PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara umum,`perusahaan didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujan Makalah
a. Untuk mengetahui pengertian Firma.
b. Untuk mengetahui pengertian Maatschap.
c. Untuk mengetahui perbedaan antara Maatschap dengan Firma.
BAB II
PEMBAHASAN
Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan di antara dua orang
(badan) atau lebih untuk memiliki atau bersama-sama dan menjalankan suatu
perusahaan guna mendapatkan keuntungan atau laba.
Berbeda dengan perseroan terbatas, persekutuan lebih beresiko disebabkan
tidak terdapat pemisahan yang tegas antara pemilik dan manajemen. Namun
demikian penyelenggaraan akuntansinya harus berpedoman pada ketentuanketentuan yang diatur oleh Prinsip-Prinsip Akuntansi yang lazim. Jadi dari segi
akuntansinya persekutuan sebagai unit usaha harus dianggap mempunyai
kedudukan terpisah dengan pemilik-pemiliknya.
Ciri-ciri Persekutuan
1.
menyerahkan
haknya
untuk
untuk
mengusahakan
dan
Pengertian
Maatschap (persekutuan perdata), sebagai badan usaha diatur dalam pasal
1618-1652 KUHPdt. Dalam pasal 1618 dijelaskan bahwa:
Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian dengan nama dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan dengan
maksud untuk membagi keuntungan atau kemanfaatan yang diperoleh karenanya
Unsur-unsurnya adalah :
a.
b.
c.
d.
anggotanya
b.
c.
keuntungan atau kemanfaatan dari hasil usaha yang dilakukan secara bersamasama
1 http://azanulahyan.blogspot.com/2012/07/perusahaanpersekutuan.html
Dalam pasal 1619 ayat (1) KUHPdt yang berisikan usaha persekutuan
usaha yang halal dan dibuat untuk manfaat bersama para pihak,pasal yang
menjelaskan bahwa bidang usaha yang dapat dilakukan oleh persekutuan sesuatu
yang bermanfaat bagi para sekutu.
Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sarana seperti yang dijelaskan
dalam pasal 1619 ayat (2) KUHPdt, masing-masing sekutu diwajibkan
memasukkan uang, barang, dan keahliannya ke dalam persekutuan.
2.
Jenis Perseroan
Pasal 1620-1623 BW
a.
b.
kerajian
3.
4.
a. Kewajiban untuk mengganti rugi untuk kesalahan yang dilakukan sekutu diatur
dalam Pasal 1630
b.
Perihal aturan untuk sekutu yang memasukan inbreng dalam bentuk barang
diatur dalam Pasal 1631
5.
proporsional.
b.
Keuntungan tidak boleh diperjanjikan untuk dibagi hanya kepada satu pihak atau
pihak ketiga saja.
c.
Pasal 1635 menjelaskan bahwa janji untuk membagi keuntungan hanya pada satu
pihak maka perjanjian tersebut batal demi hukum, sedangkan perjanjian untuk
membagi kerugian hanya pada satu pihak diperbolehkan.
Berakhirnya Maatschap
Mengenai berakhirnya suatu maatschap diatur dalam pasal 1646 1652 KUHPdt:
a.
b.
c.
d.
pailit.
B.
FIRMA
1.
Pengertian
Perseroan
firma
adalah
suatu
persekutuan
yang
menyelenggarakan
perusahaan atasa nama bersama, di amna tiap-tiap persero dapat mengikat firma
2 I.G. Rai Widjaya, S.H., M.A, Hukum Perusahaan, Megapoin, Jakarta,
2003, hal 42
Pada asasnya semua sekutu turut serta di dalam kepengurusan (pasal 1630 KUH
Perdata dan pasal 17 KUH dagang).
2.
Pendirian Firma
Persekutuan firma didirikan di hadapan notaries dengan akta otentik. Pasal 22
KUH Dagang mengatakan tiap-tiap persekutuan firma harus didirikan dengan akta
otentik, akan tetapi ketiadaan akta otentik tidak dapat dikemukakan untuk
merugikan pihak ke tiga. Dengan kata lain akta otentik dalam pedirian firma
bukan merupaka suatu syarat yang mutlak, hanya merupakan alat bukti jika di
kemudian hari terjadi suatu sengketa.
Namun dalam hal ini jika telah terjadi hubungan antara pihak ke tiga dengan
firma sebelum firma tersebut memiliki akta otentik lalu pihak ke tiga
mempermasalahkan mengenai akta otentik pendirian firma tersebut. Mollengraf
menyatakan bahwa suatu perseroan firma hanya dapat dibuktikan dengan akta
saja. Dengan kata lain dalam pendirian firma harus disegerakan dalam pembuatan
akta otentik sebagai suatu langkah preventif dalam menghadapi sengketa yang
mungkin terjadi di kemudian hari.
3.
a) Nama, nama depan, peekrjaan, dan tempat tinggal para sekutu firma.
b) Penunjukan saat mulai berlakunya dan berakhirnya suatu perseroan.
c)
c. Seolah-olah tidak ada seorang sekutu yang dikecualikan dari hak untuk
melalukukan perbuatan hukum dan hak untuk manandatangani dokumendokumen firma.
Firma yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar sebelum
didaftarkan dan diumumkannya firma tersebut, pihak ke tiga dapat menuntut
persekutuan firma. Namun di dalam intern firma tersebut pelanggaran tersebut
dianggap sebagai perbuatan pribadi sekutu pelaku dan dipertanggungjawabkan
secara pribadi pula. Anggaran dasar hanya mengikat sekutu saja dan baru dapat
mengikat pihak ke tiga setelah akte pendirian didaftarkan dan diumumkan.
4.
a. Para sekutu dianggap secara timbale balik telah member kuasa agar yag satu
melakukan pengurusan bagi yang lain.
b.
c. Tiap-tiap sekutu wajib turut memikul biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan
barang-barang persekutuan.
d.
Para sekutu tidak boleh membuat hal-hal yang baru terhadap benda-benda tidak
bergerak dari persekutuan.
5.
6.
7.
Kedudukan Hukum
Kedudukan Firma menjadi suatu perdebatan di kalangan para ahli.
Mollengraf menitikberatkan pada pertanggungjawaban firma, namun Scholten
berpendapat bahwa ada tidaknya pertanggungjawaban yang terbatas itu bukan
merupakan suatu syarat yang mutlak untuk menentukan ada tidaknya kedudukan
badan hukum.