan
Protesa resin : bahan tdk menjadi masalah krn pelat berkekuatan
hampir sama
Protesa kerangka logam : krn setiap bhn logam mempunyai modulus
elastisitas yg ber-beda2.
Contoh :
- Konektor logam campur emas, sebaiknya digunakan dua
konektor.
- Konektor logam campur kobalt kromium, cukup satu
konektor.
4. Untuk kasus berujung bebas, perlu memperhatikan :
a. Diusahakan adanya penahan tak langsung
b. Desain sedemikian rupa -> tek kunyah pd gigi penahan seminimal
mungkin
c. Sandaran okklusal menjauhi daerah tak bergigi

d. Dilakukan pencetakan ganda -> beban kunyah antara gigi dan


mukosa seimbang.
e. Pembuatan desain perlu kemungkinan akan pelapisan atau
penggantian basis dikemudian hari dan mudah utk dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai