Anda di halaman 1dari 15

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kontrasepi


Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan
antara sel telur dengan sperma.14,

22

2.2. Prinsip Kerja Kontrasepsi


Prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan sel telur dan sel
sperma. Ada tiga cara untuk mencapai tujuan ini, baik yang bekerja sendiri maupun
bersamaan. Pertama adalah menekan keluarnya sel telur (ovulasi), kedua menahan
masuknya sperma kedalam saluran kelamin wanita sampai mencapai ovum dan ketiga
adalah menghalangi nidasi. Contoh pertama adalah kontrasepsi hormonal steroid,
baik pil, suntikan maupun implant. Contoh kedua terdiri atas kondom, mangkok
vagina, spermisida, dan ligasi tuba dan vas deferens. Khusus diterapkan pada laki-laki
adalah sanggama terputus dan vasektomi, dimana pada kedua cara tersebut, sperma
tersebut tidak pernah mencapai saluran kelamin wanita. Contoh ketiga adalah IUD
atau AKDR.15

Universitas Sumatera Utara

Cara kontrasepsi tersebut mempunyai efektifitas yang berbeda-beda dalam


memberikan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Namun perlu
diingat adanya 3 azas kontrsasepsi, yaitu:
2.1.1. Cara apapun yang dipakai lebih baik dari pada tidak memakai sama sekali
2.1.2. Cara terbaik hasilnya (efektifitas) adalah cara yang digunakan oleh
pasangan dengan terus-menerus.
2.1.3. Penerimaan pasangan terhadap suatu cara adalah unsur yang penting
untuk berhasilnya suatu cara kontrasepsi.
2.3. Tujuan Program KB 14
Adapun tujuan Keluarga Berencana adalah:
2.3.1. Tujuan demografi yaitu untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunkan angka kelahiran.
2.3.2. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
2.3.3. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
2.3.4. Married Conselling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang
akan menikah dengan harapan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

Universitas Sumatera Utara

2.3.5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas
artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan,
papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.
2.4. Alat Kontrasepsi Pil KB 14
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau
tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone atau
yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja. Kebijaksanaan penggunaan pil
diarahkan terhadap pemakaian pil dosis rendah, tetapi meskipun demikian pil dosis
tinggi masih disediakan terutama untuk membina peserta KB lama yang
menggunakan dosis tinggi.
2.4.1. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Pil KB
a. Pil Kombinasi 16, 17
Pil kombinasi dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu semua pil mengandung
hormon estrogen dan progesteron. Kandungan estrogen di dalam pil biasanya
menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang dibuahi. Mungkin juga
dapat menghambat implantasi. Progesteron dalam pil akan mengentalkan lendir
serviks untuk mencegah masuknya sperma. Hormon ini juga mencegah konsepsi
dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat ovulasi.
Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis yaitu:
i.

Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon


aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.17

Universitas Sumatera Utara

ii.

Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.

iii.

Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.

a.1. Keuntungan Pil Kombinasi 18


Adapun keuntungan dalam menggunakan Pil Kombinasi sebagai berikut :
i. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektifitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari.
ii. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
iii. Tidak mengganggu hubungan seksual.
iv. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah
anemia), tidak terjadi nyeri haid.
v. Dapat

digunakan

jangka

panjang

selama

perempuan

masih

ingin

menggunakannya untuk mencegah kehamilan.


vi. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause.
vii. Mudah dihentikan setiap saat.
viii. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
ix. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
x. Membantu mencegah : kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium,
penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, kelainan jinak pada
payudara, dimenore, akne.

Universitas Sumatera Utara

a.2. Kerugian Pil Kombinasi 18


Adapun kerugian dalam menggunakan Pil Kombinasi sebagai berikut :
i. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.
ii. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
iii. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
iv. Pusing
v. Nyeri Payudara
vi. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan
justru memiliki dampak positif.
vii. Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi
viii. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
ix. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan
suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.
x. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko struk,
dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada
perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
xi. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.
a.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Kombinasi 16,19, 22
Penjelasan tentang efek samping pil kombinasi kepada klien seperti halnya
apa yang harus dilakukan jika terjadi masalah, akan meningkatkan pemakaian yang
aman dan efektif. Khususnya klien harus mengetahui bahwa dalam 3 siklus pertama
ada kemungkinan tejadi efek samping seperti di bawah ini: Mual; rasa tidak enak di

Universitas Sumatera Utara

payudara; pendarahan antara dua haid atau breakthrough bleeding; pusing; sakit
kepala; penamabahan berat badan; jerawat.
a.4. Yang boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18
Pada prinsipnya hampir semua Ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti :
i. Usia reproduksi
ii. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
iii. Gemuk atau kurus
iv. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
v. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
vi. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan
semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut
vii. Pascakeguguran
viii. Anemia karena haid berlebihan
ix. Nyeri haid hebat.
x. Siklus haid tidak teratur
xi. kelainan payudara jinak
xii. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf.
xiii. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium
jinak.
xiv. Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisisn)
xv. Varises vena.

Universitas Sumatera Utara

a.5. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18


Hamil atau dicurigai hamil; menyusui eksklusif; perdarahan pervaginaan yang
belum diketahui penyebabnya; penyakit hati akut (hepatitis); perokok dengan usia
>35 tahun; riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmhg;
riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun; kanker
payudara atau dicurigai kanker payudara; migrain dan gejala neurologik fokal
(epilepsi/riwayat epilepsi); tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
a.6. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi 13, 18
i. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil
ii. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
iii. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan paket pil
tersebut
iv. Setelah melahirkan : Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif; setelah 3 bulan
dan tidak menyusui; pasca keguguran (setelah atau dalam waktu 7 hari).
v. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan
pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid
b. Pil Mini 16, 24
Mini pil (kadang-kadang disebut juga pil masa menyusui) mengandung agen
progestasional dalam dosis yang kecil, dan harus dikonsumsi setiap hari secara
berkesinambungan.

Universitas Sumatera Utara

Di seluruh dunia, Mini Pil tidak mendapatkan penerimaan yang luas, baik dari
pihak wanita maupun dari petugas medis KB. Mini Pil bukan menjadi pengganti dari
Pil Oral Kombinasi, tetapi hanya sebagai suplemen/tambahan yang digunakan wanita
yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita
yang harus menghindari estrogen oleh sebab apapun.
b.1. Keuntungan Pil Mini 18
Adapun keuntungan kontrasepsi pil mini dibagi atas 2 yaitu :
Keuntungan Kontrasepsi : Sangat efektif bila digunakan secara benar; tidak
mengganggu hubungan seksual; tidak mempengaruhi asi; kesuburan cepat kembali;
nyaman dan mudah digunakan; sedikit efek samping; dapat dihentikan setiap saat;
tidak mengandung estrogen.
Keuntungan Pil Mini tidak hanya digunakan untuk kontrasepsi saja, tetapi
dapat juga digunakan untuk wanita usia subur dengan keuntungan : Mengurangi nyeri
haid; mengurangi jumlah darah haid; menurunkan tingkat anemia; mencegah kanker
endometrium; melindungi dari penyakit radang panggul; tidak meningkatkan
pembekuan

darah;

dapat

diberikan

pada

penderita

endometriosis;

kurang

menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi; dapat


mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri
payudara, nyeri pada betis, lekas marah); sedikit sekali mengganggu metabolisme
karbohidrat sehingga relatif aman diberikan kepada perempuan pengidap kencing
manis yang belum mengalami komplikasi.

Universitas Sumatera Utara

b.2. Kerugian Pil Mini 18


i. Hampir 30 60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting,
amenore)
ii. Peningkatan berat badan
iii. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
iv. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
v. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis atau jerawat
vi. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini
lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan
mini pil.
b.3. Efek Samping Kontrasepsi Pil Mini 15,19
Efek sampingan utama dari kontrasepsi progestin adalah gangguan siklus haid
berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenorea. Perdarahan
banyak dan lama jarang sekali terjadi. Sebagaian besar penghentian pemakaian
kontrasepsi progestin disebabkan gangguan pola perdarahan.
Dalam menghadapi keluhan perdarahan pada pemakai kontrasepsi progestin
pertama-tama harus disingkirkan perdarahan yang berhubungan dengan infeksi,
kelainan faktor pembekuan, dan keganasan. Sampai saat ini patofisiologi terjadinya
perdarahan pada akseptor kontrasepsi progestin masih belum banyak diketahui. Oleh
karena itu pengobatannya masih bermacam-macam. Terdapat beberapa cara
pengobatan yang dipakai menghentikan perdarahan pada akseptor kontrasepsi
progestin, antara lain : Konseling; pemeriksaan fisik, ginekologik, dan laboratorium;

Universitas Sumatera Utara

pemberian progestin; pemberian estrogen; pemberian vitamin, ferum, atau placebo;


kuratase.
b.4. Efektivitas Kontrasepsi Pil Mini 25
Sangat efektif pada penggunaan mini pil bila tidak terlupa atau jangan sampai
terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan
terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein
bersamaan dengan mini pil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat
meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari mini pil dapat
terganggu.
b.5. Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini 13, 18
Usia reproduksi; telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak;
menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode
menyusui; pasca persalinan dan tidak menyusui; pasca keguguran; perokok segala
usia; mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmhg) atau dengan
masalah pembekuan darah.
b.6. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Pil Mini 13, 18
Hamil atau diduga hamil; perdarahan pervaginaan yang belum jelas
penyebabnya; tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid; menggunakan obat
tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat); kanker
payudara atau riwayat kanker payudara; sering lupa menggunakan pil; miom uterus.
progestin memicu pertumbuhan miom uterus; riwayat stroke. progestin menyebabkan
spasme pembuluh darah.

Universitas Sumatera Utara

b.7. Waktu Mulai Menggunakam Kontrasepsi Pil Mini 13, 18


i. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak
diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.
ii. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan
seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari
saja.
iii. Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan setiap saat, asal
saja diyakini tidak hamil.
iv. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid,
mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan
metode kontrasepsi tambahan.
v. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, mini
pil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
vi. Mini pil dapat diberikan segera pasca keguguran.
vii. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera diberikan, bila saja
kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu tersebut sedang
tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
viii. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, mini pil
diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan
metode kontrasepsi yang lain.

Universitas Sumatera Utara

ix. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu
tersebut ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil diberikan pada hari 1-5
siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.
x. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR
yang mengandung hormon), mini pil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus
haid.

2.5. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil KB


2.5.1. Umur
Masa kehidupan reproduksi wanita pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga
periode yaitu, reproduksi muda (15-19 tahun), reproduksi sehat (20-35 tahun) dan
reproduksi tua (36-45 tahun). Pembagian ini didasarkan atas data epidemiologi yang
menyatakan bahwa risiko kehamilan dan persalinan baik bagi ibu maupun bagi anak
lebih tinggi pada usia kurang dari 20 tahun, paling rendah pada usia 20-35 tahun, dan
menigkat setelah usia lebih dari dari 35 tahun. Jenis kontrasepsi yang digunakan
sebaiknya disesuaikan dengan tahap masa reproduksi tersebut.15
Umur merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku
seseorang termasuk dalam penggunaan alat kontrasepsi. Mereka yang berumur tua
mempunyai peluang kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan
yang muda.
2.5.1. Pendidikan
Pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan
mencari solusi dalam hidupnya. Tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor

Universitas Sumatera Utara

yang penting dalam menentukan baik buruknya status kesehatan keluarga dan dirinya.
Dengan berbekal pengetahuan yang cukup, seorang ibu akan lebih banyak
memperoleh informasi yang dibutuhkan, dengan demikian mereka dapat memilih
serta menentukan alternatif yang terbaik untuk kepentingan keluarganya. Orang yang
mempunyai pendidikan yang lebih tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional,
sehingga akan lebih mudah untuk menerima gagasan baru. Demikian juga halnya
dengan menentukan pola perencanaan keluarga dan pengguanaan kontrasepsi serta
peningkatan kesejagteraan keluarga.26
Dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat lebih mudah untuk menerima
ide atau masalah baru seperti penerimaan, pembatasan jumlah anak, dan keinginan
terhadap jenis kelamin tertentu. Pendidikan juga meningkat kesadaran wanita
terhadap manfaat mempunyai jumlah anak sedikit. Wanita yang berpendidikan lebih
tinggi cenderung membatasi jumlah kelahiran dibandingkan dengan yang tidak
berpendidikan atau berpendidikan rendah. 27
2.5.2. Pengetahuan
Peengetahuan (kognitif) merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.28
2.5.3. Pekerjaan
Pekerjaan dari peserta KB dan suami akan mempengaruhi pendapatan
dan status ekonomi keluarga. Suatu keluarga dengan status ekonomi atas terdapat
perilaku fertilitas yang mendorong terbentuknya keluarga besar. Status pekerjaan
dapat berpengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB karena adanya faktor pengaruh

Universitas Sumatera Utara

lingkungan pekerjaan yang mendorong seseorang untuk ikut dalam KB, sehingga
secara tidak langsung akan mempengaruhi status dalam pemakaian kontrasepsi.29
2.5.4. Jumlah Anak
Menurut Mantra (2006) kemungkinan seorang ibu untuk menambah kelahiran
tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang ibu mungkin
menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu dan juga
umur anak yang masih hidup. Semakin sering seorang ibu melahirkan anak, maka
akan semakin memiliki risiko kematian dalam persalinan. Hal ini berarti jumlah anak
akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan dapat meningkatkan taraf hidup
keluarga secara maksimal.30
2.5.5. Ketersediaan Pelayanan Alat Kontrasepsi
Ketersediaan pelayanan alat kontrasepsi terwujud dalam bentuk tersedia atau
tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan (tempat pelayanan kontrasepsi). Untuk dapat
digunakan, pertama kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan mudah
diperoleh. Promosi metode kontrsasepsi melalui kontak langsung oleh petugas
program KB, oleh dokter dan sebagainya dapat meningkatkan secara nyata pemilihan
metode kontrasepsi.26
2.5.6. Dukungan Keluarga
Program KB dapat terwujud dengan baik apabila ada dukungan dari pihakpihak tertentu. Menurut Sarwono (2007) ikatan suami isteri yang kuat sangat
membantu ketika keluarga menghadapi masalah, karena suami/isteri sangat
membutuhkan dukungan dari pasangannya. Hal itu disebabkan orang yang paling
bertanggung jawab terhadap keluarganya adalah pasangan itu sendiri. Dukungan

Universitas Sumatera Utara

tersebut akan tercipta apabila hubungan interpersonal keduanya baik. Masyarakat di


Indonesia khususnya di daerah pedesaan sebagai peran penentu dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga adalah suami, sedangkan isteri hanya bersifat memberikan
sumbang saran.31
Hartanto (2004) mengatakan bahwa metoda kontrasepsi tidak dapat dipakai
istri tanpa kerjasama suami dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa pasangan suami
istri harus bersama memilih metoda kontrasepsi yang terbaik, saling kerjasama dalam
pemakaian, membiayai pengeluaran kontrasepsi, dan memperhatikan tanda bahaya
pemakaian.16

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai