Anda di halaman 1dari 48

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di Indonesia terdapat berbagai macam tanaman
yang

dapat

berkhasiat

obat,

namun,

pengolahan

dan

pengidentifikasian belum dilakukan terhadap semua bahan alam


yang tersedia tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang
farmasis yang bergerak dalam bidang penyediaan obat-obatan
untuk konsumsi consume, bertugas untuk meneliti hal tersebut
dan kemudian mengembangkannya menjadi bentuk sediaan
yang lebih memudahkan untuk digunakan oleh konsumen.
Untuk mencapai hasil yang telah dibicarakan sebelumnya,
maka perlu dilakukan suatu pengujian awal yaitu penapisan atau
lebih dikena dengan screening untuk melihat apakah suatu
bahan alam yang dianggap memiliki aktivitas antimikroba
tersebut aktif terhadap jenis mikroba apa, baik itu jamur atau
bakteri. Setelah penapisan diambil suatu kesimpulan yang akan
digunakan untuk menguji aktivitas antimikroba bahan alam
tersebut

dengan

metode

yang

sesuai

dan

menentukan

kemampuan bahan alam tersebut dengan hasil pengamatan


yang diperoleh.

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Mikroorganisme dapat hidup dimana- mana tidak hanya
diruang terbuka atau ruang tertutup. Kehidupan mikroorganisme
diruang tertutup lebih mudah dikendalikan dibanding ruang
terbuka.

Sterilisasi

ruangan

sangat

penting

dalam

bidang

kesehatan, seperti ruang steril untuk bedah, ruang operasi,


ruang industri farmasi khusus ruang produksi sediaan steril.
Untuk mengetahui jenis apa saja jenis dari mikroba
tersebut maka perlu adanya suatu penelitian atau percobaan di
dalam laboratorium. Demikian pula tanaman atau tumbuhan
perlu adanya suatu penelitian untuk mengetahui adanya satu
khasiat atau beberapa khasiat yang terkandung di dalam suatu
tanaman tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Belum diketahui
gandaria, ekstrak

adanya aktivitas antimikroba dari

ekstrak

bandotan, ekstrak daun salam dan ekstrak

buah meah.
b.

Pada konsentrasi berapa ekstrak gandaria, ekstrak buah

merah, ekstrak daun salam dan ekstrak bandotan.


C. Maksud Percobaan

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Untuk melakukan

pengujian aktivitas antimikroba pada

suatu bahan alam dengan mengunakan metode difusi agar dan


KLT-bioatografi.
D. Tujuan Percobaan
A. Untuk menentukan
alam

dengan

mengunakan

aktivitas antimikroba suatu bahan


metode

difusi

agar

dan

KLT-

bioatografi
B. Menentukan aktivitas antimikroba yang terdapat dalam
ekstrak gandaria, ekstrak buah merah, ekstrak daun salam dan
ekstrak bandotan
E. Manfaat Percobaan
Dengan adanya bahan alam yang memiliki aktivitas
antimikroba dapat dikembangkan dalam bentuk sediaan yang
memudahkan

penggunannnya,

mengurangi

terjadinya

samping yang tidak diinginkan seperti bahan obat sintetik.

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

efek

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Program

skrining

yang

luas

direncanakan

untuk

menemukan bahan yang mungkin efektif dalam pengobatan


infeksi yang pada saat ini telah resistensi terhadap bahan
kemoterapeutika, maupun untuk memperoleh terapi yang aman
dan lebih cepat terhadap suatu infeksi (Djide, 2003).
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh
sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928
(penisilin). Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan dan
dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford).
Kemudian banyak zat lain dengan khasiat antibiotik diisolir oleh
penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung
IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


dengan

sifat

toksisnya

hanya

beberapa

saja

yang

dapat

digunakan sebagai obat (Tjay, 2001).


Antimikroba adalah bahan bahan atau obat obat yang
digunakan untuk memberantas infeksi oleh mikroorganisme pada
manusia.

Obat

obat

yang

digunakan

untuk

membasmi

mikroorganisme (mikroba) yang menyebabkan infeksi pada


manusia, hewan ataupun tumbuhan harus bersifat toksisitas
selektif artinya obat atau zat tersebut harus bersifat sangat
toksis

terhadap

mikroorganisme

atau

mikroba

penyebab

penyakit, tetapi relatif tidak toksis terhadap jasad inang atau


hospes (Djide, 2003).
Obat-obat antimikroba mempunyai 5 mekanisme kerja
utama, antara lain (Djide, 2003) :
1. Bersifat sebagai antimetabolit, antimikroba bekerja dengan
cara memblok tahap metabolik spesifik mikroorganisme.
2. Penghambatan

terhadap

sintesis

dinding

sel

bakteri,

antimikroba golongan ini dapat menghambat aktivitas enzim


yang dapat merusak dinding sel mikroorganisme.
3. Penghambatan fungsi permebilitas membran palsma, disini
antimikroba bekerja langsung pada membran sitoplasma yang
mempengaruhi permeabilitas dan menyebabkan keluarnya
senyawa-senyawa
IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

intraseluler

mikroorganisme
ULFAH CHAERANY

atau

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


bakteridalam hal ini antimikroba dapat : (1). Berinteraksi
dengan sterol pada membran sitoplasma pada sel-sel jamur
seperti amfoterisin B dan nistatin, (2). Merusak membran
sitoplasma sel bakteri gram negatif.
4. Penghambatan

sintesis

protein,

antimikroba

ini

mempengaruhi fungsi ribosom pada mikroorganisme yang


menyebabkan sintesis protein dan lain-lain. Dalam hal ini
dapat :
a. Berinteraksi dengan ribosom 30s
b. Berinteraksi dengan ribosom 50s.
5. Penghambatan asam nukleat. Dalam hal ini antimikroba
mempengaruhi metabolisme asam nukleat.
Penggunaan antimikroba yang tepat meliputi pertimbangan
kepekaan obat terhadap mikroorganisme pathogen dan beberapa
factor lain, termasuk keungkinan efek yang merugikan antara
lain toksisitas secara langsung, reaksi alergi, gangguan pada
flora normal mikroorganisme. Pada keadaan tertentu dibutuhkan
pertimbangan-pertimbangan dalam penggunaan kombinasi obatobta antimikroba dan penggunaannya untuk profilaktis (Djide,
2003).
Pada mulanya diduga mekanisme aktivitas antimikroba
adalah antagonisme kompetitif, tetapi nyatanya antagonisme
IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


kompetitif jarang terjadi. Salah satu contoh yang berdasarkan
atas kejadian ini ialah sulfonamida yang dapat menggantikan
kedudukan Para Amino Benzoic Acid (PABA) yang merupakan
metabolit esensial dalam sintesis asam folat. Sulfonamida dalam
strukturnya analog dengan PABA dan bersaing dengan PABA
menempatkan diri dalam pusat enzim yang aktif, sehingga
terbentuk asam folat tetapi mencegah pertumbuhan bakteri
(Irianto, 2007).
Kekuatan (potensi)

antibiotik

yang

diproduksi

harus

disesuaikan dengan International Standart Sample dan Satuan


Internasional (International Unit). Pada umumnya suatu contoh
baku internasional dari suatu antibiotik mengandung sejumlah
antibiotik yang telah dimurnikan secara teliti, baik terhadap
kekuatannya maupun keaktifannya (Irianto, 2007).
Ada beberapa cara untuk menentukan kekuatan preparat
antibiotik. Penentuan ini biasanya dilakukan dalam Laboratorium
Pengontrol dibawah pengawasan instansi pemerintah, misalnya
di Amerika dilakukan oleh FDA. Cara-cara penetuan ini biasanya
dimuat dalam Farmakope dari tiap negara. Pada pemeriksaan ini
semua

bahan-bahan

yang

digunakan,

medium

pembiakan,

organime uji, alat-alat harus menurut ketentuan yang telah

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


dibakukan. Penentuan kekuatan ini dapat dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut (Irianto, 2007) :
a. Mengitung

daerah

penghambatan

dalam

lempeng

agar

cdapat menentukan konsentrasi terkecil yang masih dapat


menghambat pertumbuhan (Minimal Inhibitory Concentration,
MIC)
b. Penentuan kesensitifan (Sensitivy Test) dari suatu antibiotik
terhadap organisme yang belum diketahui. Penentuan ini
biasanya dilakukan dilaboratorium rumah sakit, dan penting
untuk melakukan terapi.
c. Untuk mengetahhui konsentrasi antibiotik yang dapat tercapai
dalam cairan tubuh atau jaringan.

B. . Uraian Bahan
1. Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi
IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

: Aqua destillata
ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Sinonim

: Aquades

RM / BM

: H2O / 18,02

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


berasa.

Kegunaan

: Sebagai pelarut dalam pembuatan medium.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik.

2. Alkohol (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi

: Aethanolum

Nama lain

: Etanol, alkohol

RM / BM

: C2H6O / 46,07

RB

: CH3-CH2-OH

Pemerian

: Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan


mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan


dalam eter P.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai Antiseptik

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


3. DMSO (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi

: Dimethyl sulfoxide

Nama Sinonim

: DMSO

RM/BM

: C2H6SO/78,128

Rumus Struktur :

CH3 SO CH3

Pemerian

: Sangat higroskopik, praktis tidak berbau atau berwarna,


hampir tidak berasa atau rasa agak manis.

Kelarutan

: Larut dalam air, etanol, aseton, eter, kloroform.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: Sebagai pelarut.

C. Uraian Bakteri
1. Bacillus subtilis

Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2007)


Kingdom

: Plantae

Divisio

: Protophyta

Class

: Schyzomycetes

Ordo

: Eubacteriales

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Famili

: Basillaceae

Genus

: Bacillus

Spesies

: Bacillus subtilis

Morfologi
Batang dengan ukuran 1x3,4 nm, dapat tersusun
seperti bamboo. Spora sentra, gerak negative. Pada kultur
tampak koloni putih abu-abu, tepi seperti rambut, tidak ada
hemolisis pada agar darah.
2. Pseudomonas aeruginosa
Klasifikasi (Garity, 2004)

Kingdom

: Protista

Divisio

: Protophyta

Classis

: Schizomycetes

Ordo

: Pseudomonales

Familia

: Pseudomonaceae

Genus

: Pseudomonas

Spesies

: Pseudomonas aeruginosa

Morfologi (Garity, 2004 )


Sel tunggal, batang lurus atau melengkung, namun tidak
berbentuk heliks. Pada umumnya berukuran 0,5 1,0 m x 1,5
4,0 m. Motil dengan flagelum polar, monotrikus atau multitrikus.
Tidak menghasilkan selongsong prosteka. Tidak dikenal adanya

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


stadium istirahat. Gram negatif. Kemoorganotrof. Metabolisme
dengan respirasi, tidak pernah fermentatif. Beberapa merupakan
kemilitotrof fakultataif, dapat menggunakan H 2 dan CO sebagai
sumber energi.

3. Staphylococcus aureus
- Klasifikasi (Garity, 2004)

Kingdom

: Protista

Phylum

: Protophyta

Class

: Schyzomycetes

Ordo

: Eubacteriales

Famili

: Micrococcaceae

Genus

: Staphylococcus

Spesies

: Staphylococcus aureus

Morfologi (Djide, 2005 )

Sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 sampai 1,5 m


terdapat

tunggal

dan

berpasangan,

dan

secara

khas

membelah diri pada lebih dari satu bidang sehingga


membentuk gerombol yang tidak teratur. Non motil. Tidak
diketahui adanya stadium istirahat. Gram positif. Dinding sel
mengandung dua komponen utama : peptidoglikan serta
asam tekoat yang berkaitan dengannya. Kemoorganotrof.
Metabolisme dengan respirasi dan fermentatif. Anaerob
IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


fakultatif, tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam
keadaan aerobik. Suhu optimum 35 400C. Terutama
berasosiasi dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah
panas. Pertumbuhan pada medium agar abundant, dan
koloninya buram dan tidak tembus cahaya, smooth, dan
berkilauan

dalam

Staphylococcus

penampakannya.

bentuk

lipochrome

Beberapa

pigmen

yang

memberikan koloni kuning emas atau kuning lemon dimana


yang lainnya tidak dan putih.
4. Salmonella typhosa
- Klasifikasi (Garity, 2004)

Kingdom

Protista

Phylum

Protophyta

Class

Schyzomycetes

Ordo

Entero

Famili

Enterobacteriaceae

Genus

Salmonella

Spesies

Salmonella typhosa

Morfologi (Djidje, 2005)

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Batang, biasanya motil dengan flagelum peritrikus,
catalse

positif.

Kebanyakan

galur

akan tumbuh

pada

medium sintesis tanpa faktor tumbuh khusus, dan dapat


menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Fakultatif
anaerob.
5. Candida albicans
- Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2007)
Kingdom

Eukariotik

Phylum

Mycophyta

Class

Ascomycetes

Ordo

Saccharomycetes

Famili

Criptococcaceae

Genus

Candida

Spesies

Candida albicans

Morfologi

Bentuk selnya bermacam macam. Menghasilkan


banyak pseudomisellium. Dapat terbentuk miselium sejati
dan klamidiospora. Blastospora dapat dijumpai pada posisi
yang khas. Candida dikelompokkan dalam jenis cendawan
yang tidak mempunyai tahap seksual, tetapi cendawan
tidak sempurna ini tidak sepenuhnya tanpa jenis kelamin,

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


pada

cendawan

ini

juga

berlangsung

plasmogami,

ariogami, dan miosis.


6. Eschericia coli (garity, 2004)

Klasifikasi
Kingdom

:Protista

Divisio

Class

Schizophyta
:

Ordo

Schyzomycetes

: Eubacteriales

Familia

: Enterobacteriaceae

Genus

: Eschericia

Spesies

: Eschericia coli

Morfologi
Merupakan

suatu

golongan

bakteri

yang

menunjukkan sifat sifat yang mendekati fungi / bakteri.


Terdapat dalam tanah maupun dalam udara dan sebagian
parasit

pada

tumbuhan tingkat

tinggi. Koloni berwarna

(tergantung substraknya), mempunyai bau tanah, resisten


terhadap penisilin dan streptomia
7. Streptococcus mutans (Garity,2004)

Klasifikasi
Kingdom :

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

Procaryota

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Divisio

Scotobacteria

Class

Schyzomycetes

Ordo

Eubacteriales

Familia

Micrococcaceae

Genus

Streptococcus

Spesies

Streptococcus mutans

Morfologi
Sel berbentuk bola sampai lonjong, berdiameter
kurang dari 2 m, terdapat berpasangan atau dalam rantai
bila

ditumbuhkan dalam

terdapat galur

motil

medium

cair.

Kadang

kadang

dalam kelompok serologis D. Gram

positif, kemoorganototrof. Metabolisme fermentatif anaerobik


fakultatif.

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


E. Prosedur Kerja
1. Metode KLT Bioautografi (Natsir djide, 2003)
Lempeng diaktifkan dengan pemanansan dalam oven
paa suhu 1000C selama 30 menit sebelum digunakan. Ekstrak
etil

asetat

ekstrak

rumput

laut

Turbinaria

sp

yang

menunjukkan aktivitas yang paling tinggi. Ditotolkan pada


lempeng KLT ukuran 2 x 8 cm menunakan pipa kapiler. Lalu
dikembangkan dengan menggunakan larutan penembang nheksan : etil asetat (8 : 2) didalam chamber. Lempeng
dikeluarkan dari chamber dan diangin-anginkan hingga cairan
pengembannya

menguap.

Kemudian

kromatogram

yang

dihasilkan diamati nodanya dibawah sinar UV pada panjang


gelomban 254 nm dan 366 n, serta penampakan noda H2SO4
10%, diberi tanda yang menghasilkan flouresensi dan dihitung
nilai Rf-nya. Hasil identifikasi KLT dengan eluen N-heksan : etil
asetat (8 : 2) dilanjutkan dengan Uji KLT-Bioautografi langsung
dengan cara media GNA steril sebanyak 10 ml dituang
kedalam cawan petri steril, lempeng KLT yang telah dielusi
dengan eluen yang cocok diletakkan diatas permukaan
medium agar yang telah diinokulasi dengan mikroba uji dan
dibiarkan selama 60 menit setelah itu lempeng tersebut
diangkat dan dikeluarkan. Selanjutnya media diinkubasi pada
IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


suhu 370C selama 24 jam (bakteri) dan 270C selama 72 jam
(jamur).
2. Metode difusi agar ( Natsir djide, 2003)
Cara difusi agar berlapis, cara ini merupakan modifikasi
dari Kirby-Bauer. Perbedaannya pada cara ini menggunakan
dua lapis agar. Lpais pertama (based layer) tidak mengandung
mikroba sedangkan lapis kedua (seed layer) mengandung
mikroba yang nantinya mengunakan pencadang selanjutnya
diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 370C.

BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


A. Alat Yang Dipakai
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu
Autoklaf, Botol coklat, Botol eluen, Cawan petri , Chamber,

enkas, Erlenmeyer,

Inkubator, Lampu spiritus, Lampu UV 254 dan UV 366, Pinset, Pipa kapiler, Ose bulat,
Rak tabung, Spoit 1 ml, 5 ml, 10 ml, Tabung reaksi, dan vial

B. Bahan yang digunakan


Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu air steril,
alkohol, biakan Staphylococcus aureus, Salmonella thyposa,
Bacillus

subtilis,

Pseudomonas

aureginosa,

Streptococcus

mutans, E. coli, Candida albicans, DMSO, disk blank, kapas,


lempeng KLT,

medium glukosa nutrient broth (GNA), medium

nutrient agar ( NA), medium pepton dekstrosa agar ( PDA),


pelarut metanol, eluen kloroform : metanol (1:1) dan tissue.
C. Cara Keja
1. Uji S krining
Disiapkan 3 cawan petri, cawan petri 1 dibagi mejadi 2
bagian untuk medium PDA, cawan petri 2 dibagi mejadi 3 bagian
dan cawan petri 3 dibagi menjadi 4 bagian untuk medium NA.
Dilarutkan 10 mg ekstrak gandaria dengan 0,2 ml DMSO dalam
vial. Ditambahkan medium PDA/NA sebanyak 9,8 ml ke dalam
vial dan dihomogenkan. Dituang ke dalam cawan petri steril

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


secara aseptis. Dibiarkan hingga memadat. Setelah medium
memadat, digoreskan biakan mikroba uji pada masing-masing
medium. Diinkubasi pada inkubator selama 1 x

24 jam untuk

medium NA dan pada enkas selama 3 x 24 jam untuk medium


PDA. Dilakukan pengamatan.
2. Uji aktivitas antimikroba
a. Metode difusi agar
Disiapkan

alat

dan

Dimasukkan medium GNA

bahan

yang

akan

digunakan.

sebanyak 9,8 ml ke dalam vial.

Ditambahkan suspensi biakan mikroba sebanyak satu ose ke


dalam vial. Dihomogenkan. Dituang ke dalam cawan petri steril
secara aseptis dan dibiarkan

setengah memadat. Dimasukkan

blank disk ke dalam masing-masing konsentrasi ekstrak etanol


yaitu 0,5%, 0,1%, 1%. Dibiarkan beberapa saat agar blank disk
cukup menyerap konsentrasi yang diujikan. Diletakkan paper disk
tersebut di atas permukaan medium GNA untuk masing-masing
konsentrasi ekstrak yaitu 0,5%, 0,1 %, 1 %.

Diinkubasi dalam

inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam untuk bakteri dan 3


X 24 jam untuk jamur. Diamati dan diukur zona hambatannya.
B. Metode KLT-autobiografi

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Disiapkan

alat

dan

Dimasukkan medium GNA

bahan

yang

akan

digunakan.

sebanyak 9,8 ml ke dalam vial.

Ditambahkan suspensi biakan mikroba sebanyak satu ose ke


dalam vial. Dihomogenkan. Dituang ke dalam cawan petri steril
secara aseptis dan dibiarkan

setengah memadat.

Disiapkan

ekstrak gandaria dan dilarutkan dengan beberapa tetes DMSO di


dalam vial. Ditotolkan ekstrak pada lempeng KLT, kemudian
dielusi dengan eluen n-heksan : etil. Diamati pada lampu UV
kemudian Ditempelkan selama 30 menit di atas medium pada
cawan perti. Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37C selama
1 x 24 jam untuk bakteri dan 3 X 24 jam untuk jamur. Diamati
dan diukur zona hambatannya.

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

2. Data (Tabel) Pengamatan


a) Uji Screening
Kl
p

Sampel
SA ST
Daun gandaria

E.
coli
+

Buah merah

Daun salam

Daun bandotan

Bakteri
Sd
Pa
Bs

VSP

An

CA

I
II
III
IV

Keterangan :
+

: ada pertumbuhan bakteri

: tidak ada pertumbuhan bakteri

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


b) Uji Difusi Agar
Kelompok

konsentrasi

Gandaria

II

Bunga

0,1 %
0,5%
1%
0,1 %
0,5 %
1%
0,1 %
0,5 %
1%
0,1 %
0,5 %
1%

merah
III Daun
I

salam
Bandotan

Diameter
Ec Bs
0
0
25 0
5
5
10
7,6
9
0
0
9
-

zona
Sa
0
0
32
5
6
6
-

hambatan (mm)
Pa
St
Sd
Ca
6
6
7
8
8
9
6
0
7
0
8
8
8
10
8
0
11
8
0
11
9

Keterangan :
+

: ada pertumbuhan bakteri

: tidak ada pertumbuhan bakteri

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

B. Pembahasan
Antimikroba

(AM)

adalah

obat

pembasmi

mikroba,

khususnya mikroba yang merugikan manusia.


Bakteriostatik

memiliki

kemampuan

menghambat

perkembangbiakan bakteri perkembangbiakan akan berlangsung


lagi bila zat telah tiada. Bakterisid memiliki sifat mematikan
bakteri. Kerja bakterisidal berbeda dari bakteriostatis dalam hal
tidak dapat dipulihkan lagi, yaitu bakteri yang dimatikan tidak
dapat lagi berkembangbiak, meskipun sudah tidak terkena zat itu
lagi. Dalam beberapa kasus zat tersebut menyebabkan lisis
(melarutnya) sel, dalam kasus lain sel tetap utuh dan bahkan
dapat terus aktif secara metabolic.
Praktikum ini dilakukan melalui 3 tahap utama yaitu
skrinning dimana merupakan tahap awal dalam praktikum ini,
yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah ekstrak
daun salam, bandotan, gandaria, buah merah dapat menghambat
pertumbuhan mikroba atau tidak dan diketahui juga mikroba apa saja yang
dihambat pertumbuhannya sehingga dapat diketahui bahwa ekstrak itu
mengandung senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba.Yang kedua adalah Biotografi KLT dengan cara melihat

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


senyawa yang terkandung didalam tanaman tersebut dan yang
ketiga dengan metode difusi agar metode yang dilakukan
dengan melihat konsentrasi berapa mikroorganisme tersebut
dihambat oleh tanaman tersebut.
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah pada uji skrining ekstrak
daun salam dilarutkan dalam vial menggunakan pelarut DMSO
sebanyak 0,2 ml karena DMSO merupakan pelarut yang bersifat semi polar
dengan adanya 2 gugus metal (CH3) pada DMSO ini membuat pelarut ini bersifat
nonpolar. Dimana diketahui bahwa semakin banyak rantai C maka akan semakin
nonpolar. Gugus metil ini akan berikatan dengan ekstrak bahan alam selanjutnya
gugus sulfoksida yang bersifat polar karena berikatan rangkap akan melepaskan
electron bebas yang terdapat pada gugus ini akan memperbaiki kelarutan ekstrak
dari bahan alam. Selanjutnya ditambahkan medium NA sebanyak 9,8
ml dan dihomogenkan untuk NA bakteri dan PDA untuk jamur .
Campuran tersebut dimasukkan dalam cawan petri steril, dan
didiamkan hingga memadat. Dimasukkan biakan bakteri kedalam
cawan petri sebanyak satu ose dengan digoreskan kepermukaan
medium sesuai dengan pembagiannya. Diinkubasi selama 1 x 24
jam pada suhu 37oC untuk bakteri dan 3 x 24 jam pada suhu 25 o
C untuk jamur.
Pada

uji

aktivitas

antimikroba

dengan

metode

KLT

bioautografi, mula-mula sampel atau ekstrak diencerkan dengan


IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


eluen Kloroform : Methanol (1 :1) sampai encer karena apabila
tidak encer maka noda yang akan nampak adalah noda yang
berekor. Lalu di totolkan pada lempeng dengan menggunakan
pipa kapiler, kemudian di elusi dalam chamber dengan eluen nHeksan : Etil asetat (4 : 1) sampai batas elusi. Eluen n-Heksan :
Etilasetat yang dipilih karena noda tampak jelas pada lempeng
dengan menggunakan eluen ini setelah dilihat pada lampu UV. Di
usahakan pada chamber atau alat-alat yang digunakan tidak
mengandung air karena akan terjadi hidrolisis antara air dan
eluen. Medium NA seanyak 10 ml dimasukkan kedalam botol vial
dan

ditambahkan

dihomogenkan

dan

biakan

bakteri

dipindahkan

sebanyak

dalam

cawan

ose

petri

dan
steril,

dibiarkan memadat. Lempeng yang telah di elusi dilihat pada


lampu UV untuk melihat noda yang ada pada lempeng, setelah
itu dimasukkan dalam cawan petri dengan ujung di lipat agar
memudahkan

pada

saat

pengambilan

lempeng.

Kemudian

lempeng dirapatkan atau ditekan-tekan, dibiarkan selama 30


menit, dan lempeng di ambil, lalu di inkubasi selama 1 X 24 jam
pada suhu 37oC. Lempeng dibiarkan selama 30 menit pada
medium GNA agar noda

yang terdapat pada lempeng dapat

berdifusi pada medium. Pada percobaan ini menggunakan

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


medium GNA karena medium ini bagus untuk pertumbuhan
bakteri maupun jamur.
Untuk metode difusi agar, medium GNA

sebanyak 9,8 ml

dimasukkan ke dalam vial. Ditambahkan suspensi biakan Bacillus


subtilis sebanyak satu ose ke dalam vial. Dihomogenkan. Dituang ke
dalam cawan petri steril secara aseptis dan dibiarkan
memadat.

Dimasukkan

paper

disk

ke

dalam

setengah

masing-masing

konsentrasi ekstrak etanol yaitu 0,5%, 1%, 1,5%. Dibiarkan beberapa


saat agar paper disk cukup menyerap konsentrasi yang diujikan.
Diletakkan paper disk tersebut di atas permukaan medium GNA untuk
masing-masing konsentrasi ekstrak yaitu 0,5%, 1 %, 1,5 %. Diulangi
perlakuan di atas dengan menggunakan suspensi biakan bakteri
Staphylococcus aureus dan jamur Candida albiccans. Diinkubasi dalam
inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam untuk bakteri dan pada
enkas dengan suhu 25oC selama 3x24 jam untuk jamur. Diamati dan
diukur zona hambatannya.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh data


untuk Gandaria nilai FK 658,777 dan jumlah kuadrat totalnya
1111,223, Buah merah nilai FK 300,444 dan jumlah kuadrat
totalnya -24,44, Daun Salam nilai FK 343,484 dan jumlah kuadrat
totalnya 108,276, dan nilai Fk Bandotan 456,333 dan jumlah
kuadrat totalnya 239,67.

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh bahwa
hasil uji aktivitas dengan metode difusi agar pada Ekstrak

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


metanol gandaria, ekstrak daun salam, ekstrak buah merah dan
ekstrak bandotan memiliki daya aktivitas antimikroba yang baik.

B. Saran
Sebaiknya alat dan bahan yang ada dalam laboratorium d
tambah.

DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
Djide, Natsir dkk. 2003. Mikrobiologi Farmasi. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Djide,

Natsir,
2005.
Analisis
Mikrobiologi
Farmasi,
Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Irianto, Koes., 2007. Mikrobiologi Mengenai


Mikroorganisme, Wyrama Wydia, Bandung.
Pelczar, Michael, J., dan E.C.S. Chan, 1986,
Mikrobiologi I, UI Press, Jakarta.

Dunia

Dasar-dasar

Tjay ., Tan Hoan, Rahardja.,2001, Obat-obat Penting, Edisi V,


PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Skema Kerja
-

Uji Skrining
DMSO

Medium NA
I

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

0,2 L

9,5 ml
II

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Ekstrak @ 10 g

1 ose

EC SA
VC
CA

1 ose

ST

SM

PA

Diinkubasi pada suhu 37C selama 1 x 24 jam


Diamati bakteri yang positif maka dilanjutkan pada uji aktivitas
antimikroba bahan alam
Keterangan :
EC
= Escherichia coli
aeruginosa
SA
= Staphylococcus aureus
ST
= Salmonella thyposa
SM
= Streptococcus mutans

PA

= Pseudomonas

CA

VC
= Vibrio cholera
= Candida albicans

Uji Aktivitas Antimikroba


Suspensi biakan bakteri
Agar)

I
IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

Medium NA (Nutrient

II
ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


0,2 l

10

Cawan petri steril

Diinkubasi pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

Diamati dan diukur zona hambatan

Pengolahan da

Metode KLT Bioautografi


Suspensi biakan bakteri
Agar)

I
0,2 l

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

Medium NA (Nutrient

II
10

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Ditotol dibiarkan
Berdifusi

IV
dibiarkan setengah

memadat
III

Ekstrak
Cawan petri steril
Diinkubasi pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

Diamati dan diukur nilai Rf-nya

PERHITUNGAN
1. KELOMPOK 1 ( daun gandaria )

BAKTER
I
E.coli
SA
CA
JUMLAH
RATA-

DIAMETER ZONA
HAMBATAN (mm)
1 %
0,1 % 0,5 %

JUMLA
H

RATA-RATA

25

25

8,3

0
6
6

0
6
6

32
7
64

32
19
76

10,7
6,3
25,3

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


RATA

21,3

A. Perhitungan Faktor Koreksi (FK)


(Y)2
FK

=
r.p
762
=
3.3
5776
=
9
=

641,8

B. Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)


JK Total

= ( 02 + 02 + 252 + 02 + 02 + 322 + 62 + 62 +

72) FK
= (0 + 0 + 625 + 0 + 0 + 1024 + 36 + 36 + 49 )
641,8
= 1770-641,8

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


= 1128,2
JK Perlakuan = 62 +62 +642 - FK
3
= 36 + 36 + 4096 641,8

3
= 1437,3 - 641,8

3
= 479- 641,8
= 162,8
JK Kelompok = 252 +322 +192 - FK
3
= 625 + 1024 + 361 641,8

3
= 1769,3 641,8

3
= 375,8

JK Galat

= JKT JKP - JKK


= 1128,2-162,8-375,8
= 589,6

C. Perhitungan Derajat Bebas (DB)


DB Total
IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

= 9-1
ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


=8
DB Perlakuan

= 3-1
=2

DB Kelompok

= 3-1
=2

DB Galat

= 8-2-2
=4

D. Perhitungan Kuadrat Tengah ( KT )


KT Perlakuan

= JKP
DBP
= 162,8
2
= 81,4

KT Kelompok

= JKK
DBK
= 375,8
2
= 187.9

KT Galat

= JKG
DBG
= 589,6
4

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


= 147,4
2. KELOMPOK 4 (bandotan )

BAKTER

DIAMETER ZONA

HAMBATAN (mm)
0,1 %
0,5 %
1%
0
0
9
8
0
0
10
11
11
8
9
9
26
20
29

E.coli
St
Sd
CA
JUMLAH
RATARATA

6,5

JUMLAH

RATA-RATA

9
8
32
26
75

3
2,7
10,7
8,7
25,1

7,3

A. Perhitungan Faktor Koreksi (FK)


(Y)2
FK

=
r.p
752
=
3.4
5625
=
12

=
468,75
B. Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)
JK Total

= ( 02 + 02 + 92 + 82 + 02 + 02 + 102 +112 +
112 + 82 + 82 + 92 ) FK

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


= (0 + 0 + 81 + 64 + 0 + 0 + 100 + 121 +
121 + 64+ 64 + 81 ) 468,75
= 696 468,75
= 227,3

JK Perlakuan = 262 +202 +292 - FK


4
= 676 + 400 + 841 468,75

4
= 1917 - 468,75

4
= 479,3-468,75
= 10,6
JK Kelompok = 92 +82 +322 + 262 - FK
3
=81 + 64 +1024 + 676 468,75

3
= 1845-468,75

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


3
= 615-468,75
= 146,3
JK Galat

= JKT JKP - JKK


= 227,3-10,6-146,3
= 70,4

C. Perhitungan Derajat Bebas (DB)


DB Total

= 9-1
=8

DB Perlakuan

= 3-1
=2

DB Kelompok

= 4-1
=3

DB Galat

= 8-2-3
=3

D. Perhitungan Kuadrat Tengah ( KT )


KT Perlakuan

= JKP
DBP
= 10,6
2
= 5,3

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


KT Kelompok

= JKK
DBK
=146,3
3
= 48,7

KT Galat

= JKG
DBG
= 70 4
3
= 23,5

3. KELOMPOK 3 (daun salam )

DIAMETER ZONA
HAMBATAN (mm)
0,1 %
0,5 %
1%
6
7
8
0
0
8
10
7,6
9
16
14,6
25
8
8,6
8,3

BAKTER
JUMLAH
I
ST
21
CA
8
Bs
26,6
JUMLAH
55,6
RATARATA
A. Perhitungan Faktor Koreksi (FK)

RATA-RATA
7
2,7
8,9
18,6

(Y)2
FK

=
r.p
55,62
=
3.3

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


3091.4
=
9
= 343,5
B. Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)
JK Total

= ( 102 + 7,62 + 92 + 62 + 72 + 82 + 02 + 02 +
82) FK
= (100 + 57,76 + 81 + 36 + 49 + 64+ 0 + 0
+ 64) 343,5
= 451,76-343,5
= 108,26

JK Perlakuan = 212 +82 +26,62

- FK

3
= 441 + 64 + 707,56

343,5

3
= 1212,56

- 343,5

3
= 404,2 343,5
= 60,7

JK Kelompok = 162 +14,62 +252

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

- FK

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


3
=256 + 213,16 + 625

- ,343,5

3
= 1094, 2 - 343.5

3
= 364,7-343,5
= 21,2
JK Galat

= JKT JKP - JKK


= 108,26-60,7-21,2
= 26,36

C. Perhitungan Derajat Bebas (DB)


DB Total

= 9-1
=8

DB Perlakuan

= 3-1
=2

DB Kelompok

= 3-1
=2

DB Galat

= 8-2-2
=4

D. Perhitungan Kuadrat Tengah ( KT )

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


KT Perlakuan

= JKP
DBP
= 60,7
2
= 30,35

KT Kelompok

= JKK
DBK
= 21,2
2
= 10,6

KT Galat

= JKG
DBG
= 26,36
4
= 6,59

4. KELOMPOK 2 (bunga merah)

BAKTER
I
Bs
Sa
PA
JUMLAH
RATARATA

DIAMETER ZONA
HAMBATAN (mm)
0,1 %
0,5 %
1%
0
5
5
5
6
6
8
8
9
13
19
20
4,3

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

6,3

JUMLAH

RATA-RATA

10
17
25
52

3,3
5,7
8,3
17,3

6,7

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


A. Perhitungan Faktor Koreksi (FK)
(Y)2
FK

=
r.p
522
=
3.3
2704
=
9
=

300,4

B. Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)


JK Total

= ( 02 + 52 + 52 + 52 + 62 + 62 + 82 + 82 + 92)
FK
= (0 + 25 + 25 + 25 + 36 + 36+ 64 + 64 +
81) 300,4
= 356-300,4
= 55,6

JK Perlakuan = 102 +172 +252

- FK

3
= 100 + 289 + 625

300,4

3
= 1014

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

- 300,4

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

3
= 338- 300,4
= 37,6
JK Kelompok = 132 +192 +202

- FK

3
= 169 + 361+ 400

- 300,4

=930 - 300,4

3
= 310-300,4
= 9,6
JK Galat

= JKT JKP - JKK


= 55,6-33,6-9,6
= 12,4

C. Perhitungan Derajat Bebas (DB)


DB Total

= 9-1
=8

DB Perlakuan

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

= 3-1

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


=2
DB Kelompok

= 3-1
=2

DB Galat

= 8-2-2
=4

D. Perhitungan Kuadrat Tengah ( KT )


KT Perlakuan

= JKP
DBP
= 33,6
2

= 16,8
KT Kelompok

= JKK
DBK

= 9,6
2
= 4,8
KT Galat

JKG
DBG

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


=

12,4
4

= 3,1

LAMPIRAN

KOMPOSISI
1. Medium GNA (Glukosa Nutrien Agar)
Peptone

5,0 g

Ekstrak beef

3,0 g

Agar

15 g

Glukosa

10,0 g

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

UJI SKRINING DAN AKITIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM


Aquadest

1000 ml

2. Medium NA (Nutrien Agar)


Ekstrak daging

3 g

Pepton

5 g

Agar

20 g

Aquadest

ad 100 ml

IVA MUKRIMA
PAJRAH S, FARM
150 209 293

ULFAH CHAERANY

Anda mungkin juga menyukai