tana
h
geomorfolo
gi
iklim
hidrolo
gi
GEOLOGI
INDONESIA
LEMPENG-LEMPENG
TATANAN FISIOGRAFIS
INDONESIA
PAPARAN
SUNDA
PAPARAN
SAHUL
WILAYAH GEOMORFOLOGI
INDONESIA
Secara astronomis terletak antara
21 LU - 11 LS dan 92 15 BT - 150
48 BT.
Meliputi seluruh daerah Indonesia
secara politis atau administratif
ditambah dengan Andaman-Nikobar,
Filipina, Papua Nugini, Jazirah
Malaka, dan Kepulauan Christmast
Busur luar
Busur dalam
Busur Pegunungan Tertier
Busur luar Kalimantan
SIRKUM
AUSTRALIS
Keadaan
morfologi
Indonesia
konstan
proses
endogen
pengangkatan
proses
eksogen
penurunan
iklim
(tropis basah)
batuan
dasit
batuan
diorit
Batuan
volkan
Atlantis
batuan
ophiolith
batuan
basalt
Australis
Daerah
Sunda
kondisi
reliefnya relatif
seimbang
Tergolong
bagian dari
Asia
mengalami
pemerosotan ke
arah tenggara
Peremajaa
n
aktifitas volkanik
dan tektoniknya
besar, kecuali
Kalimantan
pelapukan,
erosi, dan
denudasin
ya besar
iklim
tropis
basah
karakteristik
kelompok
pulau
dibentuk oleh
Sungi dan
volkan bawah
laut
Muncul
pulau-pulau
karang yang
terjal dari
dasar
Samudera
Pasifik
rangkaian
pegunung
an yang
melewati
Australia
Sirkum
Australi
s
ada busur
dalam
yang
volkanis
dan busur
luar yang
tidak
volkanis
depressi
menengah
busur luar
Banda
iklim adalah
generalisasi dari
berbagai keadaan
cuaca dalam waktu
yang panjang.
(F. J. Monkhouse)
iklim adalah diskripsi
keadaan cuaca di
daerah yang luas dalam
waktu yang panjang.
(UMUM)
iklim
adalah jalannya
keadaan cuaca atau
keseluruhan dari gejala
cuaca di daerah
tertentu sepanjang
tahun atau keteraturan
keadaan udara untuk
periode yang lama.
Kelemb
apan
Udara
Curah
hujan
Keada
an
Angin
Faktor
Pengar
uh
Iklim
Radia
si
Mataha
ri
Suhu
Udara
Tekan
an
Udara
Iklim
Matahari
Iklim tropik
(23 LU- 23
LS)
Iklim
Junghuhn
Iklim Fisis
Klasifikas
i Iklim
Iklim
Koeppen
Iklim
Thornthwaite
Iklim Mohr
Iklim Schmidt
dan Ferguson
Iklim
Oldeman
golongan kelembapan:
A sampai D
golongan suhu: suhu tropis,
mesothermal, dan
microthermal
Semua klasifikasi
iklim kecualisangat
basah maupun
sangat kering.
HIDROLOGI
Siklus
Hidrolo
gi
SUNGAI di indonesia
Sungai
Permanen
S. Kapuas
S.
Kahayan
S. Barito
S.
Mahakam
S. Musi
Sungai
Periodik
S.Bengawa
n
Solo
S. Progo
S. Opak
S. Brantas
Sungai
Intermitte
nt
Sungai
Ephemeral
S. Kalada
S. Kalada
HUJAN
MORFOLOGI
GEOLOGI
Batugamping
Aliran air tanah dalam rekahan dan rongga
batugamping dapat menimbulkan pelarutan dan
pembesaran rongga, sehingga sering berkembang
menjadi sungai bawah tanah, pada daerah batu
gamping sangat umum di jumpai keadaan
topografi karstik, yang bercirikan salah satunya
tidakair pada
terdapat
aliran yang
airterdapat
atau di Indonesia
sungai di
Mata
Batu Gamping
permukaan,
hanya Nama
terdapat
(lubangPropinsi
Mata Air sink holes
Perkiraan
Kuantitas
lubang
masuknya air
kedalam tanah)
dan
D.I Yogyakarta
Baron
4.500
l/det sungai
bawah
tanah.
Jawa Timur
Merakurak
1.000 l/det
Aceh
N.T.T
Maluku
Sumber : Dit. Jen. Pengairan
(Tuban), Saranggi
330 l/det
Kr. Darau
Camplong
Tual
500 l/det
100 l/det
4.500 l/det
Lava,
Bongkah
dan
Piroklastik
Piroklastik
yang telah
memadat
Daerah
Piroklastik
Kaki
tertutup
Gunungapi bahan
Merupakan
daerah
resapan
Dataran Aluvial
Daerah alluvial menempati daerah pantai,
sebagian daerah antar pegunungan, dan
dataran lembah sungai. Daerah aluvial ini
tertutup oleh hasil rombakan dari daerah
sekitarnya, daerah hulu ataupun daerah
yang lebih tinggi letaknya. Potensi air
tanah pada daerahntan ini ditentukan
oleh jenis dan tekstur batuan
Jenis Batuan
Potensi Air
Tanah
Lokasi
Daerah Pantai
Pasir,
Kerikil,dan
krakal
Besar
Daerah AntarGunungapi
Bahan klastik
Gunungapi
Besar
Pantai timur
Sumatera
utara,
Jabar,Jateng,
barat
Kalimantan,
Irian Selatan
Bandung,
Garut
Bondowoso,
Madiun,
Kediri,Nganju
k
Aliran
Bengawan
Solo, Serayu
lusi,
Daerah
Pasir, krikil, dan Besar
Lembah Sungai krakal
Pengertian Tanah
Thornbury, 1957, sorang ahli
geomorfologi, tanah adalah bagian
dari permukaan bumi yang ditandai
oleh lapisan-lapisan yang sejajar
dengaan permukaan bumi yang
ditandai oleh proses-proses biologis
yang bekerja dibawah dan bekerja
dibawah dan bekerja selama periode
tertentu
air 25%
udara 25%
bahan mineral 45%
bahan organik 5%
WAKTU
ORGANISME
BATUAN
INDUK
TOPOGRAFI
BAHAN
INDUK