Anda di halaman 1dari 4

29 Januari 2013

KOMITMEN
Oleh : Ngurah Adnyana Direktur Operasi Jawa Bali

Pagi itu awal Januari 2013, sekumpulan anak muda berkumpul di auditorium PLN Kantor Pusat. Saya
bertanya kepada Bung Margono yang duduk di meja depan. "Apakah Anda sudah berkeluarga?" Bung
Margono menjawab "Belum Pak". Teman di sebelahnya senyum simpul. "Apakah sudah punya pacar?"
Dijawab lagi "Belum Pak". Teman di sebelahnya mulai senyum-senyum begitu juga teman-teman
lainnya yang duduk semeja. Saya teruskan pertanyaan saya "Calon istri seperti apa yang diidamkan?"
Bung Margono dengan tegas menjawab "Yang baik, cantik, pintar, tinggi, langsing dan .. orang Jawa!"
Semua orang di auditorium tertawa..! Mudah-mudahan Bung Margono segera menemukan
idamannya atau mungkin 10 tahun lagi belum tentu ketemu.
Tapi itulah potret anak-anak muda sekarang. Maunya serba canggih dan perfect. Bagus juga kalau
kecanggihan itu dikontribusikan buat kinerja perusahaan.
Kepada teman sebelahnya seorang ibu muda yang suaminya bertugas di lain kota, saya bertanya
"Bagaimana upaya Anda mempertahankan hubungan harmonis sebagai suami-istri?" yang kemudian
dijawab "Saling percaya Pak." Ini bagus, tetapi bagus bagi yang sudah berkeluarga atau bagi yang sudah
punya tunangan. Kalau bagi yang masih bujangan dan belum punya pacar, lalu saling percaya dengan
siapa.....?
Kemudian kepada semua anak muda itu saya lemparkan pertanyaan, "Mana yang lebih kuat saling
percaya atau komitmen pribadi?" Saling percaya itu baik, tapi komitmen pribadi lebih kuat. Saling
percaya dimulai dari komitmen pribadi.
Itulah cuplikan tanya jawab saya dengan peserta training Leadership for Committed Young People
(LCYP) bagi anak-anak muda PLN, yang dibuka Pak Nur Pamudji - Dirut PLN tanggal 2 Januari 2013, tepat
hari pertama masuk kantor di 2013.
Dalam pembekalannya, Pak Nur menyampaikan tantangannya kepada anak-anak muda PLN tentang
impian masa depan. Anak muda harus punya mimpi, punya cita-cita, punya visi ke depan sebagai anak
manusia, sebagai anak bangsa, juga sebagai pegawai PLN. Mimpi itu kemudian diminta untuk ditulis dan
dikumpulkan, sehingga saat ini Direksi sudah punya buku kumpulan mimpi-mimpi anak muda PLN. Ada
yang menuliskan secara spesifik, ada juga yang menuliskan secara umum. Ada yang bermimpi jadi
manajer Rayon termuda, dan ada yg bermimpi jadi orang yang berguna bagi masyarakatnya. Mimpi
memang perlu khususnya bagi anak muda yang masih punya kesempatan panjang untuk hidup dan
berkarir di PLN.
Apapun mimpi yang dituliskan, tentu punya syarat utama yaitu Komitmen Pribadi. Tanpa komitmen
pribadi, mimpi itu hanya akan tetap menjadi mimpi yg tidak akan pernah menjadi kenyataan.

Ketika saya menulis 'Yang Muda Yang Berkarya' dalam BOD Note yang lalu, ada pertanyaan yang masuk
ke e-mail saya atau disampaikan lewat GM "Apakah hanya yang muda yang diperhatikan? Bagaimana
dengan yang tua, apakah diabaikan?"
Saya cuma jawab singkat, "Tanpa yang tua, tidak akan ada yang muda!" Tua muda semua diperhatikan
secara proporsional. Di keluarga pun sama, semua anak diperhatikan. Perhatian kepada anak yang
masih bayi, tentu berbeda dengan yang sudah bersekolah.
Antisipasi PLN Bertambah Besar
Memberi tantangan kepada anak muda adalah kewajiban manajemen PLN, untuk mengantisipasi PLN
yang akan menjadi perusahaan sangat besar. Penjualan PLN tumbuh 10% tahun lalu dan tahun ini
ditargetkan tumbuh 9%. Nilai investasi PLN 2013 sebesar Rp 65 triliun, yang akan menambah aset PLN
menjadi lebih dari Rp 600 triliun di akhir 2013. Omset penjualan listrik tahun ini sekitar Rp 12,5 triliun
sebulan, membuktikan PLN adalah perusahaan yang sangat besar.
Lalu apakah PLN akan dikelola dengan manajemen yang biasa-biasa saja ? Tentu tidak. Harus ada
upaya-upaya khusus menyiapkan pengelolaan PLN ke depan. Salah satunya adalah memberi tantangan
kepada generasi muda agar lebih cepat siap bersama generasi yang lebih senior untuk menerima
estafet pengelolaan PLN yg semakin besar.
Unit-unit PLN di Jawa Bali sudah sehati untuk membangun generasi muda PLN. Di P3B Jawa Bali sudah
dilaksanakan pembekalan generasi muda sejalan dengan program Manajemen Talenta. Saya dan Pak
Eddy Erningpradja - DirSDM hadir pada acara ini. Di P3B JB ini mereka memilih moto YESS = Young,
Energetic, Smart, Success, yang saya sarankan untuk dilengkapi sedikit menjadi 'YESS for Success'
dengan menambahkan kata Synergy sehingga menjadi Young, Energetic, Smart, Synergy for Success.
Jadi pembekalan ini dimaksudkan untuk membangun kemampuan diri, semangat, dan kemampuan
berkolaborasi generasi muda untuk mendukung suksesnya perbaikan kinerja perusahaan.
PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY juga sudah melaksanakannya pada bulan Desember 2012 dikaitkan
dengan Paket Aksi. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten sudah selesai satu gelombang dari tiga
gelombang yang direncanakan. PLN Distribusi Jawa Timur malah sudah melaksanakan tiga gelombang
bersama Udiklat Pandaan tahun 2012. Unit lainnya juga memberikan pembekalan kepada generasi
muda.
Pada Rapat Kerja PLN 2013 di Padalarang 7-8 Januari 2013, beberapa generasi muda PLN sudah
memamerkan hasil semangat memberi yang terbaik. PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang dengan
modul aplikasi CoC on line yang sudah di roll-out ke beberapa Unit lain. Area Surabaya Utara dengan
group anak muda Permata dan anak-anak muda PLN Distribusi Bali dengan semangat Puputan mampu
memperbaiki PLT Bayu (wind turbine) sehingga bisa beroperasi lagi.
Pada Rapat Kordinasi Direktorat Operasi Jawa Bali 17-18 Januari yang lalu, anak-anak muda dari
masing-masing unit induk juga sudah memamerkan hasil kontribusinya. Dari Area Area Pelaksana
Pemeliharaan (APP) Purwokerto memamerkan bagaimana CSR bisa dipakai untuk mengamankan
jaringan transmisi dari gangguan pohon sehingga selama tahun 2012 gangguan transmisi di APP
Purwokerto nihil atau nol. Ini prestasi bagus. Anak-anak muda yang ditempatkan di Tanggeung -

Cianjur Selatan membuat radio lokal untuk berkomunikasi dengan pelanggan mendorong pemakaian
listrik prabayar dan menekan susut distribusinya dari sebelumnya di atas 20% menjadi 16,5%. Anak
muda di Sektor Labuan melakukan percobaan percampuran batubara (coal mixing) sehingga didapat
konsumsi batubara paling optimal untuk menghasilkan 1 kWh di PLTU Labuan. Demikian juga anak-anak
muda dari Pembangkit Tanjung Jati B dengan inovasinya mengurangi beban kerja Waste Water
Treatment Plant untuk memenuhi baku mutu air buangan, dengan metode Operational Performance
Improvement (OPI).
Dalam Rapat Kordinasi Direktorat Operasi Jawa Bali 2013 juga diputuskan akan dilaksanakan Lomba
Kreativitas Anak Muda PLN yang hanya boleh diikuti oleh angkatan 2005 - 2012. Inilah komitmen
manajemen PLN untuk menantang dan menyediakan wadah bagi anak muda PLN berkreasi dalam
mewujudkan komitmennya kepada PLN yang akan semakin besar.
Komitmen PLN Bersih, No Suap

Komitmen bisa secara pribadi, bisa juga secara kelompok tergantung tujuannya, apakah untuk
mewujudkan tujuan pribadi atau tujuan bersama. Salah satu tuntutan komitmen bersama bagi seluruh
pegawai PLN saat ini adalah mewujudkan "PLN Bersih, No Suap" yang sudah dideklarasikan tanggal 21
Desember 2012. Kalau sudah dideklarasikan oleh Direksi, kewajiban seluruh pegawai PLN dan para
mitra kerjanya untuk mewujudkannya. Dan ini menuntut komitmen bersama.
Dalam pertemuan dengan para produsen, kontraktor, asosiasi kontraktor, lembaga sertifikasi dan
teman-teman PLN yang terlibat dalam pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk di PLN
Pusdiklat, Ragunan, Jakarta tanggal 23 Januari 2013, saya juga minta komitmen semua yang hadir pada
pertemuan itu untuk bersama-sama mewujudkan PLN Bersih, No Suap.

Komitmen bersama adalah awal. Berikutnya harus dibuat daftar kegiatan membumi yang bisa
dilaksanakan sehari-hari sebagai wujud komitmen itu.
Dalam Rapat Kordinasi Direktorat Operasi Jawa Bali 2013 di Semarang, disepakati masing-masing unit
membuat daftar kegiatan membumi yang bisa dilaksanakan sehari-hari sebagai wujud dukungan
terhadap komitmen PLN Bersih, No Suap. Daftar kegiatan membumi itulah sebagai penjabaran
komitmen deklarasi Direksi PLN di unit-unit.
Daftar kegiatan membumi ini tidak hanya bisa dilakukan di unit operasional. Bisa juga dilakukan di unit
pendukung seperti Pusdiklat. Salah satu contoh kegiatan membumi itu adalah membuat kuisioner
kepada nara sumber yang sering diundang Pusdiklat. Pertanyaannya : 1) Kalau mendapat honor dari
Pusdiklat apakah dihitung jumlah uang yang diterima? 2) Kalau dihitung, apakah yang diterima sesuai
dengan yang ditandatangani di kuitansi?
Ketika ide ini saya sampaikan ke Pak Suharto - GM Pusdiklat yang kebetulan sedang Raker, Pak Harto
langsung meminta PLN Udiklat untuk melaksanakannya. Hasilnya? Saya masih minta didalami, karena
respondennya kebanyakan orang PLN. Akan lebih bagus kalau respondennya mayoritas nara sumber

dari luar PLN sehingga hasil kuesioner itu lebih objektif. Dari kegiatan kuesioner ini paling tidak ada dua
hal yang bisa diambil hikmahnya :

1. Kalau hasilnya jelek, PLN Pusdiklat perlu memperbaiki sistem penyampaian honor sampai ke level
terbawah.
2. Kalau hasilnya bagus, maka dengan adanya kuisioner ini pihak luar PLN tahu bahwa PLN memulai
era bersih-bersih sampai ke lini depan dan dari yang kecil-kecil.
Kegiatan membumi lain yang bisa diterapkan adalah menyediakan ruangan terbuka khusus untuk
menerima para vendor dan kontraktor, sehingga tidak perlu diterima di ruangan kerja masing-masing.
Nah mumpung awal tahun, mari kita mulai mengisi tahun 2013 ini dengan bukti nyata menerapkan
komitmen pribadi melaksanakan kegiatan-kegiatan membumi untuk mewujudkan "PLN Bersih, No
Suap."

Anda mungkin juga menyukai