5
BAB I
KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Umur
: 17 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jakarta
Status Pekerjaan
Status Pernikahan
: Belum menikah
Agama
: Islam
B. ANAMNESIS
Auto dan alloanamnesis pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 10.00 WIB
Keluhan Utama
Page 1
C. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan Darah
: 110 / 70 mmHg
Nadi
Pernapasan
: 18 x / menit, reguler
Suhu
: Afebris
Mata
THT
D. STATUS DERMATOLOGIKUS
Regio
: Facies
Distribusi
: Regional
: Eritematosa
Ukuran
Jumlah
: Multipel
Page 3
Kultur pus
F. RESUME
Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 17 tahun. Dari autoanamnesa pada
tanggal 27 Mei 2015 pukul 10.00 WIB didapatkan:
Berjerawat sejak 4 tahun yang lalu. Keluhan semakin parah 1 minggu terakhir.
: Facies
Distribusi
: Regional
Efluoresensi Primer
: Papulopustular
Warna
: Eritematosa
Ukuran
Jumlah
: Multipel
Efluoresensi Sekunder
: Ekskoriasi
Konfigurasi
: Diskret
G. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
H. PENATALAKSANAAN
a.Non-medikamentosa
Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya
Menghindari junk food, diet rendah karbohidrat
Hindari stres psikologis
Istirahat yang cukup
Medikamentosa
Page 4
Antibiotika
(Tetracycline,
minocycline,
doxycycline,
cotrimoxazole,
clindamycin)
R/ Tretinoin 0.025% gel fl. I
S. u. e.
dd
tab I
R/ ClindaGel fl. I
S.u.e.
I. PROGNOSIS
Ad vitam
Ad functionam
Ad kosmetikam
Ad sanationam
: Bonam
: Bonam
: Dubia
: Dubia
J. PEMERIKSAAN LANJUTAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ACNE VULGARIS
PENDAHULUAN
Akne adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya
komedo,papul.pustul serta nodus pada tempat predileksinya
EPIDEMIOLOGI
Kligman mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang sama sekali tidak pernah menderita
penyakit ini. Penyakit ini jarang terjadi pada waktu lahir, namun ada kasus yang terjadi pada
masa bayi 1. 80% terjadi pada usia 11-30 tahun.Tetapi insiden yang paling sering terjadi
Page 5
GEJALA KLINIS
Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka,bahu,dada bagian atas, dan punggung
bagian atas. Lokasi kulit lain misalnya leher,lengan atas,dan glutea kadang-kadang terkena.
Erupsi kulit polimorf, dengan gejala predominan salah satunya, komedo,papul yang tidak
beradang, dan pustul, nodus dan kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun
umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis.
Komedo adalah gejala patognomonik bagi acne berupa papul miliar yang di
tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat mengandung unsur
melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black komedo, open comedo).
Sedangkan bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung
unsure melanin disebut komedo putih atau komedo tertutup ( white comedo, closed comedo)
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Komedo Hitam
Komedo Putih
GRADASI
Page 7
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum,yaitu
pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok unna). Sebum yang
menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunakbagai nasi
yang ujungnya kadang berwarna hitam.
Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupakan
sebukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosebaseadengan massa sebum di dalam folikel.
Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair
sebum yang bercampur dengan darah,jaringan mati dan keratin yang lepas.
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dapat
digunakan untuk penelitia,tetapi hasil sering tidak memuaskan.
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit dapat pula kadar asam lemak bebas
DIAGNOSIS BANDING
Page 8
Page 10
dan asam azeleat (15-20%) . (Azelex 20% cream) dicarboxylic acid first developed
for benign hyperpigmentation disorders; used for mild to moderate inflammatory
acne, has bacteriostatic properties against P. acnes, normalizes keratinization.
apply BID to clean, dry skin
similar to 5% BP or 0.05% tretinoin
-
Antibiotika topical yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel yang
berperan dalam etiopatogenesis akbe vulgaris,misalnya oksi tetrasiklin (1%),
eritromisin (1%),dan klindamisin fosfat (1%).
Lainnya, misalnya etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.
2. Pengobatan Sistemik
Pengobatan sistemik terutama ditujukan untuk menekan aktivitas jasad renik di
samping dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan
mempengaruhi keseimbangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri atas:
a. Anti bakteri sistemik : tetrasiklin (250 mg - 1 g/ hari), eritromisin (4x250
mg/hari), Doksisiklin (50 mg/hari), trimetoprim (3x100 mg/hari)
-
tidak digunakan untuk jerawat yang tidak meradang, dapat digunakan bersamaan
dengan terapi topical.
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularsito SA, Djuanda S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin .5 th.ed. Penerbit FKUI,
Jakarta 2005.
2. Siregar. Atlas Berwarna saripati penyakit kulit. Ed.2. Jakarta : EGC .2004 ;
164-167
2015.
Page 13