Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Usia Terdiagnosis Diabetes Melitus
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Usia Terdiagnosis Diabetes Melitus
Oleh:
Leo Baik M. Sihombing
110100310
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Ingin mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan
usia terdiagnosisdiabetes melitus tipe 2 di RSUPH
Adam Malik
Tujuan khusus:
Manfaat Penelitian
Dapat
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
7
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) adalah sindroma
kronik gangguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak akibat
insufisiensi sekresi insulin atau
resistensi insulin pada jaringan yang
dituju.
8
WHO, 2001
Diabetes sudah
merupakan suatu
ancaman utama bagi
kesehatan manusia pada
abad 21
Tahun 2000jumlah
pengidap diabetes di
atas umur 20 tahun
berjumlah 150 juta orang
Tahun 2025
diperkirakan
pengidap diabetes
menjadi 300 juta
Negara-negara yang
diprediksi akan
mempunyai pengidap
diabetes terbanyak pada
2030:
-Cina
-India
-Pakistan
-Indonesia
-Bangladesh
Prevalensi DM di
Indonesia
angka
kekerapan DM sebesar
1,4-1,6% kecuali di
Pekajangan 2,3% dan
Manado 6%.
2005: Prevalensi DM di
Depok 14,7% dan
Makassar 12,5%
2006: 5 Wilayah DKI
Jakarta 12,1.%
DIABETES MELITUS
Gene
Impaired Insulin
Secretion
Lifestyle
Insulin
Resistance
IGT
Type 2 Diabetes
Progressive
Hyperglycemia
Diabetes Melitus
Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200
mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil
pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir
Atau
Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa
126mg/dL (7,0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapatkan kalori
tambahan sedikitnya 8 jam
Glukosa plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dL
(11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO,
menggunakan beban glukosa setara dengan 75
gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam 11
air
Komplikasi Diabetes
Melitus
Pencegahan Diabetes
Melitus
Pencegahan Primer : Mencegah orang-orang
Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik
Cont..
GPAQ
BAB 3
KERANGKA KONSEP
PENELITIAN DAN
DEFINISI OPERASIONAL
18
Berat
Ringan
Sedang
Usia
terdiagnos
is DM tipe
2
Definisi
Operasional
No Variabel
Definisi
Operasional
Aktivitas
Fisik
pergerakan
Kuisioner
anggota tubuh
yang dihasilkan
oleh otot skeletal
dan
membutuhkan
pengeluaran
energi.
Pola Makan
Semua makanan
yang dikonsumsi
responden 24
jam terakhir
Usia
Terdiagnosis
DM Tipe 2
Kuisioner
Usia ketika
Kuisioner
pasien datang ke
dokter dan
dokter
mendiagnosa
pasien dengan
URT/gr
Tahun
20
Numeri
k
Numeri
k
Numeri
k
Hipotesis
BAB 4
METODE
PENELITIAN
22
Jenis
Penelitian
Analitik
Tempat dan
Waktu
Penelitian
23
Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah dengan
accidental sampling.
24
Sampel
Continues...
Kriteria Inklusi
25
Cara Pengumpulan
Data
Populasi
Inklusi
Eksklusi
Sampel
BAB 5
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
27
Lokasi
Penelitian
28
Hasil
Penelitian
Jumlah
29
Hasil
Penelitian
akteristik Responden
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
30
30
Hasil
Penelitian
akteristik Responden
Pekerjaan
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
31
Hasil
Penelitian
Analisis Univariat
Aktivitas Fisik
Ringan
Sedang
Berat
32
32
Hasil
Penelitian
Analisis Univariat
Usia terdiagnosis DM
61-70
51-60
Usia
terdiagnosis DM
41-50
31-40
0
10
20
30
40
50
33
33
Analisis Bivariat
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia
Terdiagnosis DM Tipe 2
Aktivitas
Fisik
0.768
0.000
Nilai P <
0,05
Ada
Hubungan
Nilai r
Korelasi
Kuat
34
Analisis Bivariat
Hubungan Pola Makan dengan Usia Terdiagnosis DM
Tipe 2
r
-.167
0.139
Karbohidrat
-.247
0.027
Protein
-.145
0.201
Lemak
0.18
0.871
Total
kalori
hubungan
Protein
hubungan
Lemak
hubungan
Karbohidrat
hubungan
(-)ada
(-) ada
(-) ada
ada
Total
kalori
sangat
lemah
Protein
sangat
lemah
Lemak
sangat
lemah
Karbohidrat lemah
35
Analisis Bivariat
Regresi Linear Sederhana
Aktivitas Fisik dengan Usia Terdiagnosis DM Tipe 2
Uji T
Aktivitas
Fisik
Uji F
R2
0.589
10.581
0.000
111.95
9
0.000
36
Analisis Bivariat
Regresi Linear Sederhana
Karbohidrat dengan Usia Terdiagnosis DM Tipe 2
Uji T
Karbohidra
t
Uji F
R2
0.061
-2.247
0.027
5.048
0.000
Analisis
Multivariat
Regresi Linear Multipel Aktivitas Fisik, Karbohidrat,
Total Kalori, Protein, Lemak dengan Usia
Terdiagnosis DM Tipe 2
Uji F
R2
Uji T
p
Aktivitas Fisik
Karbohidrat
13.957 0.000
-0.927
0.357
Total Kalori
-3.567
0.001
Protein
-0.222
0.825
Lemak
-0.256
0.447
0.748
44.001 0.000
38
Analisis Multivariat
Regresi Linear Multipel Aktivitas Fisik dan Total
Kalori dengan Usia Terdiagnosis DM Tipe 2
Uji F
Aktivitas
Fisik
Total Kalori
Uji T
R2
0.745
112.455
0.000
14.714
0.000
-6.853
0.000
Pembahasan
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Terdiagnosis
DM Tipe 2
40
40
Pembahasan
Hubungan Pola Makandengan Usia Terdiagnosis DM
Tipe 2
Pembahasan
Hubungan Pola Makandengan Usia Terdiagnosis DM
Tipe 2
Pembahasan
Hubungan Pola Makandengan Usia Terdiagnosis DM
Tipe 2
BAB 6
KESIMPULAN DAN
SARAN
44
Kesimpula
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
n dan
ada hubungan antara aktivitas fisik
asupan
karbohidrat
dengan
usia
terdiagnosis DM tipe 2
Ada pengaruh signifikan antara aktivitas
fisik dengan usia terdiagnosis DM tipe 2
Aktivitas fisik merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam menentukan
usia terdiagnosis DM
Aktivitas fisik dan total asupan kalori
mempunyai pengaruh yang signifikan
dengan usia terdiagnosis DM secara
simultan dimana kontribusi aktivitas fisik
dan asupan karbohidrat terhadap usia
terdiagnosis DM tipe 2 adalah 74.5% dan
45
26.5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Saran
Perlu dilakukan penyuluhan terhadap
masyarakat
mengenai
pentingnya
aktivitas fisik serta peranannya dalam
mencegah DM dan penerapan gaya hidup
yang baik (olahraga dan gizi seimbang)
Perlu penelitian lanjutan tentang faktorfaktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya DM tipe 2 dengan jumlah
sampel yang lebih banyak dan waktu
yang lebih lama.
46
Terima Kasih
47