Winarsih
Febriyane Ayu Ramawati
Titik Indah I.P.
Kurniawati
Nindyakarina Anggun L.
Tri Wahyuni
( C0C013008 )
( C0C013025 )
( C0C013036 )
( C0C013039 )
( C0C013046 )
( C0C013049 )
Kasir
Mulai
Pengambilan Barang
FPT
1
Menerima
Pesanan
Melalui Pembeli
Beserta Barang
Bag. Akuntansi
Melalui Pembeli
FPT
2
Dan Uang
PRK
2
Operasi Kas
Register
Melaui Pembeli
Membuat
FPT
FPT
FPT2
PRK
PRK2
FPT1
FPT
1
PRK
1
FPT
1
Mencocokan
antara FPT, PRK
dan Barang
Mencocokan
Jumlah Uang di
PRK 2 dan FPT 1
Sesuai
Keterangan :
PRK = BT. Penerimaan Kas
FPT = BT. Faktur Penjualan Tunai
Sesuai
Ya
1. Pembeli memilih barang kemudian setelah memperoleh barang yang diinginkan maka pembeli memesan barang tersebut kepada
2.
3.
4.
5.
pramuniaga.
Setelah menerima pesanan dari pembeli kemudian bagian pramuniaga membuat faktur penjualan tunai sebanyak 2 lembar yaitu :
Lembar 1 ke bagian kasir melalui pembeli.
Lembar 2 bersama barang oleh bagian pramuniaga diserahkan ke bagian pengambilan barang.
Setelah kasir menerima FPT lembar 1 dari pramuniaga melalui pembeli, kemudian kasir mengoperasikan mesin register.
Kemudian kasir menerima pembayaran dari pembeli lalu mencetak PRK 2 lembar dan mencap LUNAS pada FPT.
Lalu kasir menyerahkan FPT lembar 1 dan PRK lembar 1 ke bagian pengambilan barang via pembeli, dan kasir menyerahkan PRK
Berikut adalah hasil analisis SWOT dari Sistem Penjualan Tunai pada PT Gracia Kreasi Rotan
Kebaikan :
1. Adanya pemisahan fungsi, tugas dan tanggungjawab yang jelas
Pemisahan pada sistem ini antara lain : dipisahkan menjadi bagian pramuniaga, kasir, pengambilan barang, dan bagian akuntansi,
sehingga terhindar dari praktek KKN.
2. Adanya penambahan fungsi dalam mengontrol barang oleh bagian gudang, sehingga barang tidak diserahkan langsung kepada bagian
pramuniaga.
3. Pencocokan kode dan spesifikasi barang dengan nota pada saat penyerahan barang yang dilakukan oleh bagian pengambilan barang.
4. Dokumen dibuat rangkap, seperti pada saat menerima pesanan dibuat rangkap faktur penjualan tunai, yang nantinya akan diserahkan
kepada bagian yang bersangkutan dan untuk diarsipkan di masing-masing bagian.
Kelemahan :
1. Belum adanya sistem komputer untuk program aplikasi yang dapat menghubungkan jumlah persediaan barang dengan bagian
pramuniaga dalam melakukan penjualan, padahal dibeberapa perusahaan manufaktur lainnya yang sudah menerapkan sistem ini pada
penjualan tunai terbukti dapat mengontrol penjualannya pada masa ramai dan dapat memenuhi pesanan konsumen tanpa khawatir
kekurangan barang.
2. Dalam pengeluaran barang, barang dapat keluar tanpa harus ada persetujuan manager penjualan.
3. Tidak adanya pemberian kategori (kode nama barang) bagi setiap jenis barang yang di jual.
4. Belum menggunakan formulir bernomor urut bercetak, karena dianggap tidak mengganggu kelancaran bertransaksi.
Peluang Pengembangan :
1. Sebaiknya dibuat suatu program aplikasi yang dapat menghubungkan bagian persediaan barang dengan bagian penjualan
(pramuniaga) mengenai jumlah persediaan barang .
2. Sebaiknya diperhatikan pembuatan laporan penjualan tunai oleh bagian akuntansi jangan sampai terjadi kekeliruan (kekurangan
atau kelebihan barang).
3. Perusahaan seharusnya membuat pemberian kategori barang yang di jual berdasar jenis-jenis barang.
4. Perusahaan sebaiknya menggunakan formulir bernomor urut bercetak, agar bisa dipertanggung jawabkan apabila ada kesalahan atau
resiko.
Ancaman apabila tidak dilakukan pengembangan :
1. Jika program aplikasi tersebut tidak dikembangkan, maka akan sulit untuk mengontrol jumlah persediaan pada gudang, yang nantinya
akan berdampak pada pelayanan pemenuhan pesanan konsumen.
2. Dalam pembuatan laporan penjualan tunai dan penerimaan kas dibutuhkan dokumen bukti kas masuk sebagai dasar pencatatan laporan
yang mengakibatkan kurangnya informasi yang ada.
3. Kurangnya informasi mengenai jenis barang yang paling laku terjual sehingga mempengaruhi kinerja penjualan.
4. Terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh pelanggan maupun bagian penjualan, jika tidak diberikan formulir bernomor urut bercetak.