Anda di halaman 1dari 3

RENCANA RANGKAIAN ACARA AQAD NIKAH DAN RESEPSI PERNIKAHAN

1. PENYAMBUTAN
Calon mempelai pria beserta orang tua dan rombongan disambut oleh
orang tua calon mempelai wanita. Ibunda calon mempelai wanita
mengalungkan bunga penyambutan kepada calon mempelai pria.
Kemudian calon mempelai pria dibawa oleh kedua orang tua calon
mempelai wanita dan diikuti seluruh rombongan untuk menempati tempat
yang telah disediakan.
2. PEMBUKAAN
3. SERAH TERIMA
a. Kata-kata penyerahan yang disampaikan oleh perwakilan dari orang tua
calon mempelai pria.
b. Kata-kata penerimaan yang disampaikan oleh perwakilan dari orang tua
calon mempelai wanita
c. Serah terima secara simbolis yang dilakukan oleh ibunda calon
mempelai pria kepada ibunda calon mempelai wanita
Sebelum acara pokok, calon mempelai pria beserta orang tua dipersilahkan
menempati tempat pelaksanaan Aqad Nikah
4. AQAD NIKAH
a. Pembacaan ayat suci Al Quran
b. Khutbah Nikah
c. Pelaksanaan Aqad Nikah, dipimpin langsung oleh perwakilan dari KUA
5. NASEHAT PERNIKAHAN
Bila belum disampaikan dalam Khutbah Nikah
6. DOA
7. SUNGKEM
8. Sebelum acara sungkem dilaksanakan, orang tua kedua mempelai duduk
berdampingan, kemudian kedua mempelai dibimbing dalam melaksanakan
sungkem
Mula-mula masing-masing mempelai sungkem kepada ibundanya, baru
kemudian kepada ayahandanya. Setalah itu baru kepada ibu dan ayah
mertua masing-masing
9. FOTO KELUARGA
Sebelum acara ucapan selamat kepada mempelai, dilakukan acara foto
keluarga, baik dari pihak mempelai wanita maupun mempelai pria.
Kemudian kedua mempelai berganti pakaian untuk persiapan di pelaminan
menerima ucapan selamat dari para undangan.
10.
UCAPAN SELAMAT KEPADA PENGANTIN
Setelah duduk di pelaminan, baru para undangan dipersilahkan memberi
ucapan selamat kepada kedua mempelai

RANCANGAN NARASI PENGANTAR ACARA SUNGKEM


Kepada ibu kandung,
Bunda, di hari yang bahagia ini, ananda bersimpuh di pangkuanmu yang teduh, pangkuan yang berpuluh tahun lalu selalu
membuat nanda nyaman tertidur pulas, pangkuan tempat menumpahkan tangis duka dan bahagia, pangkuan yang
membuat selalu betah saat dekat, dan senantiasa rindu saat jauh...
Bunda, dengan restumu, dengan doamu, pada hari ini nanda melangkah memasuki babak baru kehidupan, Sunnah Rasul
mulia, yaitu Pernikahan. Kehidupan asing yang penuh harapan, saat kau gambarkan keindahannya. Dan dengan
kebijaksanaanmu, engkau mengingatkan tentang berbagai tantangan dan ujian di dalamnya, agar nanda siap segalanya...
Bunda, berpuluh tahun engkau senantiasa di sisiku, walau ada rentangan jarak, tautan hati tak terpisahkan. Ikatan yang
terjalin kuat sejak aku dalam rahimmu, semakin kuat saat kau pertaruhkan nyawa menghatarkanku ke dunia, dengan
bersimbah keringat, air mata, dan darah... Ikatan kasih anugerah Ilahi, yang membuat engkau kuat terjaga melindungiku,
sabar mendidik dan membimbingku, mengenalkan aku pada keagungan Dienul Islam, nikmat terindah dalam hidupku.
Bunda, lautan kasih dan maafmu, tak pernah habis kau tumpahkan...bagaimanapun aku membuatmu kesal, marah,
kecewa, sedih karena kata-kataku yang tak pantas, karena sikapku yang tak seharusnya, karena keinginanku yang terlalu
berlebih...namun kau tetap tersenyum menahan rasa, dan tatapan matamu tetap lembut menahan air mata..Maafkan aku
Bunda, maafkan atas air mata yang telah mengalir karena diriku....
Duhai bunda, aku sadar, tak mungkin dapat kubalas semua pengorbanan dan jasamu, tak terhitung dalam materi, tak
terukur dalam rasa. Tak pernah kau berharap dari semua yang telah kau berikan, selain kebahagiaanku..karena disanalah
kebahagiaanmu berada.
Duhai bunda, aku tahu, hari ini ada haru menyelimutimu, menghantar kebahagiaanku...
Maka ingatlah janjiku hari ini, kan kuukir bahagia di hatimu, senyum di wajahmu, dengan menjadikan kehidupan
pernikahanku sebagai hal terindah dalam hidupku, wasilahku menggapai kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat,
seperti harapan dalam doa-doa panjang di sujudmu yang penuh ketulusan....
Bunda, doamu adalah motivasi dan semangatku...antarkan aku, temani aku selalu dengan doa-doamu...
Kepada Ayah kandung
Ayah, pada hari ini, ijinkan daku bersimpuh di pangkuanmu yang selalu kokoh, pangkuan yang berpuluh tahun lalu
menopang kemanjaanku, dan kini menjadi tumpuan menumpahkan penghormatan dan pengabdianku padamu...
Ayah, walau apapun yang aku lakukan, tak kan dapat mengobati penat dan lelahmu, tak kan dapat membayar cucuran
keringatmu, tak kan dapat menggantikan siang dan malammu, saat engkau harus menafkahi dengan nafkah yang halalan
thoyyiban, nafkah yang menggapai keridhoan Ilahi.
Ayah, aku tahu bahwa semua keikhlasan pengorbananmu itu, karena ingin melihat senyum di wajahku, riang gembira
dalam canda, dan kesuksesan dalam masa depanku. Kasih sayangmu selalu mengalir bagai mata air yang tidak pernah
kering, nasehatmu selalu tercurah menguatkanku dalam mengarungi kehidupan ini, lautan maafmu selalu menyejukkan
keresahan hatiku...
Dan kini ayah, ketika aku belum dapat mengobati penat dan lelahmu, memberikan senyuman di bibirmu, atau memberikan
binar kebahagiaan di wajahmu sebagai tanda baktiku, aku masih meminta padamu, menghantarkan aku, merestui aku,
mendoakan aku...
Maafkan aku ayah, terima kasih ayah....
Aku tahu, dalam senyum bahagiamu hari ini, ada haru tersimpan, saat kau lepas aku pada seseorang yang akan
menggantikanmu untuk menjagaku...
Ayah, selama hidupku, kau tetap malaikat pelindungku, walau ada rentangan jarak, jaga aku dengan doa-doamu...
Kepada ayah dan ibu mertua,
Ayah, bunda, pada hari ini, pertama kali aku bersimpuh di pangkuanmu...sebagai tanda bakti dan pengabdian
Terima kasih, untuk merestui pernikahan kami, melepaskan putra/putri terkasih ayah bunda untukku... Dia yang menjadi
sempurna di mataku, karena ukiran tangan kasih dan bimbingan ayah bunda...Beri aku kepercayaan mendampinginya, dan
akan aku buktikan dengan memberinya kebahagiaan dalam pernikahan kami...
Ayah bunda, sejak hari ini, aku adalah bagian dari kehidupan ayah bunda, terimalah aku dengan segala kekurangan dan
ketidak sempurnaanku...
Maka ajari aku, bimbinglah aku, agar dapat memantaskan diri sebagai pendamping hidup putra/putri terkasihmu...
Tegur aku bila khilaf, ingatkan bila langkahku salah, perlakukan aku sebagaimana putra/putri yang kau kasihi..
Jangan lepaskan kami, jangan tinggalkan kami, dampingi langkah kami dengan tumpahan kasihmu yang tercurah dalam
untaian doa-doa...

Karena kami, selalu membutuhkan ayah bunda, dimana dan kapanpun kami berada...

Anda mungkin juga menyukai