Anda di halaman 1dari 66

PENGANTAR DUNIA PENYIARAN

Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio


Televisi & Radio

Oleh
Nama`

DessyFatmawati

Nim

42130342

Kelas

42.1A.01

Kampus

BSI Margonda

Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika


Jurusan Penyiaran
Margonda
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan lancar.
Tugas makalah yang diberi judul Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio ini disusun
dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing
materi

Pengantar Dunia Penyiaran. Makalah ini menampilkan rangkuman materi yang

berkaitan mengenai perlengkapan dan jalur kerja studio yang disajikan sesuai dengan syarat
yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing. Penulis berharap makalah ini mempunyai
banyak rmanfaat bagi pembaca yang membutuhkan penjelasan materi mengenai
perlengkapan dan jalur kerja studio.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini belum sempurna, baik dalam penyajian
materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran dari pembaca demi menghasilkan makalah yang lebih baik.

Jakarta, 11 Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......... i
DAFTAR ISI ....... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................... 2
C. Manfaat .........................................................................................................................3

BAB II PERLENGKAPAN DAN JALUR KERJA STUDIO


A. Kebutuhan Dasar Produksi ........................................................................................... 4
B. Merancang Sistem Peralatan ........................................................................................ 5

BAB III JALUR KERJA TELEVISI


A. Sejarah Televisi ............................................................................................................ 7
B. Fungsi Televisi ........................................................................................................... 10
C. Jenis Informasi pada Siaran Televisi .......................................................................... 10
D. Khalaya Sasaran pada Siaran Televisi ........................................................................ 11
E. Stasiun Pemancar Televisi ......................................................................................... 12
F. Organisasi dan SDM .................................................................................................. 17
G. Kualifikasi SDM Televisi .......................................................................................... 18
H. Teknik Siaran Televisi ............................................................................................... 23
I. Program Siaran Televisi ............................................................................................. 25
J. Strategi Penayangan ................................................................................................... 26
K. Pemasaran Program ....................................................................................................27
L. Merencanakan Jadwal Siaran Televisi ....................................................................... 28
M. Perpustakaan Audio Visual ........................................................................................ 30
N. Pusat Produksi Televisi .............................................................................................. 31
O. Prinsip Kerja Stasiun Televisi .................................................................................... 38

BAB IV JALUR KERJA RADIO


A. Sejarah Radio ............................................................................................................. 41
B. Fungsi Siaran Radio ................................................................................................... 43
C. Jenis Informasi Siaran pada Radio ............................................................................. 44
D. Khalayak Sasaran pada Siaran Radio ......................................................................... 44
E. Peralatan Siaran Radio ............................................................................................... 44
F. Sistem Komputerisasi studio Radio & Pengarsipan digital siaran Radio ................. 46
G. Stasiun Pemancar Radio ............................................................................................. 48
H. Organisasi dan SDM .................................................................................................. 49
I. Kualifikasi SDM Radio .............................................................................................. 50
J. Teknik Siaran Radio ................................................................................................... 51
K. Materi Program Siaran Radio ..................................................................................... 52
L. Merencanakan Jadwal Siaran Radio ........................................................................... 54
M. Produksi Program Siaran Radio ................................................................................. 56
N. Perpustakaan Audio atau Discotique ......................................................................... 59

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 61
B. Saran ...........................................................................................................................61
C. Sumber Refrensi ......................................................................................................... 61

BAB I
Pendahuluan
A.

Latar Belakang

Sekarang ini telah masuk di jaman era komunikasi, yang di dalamnya sarat dengan
penggunaan teknologi komunikasi yang makin lama makin canggih. Oleh karena itu manusia
harus bisa beradaptasi terhadap Iptek yang berkembang disekitar kehidupannya agar tidak
disebut orang yang ketinggalan jaman. Pepatah mengatakan bahwa, Siapa yang menguasai
pengetahuan dan teknologi komunikasi serta memanfaat-kannya dalam kehidupannya, maka
dialah pemenangnya.Dunia penyiaran Televisi dan Radio, saat ini berkembang sangat pesat
seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Sejak
Indonesia memasuki era reformasi, dunia penyiaran menjadi medium informasi tercepat,
interaktif langsung berhubungan dengan masyarakat.
Ciptono Setyobudi mengatakan bahwa keberadaan perkembangan arus informasi,
sebenarnya berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu
sendiri. Alfin Tofler dalam bukunya The Third Wave, menjabarkan siklus peradaban
manusia dalam tiga kategori utama, yaitu pertama ditandai dengan penemuan-penemuan di
bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan ketiga dikembangkannya revolusi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi[i].
Pada peradaban ketiga inilah yang sekarang menjadi sorotan seluruh dunia maupun
bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Sebelum tahun 1990-an,
tepatnya pada 24 Agustus 1962, relative penonton mengenal tontonan siaran baik hiburan
maupun berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian pada tahun 1989,
Pemerintah akhirnya mengizinkan didirikannya stasiun televisi swasta di Indonesia. Mulai
dari Rajawali Citra Televisi (RCTI), lalu disusul lagi oleh beberapa stasiun televisi swasta
lainnya, yakni Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas
Televisi (ANTV), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR), yang kini sudah mengudara
secara nasional. Dan belakangan, banyak sekali bermunculan stasiun-stasiun televisi lokal
(daerah).
Menurut Undang-undang penyiaran No. 32 tahun 2003, stasiun penyiaran swasta
merupakan stasiun yang berbentuk badan hukum, bersifat komersil dan memiliki bidang
usaha menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaan stasiun
penyiaran swasta berasal dari iklan dan usaha lain yang sah yang terkait penyelenggaraan
penyiaran. Stasiun penyiaran swasta hanya dapat menyelenggarakan satu siaran dengan satu
saluran pada satu cakupan wilayah.

Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi
tidak menguasai waktu, menguasai waktu, tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran dari
suatu media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya
(menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu)[ii].
Kelebihan televisi dibandingkan dengan media massa lainnya adalah adalah karena
media televisi merupakan media yang menyampaikan informasi dengan menggunakan
audio (suara) dan visual (gambar). Dan untuk menghasilkan kualitas prima agar gambar dan
suara bisa diterima baik di masing-masing pesawat televisi (audien), maka diperlukan
komunikasi dan juga teknologi yang baik.
Berdasarkan pemahaman umum mengenai televisi, tentu saja televisi tak akan berarti
apa-apa tanpa adanya program acara. Program dihasilkan melalui gagasan dan konsep (pra
produksi). Kemudian gagasan diwujudkan melalui proses syuting (produksi) dan
penyuntingan serta evaluasi (pasca produksi).
Seluruh proses tersebut, tentunya memiliki standar atau tata cara pelaksanaan kerja
yang baku atau tata laksana kerja. Tata laksana kerja ini disebut dengan SOP (Standard
Operation System).Fred Wibowo mengatakan, SOP merupakan langkah atau tahapan-tahapan
yang secara konseptual dirancang dalam perencanaan[iii].
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memproduksi program acara adalah,
pertama materi produksi, kedua sarana produksi, ketigabiaya produksi, keempat organisasi
pelaksanaan produksi, dan kelima adalah tahap pelaksanaan. Kelima hal ini yang menjadi
acuan atau standar dalam pembuatan program acara televisi.
Salah satu yang juga berperan penting dalam penyajian suatu program acara adalah
sebuah studio. Ciptono Setyabudi juga mengatakan, studio merupakan sistem yang cukup
berperan dalam sebuah stasiun televisi. Sebagai sub-sistem yang terintegrasi secara total,
bagian studio memberikan andil untuk penyedia program-program regular baik yang bersifat
live event atau recording program. Kadang studio juga merupakan barometer prestis sebuah
stasiun televisi.

B.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah yang bertema Perlengkapan dan Jalur Kerja Studio
yaitu merupakan salah satu bentuk tugas dari mata kuliah Pengantar Dunia Penyiaran. Selain
itu, perkembangan era komunikasi saat ini membuka peluang bagi tenaga kerja di bidang
penyiaran yaitu penyedia informasi yang akan disajikan melalui media komunikasi yang ada
baik melalui media cetak maupun elektronik seperti radio dan televisi. Oleh karena itu
sangat tepat bila sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menjadi orang
orang yang memiliki kompetensi di bidang komunikasi pada umumnya dan secara khusus
pada bidang Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film.

C.

Manfaat

Materi yang terdapat di dalam makalah ini diharapkan memberikan pengetahuan


tentang peralatan dan jalur kerja studio pemancar radio dan proses penyiarannya serta
bagaimana mendisain dan memproduksi informasi sebagai materi yang akan disiarkan
melalui media radio. Pada bidang pertelevisian dan perfilman, tenaga kerja dituntut memiliki
pengetahuan tentang peralatan studio TV dan film dan proses penyiaran informasinya serta
bagaimana mendisain program dan memproduksinya sampai siap untuk disiarkan melalui
media TV dan film. Agar dapat bekerja dengan baik, seorang tenaga kerja perlu pengetahuan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada bidang penyiaran radio, TV dan film. Di
samping menguasai pengetahuan yang telah disebutkan, agar memiliki kompetensi standar
sebagai SDM penyiaran radio, TV dan film mahasiswa/i sangat perlu belajar melalui praktek
langsung di kampus maupun di luar kampus, untuk pembentukan skills dan sikap sebagai
seorang SDM penyiaran.

BAB II
Perlengkapan dan Jalur Kerja
Studio
A.

Kebutuhan Dasar Produksi

Dalam merumuskan sistem peralatan teknik stasiun penyiaran perlu dipertimbangkan


hal- hal yang mencakup aspek produksi, aspek penyiaran dan aspek pendukung siaran
lainnya[iv]. Pertimbangan teknik yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1. Aspek Produksi
Aspek Produksi dengan pertimbanganya antara lain:
a. Jenis dan ukuran program, misalnya : news, talk show, music (besar,
sedang, kecil) atau drama (besar, sedang, kecil) dan lain-lain,
b. Ukuran (luas lantai) studio misalnya : ukuran kecil (50m2 - 300m2),
menengah (350m2 - 500m2), dan besar (600m2 - 1000m2),
c. Tipe produksi, misalnya: rekaman saja (taping) atau termasuk siaran
langsung (live),
d. Hasil produksi apakah full kompetitif (target komersial)atau tidak, ini
merupakan kaitanya dengan mutu dan pengadaan peralatan yang
menghasilkan effek, daya tarik, audio/visual dan peningkatan mutu seperti
vision mixer, sound mixer, lighting stytem dan peralatan pasca produksi
(editing, dubbing, mixing dan lain-lain),
e. Perkiraan volume produksi dan lokasi produksi (di studio saja atau
termasuk luar studio), bagaimanakah tingkat mobilitas yang diinginkan
(tinggi, sedang, rendah) dan anggaran (budget) yang akan dialokasikan
untuk pengadaan peralatan[v].
2. Aspek Penyiaran
Aspek penyiaran dengan pertimbanganya antara lain :
a. Apakah kegiatanya menyiarkan saja atau dengan kegiatan produksi
terbatas.
b. Menyiarakan saja artinya menerima bahan siap siar dari luar (program
provider,production house).
c. Apakah ada kemungkinan pengolahan kembali (readiting atau pasca
produksi) bahan siaran yang diterima dari pihak luar (production house).
d. Berapa besar kegiatan atau volume pasca produksi yang akan dilakukan.

e. Produksi terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program tertentu


dengan volume kecil, misalnya : berita atau talk show.
f. Tipe siaran (hasil rekaman atau live).
g. Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar.
h. Perkiraan waktu siaran dan durasi jam siaran.
3. Aspek Pendukung
Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan penyiaran dibutuhkan peralatan
teknik lainya sebagai pendukung, biasanya disebut teknik umum antara lain :
pembangkit daya listrik dan diesel, alatdekorasi dan konstruksi, alat transportasi,
dan lain-lain. Pertimbangan utama dalam pengadaan peralatan teknik umum
terutama adalah harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran secara
efektif dan efesien.

B.

Merancang Sistem Peralatan

Terdapat sejumlah hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang system


peralatan pada stasiun penyiaran yang mencakup : persyaratan umum, konfigurasi peralatan,
tim perencana atau konsultan dan spesifikasi teknik peralatan.
1. Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem
peralatan, baik peralatan produksi, penyiaran maupun teknik umum, yang
diantaranya adalah :
a. Memenuhi persyaratan internasional dan nasional
b. Adanya jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar
10 tahun) dan layanan purnajual
c. Mempunyai daya tahan ( Realiability ) yang tinggi
d. Kemudahan memperoleh suku cadang
e. Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharan
f. Pengalaman pengguna sebelumnya
g. Peralatan yang digunakan kompetitor
h. Kemudahan pengembangan sistem peralatan dikemudian hari
(upgrading) sejalan dengan peningkatan kebutuhan.
2. Konfigurasi Peralatan
Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya, disusun
daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block diagram (garis
besar) mencakup :
a. Peralatan produksi antara lain terdiri atas : Camera system (studio
kamera dan ENG/EFP kamera), video system, audio system, editing
(and dubbing) system, VCR system, lighting system, master control,

production control, communication control, communication system,


mobile production unit, maintenance equipment, dan lain-lain.
b. Peralatan penyiaran antara lain meliputi : sending VCR system,
continuity studio equipment, camera system, audio system, video
system, lighting system, master control (bersama dengan bagian
produksi) dan peralatan transmisi seperti pemancar, microwave link,
up and down link.
c. Peralatan pendukung meliputi : pembangkit daya listrik stationary
(PLN, generator sets), pembangkit daya listrik mobile/portable
(Mobile generator sets) sebagai kelengkapan mobile production unit
atau small silent generator set, alat pendingin (AC) untuk studio dan
ruang peralatan, alat komunikasi stationary atau portable: handy talky,
mobile phone, computer untuk computer grafis.
3. Tim Perencana atau Konsultan
Untuk menghasilkan rencana, pembangunan studio dan sistem
peralatan yang optimal biasanya dibentuk tim perencana. Tim perencana
setidaknya berasal dari tiga bidang utama yaitu:
a. Tenaga ahli di bidang perencanaan gedung studio
b. Tenaga ahli di bidang peralatan televisi (peralatan produksi dan
penyiaran/transmisi)
c. Tenaga ahli di bidang program televisi. Di samping itu, dapat pula
dilibatkan ahli di bidang lain sebagai narasumber atau pada tahap
sesuai kebutuhan (kemajuan proses perencanaan).
4. Spesifikasi Teknik Peralatan
Secara garis besar spesifikasi teknik peralatan mencakup antara lain :
frekuensi dan tegangan listrik yang dibutuhkan, peralatan serta toleransi yang
diizinkan (PLN : 220volt/50hz), kondisi lingkungan : temperatur dan
kelembaban lingkungan di mana peralatan dapat berfungsi secara normal,
ukuran fisik peralatan (volume dan berat), karakteristik ( parameter ) video
dan audio secara lengkap yang mencerminkan mutu atau klasifikasi peralatan.

BAB III
Jalur kerja Televisi
A.

Sejarah Televisi

Berawal di tahun 1876 George Carey menciptakan Selenium Camera yang


digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelomban\
g listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam
tabung hampa itu dinamakan sebagai Sinar Katoda.
Kemudian prinsip televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun
1884. berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut
Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Pada tahun 1888 Freidrich Reinitzeer, ahli botani
Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku
pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama kali dibuat oleh ilmuwan Jerman, Karl
Ferdinand Braun pada tahun 1897. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena
sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung. Kemudian barulah di tahun 1900

istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara
International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
Tujuh tahun kemuidan (1907) Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan
terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. Tak lama tahun 1927 Philo T
Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama
saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
Pada tahun 1928 Vladimir Kozma Zworykin mendaftarkan paten atas namanya untuk
penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat
kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas
Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang
dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia
bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu
memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi.
Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi
pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan Worlds Fair pada tahun 1939.
Tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di
kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi
secara visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap
Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan salah seorang penemu peralatan televisi.
Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi.
Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu
dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang
berarti mengamati. Namun Ia meninggal karena usia tua pada tanggal 29 Juli 1982. Dialah
yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi (1889-1982).
Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga
pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk
disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi,
mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika
itu, harus mengenakan make up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar
televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi keringat yang
membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi,
menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasa.
Pada perang Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah
perang usai, teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong
kemajuan televisi. Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak cahaya sehingga
para pengisi acara distudio tidak lagi kepanasan. Selain itu layar televisi sudah menjadi lebih
besar, terdapat lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun televisi lokal mulai
membentuk jaringan. Masa depan televisi mulai terlihat menjanjikan.

Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi
meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki
pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah
tangga.Perkembangan industri televisi di AS mengikuti model radio untuk membentuk
jaringan. Stasiun televisi lokal selain menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan
tiga televisi jaringan yaitu CBS, NBC dan ABC. Sebagaimana radio, ketiga televisi jaringan
itu menjadi sumber program utama bagi stasiun afiliasinya.
Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live).
Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit televisi dan disiarkan secara
langsung. Ketika itu belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar (videotape).
Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa kali agar dapat
disiarkan pada kesempatan yang lain.
Barulah pada tahun 1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan videotape
sebagai sarana yang murah dan efisien untuk menyimpan suaran dan gambar program
televisi. Pada awal tahun 1960-an hampir seluruh program yang pada awalnya disiarkan
secara langsung, diubah dan disimpan dalam videotape. Berlanjut di tahun 1940 Peter
Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis. Pesawat televisi
berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna
dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pad tahun 1960 dengan menayangkan
program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.
Di tahun 1958 sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar
televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown. Lalu tahun 1964 Prototipe sel tunggal display
Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini
dilanjutkan Larry Weber.1967 James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar
LCD yang lebih praktis. Barulah pada tahun 1968 Layar LCD pertama kali diperkenalkan
lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier. Kemudian 1975 Larry Weber dari
Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.Di tahun 1979 Para Ilmuwan
dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode
(OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter
Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang
ringan.
Pertama kali tahun1981 Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi
HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis. Lalu tahun 1987 Kodak mematenkan temuan
OLED sebagai peralatan display pertama kali.Setelah puluhan tahun melakukan penelitian,
akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai di tahun 1995. Ia berhasil menciptakan
layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset
dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
Pada tahun 2000-an, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan.
Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna

dari sebelumnya. Hingga tahun 2008 dan seterusnya, menyusul perkembangan televisi digital
di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan sistem penyiaran
Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV yang menggunakan Modulasi
digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat
televisi.

B.

Fungsi Televisi

Media informasi TV merupakan media yang sangat efektif karena kandungan


informasi yang ada dalam TV (gambar) jauh lebih besar dari pada media lainnya baik media
cetak maupun radio. Oleh karena itu di Indonesia perlu dibangun banyak stasiun pemancar
TV sebagai sarana yang dapat mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa,
memberikan informasi yang cepat dan benar dan sebagai wahana hiburan serta untuk
mencerdaskan bangsa.
Dengan demikian Siaran TV memiliki arti dan fungsi yang sangat penting untuk
penyampaian informasi dari pemerintah maupun dari sumber-sumber yang lain untuk
kepentingan nasional maupun regional. Informasi dari pemerintah berupa berita-berita
pembangunan diseluruh wilayah Negara, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan
dan memotivasi masyarakat untuk membangun daerahnya. Demikian pula masyarakat perlu
mendapatkan informasi yang benar tentang kehidupan dan kemajuan negaranya sebagai
upaya melakukan pendidikan politik masyarakat. Informasi yang berupa hiburan yang
diwujudkan dalam bentuk pengembangan kesenian, budaya, dan pendidikan.
Hal ini dapat mendukung dalam mencerdaskan bangsa serta untuk membendung
masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Informasi
yang berupa intertainment juga sangat diperlukan dalam membawa bangsa mampu memasuki
kehidupan yang lebih modern.

C.

Jenis Informasi pada Siaran Televisi

Terdapat berbagai jenis siaran Televisi, yang dapat dikelompokkan menjadi :


1. Berita
Beberapa stasiun siaran TV menyiarkan berita sesuai dengan selera masingmasing. Misalnya dengan menamakannya program liputan. Berdasarkan waktu
siarnya lalu dikenal dengan nama liputan pagi, liputan siang, liputan petang dan
liputan malam. Ada juga yang memberikan nama berita pagi, berita nusantara,
berita siang, berita nasional dan berita malam. Informasi jenis berita ini juga
dapat dikemas menjadi bentuk dialog seperti dialog pro dan kontra, dialog
perikanan dan kelautan, dialog ekonomi, politik dan sebagainya.
2. Hiburan

Siaran hiburan juga disiarkan secara variatif oleh setiap stasiun siaran TV.
Misalnya film, sinetron, musik, kesenian, drama dan sebagainya. Film dapat
dibedakan menjadi film anak-anak, dan untuk orang dewasa, Fim cerita, legenda,
komedi dan sebagainya.
3. Entertaintmen
Jenis ini juga tergantung setiap stasiun siaran TV dalam mengemas program
ini. Mereka saling menyuguhkan yang terbaik dan berusaha membuat semenarik
mungkin untuk merebut pemirsanya. Hal ini kita sadari dan maklumi karena saat
ini telah banyak stasiun penyiaran TV dengan kualitas dan karakternya masingmasing. Sebagai contoh acara ini adalah Hitam Putih, Bukan Empat Mata, Kiss,
Wisata Kuliner, Kuis dan sebagainya.
4. Iklan
Terdapat dua kelompok iklan yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan produk
barang tertentu dengan tujuan profit atau tamencari keuntungan. Iklan layanan
masyarakat seperti hemat energi, beralih dari minyak tanah ke kompor gas dan
sebagainya. Iklan yang profit misalnya rokok, pasta gigi, minyak goreng, dan
sebagainya.

D.

Khalayak Sasaran pada Siaran Televisi

Berdasarkan umur pemirsa televisi dikelompokan menjadi 3 yaitu :


1
2
3

Anak-anak : Umur 5 sampai 10 tahun


Remaja/ Teeneger : Umur 15 sampai 25 tahun
Dewasa/ Adult : diatas 25 tahun

Berdasarkan Status Sosial pemirsa televisi dibagi menjadi 3 kategori atau kelas yaitu :
1. Kategori High Class: Kategori ini merupakan komunitas orang yang mempunyai
status sosial atau pekerjaan tinggi seperti Pengusaha atau Orang Kaya
2. Kategori Medium Class : Kategori ini merupakan komunitas orang yang
mempunyai pekerjaaan sedang seperti mahasiswa, pelajar, pegawai, TNI/Polri,
wiraswasta
3. Kategori Low Class : Kategori ini diisi oleh komunitas buruh dan pengangguran

E.

Stasiun Pemancar Televisi

1. Studio Pemancar TV
Sebuah stasiun pemancar harus mempunyai kelengkapan alat dan tempat/ruang
sebagai pendukung program acara yang sudah dibuat. Kelengkapan studio sebuah stasiun
siaran TV meliputi :

a. Ruang Studio Siaran


Ruangan ini dilengkapi meja dan kursi siar
serta dekorasi ruang yang mendukung estetika, Sistem
penerangan studio, mic jepit dan beberapa kamera TV
studio. Ruangan ini didesain kedap suara dan
berdampingan dengan ruang pengendali dan dibatasi
dengan kaca yang hanya bisa dilihat atau tembus
pandang dari ruang pengendali sehingga sutradara/
producer bisa mengamati secara langsung jalannya
rekaman /siaran
keterangan gambar :
a. Disain ruang studio Siaran
b. Ruang studio siaran dengan latar biru dan
kamera TV studio
c. Meja Siaran dengan latar lukisan
d. Seting meja siaran dengan latar biru, lampu
dan kamera
e. Seting lampu portable di dalam ruang studio
siaran
f. Salah satu corner studio rekaman dengan lampu studio tetap

b. Ruang Pengendali Control (Contol Room)


Ruangan ini berfungsi sebagai ruang pengendali rekaman yang di dalamnya
dilengkapi dengan peralatan studio seperti mixer video, TV monitor setiap sumber audio
visual satu monitor dan sebuah master monitor TV, Switcher Video, Switcher lampu, VTR,
VCD/DVD player, Telecine (pada stasiun yang besar memiliki ruang tersendiri), komputer
dan sound system untuk keperluan talk back dengan ruang siaran maupun sebagai sumber
audio/musik.
c. Ruang Telecine

Pada studio yang lengkap telecine


diletakkan pada ruang tersendiri.
Telecine adalah peralatan transfer audio
visual dari film, slide menjadi video
audio. Peralatan yang ada pada ruangan
ini adalah proyektor film dari ukuran 8
mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm. ukuran ini
disesuaikan dengan jenis ukuran film
yang sudah standar. Kamera Video untuk
shoting proyeksi film sehingga menjadi
gambar video, sound system dan
sebagainya.

d. Ruang Produksi atau Editing Program


Peralatan produksi program digital terdiri dari beberapa unit komputer yang sudah
dihubungkan dalam satu jaringan (LAN). Satu unit komputer digunakan untuk editing, yang
lain untuk disain animasi grafis dan yang lain lagi untuk keperluan capturing serta untuk
menyimpan file-file program pendukung seperti musik, sound efek dan program yang sudah
jadi. Di samping itu juga terdapat peralatan sumber video seperti VTR/VCR dari beberapa
jenis, mixer video,sound system, mic, headpon, speaker, printer dan sebagainya.
e. Ruang Ganti atau Make Up
Ruang ini juga sangat diperlukan untuk membuat obyek tetap tampil menarik sesuai
disain. Agar kualitas gambar yang dihasilkan tetap optimal dan menarik, maka obyek atau
artis harus di make up dan selalu dijaga agar tidak memantulkan cahaya sewaktu dishoting
akibat banyak berkeringat.
f. Ruang Pemancar
Adalah ruangan untuk menempatkan perangkat pemancar TV. Ruangan ini berisi
cabin-cabin peralatan elektronik pemancar dan penerima sinyal frekuensi gelombang TV
dengan maupun gelombang mikro dari dan ke satelit. Selanjutnya dipancarkan ke masyarakat
melalui peralatan pemancar dan antena yang dipasang di tower yang berada di luar studio.
g. Ruang Properti
Tempat pembuatan sarana pendukung untuk seting tempat/ruang sehingga sesuai
dengan situasi dan kondisi yang diharapkan oleh naskah produksi TV. Tempat ini digunakan
untuk merancang dekorasi, pembuatan lukisan untuk background, pembuatan miniatur, maket
dan sebagainya.
h. Auditorium
Ruangan ini digunakan untuk berbagai acara seperti panggung musik,
kesenian/budaya, lawak, talkshow interaktif dan acara-acara life lain yang akan melibatkan

banyak artis maupun penonton/peserta. Peralatan yang dipasang di ruangan ini diantaranya
sound sistem, genset, lampu spot dan tata lampu panggung, lcd monitor layar lebar, dan set
peralatan rekaman video. Ruangan ini biasanya lantainya didesain bagian belakang lebih
tinggi, agar penonton yang berada dibelakang bisa menyaksikan panggung dengan jelas tidak
terhalang penonton di depannya.
i. Ruang Sidang atau Rapat
Ruangan ini digunakan untuk pertemuan, rapat koordinasi, diskusi dan sebagainya.
Biasanya terdapat beberapa ruang jenis ini dengan ukuran yang bervariasi. Peralatan yang ada
ditempat ini diantaranya meja, kursi, laptop, lcd proyektor, layer dan sound system. Seting
tempat duduk dapat diatur berubah- ubah sesuai dengan selera/menurut kebutuhan.
j. Ruang Discotique atau Perpustakaan
Ruangan ini sebagai tempat penyimpanan perangkat lunak seperti kaset video hasil
shoting sebagai bank gambar, kaset / tape / CD hasil produksi program dan musik
lagu,instrumental, sound efek dan sebagainya yang disusun rapi dengan penomeran khusus,
sehingga memudahkan pencarian. Disamping software (perangkat lunak) juga untuk
menyimpan arsip naskah program, buku-buku referensi dan sebagainya. Ruangan ini
dilengkapi dengan computer untuk keperluan administrasi dan juga disediakan hardware
(perangkat keras) untuk memutar ulang program serta ruang baca.
k. Ruang Gedung atau Peralatan
Ruangan ini digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan stasiun siaran TV
dengan tujuan agar dapat diadministrasikan dengan baik. Peralatan- peralatan tersebut
diantaranya kamera, lampu, tripot, kabel-kabel TV monitor, mixer video, sound sistem dan
peralatan lain yang tidak dipasang tetap. Peralatan ini biasa digunakan untuk shoting outdoor.
Apabila peralatan tersebut mau digunakan dapat dipinjam di gudang dengan mekanisme yang
telah ditetapkan yaitu mengisi formulir peminjaman alat. Setelah selesai digunakan peralatan
tersebut dikembalikan kepada petugas gudang. Oleh petugas gudang dicatat dan dicek apakah
ada yang rusak atau dalam keadaan baik. Peralatan yang rusak dikirim kebagian
perbaikan/bengkel.
l. Ruang Bengkel
Ruangan ini digunakan oleh petugas perawatan dan perbaikan peralatan untuk
menangani peralatan-peralatan yang rusak untuk diperbaiki.
m. Ruang Humas atau Marketing
Ruangan ditempati oleh manager dan staf bagian humas dan pemasaran untuk
merencanakan dan menjual program siaran kepada masyarakat pengusaha melalui
pemasangan iklan.
n. Ruang Sekretariat
Ruangan ini merupakan ruangan kantor yang ditempati oleh pimpinan dan staf
sekretariat untuk melaksanakan kegiatan administrasi perusahaan penyiaran TV.

o. Ruang Manager
Merupakan ruangan kantor yang ditempati oleh para manager untuk melaksanakan
tugasnya memanage perusahaan penyiaran TV.
2. Peralatan Studio TV dan Fungsinya
a. Kamera Studio
Dilengkapi tripot dan dolly / craine. Kamera berfungsi untuk menangkap
gambar/visual dari obyek. Biasanya telah dilengkapi micropon untuk menangkap
suara didepan kamera. Kamera juga dilengkapi dengan VCR untuk merekam
gambar dan suara dari obyek.
b. Lampu Studio
Lampu Studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi
dengan stand lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang
mengenai obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat
diperoleh gambar yang berkualitas/jelas.
c. Switcher Box Lampu
Terdiri dari kumpulan switch (skakelar) lampu yang masing-masing berfungsi
untuk menyalakan dan mematikan lampu studio. Switcher box dihubungkan ke
sumber listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke switcher utama
jenis handle.
d. TV Monitor
Berfungsi sebagai display kamera untuk memonitor hasil pengambilan gambar
setiap kamera sehingga bisa diketahui kualitasnya agar dipilih sutradara untuk
direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap kamera dipasang satu monitor.
Master VTR juga membutuhkan dipasang satu monitor untuk mengetahui gambar
dari kamera mana yang sedang direkam di VTR.
e. Mixer atau Switcher Video
Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang digunakan
untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk direkam. Alat ini jjuga berfungsi
untuk memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR. Dan efekefek apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar
dari kamera yang satu ke kamera yang lain oleh sitcherman atas perintah
sutradara.
f. VTR atau VCR
Digunakan untuk merekam gambar dan suara obyek yang dishoting. VTR
menerima masukan gambar dari mixer video dan masukan suara dari mixer audio
atau langsung dari micropone yang dipasang pada obyek shoting. Keluaran dari
VTR dihubungkan ke pesawat pemancar yang ada diruang pemancar untuk
dipancarkan sebagai siaran langsung atau direkam dulu pada pita magnetis, diedit
dan dijadikan dalam bentuk kaset atau keping VCD/DVD program untuk siaran
tunda/tidak langsung.
g. Sound System

Terdiri dari mic, mixer audio, equalizer, amplifier, speaker, headpone, tape
recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD player dan sebagainya.
Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back komunikasi antara kamerawan
dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi, pemberian instruksi oleh
pengarah kepada kamerawan.Talkback juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti
ruang telecine untuk koordinasi pemutaran film, slide dan sebagainya. Sound
sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan pendukung program.
h. Telecine
Terdiri proyektor film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm, screen, dan pengarah
proyeksi, kamera video, tv monitor. Telecine berfungsi untuk mengubah dari
bentuk film ke video sehingga dapat disiarkan ke masyarakat melalui pemancar
TV
i. Komputer Editing
Yaitu komputer yang berisi program aplikasi untuk keperluan editing program
dan animasi seperti program pinacle studio, matrox, adob premiier dan
sebagainya. Sebagai komputer editing video perlu memiliki memori yang besar
demikian pula kapasitas hard disk yang besar pula untuk menyimpan data-data
gambar yang cukup banyak. Biasanya terdapat beberapa komputer untuk
keperluan editing video yaitu untuk animasi disain tampilan screen, caption dan
karya grafis lainnya. Beberapa komputer tersebut dikoneksi pada satu jaringan
untuk keperluan komunikasi data.
3. Skema sambungan dan proses kerjanya
a. Studio Televisi
Obyek shoting misalnya acara kesenian tari, dishot menggunakan dua buah
kamera video yaitu kamera 1 dan kamera dua. Pengambilan obyek dilakukan oleh
kamerawan atas instruksi pengarah/sutradara yang berada di ruang pengendali,
melalui talkback sound system yang disalurkan ke headphone pada setiap kamera.
Dengan demikian tidak ada pengambilan yang sama. Dari kamera 1 maupun
kamera 2 hasil pengambilan gambarnya disalurkan ke TV monitor 1 dan TV
monitor 2 serta disalurkan ke mixer video yang sudah dilengkapi dengan fasilitas
switcher dan wiper transisi. Dengan demikian pengarah dapat melihat hasil
pengambilan gambar melalui TV monitor yang diset di ruang pengendali. Suara
dari obyek shoting dapat ditangkap oleh micropon yang dipasang khusus atau
menggunakan fasilitas micropon pada kamera. Suara disalurkan langsung ke VTR
atau dapat juga melalui mixer audio.
b. Sound System
Suara obyek shoting ditangkap oleh micropon yang dipasang di arena shoting
disalurkan dengan kabel koaksial ke pesawat mixer audio. Setelah diolah oleh lalu
disalurkan ke VTR/VCR bersama-sama dengan sinyal video yang dikeluarkan
oleh mixer video untuk direkam. Atau langsung disalurkan ke pesawat pemancar
untuk disiarkan bersama dengan sinyal videonya.
c. Telecine

Adalah singkatan dari telecinema atau film yang disiarkan jarak jauh. Telecine
mengerjakan transfer data dari film ke bentuk video digital dan disalurkan ke
studio pemancar untuk dipancarkan ke masyarakat. Transfer data ini dapat
dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Transfer data secara tidak
langsung dilakukan dengan cara pemutaran film dengan proyektor, tayangannya
direkam menggunakan kamera video dan disalurkan ke VTR atau komputer untuk
disimpan dan sewaktu-waktu diperlukan dapat dipanggil disalurkan ke pemancar
untuk disiarkan.

F.

Organisasi dan SDM


1
Organisasi

Struktur

Stasiun penyiaran TV dipimpin


oleh seorang manager stasiun
(SM). Untuk
melaksanakan
tugasnya dibantu oleh manager
bidang penyiaran yaitu manager
program (PM), manager teknik
(TM), manager miscellaneous
(MM) dan manager bisnis dan
pemasaran (BM). Dan masingmasing manager mengkordinasikan
sub bagiannya masing-masing.
Struktur organisasi ini adalah
tipikal,
maksudnya
setiap
perusahaan penyiaran mempunyai tipe dan sistem sendiri- sendiri.
2

Deskripsi Tugas dan Fungsi


a. Stasiun Manage. Merupakan pimpinan tertinggi pada stasiun penyiaran
TV. Berfungsi sebagai Manager/pengelola stasiun penyiaran TV dengan
tugas mengelola yaitu merencanakan program kerja dan pengembangan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengadakan
pengawasan dan mengkomunikasikan kegiatan kerja, melakukan
pembinaan SDM sehingga para karyawan bekerja dengan tepat, efektif dan
efisien serta memiliki produktivitas kerja yang tinggi.
b. Manager Bidang. Berfungsi sebagai pimpinan bidang yang bertugas
membantu manager stasiun penyiaran dalam mengelola perusahaan
penyiaran TV sesuai bidang kerja masing-masing. Bidang program
meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan
produksi jurnalisme penyiaran, animasi dan pengolahan gambar, produksi

program siaran, penyutradaraan, penulisan naskah, dan managemen


produksi.
c. Koordinator Sub. Berfungsi sebagai pimpinan bidang yang bertugas
membantu manager stasiun penyiaran dalam mengelola perusahaan
penyiaran TV sesuai bidang kerja masing-masing. Bidang program
meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan
produksi jurnalisme penyiaran, animasi dan pengolahan gambar, produksi
program siaran, penyutradaraan, penulisan naskah, dan managemen
produksi.

G.
1

Kualifikasi SDM Televisi


Produser
Producer adalah jabatan yang memiliki tanggung jawab dalam
pengelolaan/managemen produksi penyiaran TV. Oleh karena itu seorang
producer diharapkan memiliki kualifikasi kemampuan sebagai berikut :
a. Menjabarkan naskah
b. Mengkompilasi jadwal produksi harian (running sheet)
c. Memesan dan mengkoordinasikan sumber-sumber produksi
d. Melakukan survey lokasi
e. Mengatur jalannya shoting
f. Mengatur lokasi shoting
g. Melaksanakan pengarahan/briefing
h. Merencanakan dan mengkoordinasikan jalur pascaproduksi
i. Mengkoordinasikan kelangsungan kerja
j. Mengkoordinasikan pemeran dan kruw
k. Mengatur gladi bersih
l. Memproduksi topik program prarekam
m. Memproduksi program prarekan
n. Memproduksi siaran langsung
o. Merencanakan dan menyiapkan program
p. Merancang format program
q. Mendata jadwal acara
r. Menulis laporan kelancaran produksi
s. Mengatur pengamanan produksi
t. Mengawasi kelangsungan produksi
u. Merencanakan dan mengkoordinasikan adegan laga dan pemeran pengganti
v. Merencanakan dan mengkoordinasikan pemakaian alat-alat yang berbahaya
w. Mengembangkan dan mengawasi jadwal program.
Sutradara

Kualifikasi kemampuan seorang sutradara yang diharapkan adalah sebagai


berikut :
a. Membaca dan menginterpretasikan naskah
b. Mengatur proses seleksi pemeran/artis
c. Mengatur latihan pemeran
d. Menyutradarai/mengarahkan para pemain
e. Mengarahkan kru
f. Bekerjasama dengan penyunting/penulis naskah untuk menyelesaikan
produksi
g. Menentukan cakupan kamera
Seorang sutradara harus selalu berkoordinasi dengan produser dalam
melaksanakan tugasnya. Diantaranya bagaimana menterjemahkan naskah menjadi
naskah yang dapat diproduksi, melakukan seleksi artis, mengatur latihan para
artis, mengarahkan proses shoting , menentukan cakupan kamera dan sudut
pengambilan gambar dansebagainya. Sutradara akan sangat menentukan
kelancaran proses shoting.
Penyiar atau Reporter
Penyiar/reporter diharapkan memiliki kemampuan sebagai jurnalis di samping
kemampuan untuk membaca - kan/atau menyiarkan naskah berita didepan kamera
TV. Demikian juga harus mampu menjadi presenter yang baik. Oleh karena itu
seorang penyiar harus memiliki pengetahuan dan pengalaman mencari, mengolah
dan mempresentasikan atau menyiarkan berita/informasi. Kualifikasi kemampuan
seorang penyiar adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan memelihara pengetahuan umum yang diperlukan
seorang penyiar sehingga memiliki wawasan yang luas
b. Mampu menjalankan wawancara
c. Mampu menjalankan siaran laporan langsung
Kameraman atau Kamera Person
Kamerawan merupakan orang yang diandalkan mampu mengoperasikan
kamera sehingga didapatkan hasil gambar yang baik. Baik tidaknya kualitas
produksi akan sangat tergantung dari bagaimana seorang kamerawan bekerja.
Oleh karena itu seorang kamerawan diharapkan memiliki kualifikasi sebagai
berikut :
a. Menyiapkan dan mengoperasikan kamera
b. Mengembangkan dan menerapkan kamera plan
c. Melakukan shoting dan mengoperasikan kamera
d. Mengoperasikan kamera pada kondisi tertentu
e. Mengatur Focus
f. Shoting untuk televisi dengan multikamera
g. Menjaga daya batere dan persediaan video untuk shoting
h. Mengatur persediaan dan memasang film/kaset
i. Memeriksa kamera sebelum shoting
j. Mengoperasikan clapperboard
k. Menyiapkan kamera

l. Memasang kabel kamera


m. Memasang crane dan dolly
n. Memasang crane kamera
o. Mengoperasikan crane kamera yang bergerak
Penataan Gambar atau Artistik
Seorang penata gambar/scene diharapkan memiliki kreatifitas yang tinggi
untuk menciptakan desain seni untuk screen. Oleh karena itu seorang scane art
dibutuhkan kualifikasi kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain scenic art pada
screen/layar
b. Mengkoordinasikan produksi scenic art
c. Menyiapkan scenic art untuk pakaian utama
d. Memproduksi scenic art untuk screen
e. Memperbaiki, menangani dan mengubah scenic art
Penata Suara atau Sound Efex
Kualifikasi sebagai berikut :
a. Mengoperasikan sistem penguat suara
b. Memadukan sumber-sumber suara
c. Menghilangkan derau/noise pada soundtrack
d. Mengoperasikan sound mixing console
e. Menyunting suara menggunakan sistem digital
f. Memasang, mengoperasikan dan membongkar perangkat perekam suara
portable
g. Merinci soundtrack
h. Menciptakan keharmonisan suara akhir
i. Mengembangkan dan menerapkan produksi suara untuk rekaman\
j. Mengatur produksi disain suara
k. Mempersiapkan dan mengkompilasi musik untuk soundtrack
l. Mengarahkan pembuatan master audio final
m. Menerapkan disain suara
n. Menetapkan spesifikasi sound system
o. Mengawasi operasional yang bersifat teknis
p. Memperbaiki dan memelihara peralatan audio
q. Mengoperasikan peralatan audio profesional
r. Memadukan audio untuk siaran langsung
s. Menerapkan pengetahuan umum audio untuk kegiatan kerja
t. Memilih dan mengatur microphone dan alat input audio lainnya
u. Menghimpun dan mengkompilasi materi suara ulangan
v. Membangun dan mengoperasikan sistem monitor suara panggung
w. Membangun dan mengoperasikan jaringan pengendali sistem audio
x. Menetapkan spesifikasi, menginstal dan mengoperasikan audio outdoor
y. Menginstal, menyelaraskan dan menguji coba peralatan audio.
Penata Lampu atau Lighting

Kualifikasi kemampuan seorang penata cahaya yang diharapkan adalah


sebagai berikut :
a. Melakukan pengembangan dan implementasi tata lampu / lighting
b. Melakukan persiapan, instalasi dan monitoring peralatan tata lampu
c. Menentukan kebutuhan tata lampu dan mengoperasikan tata lampu
d. Mengoperasikan lighting console
e. Melakukan pemeliharaan, perbaikan dan memodifikasi peralatan tata lampu
8

Tata Letak atau Setting


Tata letak/setting bertanggungjawab atas seting tempat dan peralatan yang
diperlukan seperti forniture dan perlengkapan lainnya untuk menciptakan situasi
seperti diharapkan oleh naskah produksi. Oleh karena itu seorang penata setting
diharapkan memiliki kemampuan dalam seni dekorasi/tata ruang. Kualifikasi
penata setting diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain setting pada layar
b. Mengkoordinasikan produksi seting
c. Membuat setting untuk layar
d. Memperbaiki, merawat dan mengubah setting sebagai langkah alternatif
e. Mengkoordinasikan transportasi dan pemasangan setting
f. Memasang dan merawat setting selama proses produksi.
9 Tata Busana (Kostum) dan Rias
Pemeran/artis dalam proses produksi harus dijaga penampilannya sesuai
dengan karakter yang diharapkan penulis naskah. Oleh karena itu seorang penata
busana dan rias diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain kostum/ busana
b. Menyiapkan kostum untuk para pemeran
c. Memodifikasi, memperbaiki dan memelihara kostum
d. Mengoperasikan off side wardrobe departemen
e. Memperagakan kostum
f. Membuat karakter dan periode kostum
g. Menjaga ketahanan kostum
h. Membuat kostum
i. Mendisain, menerapkan dan membersihkan make up khusus periodik
j. Mendisain, menerapkan dan membersihkan make up
k. Mempertahankan keberlangsungan make up.
10 Properties
Properties adalah bidang yang bertanggungjawab menyedia kan peralatan
pendukung dalam produksi. Seseorang yang menangani bidang properties ini
diharapkan memiliki kualifikasi kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan menerapkan disain properties untuk layar
b. Mengatur produksi properties untuk peralatan
c. Membuat properti untuk layar kaca
d. Memperbaiki, memelihara dan melakukan perubahan pada properti
e. Mengoperasikan departemen properties di luar lokasi

11

12

13

14

15

f. Menyiapkan lokasi pengambilan gambar dan mempertahankan kelangsungan properti.


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Savety and Healt
Bidang ini yang bertanggung jawab menjaga keselamatan kerja dan kesehatan
bagi pemeran dan kru yang terlibat dalam produksi. Oleh karena itu, seseorang
yang bertugas pada bidang ini harus selalu melakukan koordinasi dan pengawasan
terhadap kru produksi dan pemeran agar melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan
prosedur kerja yang benar/ tidak menyimpang dengan prosedur kesehatan,
keselamatan dan keamanan kerja; Sehingga mereka bekerja dengan aman baik
jiwa maupun peralatannya.
Animator and Images
Secara rinci kualifikasi kemampuan yang diharapkan sebagai animator dan
pengolah gambar adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain animasi
b. Mengkoordinasikan produksi animasi
c. Memproduksi storyboard animasi
d. Mempersiapkan dan mewarnai cel atau frame untuk animasi
e. Membuat artwork dari referensi Life action
f. Merekam data gambar garis untuk animasi (line test)
g. Memproduksi dan memanipulasi data gambar digital
h. Membuat gambar tiga dimensi
i. Mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah disain efek visual
j. Membuat judul untuk produksi dalam screen
Editor
Secara rinci kualifikasi kemampuan seorang editor adalah sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan kreatif dan keputusan teknis
b. Mempersiapkan peralatan editing
c. Mengoperasikan peralatan mesin editing
d. Mengoperasikan mesin editing dengan sistem linier berbasis digital
e. Mempersiapkan EDL (editing decision list) dalam proses editing on line
f. Mengedit material hasil pengambilan gambar untuk kebutuhan penyiaran
yang mendesak g. Mengedit dialog dan suara
Penulis Naskah atau Script
Secara rinci kualifikasi kemampuan yang diharapkan dari penulis naskah
adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan tulisan/cerita
b. Menulis script
c. Mengedit script
d. Menulis materi presentasi
e. Menulis isi tulisan atau teks
f. Menulis laporan siaran berita
g. Menulis sekuen interktif untuk multimedia
h. Menulis narasi
Special Efect

Spesial efect atau efek khusus sangat diperlukan untuk keperluan penekananpenekanan terutama pada adegan yang sulitdilakukan dan berbahaya. Agar
nampak seperti dalam kejadian yang sesungguhnya maka diperlukan efek khusus.
Kualifikasi dan kemampuan yang diharapkan bagi tenaga efek khusus adalah
sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan mengimplementasikan disain efek husus untuk layar
b. Mengkoordinasikan penciptaan efek-efek khusus (special effect)
c. Menciptakan efek khusus untuk layar
d. Memperbaiki, memelihara dan mengubah efek khusus
e. Mengkoordinir transportasi dan perakitan efek khusus
f. Merakit dan memelihara efek khusus dalam masa produksi
g. Mengeksekusi efek khusus dengan aman
16 Pemeran atau Artis
Pemeran atau artis diharapkan berkepribadian menarik, memiliki ketahanan
fisik yang baik, sesuai dengan karakter yang diperani, memiliki kemampuan
akting, mampu bermain watak, berbakat, mampu bermain teater/drama, Vokal
yang bagus dan memiliki keberanian, tidak mudah putus asa dan sebagainya.
Demikian juga harus memiliki pengetahuan yang luas,memiliki pengetahuan dan
keterampilan bermacam-macam seni serta mampu menciptakan karya seni dan
sebagainya.

H.
1

Teknik Siaran Televisi


Teknik Siaran Langsung (On Line)
a. Di dalam Studio. Siaran di dalam studio misalnya siaran acara/program
talk show, dialog dan sebagainya.

b. Di luar Studio. Siaran di luar studio misalnya liputan acara yang sifatnya
resmi misalnya acara kenegaraan seperti upacara 17 Agustus, sidang pleno

DPR, pertandingan final olah raga piala Piala Dunia dan sebagainya.

Teknik Siaran Tidak Langsung


Siaran tidak langsung terjadi antara
pengambilan gambar/liputan dengan
penyiarannya ada tenggang waktu,
sehingga ada kesempatan menyiapkan
program lebih baik melalui proses
editing. Dengan demikian liputan yang
dilakukan adalah pengambilan materi
siaran yang selanjutnya dikirim ke
editor
untuk
dilakukan
editing
program.

Setelah rekaman program diedit dan sudah menjadi kaset video program atau dalam
bentuk lain, maka pada waktu akan disiarkan kaset tersebut disiapkan di studio pengendali
dan diputar kembali. Keluaran audio dan videonya disalurkan ke pesawat pemancar untuk
dipancarkan melalui antena. Dari antena dipancarkan dan diterima dan dipancarkan stasiun
bumi ke sateit lalu dipancarkan ke bumi kembali dan diterima stasiun relay untuk
dipancarkan ke rumah-rumah penduduk di wilayahnya. Sebagai contoh rekaman program
sinetrom, drama, sepak bola yang siarannya ditunda, berita, kuis, dan sebagainya.
3

Prosedur Pengoperasian
Yang paling utama dari prosedur pengoperasian adalah keruntutan dan
kesinambungan dari program siaran. Oleh karena itu program siaran harus sudah
siap sebelum waktu siaran dimulai. Untuk tayangan langsung mungkin lebih
mudah karena sifatnya hanya menayangkan acara yang sedang berlangsung,
sehingga tinggal membuat variasi gambar yang ditayangkan. Hal ini diperlukan
kecermatan bagi sutradara untuk memilih gambar mana yang sesuai dari karya
kamerawan yang yang satu dengan yang lain atas instruksi sang sutradara atau
improvisasi kamerawan itu sendiri.

I.

Semua gambar yang ditayangkan akan direkam di VTR sebagai arsip tayangan
program yang sewaktu-waktu bisa ditayangkan kembali atau menjadi bahan untuk
program pengembangan menjadi program sajian baru yang lebih menarik. Setelah
siap program tayangan sutradara tinggal memberi perintah kepada operator
pemancar maupun switcher/VTR untuk on air. Setelah itu siaran harus
berlangsung tidak terputus dari program yang satu ke program yang lain sampai
pada akhir program ditutup oleh presenter atau penyiar dan muncul gambar cue
penutup dan musik tune sebagai tanda pemancar segera off air.
Menjaga daya bateray dan persediaan video
Peralatan yang menggunakan bateray diantaranya adalah camera dan mic. Mic
yang bateraynya drop juga akan mengganggu produksi suara. Suara akan menjadi
tidak jelas kualitasnya dan biasanya akan menimbulkan noise/derau. Oleh karena
itu cadangan bateray untuk mic juga sangat diperlukan untuk kelancaran
shoting/siaran TV. Drop bateray pada camera bisa diatasi dengan menyediakan
genset, karena biasanya camera dilengkapi dengan adaptor sehingga bisa bekerja
dengan sumber listrik dari genset maupun dari PLN.
Menjaga kebutuhan kaset video juga harus mendapat perhatian, karena
kekurangan stok kaset video juga akan mengganggu pelaksanaan shoting. Akan
mengakibatkan tidak memiliki backup siaran ataupun dokumentasi karena tidak
ada bahan untuk merekam videonya. Oleh karena itu dalam mempersiapkan
shoting jangan sampai ketinggalan menyediakan kaset video yang cukup.
Sebelumnya semua kaset video harus dicek apakah tidak ada yang macet karena
lengket, apakah tidak berjamur dan sebagainya. Pastikan semua peralatan dan
bahan ready for use.

Program Siaran Televisi


1

Format Program Siaran Televisi


a. Karya Artistik. Karya artistik adalah program TV yang diproduksi
melalalui pendekatan artistik yang sangat mengutamakan keindahan.
Contoh jenis program artistik adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan atau Agama : mimbar, monolog, khotbah dan sebagainya
2. Hiburan : kuis, Video klip, drama, komedi, sinetron dan sebagainya
3. Seni dan budaya : feature
4. Iklan / public service : spot komersial, spot layanan masyarakat
5. Penerangan umum : Drama instruksional
6. IPTEK : dokumenter, kuis
b. Karya Jurnalistik. Program jurnalistik diproduksi melalui pendekatan
jurnalistik yang sangat mengutamakan kecepatan dan aktualitas informasi.

Contoh jenis program jurnalistik adalah sebagai berikut :


1. Berita aktual (news bulletin) merupakan program yang sangat terikat dengan
waktu siaran ( Time concern)
2. Berita non actual (news magazine) merupakan program yang tidak begitu
terikat dengan waktu siaran (timeless)
3. Penjelasan masalah hangat : dialog, wawancara, diskusi panel

Jenis-jenis Program TV
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

J.

Program Seni dan Budaya


Program Hiburan Pop
Program Talk Show
Program vox pop / suara masyarakat
Program Wawancara (interview)
Program diskusi panel
Program berita (News)
Program dokumenter
Program Feature
Program magazine (majalah)
Program Spot
Program Doku-drama
Program Sinetron

Strategi Penayangan

Head Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televise memiliki sejumlah


strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri dan menahan audien yang
sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar, yaitu:

1. Head to Head. Suatu program yang menarik audien yang sama


sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi
saingan. Dalam hal ini, stasiun televise mencoba menarik audien yang
tengah menonton program televise saingan untuk pindah ke stasiun televise
sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan stasiun saingan.
2. Program Tandingan. Adalah strategi untuk merebut audien yang berada di
stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan
suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang
belum terpenuhi kebutuhannya.
3. Bloking Program. Adalah dimana audien dipertahankan untuk tidak pindah
saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu.
Misalnya menyajikan program sinetron atau drama komedi sepanjang
malam.
4. Pendahuluan Kuat. Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien
dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu
siaran, misalnya menyajikan program berita local atau kriminalitas yang
kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai
pengantar menuju program berita nasional.
5. Strategi Buaian. Ini strategi untuk membangun audien pada suatu acara
baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai
mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan
acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program unggulan.
6. Penghalangan. Dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara
cepat. Misalnya, menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi
waktu yang panjang.
7. Strategi Lainnya. Adalah dengan tetap mempertahankan program-program
yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Stasiun televise yang akan
menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat
tersedia banyak audien misalnya pada saat prime time.

K.

Pemasaran Program
Bagian pemasaran memegang peran penting dalam mendorong kemajuan media

penyiaran dan sangat menentukan dalam kelangsungan hidup media penyiaran. Sukses atau
gagalnya departemen pemasaran akan menentukan apakah stasiun penyiaran akan tenggelam
atau mengudara. Media penyiaran adalah media beriklan. Pemasaran waktu siaran adalah
sumebr pendapatan utama. Departemen pemasaran bertanggung jawab menjual waktu siaran
kepada pemasang iklan. Bagian pemasaran adalah tempat mengumpulkan uang sedangkan
bagian lain bertugas menghabiskan uang. Target kerja setiap media penyiaran adalah mampu

membayar tagihan sekaligus mendapat keuntungan. Namun, kemampuan bagian ini untuk
menjual waktu siaran sangat tergantung pada keberhasilan program dalam menarik audien.
Program yang bagus akan menarik audien serta menarik pemasang iklan dan
memberikan pendapatan bagi media penyiaran. Semakin besar pendapatan yang diperoleh,
semakin besar dana yang tersedia untuk memproduksi program yang lebih baik. Menurut
Pringle Star McCavit (1991) departemen pemasaran memiliki tanggung jawab antara lain:
1. Menjual waktu siaran kepada pemasang iklan.
2. Menyediakan sarana dimana pemasang iklan dapat mencapai target audien
dengan biaya kompetitif.
3. Memasukkan pendapatan agar stasiun penyiaran beroperasi secara kompetitif.
4. Menghasilkan keuntungan bagi pemilik stasiun.
Stasiun televisi yang dikelola dengan baik memberikan keuntungan antara 50
hingga 60 persen dari pendapatan dan modal. Bisnis televise merupakan bisnis utang-piutang.
Maksudnya, penyedia program meminjamkan programnya dahulu pada stasiun televisi dan
stasiun televise berhutang kepada penyedia program dan mencarikan pemasang iklan untuk
membayar ongkos program yang ditayangkan. Pada umumnya, bisnis televisi akan
mengalami break event point atau kembali modal dalam periode 5-10 tahun.

L.

Merencanakan Jadwal Siaran Televisi

Dalam merencanakan jadwal perlu langkah identifikasi program khususnya durasi/


lama putar setiap program, ditayangkan setiap hari, sehari berapa kali, waktu tayang pagi,
siang atau malam, ada program lanjutan atau lepas/berdiri sendiri dan sebagainya. Perencana
jadwal juga harus tahu berapa jam waktu yang tersedia mulai pembukaan (on air) sampai
penutupan (off air).
Berapa lama waktu untuk tayangan program dan berapa waktu yang disediakan untuk
spot komersial dan layanan masyarakat. Disamping itu juga harus diketahui seponsor setiap
program, untuk penempatan tayangan spot komersialnya. Setelah langkah identifikasi dan
menghasilkan kelompok- kelompok data langkah selanjutnya menyusun/menempatkan setiap
program pada format jadwal yang berisi bulan, hari, tanggal, jam, program dan sebagainya.
Contoh format jadwal adalah sebagai berikut :

Contoh jadwal Siaran Program Acara TRANS TV, tanggal 9 13 Desember 2013

Jam
03.45
04.15
05.15
06.15
07.15
09.00

11.00
12.00

14.00
14.45
15.15
16.30
17.15

18.15
19.30
22.30

00.30
01.00

Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Mata Dunia
Mata Dunia
Mata Dunia
Mata Dunia
Mata Dunia
Repostase Pagi Reportase Pagi Reportase Pagi Reportase Pagi Reportase Pagi
Islam Itu Indah Islam Itu Indah Islam Itu Indah Islam Itu Indah Islam Itu Indah
Insert Pagi
Insert Pagi
Insert Pagi
Insert Pagi
Insert Pagi
Sinema
Sinema
Sinema
Sinema
Sinema
Indonesia Pagi Indonesia Pagi Indonesia Pagi Indonesia Pagi Indonesia Pagi
Sinema Spesial Sinema Spesial Sinema Spesial Sinema Spesial Sinema Spesial
Akhir Tahun
Akhir Tahun
Akhir Tahun
Akhir Tahun
Akhir Tahun
Barbie : A
Stuart Little
Stuart Little
Hotels For
Zoom:
Fairy Secret
2
Dogs
Academy of
Superheroes
Insert
Insert
Insert
Insert
Insert
Bioskop
Bioskop
Bioskop
Bioskop
Bioskop
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Premiere Hei,
Premiere
Premiere KM
Premiere
Premiere
Jadikanlah Aku Perahu Sang
12
Laskar
Toko Kr.
Pacarmu
Juara
Pelongo
Amat: Pot
Antik
Misterius
Sketsa
Sketsa
Sketsa
Sketsa
Sketsa
Insert
Insert
Insert
Insert
Insert
Investigasi
Investigasi
Investigasi
Investigasi
Investigasi
Show Imah
Show Imah
Show Imah
Show Imah
Show Imah
Reportase Sore Reportase Sore Reportase Sore Reportase Sore Reportase Sore
Kisah Kisah
Kisah Kisah
Kisah Kisah
Kisah Kisah
Kisah Kisah
Dalam Rumah Dalam Rumah Dalam Rumah Dalam Rumah Dalam Rumah
Tangga
Tangga
Tangga
Tangga
Tangga
Oh Ternyata
Oh Ternyata
Oh Ternyata
Oh Ternyata
YKS
YKS
YKS
YKS
YKS
Bioskop
Bioskop
Bioskop
Bioskop
Bioskop
TRANS TV
TRANS TV
TRANS TV
TRANS TV
TRANS TV
Charlies
Charlies
Ultra Violet Lake Placid
Salt
Angels
Angels: Full
Throttle
Harta Tahta
Harta Tahta
Harta Tahta
Harta Tahta
Harta Tahta
Wanita
Wanita
Wanita
Wanita
Wanita
Reportase
Reportase
Reportase
Reportase
Reportase

01.30

Malam
Pesona Malam

M.
1

Malam
Soccer Fever

Malam
Sportvaganza

Malam
Petualangan
Misteri Si
Jobod

Malam
Petualangan
Misteri Si
Jobod

Perpustakaan Audio Visual


Pustaka Program
Pustaka program adalah berbagai program hasil produksi sendiri maupun dari
hasil pembelian dalam bentuk kaset, tape,cd, film dan sebagainya yang telah atau
akan disiarkan perlu diadministrasikan dan disimpan dengan baik di dalam ruang
perpustakaan audio visual. Biasanya hasil produksi program (master) digandakan
beberapa copy kebentuk sesuai dengan perangkat playernya. Perpustakaan
mendapat satu copy dengan informasi yang lengkap seperti judul, ditayangkan
hari tanggal tahun jam dan durasinya, termasuk artis dan kerabat kerjanya
sehingga menjadi media yang informatif. Data tersebut dibukukan dan diberi
nomor dan didaftar pada katalog, sehingga akan lebih memudahkan pencarian bila
sewaktu-waktu dibutuhkan. Berikut ini contoh berbagai program yang disimpan di
perpustakaan.
Pustaka Musik dan Sound Efek
Disamping hasil produksi, untuk keperluan produksi diperlukan materi
pendukung berbagai musik untuk backsound maupun sound efek. Oleh karena itu
perpustakaan perlu melengkapi pustaka musik berbagai jenis seperti musik
tradisional, klasik, jazz, pop dan sebagainya. Atau musik hasil ciptaan sendiri
(penata suara) dan musik-musik yang pernah digunakan untuk mendukung
produksi program perlu penyimpanan dan pengadministrasian dengan baik.
Biasanya jenis musik yang digunakan dalam produksi adalah jenis instrumentalia.
Demikian pula berbagai jenis sound efek seperti suara angin, hujan, petir, berbagai
suara binatang, suara orang berjalan, membuka pintu, tepuk tangan dan
sebagainya, perpustakaan perlu memiliki koleksi sehingga memudahkan bila
sewaktu-waktu producer membutuhkan.
Bank Gambar
Yang dimaksud dengan bank gambar adalah kumpulan dari materi produksi
hasil shoting. Setelah produksi selesai maka gambar-gambar hasil shoting
dikumpulkan dan diberi identitas dan informasi yang lengkap. Gambar-gambar ini
bermanfaat untuk produksi revisi ataupun bisa dimanfaatkan untuk memproduksi
program baru dengan tinjauan maupun tema yang berbeda. Disamping disimpan
untuk keperluan arsip/dokumen yang kemungkinan sewaktu-waktu diperlukan.
Buku Referensi
Buku-buku referensi juga sangat diperlukan terutama para produser dan
penulis naskah untuk merencanakan suatu program. Oleh karena itu perpustakaan
perlu memiliki koleksi buku referensi yang lengkap, untuk mempermudah

produser dan penulis naskah dalam mendapatkan buku acuan atas naskah yang
dibuatnya.

N.

Pusat Produksi Televisi

Stasiun televisi setidaknya memiliki tiga pusat produksi televisi utama ditambah
dengan satu unit pendukung[vi]. Ketiga pusat produksi televisi itu antara lain :
1. Studio televisi: Yaitu ruang yang menjadi lokasi dimana pertunjukan ( show) televisi
berlangsung.
2. Ruang kontrol studio ( studio control room ): Yaitu ruangan dimana program director (
PD ), produser, staf produksi, dan personalia teknis lainnya membuat keputusan terbaik
terhadap berbagai pilihan sumber gambar dan suara.
3. Ruang master kontrol: Yaitu ruangan yang menjadi pusat syaraf teknis stasiun televisi
yang berfungsi untuk :
4. Masukan program ( program input ).
5. Penyimpanan program ( program storage ).
6. Penemuan program ( program retrieval ).
a. Studi Set
Menurut Morissan, M.A. : Studio TV yang dirancang dan dibangun dengan baik akan
memberikan kenyamanan bagiorang-orang yang bekerja di dalamnya, sekaligus mendukung
koordinasi semua elemen produksi yang terlibat, seperti kamera, tata cahaya, tata suara, latar
belakang, dan pemain[vii]. Terdapat dua hal penting dalam membangun studio TV yaitu :
1. Layout Fisik Studio
Kebanyakan studio memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran luas yang
beragam. Kemajuan teknologi lensa zoom kamera telah sangat membantu pergerakan
kamera studio. Namun demikian, ukuran luas studio tetap memberikan pengaruh pada
tingkat kerumitan dan fleksibilitas produksi. Semakin besar ukuran studio, semakin
besar tingkat kompleksitas produksi yang dapat dilakukan dan juga semakin fleksibel.
Studio yang hanya digunakan untuk program berita dengan menampilkan satu atau
dua presenter dan sekali-kali Interview dengan narasumber, membutuhkan ukuran
ruangan yang relative kecil atau bahkan sangat kecil.
Lantai studio harus memungkinkan kamera bergerak secara mulus dan
bebas.Lantai juga harus kuat untuk menerima beban berat seperti peralatan dan
properti studio.Langit-langit studio harus memiliki ketinggian yang cukup, minimal
12 kaki dari lantai. Ketinggian kurang dari 12 kaki akan menimbulakan hal-hal yang
tidak menguntungkan, seperti : Sumber cahaya menjadi terlalu dekat dengan objek,
sehingga pengaturan cahaya menjadi sulit dilakukan dan ruangan menjadi cepat
panas. Selain itu peralatan studio seperti lampu dan mikrofon akan mudah tertangkap

kamera. Langit-langit dan dinding studio harus dilapisi materi akustik yang berfungsi
mencegah suara memantul. Pendingin udara (AC) berperan sangat penting untuk
menjaga kenyamanan karena sinar lampu studio menghasilkan panas dalam jumlah
yang cukup besar; Pintu studio yang baik adalah yang berat dan tidak tembus suara,
namun cukup lebar untuk dilalui berbagai macam peralatan ukuran besar.
2. Instalasi Peralatan
Studio televisi membutuhkan instalasi peralatan untuk mendukung proses
produksi. Beberapa peralatan itu antara lain : intercom, studio monitor, program
speaker, sumber listrik, dan pengatur cahaya.
a. Intercom atau intercommunication sistem adalah alat yang memungkinkan
seluruh personel produksi dan personel teknik untuk saling berkomunikasi satu
sama lainnya. Pengarah program yang berada terpisah diruang kontrol,
mengandalkan intercom untuk memberi aba-aba dan instruksi.
b. Studio monitors yang berfungsi menunjukan gambar video dari switcher,
berperan penting sebagai panduan para kru dan pengisi acara.
c. Program speaker berfungsi untuk fungsi audio bagi studio monitor dan untuk
memperdengarkan suara-suara lainnya (misalnya: suara telepon, musik) guna
mendukung program yang tengah berjalan.
d. Sumber listrik . Setiap dinding studio hendaknya memiliki sumber listrik.
Sumber listrik bagi kamera, mikrofon, intercom, dan peralatan elektronik
pendukung produksi lainnya harus disebar merata pada setiap dinding. Hal ini
dimaksudkan agar kabel-kabel peralatan tidak menjadi terlalu panjang sehingga
lebih mudah diatur.
e. Pengatur cahaya. Studio harus dilengkapi alat pengontrol cahaya yang berfungsi
mengatur besar kecilnya intensitas cahaya yang dibutuhkan bagi setiap program.
3. Peralatan Studio TV dan Fungsinya
Pada ruang studio siaran terdapat beberapa peralatan sebagai berikut :
a. Kamera
Dilihat dari penggunaannya, kamera video dibagi menjadi tiga, yakni kamera
studio, kamera portable (ENG camera) dan kamera EFP (Electronics Field
Production)[viii].
1. Kamera Studio
Adalah kamera yang biasanya digunakan dalam studio (in door) untuk
memproduksi sebuah program acara televisi. Biasanya satu set kamera studio
terdiri atas:
a) Kamera : lensa (box lens), kamera head, view finder, kamera
mounting,
b) Kabel kamera,
c) Camera Control Unit / Base Station,
d) Remote Control Panel / Operation Control Panel,
e) System Monitoring : wavefrom monitor dan video monitor,
f) Power Supply.
2. Kamera ENG (Electronics News Gathering) atau Kamera Portable

Pada awalnya, penemuan kamera jenis ini untuk hunting berita. Hal ini
diabadikan dalam nama ENG yang melekat untuk jenis kamera ini. Dalam
praktiknya, biasanya kamera ENG ini terbagi menjadi dua, yakni:
a) Kamer Built in VTR (camrecorder)
b) Kamera Separate VTR
Biasanya 1 (satu) set kamera ENG terdiri atas :
1. Lensa (portable lens)
2. Kamera head
3. View finder (VF)
4. Video Cassette Recorder (VCR)
5. Microphone (mic)
6. Batterry and housing
7. Ultra Light Lamp / Eye Lamp
8. Camera mounting : tripod dan spreader
9. Carryng Case : kamera (camcorder) dan
tripod
3. Kamera EFP (Electronics Field Production)
Kamera jenis ini biasanya dipakai untuk produksi dalam ruangan (in
door), hampir sama dengan jenis pertama. 1 set kamera EFP biasanya terdiri
atas :
a) Kamera: lensa (portable / box lens), kamera head, view finder
(VF), camera mounting, rolling tripod, hand crane.
b) Kabel kamera
c) Camera Control Unit / Base Station
d) Remote Control Panel / Operation Control Panel,
e) System Monitoring : wavefrom monitor dan video monitor,
f) Power Supply
b. Lampu Studio
Lampu studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan
stand lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai
obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat diperoleh
gambar yang berkualitas/jelas.Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon
diatas arena shoting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga
mengarah pada obyek.
Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya.Sedangkan
lampu portabel yang dilengkapi tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas
cahayanya masih kurang. Setiap lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt.
Semua lampu dihubungkan ke sumber listrik melalui switcher box dan switcher
utama dengan menggunakan kabel listrik dan pengaman.
Switcher box lampu. Terdiri dari kumpulan switch (skakelar) lampu yang
masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu studio.

Switcher box dihubungkan ke sumber listrik melalui panel sekering pengaman


otomatis/MCB ke switcher utama jenis handle.
c. Talkback
Untuk sarana komunikasi antar kru yang terlibat dalam sebuah produksi
televisi dengan multikamera diperlukan alat komunikasi. Alat vital ini
dinamakan talkback. Tidak seperti pada kamera ENG, dalam kamera EFP dan
kamera studio, talkback bisa diintegrasikan langsung dikamera tersebut. Talkback
terdiri atas microphone serta headset.
d. Teleprompter
Tidak semua produksi multikamera memerlukan alat ini, sangat tergantung
dari jenis acara yang diproduksi. Ini merupakan alat bantu bagi anchor atau
pembawa acara untuk menyampaikan informasi tertentu. Satu set alat ini terdiri
dari monitor yang diintegrasikan pada kamera serta satu unit komputer di MCR.
Teleprompter sebetulnya bukan alat komunikasi dan tidak di desain untuk
keperluan itu.Teleprompter di tempelkan pada lensa kamera, sehingga ketika
anchor membaca pandangan mata masih ke arah kamera. Untuk beberapa hal,
teleprompter ini bisa juga digunakan director atau producer untuk memberikan
isyarat tertentu pada pembawa acara tadi.
b. Sub Control (Ruang Kendali)
Sub control (ruang kendali ) merupakan tempat untuk melakukan seluruh
kegiatan produksi[ix]. Di tempat ini, pengarah program, produser, dan asisten
produser membuat keputusan mengenai gambar dan suara terbaik yang akan disiarkan
secara langsung atau direkam. Ruang kontrol studio menjalankan empat fungsi
kontrol produksi yaitu: kontrol program ( program control ), kontrol gambar ( image
control ), kontrol suara ( audio control ), dan kontrol cahaya ( lighting control ).
Peralatan - peralatan penting di ruang kontrol studio antara lain :
1. Video Mixer
Peralatan ini berguna untuk memilih gambar atau video yang berasal
dari kamera, VT, maupun komputer dan sekaligus sebagai alat kombinasi
gambar. Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang
digunakan untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk direkam.
Alat ini juga berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang
akan direkam ke VTR. Dan efek-efek apa yang akan dipilih dan digunakan
sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera yang satu ke kamera yang
lain oleh switcherman atas perintah sutradara.
2. Audio Mixer
Peralatan ini berguna untuk mengontrol atau mengatur sumber
sumber audio dari studio set maupun sumber lain yang akan masuk dalam
siaran.
3. TV Monitor

TV monitor berfungsi sebagai display kamera untuk memonitor hasil


pengambilan gambar setiap kamera sehingga bisa diketahui kualitasnya agar
dipilih sutradara untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap kamera
dipasang satu monitor. Master VTR juga membutuhkan dipasang satu
monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di
VTR.
Pemilihan gambar dilaksanakan oleh switcherman dengan memilih
menggunakan mixer Video yang telah dilengkapi dengan fasilitas switcer.
Perpindahan gambar dari kamera satu ke kamera yang lain menggunakan
mode wiper sehingga perpindahan atau transisi dari gambar tidak jumping dan
halus. Transisi ada beberapa mode seperti super inpose, wip horizontal,
vertikal, diagonal dan sebagainya.
4. Sound Sistem
Sound sistem yang terdiri dari mic, mixer audio, equalizer, amplifier,
speaker, headpone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD
player dan sebagainya. Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back
komunikasi antara kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka
koordinasi, pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan. Talkback
juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi
pemutaran film, slide dan sebagainya.
Sound sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan
pendukung program. Suara utama adalah suara obyek shoting dan suara
pendukung adalah sebagai sumber suara untuk backsound musik, sound efex
dan sebagainya. Microphone untuk menangkap suara dan diubah menjadi
elektris dan disalurkan ke mixer audio.dari mixer disalurkan ke qualizer.Pada
mixer dan equalizer suara bisa diolah nadanya sehingga kualitas suaranya
baik. Selanjutnya keluarannya disalurkan ke amplifier untuk diperkuat dan
keluaranya disalurkan ke tape recorder untuk direkam atau langsung ke Video
Tape Recorder (VTR).
5. Lighting Control
Peralatan ini berfungsi seperti mixer yang berguna untuk pengesetan
dan pengaturan cahaya yang ada dalam studio set. Instrumen pengatur cahaya
biasanya terletak pada ruang kontrol studio atau pada salah satu sudut di
studio. Posisi pengatur cahaya yang berada di ruang kontrol akan memberikan
banyak keuntungan, karna penata cahaya dapat langsung berkomunikasi
orang-orang di ruang kontrol. Studio televisi dilengkapi dengan sistem
pencahayaan yang terdiri atas sejumlah sumber cahaya yang diagntungkan
pada langit-langit studio. Setiap sumber cahaya tersebut harus dapat diatur
tingkat pencahayaan yang diperlukan untuk setiap program.
6. Character Generator
Biasa juga disebut dengan CG atau Chargen , ini adalah untuk
membuat serta menampilkan title, subtitle,serta graphic yang dibutuhkan
dalam tayangan produksi acara televisi. Ada yang berbentuk keyboard yang

dihugungkan langsung ke vision mixer, ada juga beerbentuk satu unit


komputer yang berdiri sendiri yang bisa dihubungkan ke vision mixer.
7. Waveform
Alat ini digunakan untuk mengukur kualitas video yang dihasilkan
oleh masing-masing kamera serta dari VT. Juga bisa digunakan untuk
mengukur audio. Waveform menampilkan graphic yang menjadi parameter
atau acuan yang bisa digunakan apakan kualitas video dan audio sudah sesuai
harapan atau belum.
8. CCU (Camera Control Unit)
Ini merupakan satu alat yang bisa mengontrol beberapa fungsi yang
ada di kamera. Yang bisa dikontrol atau digantikan fungsinya melalui alat ini
diantaranya adalah pengaturan pencahayaan (brightness contrast), temperatur
warna (color temperature), kecepatan (shutter speed), white balance, serta
warna hue (red, green, blue). Jumlah CCU yang digunakan sama persis
dengan jumlah kamera yang digunakan karena masing-masing kamera
dikontrol oleh satu CCU.
9. Video Tape Recording (VTR)
VTR adalah peralatan yg digunakan untuk merekam (Record) dan
memutar (playback) gambar dan suara untuk keperluan siaran. Bagian ini
merupakan tempat penyedian materi-materi program siaran yang berbentuk
tape atau kaset siap tayang seperti sinetron, program non-drama. VTR
berfungsi merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga
digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita
ke digital). Kaset-kaset tersebut di barcode atau dikomputerisasikan sehingga
terdapat pembagian segmen untuk sebuah program acara. Kemudian setelah
dibagi, di input ke Flexicart atau mesin pemutar materi program[x].
c. Master Control (Ruang Kendali Siaran)
Ruang master kontrol atau Master Control Room (MCR) Televisi atau sering disebut
juga sebagai ruang kendali siaran televisi, merupakan ruangan yang berisikan perangkat
teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi
pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat
penting karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di
studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau
mobil siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit.
Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program-program acara, running text dan
sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan.
Bagian penyiaran atau broadcasting merupakan ujung dari produksi materi siaran
seperti program acara, iklan, dan sebagainya. MCR menjadi pusat kegiatan penyiaran,
meliputi pengoperasian peralatan siaran televisi dan hal-hal non-teknis seperti pengaturan
waktu tayang. Beberapa stasiun televisi menempatkan bagian penyiaran menjadi satu
departemen tersendiri yang umum dikenal dengan Departement On Air Broadcas[xi]t. Dalam
departemen ini, terdapat bagian teknis (meliputi Master Control dan video tape

recording (VTR) On Air), bagian non-teknis (meliputi traffic log dan presentasi). Seluruh
materi siaran akan melalui MCR dan kemudian menuju perangkat uplink untuk
ditransmisikan melalui satelit dan ke stasiun relay di seluruh Indonesia.
Master control juga bertanggung jawab terhadap kualitas teknis program sesuai
dengan standar yang ditentukan. Kegiatan pada Master control dapat dibagi menjadi
empat bagian yaitu:
1. Masukan program ( program input )
Materi program yang masuk ke master control dapat berasal dari studio, satelit, stasiun
jaringan, siaran langsung diluar studio atau kurir dalam bentuk video tape. Program siaran
langsung, akan langsung diarahkan ke pemancar, namun sebagian besar materi program harus
disimpan dulu sebelum disiarkan. Master control juga menyimpan berbagai jeda (station
break) yang dapat berupa iklan, promo ( teaser ) program selanjutnya, pengumuman,
identifikasi stasiun yang muncul di antara program.
2. Penyimpanan program ( program storage )
Seluruh materi program yang sudah direkam disimpan di Master control atau pada
ruang penyimpanan yang telah ditetukan. Setiap program memiliki kode tertentu agar dapat
cepat diketahui dan di temukan.
3. Penemuan program ( program retrieval )
Penemuan program ( program retrieval ) mencakup kegiatan pemilihan, permintaan dan
penayangan materi program. Penemuan program ditentukan oleh program log yang berisi
daftar perinci setiap program yang ditentukan pada hari tertentu. Program log berisi informasi
yang diperlukan bagi efisiensi operasional stasiun penyiaran seperti informasi mengenai
waktu tayang program, durasi program, judul program, asal atau sumber program, kode
program, jenis program ( langsung atau rekaman ). Program log diterbitkan setiap hari,
biasanya lebih dulu satu atau dua hari dari penayangan.Kebanyakan stasiun TV menampilkan
program log dilayar komputer, namun terkadang menyediakan pula dalam bentuk hard copy.
4. Traffic
Traffic adalah bagian yang sangat penting pada sebuah stasiun televisi, namun tak
banyak orang yang memahaminya. Traffic, seperti yang ditunjukan namanya, ialah daftar
yang berisi jadwal yang menjaga alur dari seluruh susunan acara, iklan, promosi, berita yang
akan mengudara. Dunia penyiaranmembutuhkan ketepatan untuk semua jadwal yang sudah
disusun, untuk itu dibutuhkan Traffic.
Dengan demikian, Traffic merupakan panduan yang akan memberitahu teknisi apa yang
nanti akan ditayangkan dan berapa lama waktunya. Traffic ialah jadwal harian untuk suatu
stasiun televisi yang berisi catatan yang menunjukan kapan dan apa yang sudah diudarakan.
Bagi departemen pemasaran, Traffic merupakan jadwal yang memungkinkan secara akurat
mengirimkan tagihan untuk penayangan iklan-iklan.
Saat ini, Traffic untuk stasiun televisi sudah sepenuhnya menggunakan program
komputeryang dijalankan secara otomatis. Maka seluruh program, promosi dan iklan, bisa
dijalankan dan dihentikan melalui komputer. Bila mesin Traffic tidak berjalan sesuai jadwal,
maka program tidak bisa diputar pada waktu yang tepat sehingga dapat muncul berbagai
persoalan lain, misalnya stasiun televisi dapat kehilangan uang dari iklan yang harus
disiarkan.

O.

Prinsip Kerja Stasiun Televisi

Cara kerja stasiun TV pertama-tama dimulai dari Departemen Programming.


Departemen inilah yang merencanakan dan menentukan program apa yang akan ditayangkan,
pada jam berapa, dan siapa target pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat sendiri
secara inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus diimport dari luar negeri. Jika
dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau berupa siaran langsung (live). Progam
impor dalam bentuk pita cassete contohnya adalah film seri The A-Team, Smallville atau Mc
Gyver, sedangkan program impor live contohnya adalah sepak bola piala dunia, tinju
professional atau balap mobil F1.
Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal penayangannya telah dutentukan,
maka bagian Sales & Marketing yang akan memasarkan / menjualnya kepada calon
pemasang iklan. Slot-slot waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card),
sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic, animasi, running text,
iklan built in atau blocking time. Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah
pihak (pemasang iklan dan operator stasiun TV).
Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian
akan menyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target waktu
yang telah ditentukan. Produksinya bisa dikerjakan di dalam studio atau di luar studio,
tergantung dari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi (dalam bentuk pita
cassete atau file hardisk) langkah berikutnya adalah proses Pasca Produksi (Editing,
Graphic dan Quality Control). Bila telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah
siap tayang, dan program itu kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke dalam daftar
tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan, program ini
akan tayang sendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari software On-Air Automation.
On-Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan oleh bagian
Traffic. Data yang di entry itu misalnya: judul program, durasi, jam, menit dan detik kapan
program itu harus tampil ke layar. Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi kapan
running text, graphic atau animasi iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas
ini disebut dengan Secondary Event). Bagian Traffic biasanya berada di bawah Sales dengan
tujuan agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan. Sebab hal ini
berakitan erat dengan masalah tagihan dan pembayaran iklan. Traffic atau pengaturan lalu
lintas program dan iklan ini cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming,
Sales, Finance dan Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantu
mempermudah teknis-operasionalnya.
Ketika semuanya sudah tersusun rapi dan kemudian di run, maka Playout akan secara
otomatis menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah
tersusun dalam Play List. Sinyal audio-video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh
Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan. Dalam banyak
kasus sering kali letak Pemancar berada jauh di luar studio, sehingga dibutuhkan sebuah alat
yang berfungsi ntuk menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar. Alat ini kemudian disebut

dengan STL (Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagram
di bawah ini.

Gambar diagram prinsip kerja stasiun televisi


Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk siaran
langsung (live), baik yang berasal dari dalam atau dari luar studio. Sementara itu siaran
langsung biasanya waktunya sering tidak pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa
menit atau detik. Oleh karena itu di dalam software On-Air Automation umumnya telah
tersedia fasilitas yang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program
siaran langsung ini.
Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan jalur Fiber Optic, Satelit
atau Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyalsinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus
disinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada di dalam studio.
Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut Frame
Synchronizer. Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan
peralatan video monitoring berupa Waveform dan Vectorscope.
Siaran langsung dari dalam Studio misalnya adalah siaran berita, wawancara atau
dialog. Di dalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung dari lokasi. Maka
sinyal dari lokasi ini harus dikirim dulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca
berita (terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke
Master Switcher untuk disisipi logo, running text atau iklan animasi (bila ada) dan
selanjutnya output dari Master Switcher dikirim ke Pemancar.
Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi
program-program hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau acara-acara lain
yang agak kolosal. Tapi itu semua tergantung dari visi dan misi dari stasiun TV itu sendiri. Di

beberapa stasiun TV, studio untuk program hiburan seperti itu umumnya terpisah dari studio
untuk siaran berita, sehingga ada lebih dari satu studio untuk memproduksi program yang
berbeda-beda. Tapi di beberapa stasiun TV banyak juga dijumpai hanya satu studio untuk
memproduksi berbagai macam program. Tujuannya adalah untuk efisiensi. Maksudnya,
efisien dalam hal investasi alat, ruangan dan jumlah personel yang mengoperasikannya.
Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping). Hasil rekamannya
kemudian di proses di jajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnya
gambar-gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu
kuat dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih menarik, atau
diberi sisipan suara (dubbing / voice over) bilamana perlu. Setelah proses itu semua selesai
kemudian materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bila
telah lolos QC barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play
List). Pada waktu yang telah ditentukan, program ini kemudian akan tayang sendirir secara
otomatis atas perintah software On-Air Automation.

BAB IV
Jalur Kerja Radio
A.

Sejarah Radio

Awalnya sebuah radio didasari oleh sebuah penemuan-penemuan di bidang fisika


pada Abad XIX M. Ada beberapa nama yang bisa dikatakan sebagai pelopor sejarah radio.
Mereka yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadi Founding Fathers atau
bapak-bapak pendiri atau penemu radio yaitu Michael Faraday, James Clerk Maxwell,
Heinrich Hertz, Gaglieso Marconi, Nikola Tesla, David Sarnoff, Lee De Forest, Frank
Conrad, dan Edwin Howard Amstrong.
Michael Faraday, seorang ahli fisika Inggris, penemu induksi elektromagnet dan
formulasi rumus-rumus fisika mengenai induksi listrik dan magnet.James Clerk Maxwell,
seorang ahli astronomi-fisika Skotlandia, penemu gelombang elektromagnetik (pengantar
sinyal radio) yang merambat pada kecepatan cahaya.Pada tahun 1887 seorang ahli Fisika dari
Jerman Heinrich Hertz berhasil mengirim dan menerima gelombang radio dan mampu
membuktikan teori elektromagnetik temuan Maxwell itu benar-benar ada. Kemudian Ia
membuat gelombang radio dan berhasil memancarkannya. Ia adalah seorang pencipta alat
pemancar (transmitter), antena, dan penerima sinyal (reciever).
Gaglieso Marconi (1874-1937), ilmuwan Italia, diakui sebagai Penemu Pesawat
Radio. Awal tahun 1890-an Ia mulai mempelajari ilmu-ilmu dasar hasil temuan para
ilmuwan. Lalu berusaha mengembangkan dan menerapkannya. Ia menemukan metode
transmisi suara tanpa bantuan kabel. Dengan menciptakan inovasi-inovasi atas dasar
peralatan yang diciptakan oleh Hertz, Marconi telah berhasil meningkatkan jarak pancaran
gelombang elektromagnet dan mengisinya dengan informasi. Hasilnya, peralatan transmitter
dan receiver ciptaan Marconi tersebut mampu mentransfer informasi dari satu tempat ke
tempat lain tanpa kawat. Itulah awal komunikasi radio.
Marconi peneliti tanpa memiliki status gelar sarjana, diakui oleh dunia sebagai
penemu pesawat radio komunikasi dan amatir radio. Marconi sukses mengirimkan sinyal
morse berupa titik dan garis dari sebuah pemancaran kepada alat penerima. Sinyal yang
dikirim Marconi mampu menyebrangi wilayah Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik.Nikola Tesla megembangkan temuan Marconi. Ia
bereksperimen tentang berbagai susunan transmisi tanpa kabel.
David Sarnoff menjadi kandidat terkuat untuk menyandang gelar Bapak Radio
Siaran. Awalnya, pria berjuluk si pengkhayal sejati ini dianggap sebagai penyusun cara
penggunaan utama dari alat-alat yang diciptakan Marconi, dengan memonya yang sangat
terkenal, Radio Music Box. Itulah mengapa kini radio identik dengan musik dan gudang

lagu. Dalam memonya, Sarnoff mengusulkan agar pesawat penerima radio diproduksi
massal untuk dikonsumsi publik. Tahun 1919, impian Sarnoff tewujud pesawat radio
diciptakan dan dapat dibeli umum. Kita pun bisa menikmatinya saat ini.Lee De Forest adalah
ilmuwan penemu tabung hampa udara, pelopor pendirian radio siaran (broadcasting) tahun
1916, sekaligus orang yang pertama kali menyiarkan berita melalui radio. Sebelum Perang
Dunia I terjadi, Reginald Fessenden yang dibantu oleh perusahaan General Elektric
Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi
yang dapat mengirim suara manusia dan musik. Sementara itu tabung hampa udara yang
diberi nama Audion berhasil diciptakan. Penemuan Audion menjadikan penerimaan
gelombang radio menjadi lebih mudah.
Awalnya penemua Radio dianggap biasa saja karena Radio hanya terpusat sebagai
alat Teknologi Transmisi. Kemudian Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan
pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Selain itu Radio lebih
banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik
secara umum.Pada tahun 1909 peran Radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui oleh
masyarakat. Bermula ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil
menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam.
Sejak saat itu Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat
dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.
Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik
serta sulit untuk digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran
besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan kesabaran dan pengetahuan
elektronik yang memadai.Pada tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil
memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan listrik yang ada
dirumah hingga lebih praktis. Menggunakan dua knop untuk mencari sinyal, antena dan
penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan
tahun 1930, sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era
radio menjadi media massa.
Stasiun pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad bekerja di
perusahaan radio Westinghouse Company di Pittsbrugh AS. Pada tahun 1920 secara tak
sengaja membangun sebuah pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad tercatat sebagai
orang yang pertama kali menyiarkan lagu-lagu melalui radio, mengumumkan hasil
pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri.
Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring juga
meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu
kemudian diberi nama KDKA dan masih mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai
stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media massa
semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pada
tahun 1983, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan geger serta
banyak yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio
yang menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang bumi. Meskipun sudah dijelaskan

bahwa peristiwa penyerbuan itu hanya ada dalam siaran radio. Namun kebanyakan penduduk
tidak langsung percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling
dramatik yang pernah terjadi di muka bumi.

B.

Fungsi Siaran Radio

Fungsi siaran radio adalah menyampaikan informasi dari stasiun pemancar ke seluruh
stasiun penerima dengan transmisi tanpa kabel (wireless). Keberadaan radio berawal dari
penemuan James C. Maxwell mengenai teori gelombang elektromagnet yang kemudian
direalisasikan oleh Henrich Hertz pada 1887. Kemudian Marconi menemukan metode
transmisi suara tanpa kabel dan dilanjutkan dengan penyempurnaan eksperimen tentang
berbagai susunan transmisi tanpa kabel oleh Nicola Tesla. Kemudian David Sarnoff
mengemukakan ide tentang bagaimana jika stasiun penerima dibuat secara massal sehingga
dapat dijadikan sebagai peralatan rumah tangga seperti halnya piano atau phonograph yang
dapat menghadirkan musik ke dalam rumah secara wireless. Sarnoff memberi nama Radio
Music Box untuk idenya ini. Pada 1919 impian Sarnoff terwujud, pesawat radio diciptakan
dan dapat dibeli oleh masyarakat umum sampai sekarang dan kita pun dapat menimatinya.
Bahkan kini kita dapat membeli radio dengan harga yang relatif murah dan ukuran sangat
kecil, sekarang ikut sebagai feature pelengkap untuk handphone dan MP3 player. Berdasar
fakta di atas jadi wajar jika sampai sekarang radio identik dengan musik, radio adalah sarana
hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.
Selain identik dengan musik, karakter yang dimiliki oleh radio adalah :
a. Auditif, yaitu apapun yang ingin disampaikan lewat radio harus dalam bentuk
suara, selain itu tidak bisa. Berdasarkan pada karakter ini maka kualitas suara
sangat diperhatikan oleh para pengelola radio, utamanya bagian produksi yang
tugas utamanya memproduksi lagu, spot iklan, promo program atau apapun yang
akan diputar di ruang siaran suaranya harus jernih dan enak didengar.
b. Theatre of Mind, menciptakan gambar dalam imajinasi atau khayalan pendengar.
Jadi penyiar harus mampu memaparkan sesuatu yang ingin disampaikan kepada
pendengar secara detil supaya imajinasi pendengar sama dengan tujuan yang ingin
dicapai penyiar. Misalnya penyiar menyampaikan siaran langsung pertandingan
sepakbola maka apa yang diucapkan penyiar harus mampu menggambarkan
betapa pertandingan berlangsung sangat seru misalnya dengan menggunakan
intonasi tinggi dan tempo cepat, tentu berbeda dengan saat menyiarkan talkshow
mengenai musik.
c. Transmisi, proses penyebarannya atau penyampaian kepada pendengar melalui
pemancaran (transmisi) lalu diterima oleh radio masing-masing sesuai dengan
frekuensi masing-masing.

C.

Jenis Informasi pada Siaran Radio

Jenis informasi yang disampaikan melalui media radio terdiri dari berbagai macam
jenis program akan tetapi secara umum program radio terdiri dari :
a. Music Program, ini program utama radio manapun kecuali radio khusus berita.
Biasanya berisi pemutaran lagu pilihan pendengar diselingi info ringan atau kuis,
seusai pemutaran lagu biasanya diselingi juga komentar tentang lagu tersebut.
b. Talkshow, biasanya mendatangkan nara sumber atau bintang tamu untuk bincangbincang tentang sebuah tema atau topik hangat.
c. News Program, disebut juga acara berita.

D.

Khalayak Sasaran Siaran Radio

Bila terjadi kemacetan lalu lintas, pendengar radio di mobil selalu mencari informasi
lebih banyak tentang keadaan lalu lintas dari radio, dan radio dapat memberikan informasi
lebh banyak lagi bagi pendengar yang segmentasinya lebih bervariasi dan lebih banyak lagi.
Radio merupakan suatu industri yang sehat dalam industri iklan. Radio merupakan segmen
media yang membantu percepatan ekonomi paling cepat selama tahun 1997 hingga saat ini.

E.

Peralatan Siaran Radio

1. Audi Mixer
Audio Mixer adalah alat untuk mengatur sinyal elektrik dari microphone
studio, tape recorder, dan sinyal prosesor. Operator menggerakan isarat ini dengan
knob atau tombol, kemudian mengarahkan kembali sinyal ke tape recorder, sinyal
prosesor, dan monitor power amplifier. namun sekarang telah banyak keluar audio
mixer yang tidak hanya berfungsi sebagai pencampursaja namun juga sebagai
pemroses audio ini dinamakan consul atau juga banyak yang menyebut dengan
mixer consul.
2. Microphone
Microphone adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghantarkan getaran
suara kepada out speaker. Maka ujung tombak pengeras suara adalah microphone,
benda ini dapat dikunjungi dengan beberapa macam istilahnya ada yang mono dan
stereo, berkaki dua dan empat, basic dan wireless, microphone classic dan
moderen, microphone buat rekaman hingga microphone yang sering digunakan
untuk adzan di mushola.
Dari jenis dan type microphone ini berbeda-beda, untuk mempelajari secara
spesifik tentang microphone anda bisa membaca buku manual microphone yang
anda gunakan atau berkonsultasi dengan teknisi lo Ada microphone yang

3.

4.

5.

6.

mengharuskan mulut lo harus berada didepan micdengan jarak 1-2 jengkal (seperti
sennheiser e-35, dkk), tetapi ada pula yang tidak terlalu meminta lo harus dekat
mic (condenser microphone). Setiap studio siaran berbeda, sehingga lebih
lengkapnya, silahkan berkonsultasi dengan teknisi atau manager program lo.
Komputer
Komputer adalah media informasi dengan memasukan input dan memproses
data dengan mengeluarkan hasil output yang kita inginkan dan bekerja secara
otomatis. Dikerjakan dengan software atau applikasi dan tersimpan melalui media
penyimanan data.
Data adalah bahan dasar yang akan diproses untuk menghasilkan sebuah
informasi. Jadi, informasi adalah kumpulan kumpulan data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berarti untuk penerima informasi tersebut, contohnya lagu-lagu
yang akan diputar di radio.
Matrix
MATRIX adalah sebuah automation software yang telah banyak digunakan di
beberapa radio di Indonesia. Disain sistem dibuat dan disesuaikan dengan
kebutuhan radio di Indonesia. Paket software ini terdiri dari 6 Modul (6 Software)
diantaranya: Modul OnAir, Modul Traffic, Modul Music Director, Modul
Produksi, Modul SMS dan Modul News.
Matrix menyediakan sebuah feature tambahan sebagai pelengkap sarana siaran
yaitu menu SMS, dengan tambahan feature ini maka diharapkan akan menambah
sisi interaktif antara pendengar dengan radio anda, dan juga pada saat ini sms
merupakan komunikasi paling murah dan paling efiesien. Prinsip kerja dasar dari
feature ini adalah memindahkan data sms yang diterima di handphone dan
selanjutnya dikirimkan ke layar komputer melalui kabel data. Cara Kerja dan
kemampuan :
a. Menerima sms, memfilter dan mengirimnya ke komputer siaran.
b. Dapat mereply sms dari sms yang masuk dengan message tertentu.
c. Database pendengar bersifat permanen namun masih di-export ke dalam
format Excel.
Headphones
Fungsi headphone adalah untuk mendengarkan aktifitas yang sedang
mengudara. Sehingganya penyiar diwajibkan untuk menggunakan headphones
disaat siaran berlangsung. Headphones juga sengaja diadakan untuk
mengantisipasi brooming jika kita menggunakan speaker kontrol yang biasa,
mengingat dalam ruangan tersebut microphone juga aktif ketika anda menyiar.
Jangan lupa perhatikan tanda L dan R di speaker headphones. tanda L berarti
LEFT yag artinya posisi di telinga kiri dan R berarti RIGHT yang berarti
digunakan di telinga kanan.
Hybrid Telepon
Hybrid adalah sebuah alat yang mengkonversi sambungan telepon biasa ke
mixer siaran anda. Hal ini membuatan anda bisa berkomunikasi langsung dengan
pendengar. Anda juga harus bisa mengenali alat tersebut, biasanya hybrid

diaktifkan sebelum fader mixer digeser keatas, hal ini mengantisipasi adanya
bunyi yang tidak diinginkan terdengar oleh pendengar

7. Compact Disk
CD adalah media penyimpanan lagu-lagu. Walaupun zaman sekarang radio
sudah memakai komputer dan software untuk memutar lagu, tetapi CD sangat
bermanfaat jika computer tiba-tiba hang. CD bisa menutupi keadaan dead air.
8. Kaset
Kaset adalah sebuah benda yang terbuat dari bahan campuran plastik yang
berisi gulungan pita karbon yang bisa menyimpan hasil rekaman suara maupun
gambar. Dahulu kala, sebelum ada CD dan software, radio menggunakan media
kaset untuk memutarkan lagu.
9. Radio Tape dan CD Player
Alat ini sangat membantu jika computer hang. Tinggal masukkan CD atau
kaset ke dalamnya.
10. Flashdisk
Fungsi dari Flash disk adalah sebagai media penyimpanan data. USB flash
drive adalah alat penyimpanan data memori flash tipe NAND yang memiliki alat
penghubung USB yang terintegrasi. Flash drive ini biasanya berukuran kecil,
ringan, serta bisa dibaca dan ditulisi dengan mudah. Jika file lagu yang ada di
dalam computer tidak lengkap, bisa memasukkan lagu yang ada di dalam
flashdisk.
11. Modem
Modem adalah singkatan dari modulator-demodulator yaitu alat yang
digunakan untuk menghantar dan menerima data dari sebuah PC ke PC lainnya
melalui kabel telephone. Modem adalah alat yang bertugas untuk menukar data
dari bentuk digital ke analog dan sebaliknya. Dengan adanya internet, dunia siaran
akan terbantu, karena script writer biasanya mencari bahan berita dari internet.
Penyiar juga bisa mendapatkan bahan obrolan dari internet. Bahkan siaran radio
dapat didengarkan oleh seluruh dunia dengan proses streaming.

F.

Sistem
Komputerisasi
studio
&mmPengarsipan digital siaran Radio

Radio

Merupakan sistem aplikasi untuk mendukung operasional stasiun radio mulai dari
pengelolaan Program Siaran, Perencanaan Siaran, Pelaksanaan Siaran [On-Air], Pengelolaan
Berita / Informasi dan Lagu, Produksi Audio, Pengelolaan Iklan, Perekaman Siaran,
Pemancaran Siaran melalui Internet [Audio Streaming] dan Pengelolaan Sumberdaya [SDM,
Asset, Keuangan, dll].
1. STL ( Studio Transmitter Link)

STL berguna untuk memancarkan program siaran dari studio ke


pemancar dengan lokasi yg berbeda. Kami Desain dengan system dual
conversi untuk kepekaan dan selektifitas yang handal, tersedia dalam mode
manual dan LCD Display
2. Pemancar FM
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih sinyal
input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi
dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai output daya
yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan. Dalam
bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM dan sebuah power
amplifier RF dalam satu unit. Sebenarnya pemancar FM terdiri atas rangkaian
blok subsistem yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu:
a. FM Exciter. FM exciter merubah sinyal audio menjadi
frekuensi RF yang sudah termodulasi. Jantung dari pemancar
siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah
untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang
pembawa dengan satu atau lebih input (mono, stereo, SCA)
sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang telah
dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke
level yang dibutuhkan oleh tingkat berikutnya.
b. Penguat (Amplifier) adalah komponen elektronika yang
dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum).
Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara
(yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik) pada bagian
inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian
outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah
gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi frekuensi
disebut sebagai fungsi transfer. intermediate Power Amplifier
(IPA) dibutuhkan pada beberapa pemancar untuk meningkatkan
tingkat daya RF agar mampu menghandle final stage power
Amplifier di tingkat akhir menaikkan power dari sinyal sesuai
yang dibutuhkan oleh sistem antena.
c. Catu daya (power supply) berfungsimerubah input power dari
sumber AC menjadi tegangan dan arus DC atau AC yang
dibutuhkan oleh tiap subsistem.
d. Transmitter Control System untuk memonitor, melindungi
dan memberikan perintah bagi tiap subsistem sehingga mereka
dapat bekerja sama dan memberikan hasil yang diinginkan.
e. RF Lowpass Filter untuk membatasi frekuensi yang tidak
diingikan dari output pemancar.
f. Directional coupler yang mengindikasikan bahwa daya sedang
dikirimkan atau diterima dari sistem antenna.

G.

Stasiun Pemancar Radio

1. Studio Pemancar Radio


Salah satu komponen penting pada stasiun pemancar radio adalah antene
pemancar dan saluran transmisinya. Saluran transmisi (transmission line) adalah
sarana untuk menghantarkan tenaga listrik yang berasal dari sumber (pesawat
pemancar) ke beban (antene pemancar), dimana letak beban berjauhan. Selain
untuk menghubungkan antara pemancar dan antene, saluran transmisi juga
dipergunakan untuk saluran ukur dalam pengukuran VHF/UHF dan sebagai trafo
penjodoh (matching transformer). Saluran transmisi disebut juga saluran pancar
atau saluran pengumpan (feeder line).
2. Peralatan Studio dan Fungsinya
Biasanya terdapat 2 studio dalam sebuah stasiun radio, yaitu studio siaran dan
studio produksi. Studio siaran digunakan untuk menyiarkan materi-materi siaran,
tempat penyiar berbicara, memutar lagu dan iklan. Studio produksi digunakan
untuk mempersiapkan dan membuat materi-materi siaran, seperti bikin spot iklan,
tes vokal calon penyiar, editing lagu, dsb.
Secara umum peralatan yang ada di studio adalah: komputer, audio console
(mixer), audio input, speaker monitor, monitor studio, headphone, microphone
dan telephone. Sedangkan pesawat pemancarnya biasanya berada di ruang
tersendiri.
3. Skema sambungan peralatan dan prinsip kerjanya
Pemancar berfungsi memberikan daya kepada antene dengan frekuensi
tertentu dan memindahkan tanda-tanda bersama sinyal yang dipancarkan. Supaya
bisa dipancarkan maka sinyal informasi harus dimodulasi dengan sinyal pembawa.
Macam-macam gelombang termodulasi :
a. Gelombang termodulasi amplitudo (AM, Amplitude Modulation):
modulasi dimana Amplitudo gelombang pembawa berubah-ubah sesuai
dengan perubahan amplitudo sinyal informasi/suara. Macam-macam
sistem modulasi amplitudo AM :
1. Amplitudo jalur samping ganda dengan pembawa terpancar (DSBSC,
Double Sideband Transmitted Carrier).
2. Modulasi amplitudo jalur samping ganda dengan pembawa tertindas.
(DSBSC, Double Sideband Suppressed Carrier).
3. Modulasi amplitudo jalur samping tunggal dengan pembawa terpancar.
(SSBTC, Single Sideband Transmitted Carrier).
4. Modulasi amplitudo jalur samping tunggal dengan pembawa tertindas.
(SSBSC, Single Sideband Suppressed Carrier).
b. Gelombang termodulasi frekuensi (FM, frequency Modulation)
modulasi dimana Frekuensi gelombangmpembawa berubah-ubah sesuai
dengan perubahan amplitudo sinyal informasi/suara.

c. Gelombang termodulasi pulsa. Gelombang termodulasi pulsa banyak


dipergunakan dalam telemetri dan sistem radar. Macam-macam
gelombang termodulasi pulsa:
1. Modulasi Amplitudo pulsa (PAM, Pulse Amplitude Modulation),
Modulasi dimana amplitudo pulsa pembawa berubah-ubah sesuai
dengan perubahan amplitudo sinyal informasi/suara.
2. Modulasi lebar pulsa (PWM, Pulse Width Modulation atau PDM,
Pulse Duration Modulation), modulasi dimana lebar/lamanya pulsa
pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal
informasi/suara.
3. Modulasi posisi pulsa (PPM, Pulse Position Modulation), modulasi
dimana posisi pulsa pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan
amplitudo sinyal informasi/suara.
4. Operating prosedure
Dalam setiap siaran maka Program Director menjadi orang yang paling
didengar baik oleh penyiar maupun bidang teknik karena dia yang paling
bertanggungjawab atas baik buruknya sebuah program acara. PD juga yang
menentukan siapa berada posisi apa, misalnya penyiar yang bertugas siapa,
didampingi oleh siapa, materi yang harus disiapkan oleh script writer tentang apa,
durasinya berapa lama, dsb. Prosedur pengoperasian harus sesuai dengan standard
penyiaran radio.
Semua peraralatan harus dioperasikan dengan benar sesuai dengan petunjuk
pada instruction book pada setiap peralatan. Sebelum on air semua pesawat harus
sudah melalui tes apakah layak siar atau tidak. Oleh karena itu paling tidak satu
jam sebelum siaran semua pesawat harus sudah dihidupkan untuk pemanasan dan
tes alat. Setelah semua siap dan tidak ada gangguan baru siaran dapat dimulai.

H.

Organisasi dan SDM

Struktur organisasi yang baku dari sebuah stasiun radio tidak ada, terserah keinginan pemilik.

I.

Kualifikasi SDM Radio


1. Direksi
Dalam jajaran direksi dipimpin oleh seorang Direktur Utama, yaitu pemilik
atau orang yang ditunjuk oleh pemilik. Di bawahnya terdapat General Manager
(GM) yang bertanggungjawab atas keseluruhan operasional sehari-hari.
Selanjutnya di bawahnya terdapat para manajer, yaitu Manajer Produksi, Manajer
Marketing dan Manajer Teknik. Manajer Produksi bertugas menentukan sesi
perekaman, menangani spot iklan, mengarahkan program siaran bersama dengan
PD dan MD. Manajer produksi adalah orang yang paling bertanggungjawab atas
kulitas audio sebuah lagu agar enak didengar. Manajer Marketing bertugas
meningkatkan pendapatan stasiun radio dengan mengatur penjualan jam siaran
komersial (Air Time) atau mencari iklan. Manajer Teknik bertanggung jawab atas
bekerjanya semua peralatan stasiun (radio tools), termasuk saat siaran jarak jauh.
2. Program Director
Tanggung jawab Program Director adalah membuat jadwal siaran, mengatur
format siaran, pengatur staff penyiar sesuai dengan program dan jadwal yang
dibuat, memantau siaran, mengontrol kualitas program siaran.
3. Music Director
Bertanggung jawab atas boleh tidaknya sebuah lagu diputar oleh penyiar,
promo album dari sebuah perusahaan rekaman dan berkoordinasi dengan PD
selaku atasannya.
4. News Director
Bertugas menangani berita atau informasi yang harus disampaikan oleh
penyiar dan memilih tema-tema yang akan dibicarakan antara penyiar dan
pendengar.
5. Producer
Producer atau pengarah acara adalah orang yang khusus menangani suatu
program siaran, dia yang menentukan materi siaran, siapa penyiarnya, siapa
narasumbernya (jika perlu) dan memastikan kesiapan orang, bahan, peralatan,
daftar lagu yang akan diputar saat siaran. Producer berkewajiban menggali ide-ide
kreatif untuk mengembangkan program siaran yang menjadi tanggungjawabnya
dan ia bertanggungjawab kepada Program Director selaku atasan langsungnya.
6. Reporter atau Penyiar
Reporter sering juga disebut penyiar. Berdasarkan tugasnya juga sering
disebut announcer. Seorang reporter juga memiliki tugas sebagai seorang jurnalis
yaitu mencari, mengolah dan menyiarkan berita. Bagaimana menjadi jurnalis
radio dan bagaimana kemampuan yang diharapkan.
7. Script Writer
Sebagai bawahan News Director, Script Writer (Penulis Naskah) bertugas
mengedit naskah yang akan digunakan oleh penyiar dan menyiapkan naskahnaskah pendukung yang barangkali diperlukan dalam siaran (misalnya sebagai

selingan saat jeda pemutaran lagu). Oleh karena itu SDM penulis naskah harus
mampu membuat/menulis, membaca, menganalisis /mengevaluasi serta mengedit
naskah. Pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tersebut telah
dibicarakan pada bab jurnalistik penyiaran.
8. Public Relation
Public Relation (Humas) bertugas menjembatani antara pihak radio dan pihak
luar, misalnya ada proposal kerjasama dengan pihak luar maka ia yang
mengkoordinasikannya dengan Program Director dan Marketing Manager. Selain
itu ia berkewajiban membangun citra positif stasiun radionya. Oleh karena itu
SDM bagian humas harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
masyarakat secara personal maupun secara kelompok, untuk mendukung
pelaksanaan tugas kehumasan. Bidang tugas kehumasan adalah melaksanakan
sosialisasi dan mengkomunikasikan segala yang ada/dimiliki oleh
lembaga/perusahaan kepada masyarakat. Dengan demikian SDM humas
merupakan sumber informasi bagi masyarakat tentang perusahaan tersebut
misalnya visi, misi, potensi, program dan produk yang dimiliki. Guna mendukung
kompetensi yang diharapkan, SDM humas harus memahami teknik komunikasi
yang etis dengan sesama orang (human relation) maupun kepada masyarakat luas
(public relation). Memahami etika komunikasi antar manusia sangat mendukung
kemampuan komunikasi publik. Keterampilan berkomunikasi yang baik telah
banyak dibahas pada bab III, diantaranya tentang presentation skills.
9. Off Air Division
Bagian ini bertanggungjawab atas penyelenggaraan acara-acara off air,
pengoperasian On Board Van dan Mobile Stage serta menangani Branding
(Promosi dan pembentukan citra positif stasiun radio).
10. Pendukung
Bagian pendukung ini biasanya tidak terlibat langsung dengan proses siaran
akan tetapi dibutuhkan oleh perusahaan pemilik stasiun radio, misalnya
administrasi, keuangan, keamanan, dsb.

J.

Teknik Siaran Radio


1. Siaran Langsung
Siaran langsung atau Live adalah siaran yang proses produksi sampai dengan
pemancaran dilakukan pada saat itu juga (real time). Contoh : upacara peringatan
kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus, siaran pandangan mata pertandingan
sepakbola Indonesia vs Arab Saudi, siaran langsung panggung musik dari Ancol
dengan bintang Peterpan, dsb. Siaran langsung dapat diselenggarakan di dalam
studio atau di luar studio, tergantung dari acara yang akan disiarkan secara
langsung tersebut berada di mana. Pada siaran langsung peralatan yang dibawa
minimal adalah mic, mixer audio, amplifier, alat perekam tape recorder/kaset
recorder, Kaset player dan pesawat pemancar lengkap dengan antenenya.

Peralatan pendukung seperti kabel power kabel audio dan genset. Crew secara
minimal harus ada reporter yang melaporkan pandangan matanya satu atau dua
orang, operator dan tenaga teknik.
2. Siaran Tidak Langsung
Siaran tidak langsung adalah siaran yang proses produksi dilakukan dahulu
baru kemudian pada waktu berikutnya disiarkan. Jadi proses produksinya
dilakukan di studio rekaman sehingga dihasilkan produk penyimpan audio, bisa
berupa kaset atau mp3 atau naskah yang harus dibacakan oleh penyiar. Untuk
siaran yang tidak langsung, peralatan yang tidak dibawa hanya pesawat
pemancarnya karena akan disiarkan lain waktu. Seperti proses siaran langsung
tetapi hanya direkam pada tape recorder. Hasil rekamannya dibawa ke studio
untuk disempurnakan dan penyiarannya dengan cara memutar kembali tape hasil
rekaman dan output tape recordernya disalurkan ke pemancar untuk dipancarkan
secara luas. Program ini disebut siaran ulang/tunda.
3. Menggunakan sistem peralatan audio
Kualitas audio yang tinggi merupakan tujuan dan harapan dari sistem
peralatan audio, sehingga penggunaan yang baik dari sistem peralatan audio
dituntut untuk menghasilkan kualitas audio yang baik. Audio yang berkualitas
baik adalah audio yang memiliki power yang cukup, warna suara yang baik,
keharmonisan antara nada bass dan treble, dinamis, intonasi dan artikulasi jelas,
tidak mengandung derau/noise dan sebagainya. Oleh karena itu perlu digunakan
peralatan yangberkualitas baik juga, disamping penggunaan peralatan yang
memiliki impedansi matching. Misalnya antara mic dengan amplifier harus match
impedansinya, sehingga dapat menghasilkan produk audio yang maksimun tanpa
hambatan. Antara amplifier dengan speaker juga demikian agar kualitas suara
baik. Ketidak cocokan impedansi akan menyebabkan pembebanan pada peralatan
sehingga peralatan bekerja di luar karakteristiknya, sehingga akan menghasilkan
produk audio yang kurang berkualitas. Informasi besarnya impedansi dapat
diamati pada nameplate setiap peralatan.

K.

Materi Program Siaran Radio

1. Merancang Format Program Siaran Radio


Berdasarkan pada teknik siarannya ada 2 macam teknik siaran, yaitu :
a. Teknik Ad Libitum, yaitu siaran tanpa naskah dimana penyiar berbicara
santai, tanpa tekanan dan beban maka perlu dibuat format siaran supaya tidak
ngelantur. Format ini harus dipatuhi oleh penyiar, misal lama bicara
maksimum 5 menit, perbandingan musik dan bicara 2 : 1, informasi yang
diangkat mengenai teknologi maka format ini harus dijadikan pegangan
penyiar supaya sesuai dengan program siaran. Biasanya untuk memudahkan
penyiar membaca format program siaran dibuat dalam format Clock, yaitu

dalam bentuk jam dimana persentasenya diwakili dengan bagian-bagian sudut


lingkaran jam.
b. Teknik siaran Script Reading, yaitu siaran dengan cara membaca naskah
karena biasanya naskah sudah diukur durasinya maka format program
siarannya tidak perlu lagi harus ditulis detil, penyiar tinggal baca naskah di
situ sudah sudah ditulis kapan mesti berhenti untuk lagu atau iklan.
Format setiap jenis sangat perlu direncanakan, agar proses siaran lancar dan
mengalir. Untuk merencanakan format siaran perlu diperhatikan durasi atau lama
siaran, materi siarannya, musik yang akan digunakan sebagai selingan, backsound,
kapan dan berapa lama penyiar berbicara baik secara formal maupun nonformal,
berapa banyak iklan yang harus disiarkan dan dimana ditempatkan dan
sebagainya. Dalam membuat perencanaan format juga harus memperhatikan
kemauan pendengar/pasar. Hal ini tentunya adalah usaha menaikkan rating/jumlah
pendengar, yang akhirnya akan menjadi daya tarik pemasang iklan. Pelaksanaan
siaran dengan format yang telah dirancang harus dimonitor dan dievaluasi sejauh
mana format tersebut efektip. Bila ternyata kurang efektip, maka format tersebut
harus direvisi.
2. Jenis-jenis Program Siaran Radio
a. Music Program. Program yang menyiarkan musik untuk menghibur
pendengar. Biasanya dibuat format sesuai jenis musiknya dan jarang sekali
dicampur untuk berbagai jenis musik. Misalnya siaran khusus untuk musik
keroncong, pop, jass, dangdut, campursari, barat, Indonesia dan sebagainya.
Secara umum siaran program musik dirancang dengan format : kontak / bicara
dengan pendengar, menyuguhkan musik, selingan iklan dan dilanjutkan
pemutaran lagu berikutnya. Judul lagu biasanya sudah ditetapkan dan
disiapkan oleh penyiar sebelumnya.
b. Talkshow. Dialog interaktif atau wawancara langsung (live interview) di
studio dengan narasumber, atau melalui telepon.
Dalam ini telah
dikembangkan menjadi program diskusi interaktif yang melibatkan
narasumber dan peserta baik yang ada di dalam studio maupun pemirsa di
rumah. Penyiar dalam hal ini bertindak sebagai pemandu acara dan bahkan
sebagai moderator. Oleh karena itu harus dilakukan oleh penyiar yang
memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang tema/masalah yang
dibicarakan, mampu mengelola waktu yang tersedia dan mampu
mendistribusikan secara adil dan merata serta mampu membuat kesimpulan.
c. Talkshow. Umumnya didisain dengan format : Pembukaan yang diisi dengan
perkenalan narasumber maupun peserta, sesi/segmen pertama yang mengupas
subtema pertama, jeda untuk iklan, selingan, sesi/segmen kedua yang
mengupas subtema kedua, jeda iklan, selingan dan seterusnya sampai selesai
dan ditutup dengan penyampaian kesimpulan dan salam.
d. Program News terdiri dari: Buletin (Paket berita) Berisi rangkaian beritaberita terkini (copy, straight news) bidang ekonomi, politik, sosial, olahraga,

dan sebagainya; lokal, regional, nasional, ataupun internasional. Durasi 30


menit atau lebih.Durasi bisa lebih lama jika diselingi lagu dan basa-basi
siaran seperti biasa.
e. News Insert. Insert berita. Berisi informasi aktual berupa Straight News atau
Voicer. Durasi 2 - 5 menit tergantung panjang-pendek dan banyak-tidaknya
berita yang disajikan. Biasanya disajikan setiap jam tertentu. Bisa berupa
breaking news, disampaikan penyiar secara khusus di sela-sela siaran nonberita.
f. Majalah Udara. Berisi straight news, wawancara, dialog interaktif, feature
pendek, dokumenter, dan sebagainya. Program News biasanya dirancang
dengan format siaran berita: Tune pembuka, penyampaian bidang pemberitaan
dengan backsound musik diteruskan dengan pembacaan isi berita,
penyampaian bidang berita yang lain; pembacaan isi berita dilanjutkan dengan
ulasan berita dan penutup program.

L.

Merencanakan Jadwal Siaran Radio

1. Program Harian
Program Harian Untuk mengoperasikan sebuah stasiun setiap hari maka
biasanya dibuat program acara harian, dimana crew sudah menyiapkan nama
acara berikut slot iklan dan lagu jika diperlukan. Berikut ini contoh program
harian sebuah stasiun radio.

Contoh Program Acara Harian Radio 102.8FM Menara-Bali

Senin

Jam

Good Morning Bali

06.00-08.00

Break Time
Menara Kita
POPI Relaksasi

08.00-11.00
11.00-14.00
14.00-16.00

DMC Program
Easy Rhythm
Bali Rehat

16.00-17.00
17.00-20.00
20.00-22.00
22.00-24.00

Keterangan
Menampilkan single-single manca terbaru yang
inspiratif.
Airplay lagu-lagu manca dan indo terbaru
Menampilkan single-single evergreen easy listening
Berisikan Program request yang menghadirkan singlesingle dalam negeri sendiri
Iklan Mini
Live DJ
single-single easy listening dari manca Negara
Lagu-lagu dalam negri dengan format request

Selasa
Good Morning Bali

Jam
06.00-08.00

Keterangan
Menampilkan single-single manca terbaru yang
inspiratif.
DUET
Menampilkan single-single evergreen easy listening
Talkshow Kesehatan
Menampilkan single-single evergreen easy listening
Berisikan Program request yang menghadirkan singlesingle dalam negeri sendiri
Disco Music Collection
Single-single easy listening dari manca Negara
Lagu-lagu dalam negri dengan format request

Break Time
Menara Kita
Menara Kita
POPI Relaksasi

08.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-17.00

DMC Program
Easy Rhythm
Bali Rehat

17.00-20.00
20.00-22.00
22.00-24.00

Rabu
Good Morning Bali

Jam
06.00-08.00

Break Time
Menara Kita
POPI Relaksasi

08.00-11.00
11.00-14.00
14.00-16.00

DMC Program
Easy Rhythm
Bali Rehat

16.00-17.00
17.00-20.00
20.00-21.00
23.00-24.00

Kamis
Good Morning Bal

Jam
06.00-08.00

Break Time
Menara Kita
POPI Relaksasi

08.00-11.00
11.00-14.00
14.00-17.00

DMC Program
Easy Rhythm
Bali Rehat

17.00-20.00
20.00-22.00
22.00-24.00

Jumat
Good Morning Bali

Jam
06.00-08.00

Break Time
Menara Kita
POPI Relaksasi

08.00-11.00
11.00-14.00
14.00-17.00

DMC Program
Milis
Bali Rehat

17.00-20.00
20.00-22.00
22.00-24.00

Keterangan
Menampilkan single-single manca terbaru yang
inspiratif.
AIrplay lagu-lagu manca dan indo terbaru
Menampilkan single-single evergreen easy listening
Berisikan Program request yang menghadirkan singlesingle dalam negeri sendiri
Disco Music Collection
Memory in love song
Lagu-lagu dalam negri dengan format request

Sabtu

Jam

Keterangan

Keterangan
Menampilkan single-single manca terbaru yang
inspiratif.
Airplay lagu-lagu manca dan indo terbaru
Menampilkan single-single evergreen easy listening
Berisikan Program request yang menghadirkan singlesingle dalam negeri sendiri
Iklan Mini
Live DJ
Single-single easy listening dari manca Negara
Lagu-lagu dalam negri dengan format request
Keterangan
Menampilkan single-single manca terbaru yang
inspiratif.
Duet
Menampilkan single-single evergreen easy listening
Berisikan Program request yang menghadirkan singlesingle dalam negeri sendiri
Disco Music Collection
single-single easy listening dari manca Negara
Lagu-lagu dalam negri dengan format request

Good Morning Bali

06.00-08.00

Break Time
Menara Kita
Chart's
DMC Program
Easy Rhythm
Bali Rehat

08.00-11.00
11.00-14.00
14.00-16.00
16.00-17.00
17.00-20.00
20.00-22.00
22.00-24.00

Menampilkan single-single manca terbaru yang


inspiratif.
Airplay lagu-lagu manca dan indo terbaru
Menampilkan single-single evergreen easy listening
Indo Chart Competition
Iklan Mini
Live DJ
single-single easy listening dari manca Negara
Lagu-lagu dalam negri dengan format request

Minggu
SIARAN ROHANI
Break Time
Menara Kita
Chart's
Indie corner
DMC Program
Chart's
Bali Rehat

Jam
06.00-08.00
08.00-11.00
11.00-14.00
14.00-15.00
Indie corner
17.00-20.00
20.00-22.00
22.00-24.00

Keterangan
Kristiani
Airplay lagu-lagu manca dan indo terbaru
Menampilkan single-single evergreen easy listening
Hot request
Indie corner
Live DJ
MENARA HOT 20 SINGLE
lagu-lagu dalam negri dengan format request

2. Program Mingguan
Program mingguan adalah program siaran yang harus dijalankan rutin tiap
minggu, wujud penjabarannya dilakukan pada program harian.
3. Jadwal Siaran Radio
Jadwal siaran mirip dengan program harian (contoh di atas), biasanya lebih
spesifik ditujukan kepada crew yang harus siap untuk suatu jam tertentu.

M.

Produksi Program Siaran Radio

1. Peralatan dan Bahan Produksi Audio


Microphone adalah alat bantu yang merubah getaran suara menjadi getaran listrik.
Microphone merupakan input utama dari peralatan audio, karena peka terhadap getaran suara
maka tata letaknya menjadi perhatian khusus agar suara- suara yang tidak diperlukan tidak
masuk ke dalam microphone dan mengganggu suara yang kita perlukan. Berdasarkan pada
media perambtannya maka microphone dibagi menjadi 2, yaitu : wiring mic (menggunakan
kabel) dan wireless mic (tanpa kabel).
Berdasarkan pada arah penangkapannya microphone dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Uni Direct (satu arah) Microphone yang wilayah penangkapan suaranya
hanya dari arah di depannya saja. Cirinya adalah bentuknya ramping,

dipergunakan untuk wawancara agar dari arah depan saja yang tertangkap
suaranya.
b. Omni Direct (segala arah) Microphone yang wilayah penangkapan suaranya
dari segala arah. Cirinya adalah bentuknya tidak terlalu ramping,
sensitivitasnya rendah dan biasanya digunakan untuk membuat general sound.
c. Bi Direct (2 arah) Microphone yang wilayah penangkapan suaranya dari 2
arah. Cirinya adalah sensitivitasnya rendah, dipergunakan untuk membuat
rekaman live agar dapat menangkap suara dari arah depan dan belakang.
Berdasarkan pada typenya microphone dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Dynamic Microphone, adalah microphone yang menggunakan prinsip kerja
induksi. Getaran suara menggerakan membran/diafragma, getaran yang
dihasilkan membran menggerakan moving coil yang berada dalam medan
magnet sehingga akan menyebabkan timbulnya arus listrik. Arus listrik yang
dihasilkan seirama dengan getaran suara yang diterima. Dynamic microphone
memiliki ciri : tidak memerlukan catudaya, berat (karena ada trafo), Respon
Frekuensi lebih rendah dibanding Microphone Condensor dan dapat
menangkap suara dari instrumen yang keras (drum, trompet, dsb).
b. Carbon Microphone, adalah microphone yang menggunakan prinsip kerja
nilai hambatan/resistor (berbahan arang) yang berubah-ubah. Getaran suara
yang dihasilkan akan menggerakkan membran/diafragma, getaran membran
menghasilkan kerapatan dan kerenggangan arang sehingga akan menghasilkan
perubahan nilai hambatan pada lilitan primer. Sehingga perubahan arus listrik
yang dihasilkan lilitan sekunder akan sebanding dengan perubahan getaran
suara yang diterima. Carbon Microphone memiliki ciri : catu daya besar, berat
(karena ada trafo), Respon Frekuensi lebih rendah dibanding Dynamic
Microphone, contohnya adalah telepon rumah.
c. Condensor Microphone, adalah microphone yang menggunakan prinsip kerja
condensator. Getaran suara menggetarkan membran/diafragma, getaran yang
dihasilkan menggerakan maju/mundur lempeng penghantar pada condensator
sehingga menghasilkan perubahan nilai kapasitansi sesuai dengan getaran
suara yang diterima oleh membran. Perubahan nilai kapasitansi diubah
menjadi perubahan isyarat listrik yang kemudian diperkuat dengan pre-amp
sehingga dapat dipakai sebagai input audio. Condensor Microphone memiliki
ciri : perlu catu daya, Respon Frekuensinya flat, sensitivitas tinggi, noise
rendah, membutuhkan pre-amp untuk mencocokkan impedansi capsul
condensor dengan low impedance input.
Berdasarkan pada tata letak yang disesuaikan dengan fungsinya secara garis besar
terdapat 3 jenis, yaitu :
a. Mikrofon untuk announcer, sebaiknya digunakan Condensor Microphone
dengan pola tangkapan uni directional. Diletakkan kira-kira 15-30 cm di depan
mulut. Perlu diperhatikan keras atau pelan sumber suara dibandingkan dengan
kondisi akustik ruang dan gangguan sekitar.

b. Mikrofon untuk dialog, 1 mic untuk untuk 2 pembicara yang berdampingan


akan berakibat keduanya harus duduk merapat selain itu jika volume suara
keduanya tidak sama akan membuat operator kesulitan mengaturnya.
Sebaiknya posisi duduknya berseberangan dengan menggunakan mic yang
memiliki pola tangkapan bi directional.
c. Mikrofon untuk drama, 1 mic untuk 2 pemain (biasanya bi directional atau
omni directional). Supaya mic tidak terlihat oelh penonton digunakan Gun
Microphone dengan pola patern super cardioid. Mic digantung pada
ketinggian tertentu pada boom stand dengan sudut sekitar 30o pada pembicara
maka perlu boomer yang bertugas menjaga posisi mic sehingga didapat hasil
yang maksimal.
Disamping micropon peralatan produksi audio diantaranya alat sumber audio yang
akan direkam, mixer, equalizer, amplifier, headpoe/speaker, audio tape recorder (multi trax)
atau komputer.
Bahan Produksi Audio adalah bahan yang digunakan untuk menyimpan audio yaitu
pita tape
dalam bentuk roll atau kaset audio blank. Sedangkan bahan lain sebagai
perlengkapan pendukung seperti bateray untuk mic dan untuk peralatan lainnya. Dan
sebagainya.
2. Membuat naskah program Radio
Naskah dalam pengertian ini adalah hasil karya pengarang yang dituangkan ke dalam
tulisan kemudian disajikan dalam bentuk program. Hal yang perlu diperhatikan dalam naskah
adalah :
a. Identitas Naskah, hal ini sangat penting karena berisi informasi mengenai jenis
program, proses produksi, sound effect yang dubutuhkan.
b. Nomor Urutan Dialog Antar Pemain, akan sangat berguna saat proses produksi
karena jika terjadi kesalahan (kesalahan baca, kesalahan rekam) proses
pengulangan akan dapat diketahui mulai dari mana dan berakhir di mana.
c. Penulisan, gunakan huruf kecil kalimat yang disuarakan dan gunakan huruf
kapital untuk keterangan atau perintah. Gunakan pula tanda baca dengan
menggunakan garis miring / untuk koma, // untuk titik koma dan /// untuk titik
pada bagian yang harus dibaca atau disuarakan. Gunakan sistem penulisan
menggunakan bahasa yang baik dan benar
3. Teknik Rekaman Audio
Merekam adalah kegiatan mendokumentasikan informasi kedalam suatu media
tertentu (kaset, CD) kemudian informasi ini dapat kita perdengarkan kembali untuk tujuan
tertentu. Jenis audio yang direkam meliputi musik, sandiwara radio, wawancara, dsb. Hal
hal yang perlu dicermati saat siaran adalah: soundproof studio rekaman yang baik, hasil
rekaman bebas noise, artikulasi jelas,intonasi, keindahan, pengaturan microphone, sound
effect yang sesuai, dan sebagainya.

4. Teknik Editing Audio


Editing audio biasanya dilakukan dengan cara mengambil dialog yang diperlukan
untuk disiarkan. Setelah semua dialog yang dibutuhkan sudah diedit berikutnya diberi sound
effect, hal ini diperlukan untuk mengatasi latar belakang suara yang patah-patah sebagai hasil
editing. Secara umum sound effect meliputi :
a. Background Sound, misalnya suara angin, air, burung, dsb agar mampu
memberi kesan tertentu bagi pendengar.
b. Hard Effect, meliputi suara keras, misal : ledakan gunung, tabrakan mobil,
buka/tutup pintu, ledakan senjata, dsb. Biasanya suara-suara seperti ini sudah
ada di sound library atau keyboard.
c. Folley, yaitu merekayasa suara dengan cara tertentu sehingga menyerupai
suara yang diinginkan, misal suara langkah kaki.
d. Musik Illustrasi, biasanya direkam dulu di studio baru disinkronkan dengan
yang lain saat editing. Ada juga yang direkam langsung saat adegan / dialog.
5. Mixing
Mixing adalah proses dimana mencampur masing-masing track hasil rekaman
sehingga dihasilkan satu produk rekaman. Misal sebuah lagu dimana suara vokal, suara
keyboard, suara gitar, suara drum, suara bass masing-masing direkam dalam waktu yang
berbeda ke dalam media yang berbeda juga tentunya kemudian dilakukan proses
penggabungan, proses ini yang disebut dengan proses mixing.
6. Produksi MP3
Mengingat bahwa saat ini teknologi komputer telah merambah ke berbagai bidang
tidak terkecuali bidang radio broadcasting maka untuk menyimpan file rekaman (lagu, iklan,
dsb) tidak lagi melulu dalam bentuk kaset akan tetapi lebih banyak dalam bentuk file yang
sudah dimampatkan dan diberi nama mp3. Proses pembuatannya bisa dilakukan dengan
mengubah file audio analog yang dimasukan ke input sound card komputer kemudian akan
dikonversi ke dalam file mp3.

N.

Perpustakaan Audio atau Discotique

1. Program
Program-program yang telah/pernah disiarkan sangat penting untuk disimpan dan
diadministrasikan dengan baik dan tertib. Hal ini sangat berguna bagi stasiun radio pemancar
untuk digunanakan sebagai arsip dan sebagai bahan pengembangan untuk dikemas menjadi
program siaran yang baru. Demikian pula dapat dipergunakan sebagai referensi untuk
merencanakan program siaran baru yang menarik.
2. Audio Music

Penyiaran radio paling banyak menyiarkan acara hiburan jenis musik. Oleh karena itu
stasiun radio harus memiliki persediaan segala jenis musik, lagu mulai dari yang lama sampai
dengan yang baru. Disinilah pentingnya diskotik/perpustakaan audio. Dengan adanya
perpustakaan musik akan memudahkan untuk materi siaran maupun produksi program.
3. Sound Effect
Sound efek sangat diperlukan untuk pendukung produksi. Oleh karena itu
perpustakaan juga perlu memiliki segala macam sound efek untuk menyediakan kebutuhan
produksi program.

BAB V
Penutup
A.

Kesimpulan

Perkembangan tersebut membuka peluang bagi tenaga kerja bidang penyiaran yaitu
penyedia informasi yang akan disajikan melalui media komunikasi yang ada baik melalui
media cetak maupun elektronik seperti radio dan televisi. Oleh karena itu sangat tepat bila
sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menjadi orang-orang yang memiliki
kompetensi di bidang komunikasi pada umumnya dan secara khusus pada bidang Penyiaran
dan Produksi Program Radio, TV dan Film.
Sebuah industri televisi tidak akan berjalan tanpa adanya program acara. Program
acara terdiri dari beberapa jenis, yaitu in house dan program akuisisi. Program in house
merupakan program yang diproduksi sendiri oleh stasiun televisi itu sendiri. Sedangkan
program akuisisi merupakan program yang dibeli oleh pihak televisi.
Program acara yang dibuat di dalam studio baik siaran langsung maupun siaran tunda
memerlukan sistem dan perlengkapan kerja. Sehingga semuanya dapat bersinergi dan
menghasilkan program yang baik dalam segi kualitas siar.

B.

Saran

Perlunya kerjasama dan koordinasi agar alur kerja studio menghasilkan kualitas yang
baik dalam segi produk maupun kualitas siar.

C.

Sumber Refrensi

[i] Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, (Yogyakarta, Graha


Ilmu, 2005), cetakan pertama, hal:2

[ii] Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005),


cetakan pertama, hal: 6
[iii] Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta, Pinus Book
Publisher, 2007), cetakan pertama, hal:21
[iv] Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, (Yogyakarta, Graha
Ilmu, 2005), cetakan pertama, hal : 25
[v] Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005),
cetakan pertama, hal:72
[vi] Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005),
cetakan pertama, hal:77
[vii] Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005),
cetakan pertama, hal78
[viii] Askurifai Baskin, Videografi (Operasi Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar),
(Bandung,Wwidya Padjadjaran, 2009), cetakan pertama, hal 56
[ix] Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005),
cetakan pertama, hal 80
[x]Ciptono Setyobudi, 2006, Teknologi Broadcasting TV, Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 31
http://fairiesa16.blogspot.com/2012/10/makalah-programming-dan-format-program.html
http://bangunsebayu.blogspot.com/2012/10/perlengkapandan-jalur-kerja-studio.html
http://www.acara-acara.com/events/5057#.UqlNLielqmU
http://menara-fm.com/

Anda mungkin juga menyukai