Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS III

Seorang Anak dengan Sindrom Nefrotik dan Status Gizi


Baik

Disusun oleh :
Stevan Pagar P.S (406 138 052)
Pembimbing :
Dr. Slamet Widi, Sp. A
Dr. Hartono, Sp. A
Dr. Zuhriah Hidajati, Sp. A, Msi. Med
Dr. Lilia Dewiyanti, Sp. A, Msi. Med

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
1

A. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: An. V.V

Umur

: 6 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Rowosari, Tembalang

Nama Ayah

: Tn. B

Umur

: 38 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan

: SMA

Nama Ibu

: Ny. S

Umur

: 35 tahun

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pendidikan

: SMA

Tempat
Tanggal berobat

: BIMA
: 28-02-2015

B. DATA DASAR
1. Anamnesis
2

Alloanamnesis dengan ibu penderita dilakukan pada tanggal 28 Februari 2015


di bangsal IRNA 4 dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan utama

: Bengkak di seluruh badan

Keluhan tambahan

: BAK tidak lancar, Pusing, nafsu makan berkurang.

Riwayat Penyakit Sekarang :


2 minggu SMRS, pasien mengeluh bengkak-bengkak pada tubuh
pasien. Awalnya bengkak bermula di kelopak mata pasien, dan tidak
dihiraukan oleh orang tua pasien. Kemudian bengkak timbul juga pada
muka pasien, pipi menjadi lebih besar dari biasanya. Bengkak lalu
menjalar ke tangan dan kaki pasien.
Pada pagi hari setelah bangun tidur, bengkak lebih terasa pada bagian
muka, namun setelah beraktifitas, bengkak lebih hebat pada kedua
tungkai bagian bawah. Pasien mengalami gangguan dalam menjalankan
aktifitas hariannya. Nyeri di sekitar pinggang disangkal. Riwayat batuk
pilek dalam 2 minggu terakhir disangkal. Riwayat demam, nyeri sendi
atau myalgia disangkal. Riwayat trauma mengenai bagian perut dan
pinggang disangkal. BAB (+) normal, darah (-) , BAK (+) namun tidak
lancar, + 1/8 gelas belimbing, warna keruh (+), nyeri saat kencing
disangkal, riwayat BAK warna merah disangkal, riwayat kencing berwarna
seperti air teh disangkal. Riwayat timbulnya koreng pada kulit disangkal,
riwayat sesak nafas disangkal. Adanya gigi berlubang pada pasien
disangkal. Nafsu makan menjadi menurun semenjak pasien sakit.
Tiga hari SMRS, bengkak pada tubuh masih tampak. Namun tidak
sehebat 2 minggu yang lalu, BAK lebih lancar dari sebelumnya, pasien
mengeluh pusing. Satu hari SMRS, pasien mengeluh bengkak tidak
kunjung hilang, pusing (+), BAK cukup lancar. Akhirnya orang tua pasien
membawa pasien ke IGD RSUD Kota Semarang.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang sama. Riwayat
alergi, asma dan perawatan di rumah sakit sebelumnya disangkal.
3

Riwayat Penyakit Keluarga :


Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama. Riwayat alergi,
asma, tekanan darah tinggi, dan keganasan disangkal.
Riwayat Persalinan dan Kehamilan :
Anak Perempuan lahir dari ibu G1P0A0 hamil 40 minggu, lahir secara spontan.
Persalinan ditolong oleh bidan, anak lahir langsung menangis, berat badan
lahir 3.250 gram. Panjang badan 50 cm, lingkar kepala dan lingkar kepala
tidak diketahui ayah.
Kesan : neonatus aterm, sesuai masa kehamilan, lahir secara spontan
Riwayat Pemeliharaan Prenatal :
Ibu biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan 1x setiap
bulan sampai usia kehamilan 8 bulan. Setelah > 8 bulan ibu memeriksakan
kehamilan 1x dalam 2 minggu. Selama hamil ibu mengaku mendapat
imunisasi TT 2x di bidan. Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan.
Riwayat perdarahan saat hamil disangkal. Riwayat trauma saat hamil
disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep dokter ataupun minum jamu
disangkal. Obatobat yang diminum selama kehamilan adalah vitamin dan
tablet tambah darah.
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik
Riwayat Pemeliharaan Postnatal :
Pemeliharaan postnatal dilakukan di Posyandu dan mendapat imunisasi dasar
lengkap sesuai KMS.
Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal untuk imunisasi baik.
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 3.250 gram, panjang badan 50 cm, berat badan sekarang
20 kg, panjang badan sekarang 120 cm.

Perkembangan :
Senyum : 2 bulan
Miring
Tengkurap
Duduk
Merangkak
Berdiri
Berjalan

: 3 bulan

Bicara

: 12 bulan

Bermain

: > 12 bulan

: 4 bulan
: 6 bulan
: 6 bulan
: 10 bulan
: 11 bulan

Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan umur.


Riwayat Makan dan Minum Anak :
Ibu mengaku awalnya anak diberi ASI sampai usia kurang lebih 6 bulan,
kemudian diganti susu formula. MPASI di mulai pada usia > 6 bulan dengan
bubur halus , naik bertahap, sampai dengan nasi dan lauk yang tersedia
untuk sekeluarga di rumah.
Kesan : Kualitas dan kuantitas minum baik.
Riwayat Imunisasi :
BCG

: 1 x ( 1 bulan, scar di lengan kanan atas )

Polio

: 4 x ( 0-2-4-6 bulan )

Hepatitis

: 4 x ( 0-2-4-6 bulan )

DPT

: 3x ( 2-4-6 bulan)

Campak

: 1x ( 9 bulan )

Kesan

: Imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal imunisasi

Riwayat Kebiasaan :
Pasien sedang menduduki bangku Sekolah Dasar kelas 1. Pasien mengatakan,
tidak pernah menahan Buang Air Kecil di sekolah dan selalu membersihkan
area genitalia setelah Buang Air Kecil. Buang Air Besar lancar dan
membersihkan area anus dari depan ke belakang. Minum air putih cukup
kurang lebih 2 liter per hari.
Riwayat Sosial Ekonomi :
Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Kesan: sosial ekonomi menengah ke bawah.
Data Keluarga
Perkawinan ke
Umur
Pendidikan
terakhir

Ayah
1
38 th

Ibu
1
35 th

SMA

SMA

Keadaan
kesehatan

BBL (gram)
Usia saat ini
Cara persalinan
Penolong
Usia kehamilan
Penyulit persalinan
Keadaan sekarang

Sehat

Anak 1
3250
6 tahun 4 hari
Spontan
Bidan
40 minggu
Sakit

Sehat

2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 28 Februari 2015 di bangsal Anak, BIMA.
Anak perempuan usia 6 tahun, berat badan 20 kg, panjang badan 120 cm
Kesan umum : Tampak Sakit Sedang, Compos mentis, bengkak pada muka
dan kaki
Tanda vital
-

Nadi

: 100 x/ menit, isi dan tegangan cukup

Nafas

: 24 x/ menit

Suhu

: 36.8 C

TD

: 130/90 mmHg

Status Internus

Kepala

Rambut : hitam, distribusi merata

Mata

: normocephale

: palpebra oedem (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-),

Hidung

: bentuk normal, simetris, sekret (-)

Telinga

: discharge (-/-), normotia (+/+), nyeri tarik (-/-), nyeri tekan

tragus (-/-)

Mulut

: cavum oris : oral hygiene baik, tak tampak adanya karies.


Tonsil palatina d/s T1-T1, mukosa tidak hiperemis, tidak ada
detritus, kripta tidak melebar.
Arcus faring anterior-posterior dalam batas normal, mukosa
tidak hiperemis.

Leher

Thorax :

: simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.

Palpasi

: Pulsasi ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: Sulit dinilai

Auskultasi

Paru paru

: BJ

I-II

regular, murmur(-), gallop (-)

Inspeksi :

pergerakan dinding dada simetris saat inspirasi dan

ekspirasi, retraksi (-)

Palpasi : stem fremitus dextra dan sinistra sama kuat

Perkusi : sonor +/+

Auskultasi: suara nafas vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-,


wheezing -/-

Abdomen

Auskultasi

Perkusi

: timpani (+) diseluruh kuadran

Palpasi

: supel (+), Nyeri Tekan Epigastrium (-), Ballotemen

: bising usus ( + ) normal

(-)

Ekstremitas

Kulit

: akral teraba hangat, kedua tungkai pitting oedem.

: Turgor kembali lambat, pucat

3. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
28 2 - 2015
Hematologi

Hasil

Nilai Normal

Hemoglobin

12,3

14-18 g/dL

Hematokrit

33,70

42-52%

Leukosit

10,9

4,8-10,8/ uL

Trombosit

458.000

150 - 400 103 / uL

Globulin

2,4

1,8-3,2 g/dL

Trigliserida

224

50-200 mg/ dL

Kolesterol

564

< 200 mg/ dL

Total

1,9

3,5-5,2 g/ dL

Albumin

4,3

6,4-8,2 g/dL

Elektrolit

134

134.0 147.0 mmol/L

Natrium

4,0

3.50 5.20 mmol/L

Kalium

1,17

1.12 1.32 mmol/L

Kimia Klinik

Protein Total

Calsium
Urin Rutin

Makroskopi
k

Kuning

Kuning

Warna

Agak

Jernih

Kekeruhan

Keruh

4,8-7,8

PH

7.0

(-)

Jamur

(-)

(-)

Protein

(++)

Reduksi

(-)

(-)

Mikroskopik
Leukosit

24

Eritrosit

12

Kristal

(-)

Amorf

(-)

Bakteri

(+)

Trikomonas

(-)

Silinder kasar

negatif

Epitel

24

Pemeriksaan Khusus
Data Antropometri :
Anak perempuan, usia 6 tahun
Berat badan

: 20 kg

Panjang badan : 120 cm


Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :
WAZ = BB median =
SD

20-20,7 = -0,24 (gizi normal)

2,90

HAZ = TB median = 120-116,1 = 0,79 (normal)


SD

4,9

WHZ = BB median = 20-26.8 = -1,94 (normal)


SD

3.5

Kesan : status gizi baik

C. RESUME

Telah diperiksa anak perempuan usia 6 tahun, berat badan 20 kg,


tinggi badan 120 cm, dengan keluhan utama bengkak, disertai BAK
tidak lancar, pusing, nafsu makan berkurang. Pada pagi hari setelah
bangun tidur, bengkak lebih

terasa pada bagian muka, namun setelah

beraktifitas, bengkak lebih hebat pada kedua tungkai bagian bawah.


Kepala terasa pusing. Nafsu makan berkurang semenjak pasien sakit.
Pasien tidak bisa menjalankan aktifitas harian seperti biasa. BAK (+)
namun tidak lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 100 x/ menit, isi dan tegangan
cukup, nafas 24 x/ menit, suhu 36.8 C, tekanan darah 130/90 mmHg.
Mata: palpebra oedem (+/+). Ekstremitas: pitting oedem pada kedua
tungkai. Pada pemeriksaan darah didapatkan hiperkolesterolemia (564
mg/dl), hipertrogliseridemia (224 mg/dL) dan pada urin rutin didapatkan
proteinuria (+++). Pada pemeriksaan antropometri didapatkan status gizi
baik.

D. DIAGNOSIS BANDING

Renal
Sindrom Nefrotik
Glomerulonefritis Akut
Cardiac
Gagal Jantung Kongestif
Hepatal
Obstruksi vena hepatik
Nutrisi
Gizi Buruk
Malnutrisi Protein
E. DIAGNOSIS KERJA

Sindroma Nefrotik dan Gizi baik

F. TERAPI
a. Non- farmakologi
Rawat inap.
Mencukupi kebutuhan nutrisi essensial termasuk vitamin

Diet : rendah garam, protein normal sesuai RDA


Cairan

: tidak direstriksi

Kalori

: BBI x 100 Kal/hari = [8 + 2(6)] x 100 Kal/hari =

2000 Kal/hari
Lemak

: 30% x kebutuhan kalori/hari

Protein : 1,5 2 gram/ kgBB/ hari = 30 40 g/hari


Garam

: 1 gram/hari

b. Farmakologi

Prednisone 5 mg (Full dose: 60mg x BSA; max 80mg/hari)

= 49 mg/hari dibagi dalam 3 dosis


= 4 tab 3 tab 3 tab
Diberikan selama 4 minggu (initial dose).
Program 4 minggu selanjutnya (alternating dose)
Prednisone 5 mg (40mg x BSA)
= 32,66 mg/48 jam
= 7 tab/48 jam
G. USULAN
a. Cek ulang Darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit,
Ureum, Creatinin, Kolesterol total, Albumin), dan Urin rutin.
b. Kultur urin, ASTO, titer komplemen C3 dan C4.
c. Prednison full dose sampai remisi (maksimal 4 minggu)
dilanjutkan dengan alternate dose (2/3 dari full dose selang
sehari) selama 4 minggu
H. NASEHAT
a. Tidak perlu terlalu membatasi aktivitas anak. Anak dimotivasi
untuk bersekolah, namun kurangi aktivitas fisik yang berat.
b. Minum obat teratur
c. Kontrol ke dokter jika obat habis atau ada keluhan lainnya
d. Edukasi orang tua mengenai lamanya pengobatan

dan

kemungkinan adanya komplikasi gagal tumbuh pada pasien yang


tidak responsif terhadap pengobatan.
e. Hindari sakit, jaga kebersihan, pola makan, dan perawatan diri.
f. Pola makan yang dianjurkan adalah cukup kalori, cukup protein.

I. PROGNOSIS
o Quo ad vitam

: ad bonam

o Quo ad sanationam

: ad bonam

o Quo ad fungsionam

: ad bonam

HASIL DISKUSI SINDROM NEFROTIK (31/3/2015)


1. Pemeriksaan Fisik yang diperlukan pada diagnosis Sindroma Nefrotik
Penting untuk dilakukan pemeriksaan fisik yang mendetail pada
orofaring untuk menyingkirkan differential diagnosis tonsilofaringitis
akibat streptokokus beta hemolitikus yang merupakan predisposisi
timbulnya Glomerulonefritis akut pasca streptokokus.

Mulut : mukosa cavum oris tidak hiperemis, oral hygiene baik,


karies dentitis (+/-) karies dentitis merupakan fokus infeksi
tempat

kuman

streptokokus

beta

hemolitikus

berkoloni.

Sehingga, adanya karies merupakan faktor risiko timbulnya


faringitis e.c streptokokus beta hemolitikus, impetigo bullosa,
penyakit

jantung

rematik,

glomerulonefritis

akut

pasca

streptokokus, dan lainnya.

Faring : mukosa faring tidak hiperemis, arkus faring anterior


dan posterior dalam batas normal. adanya kelainan pada
faring menunjukkan adanya infeksi orofaring yang merupakan
indikator kemungkinan adanya infeksi akibat streptokokus
beta hemolitikus

Edema sub-glotis (angina ludwig) e.c koloni bakteri

2. Bagaimana cara menghitung status gizi pada orang-orang dengan


edem anasarka?

Keadaan-keadaan

spesifik

yang

tidak

dapat

pengukuran status gizi berdasarkan Z-score :


o Edem anasarka
o Hidrosefalus

dilakukan

o Organomegali

Jika mempunyai data berat badan sebelum sakit, maka data


itu dipakai untuk mengukur status gizi.

Apabila tidak ada data berat badan sebelum sakit, hitung HAZ
atau LILA saja untuk menentukan status gizi.

3. Edema Nutrisional

Contoh pada pasien KWAHSIORKOR

Gejala klinis Kwashiorkor


o Edem piting bengkak di ekstremitas bawah
o Distensi abdomen pembesaran hepar dengan infiltrat
lemak
o RAJA rambut jagung (kemerahan, keriting, tipis)
o Gigi tanggal
o Depigmentasi kulit crazy pavement dermatosis

4. Koreksi protein pada Sindrom Nefrotik :

Dianjurkan pemberian protein sesuai RDA (recommended


daily acceptance)
o 1 g/ KgBB/ hari
o Awal sakit : pemberian protein di atas RDA
o Tidak dianjurkan pemberian protein di atas RDA karena
akan membebani ginjal. Sementara, pemberian protein
di bawah RDA akan meningkatkan risiko MEP (malnutrisi
energi protein).
o Rekomendasi protein ESBACH : pemeriksaan protein
kuantitatif

Diperiksa tiap minggu karena harga mahal

Tampung urin 24 jam

Kocok

Ambil sedikit

Hitung, badingkan dengan BB, LPB

Hasil yang diharapkan = ....... gr/hari

o Pemberian protein nya : RDA + protein ESBACH.


5. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan

pada

pasien

sindrom

nefrotik :

Darah Rutin : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit

Ureum, Creatinin, Kolesterol total, Albumin

Urin Rutin dan Kultur Urin : u/ menyingkirkan ISK, GNAPS

Titer komplemen C3 dan C4

ASTO : diagnosa GNAPS

6. Kultur urin :

Sumber sampel :
o Mid stream

: positif jika koloni bakteri > 105/1cc urin,

o Kateter

: --------------II---------------- > 104/1cc urin

o Supra-pubik

: --------------II---------------- > 1/1cc urin

NB : Harus koloni bakteri yang sejenis.

Sumber sampel yang baik mid stream urin.

Anda mungkin juga menyukai